ELIN NURLINAH,M.Pd
GURU SMP NEGERI 1 BATANG ANAI
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan menerapkan model pembelajaran APIK
yang dapat meningkatkan kemampuan menulis laporan siswa kelas IX.1SMP Negeri 1
Batang Anai Pendekatan penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas. Subjek
penelitian 32 siswa kelas IX.1 SMP Negeri 1 Batang Anai. Data diperoleh dengan lembar
kerja siswa, pengamatan, angket, dan catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa proses dan hasil belajar siswa dalam menulis laporan dapat ditingkatkan melalui
model pembelajaran APIK.
Kata kunci: Menulis, laporan, model pembelajaran APIK.
I. Pendahuluan
Kemampuan menulis sangat fungsional bagi pengembangan diri siswa dalam
bermasyarakat dan bernegara, terutama untuk keperluan melanjutkan studi lanjut dan mencari
pekerjaan. Hal tersebut disebabkan kemampuan menulis dapat mendorong siswa menemukan
suatu topik dan mengembangkan gagasan menjadi suatu karangan yang diperlukan dalam
kehidupan mereka. Melalui kegiatan menulis diharapkan terbentuk proses berpikir dan berkreasi
yang berperan dalam mengolah gagasan serta menjadi alat untuk menyampaikan gagasan.
Akhadiyah (1997) mengatakan menulis merupakan suatu proses penyampaian gagasan, pesan,
sikap, dan pendapat kepada pembaca dengan lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati
bersama oleh penulis dan pembaca. Pembelajaran menulis di SMP Negeri 1 Batang Anai belum
menggembirakan. Hal tersebut disebabkan model pembelajaran yang diterapkan masih
tradisional dengan tempat duduk klasikal dan menempatkan guru sebagai pusat proses belajar
mengajar.
Selain itu, kurang berhasilnya pembelajaran menulis juga disebabkan oleh beberapa hal
berikut, (1) konsep yang dimiliki siswa sangat terbatas, (2) sarana, metode, dan strategi
pembelajaran yang tidak efektif, dan (3) guru belum menggunakan sumber belajar dan media
pembelajaran yang bervariasi. Pembelajaran yang didominasi guru dan strategi pembelajaran
yang tidak bervariasi menyebabkan siswa kurang tertantang untuk menulis. Begitu pun
pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi, juga membuat siswa kurang tertantang
karena siswa tidak leluasa menuangkan gagasan atau ide kreatifnya. Pada akhirnya, kemampuan
siswa dalam menulis tidak maksimal, sehingga tidak ada siswa yang memiliki kemampuan bagus
dalam menulis. Padahal keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa
yang penting dan sangat besar manfaatnya dalam pengembangan diri seseorang. Pada dasarnya
setiap orang memiliki potensi menulis seperti juga potensi terampil melakukan aktivitas
berbahasa lainnya. Menulis merupakan keterampilan. Pemerolehannya memerlukan latihan yang
sistematis dan terusmenerus. Orang yang berbakat menulis tanpa diasah tidak akan terampil
menulis. Kemampuan menulis bukanlah kemampuan yang diwariskan secara turuntemurun,
tetapi merupakan hasil belajar mengajar dan ketekunan berlatih (Akhadiyah, 1997:143). Jadi,
kemampuan menulis itu mengalami proses berkembang
melalui latihan. Untuk keterampilan menulis tidak cukup dengan memelajari tata bahasa dan
pengetahuan tentang teori menulis, tetapi dibutuhkan pelatihan yang terus-menerus. Kompetensi
siswa dalam menulis laporan dapat ditingkatkan dengan membenahi hal yang menjadi titik
kelemahan. Keberhasilan pembelajaran menulis laporan juga ditentukan oleh faktor lingkungan
dan iklim pembelajaran.
Dalam melaksanakan pembelajaran faktor lingkungan dan iklim pembelajaran haruslah
menarik dan menyenangkan sisi psikologis peserta didik. Saat ini ada kecenderungan untuk
kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika diciptakan suasana belajar
alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami hal yang dipelajarinya, bukan
mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam
kompetensi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan
persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Berdasarkan kenyataan tersebut, sangat perlu
diadakan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran APIK yang
menyenangkan, kooperatif, interaktif, dan bermakna. Model pembelajaran APIK (eksplorasi,
petakan, informasikan, dan kembangkan) merupakan model pembelajaran yang dikembangkan
dari model belajar peta gagasan. Menurut Holil (2008) peta gagasan adalah salah satu bagian dari
strategi organisasi. Cara belajar yang alami sesuai dengan cara kerja otak yang produknya berupa
peta gagasan. Dengan demikian belajar akan efektif dengan cara membuat catatan kreatif
sehingga setiap konsep utama yang dipelajari semuanya teridentifikasi, kemudian dinarasikan
dengan bahasa yang efektif. Strategi ini membantu siswa meningkatkan kebermaknaan
bahanbahan organisasi, meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan baru. Peta gagasan digunakan
untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep dalam bentuk proposisi-proposisi.
Proposisi merupakan dua atau lebih konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam satu unit
semantik (Novak dalam Ratna, 1989:150).
Hasil penelitian tentang penggunaan peta konsep memberikan dampak positif untuk
meningkatkan hasil belajar Biologi siswa kelas 2 SMP (Yusuf:2005), selanjutnya penggunaan
peta gagasan juga mampu memberikan dampak positif pada hasil belajar pada sistem sekresi
siswa kelas 2 SMA dan mampu mengurangi waktu tambahan yang diperlukan siswa dalam
menuntaskan materi pelajaran (Khotimah: 2006). Untuk memberikan arah penelitian yang jelas
berdasarkan solusi tersebut, dirumuskan masalah Bagaimanakah model pembelajaran APIK yang
dapat meningkatkan kemampuan menulis laporan siswa kelas IX.1 C SMP NegeriSMP N 1
Batang Anai? Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan menulis laporan siswa
kelas IX.1 sekolah menengah pertama, dan menerapkan model pembelajaran APIK yang dapat
meningkatkan kemampuan menulis laporan siswa kelas IX.1 SMP Negeri 1 Batang Anai.
Manfaat penelitian untuk perbaikan proses pembelajaran menulis. Bagi siswa diperolehnya
kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan inovatif serta mampu mengembangkan dan
meningkatkan kemampuan menulis.
Daftar Rujukan
Akhadiyah, Sabarti. (1997). Menulis I. Jakarta: Depdikbud
Holil, Anwar. (2008). Peta Konsep untuk Mempermudah Konsep Sulit dalam
Pembelajaran.ndalam http://anwarholil.blogspot. com/2008/04 (diunduh tanggal 28 Juni
2010).
Kemmis, S dan Mc. Taggart, R. (1998). The Action Research Planner. Third Edition. Victoria:
Deakin University Press.
Khotimah, Husnul. (2006). Penggunaan Peta Gagasan dalam Tatanan Belajar Tuntas untuk
Mening-katkan Hasil Belajar pada Konsep Sistem Ekskresi Siswa kelas II SMA
Laboratorium Universitas Negeri Malang. Laporan PTK: Tidak diterbitkan.
Miles, M.B. & Huberman, A.M. (1992). Analisis Data Kualitatif. Terjemah-an oleh Tjetjep
Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Ratna, Wilis Dahar. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Yusuf, Yustiani. (2005). Upaya Pening-katan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi melalui
Penggunaan Peta Konsep pada Siswa Kelas II4 SMP Negeri 2 Pekan Baru Tahun Ajaran
2004/2005. Laporan PTK: Tidak diterbitkan.