Anda di halaman 1dari 21

TUGAS KARYA ILMIAH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT AJAKAN


MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
PADA SISWA KELAS II SD NAGRAK 02

NAMA : RINA SRI MULYATI


NIM : 857370985

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ – UNIVERSITAS TERBUKA BOGOR
TAHUN 2023

1
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT AJAKAN MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS II
SDN NAGRAK 02
Rina Sri Mulyati1, Sri Sundari Muljani2, Fitrotul Hikmah3
1
Mahasiswa Program Studi PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Terbuka
2
Dosen Program Studi Pemantapan Kemampuan Profesional, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka.
3
Dosen Program Studi Penulisan Karya Ilmiah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka.
rina89srimulyati@gmail.com
fitrotulhikmah@alqolam.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas II SDN Nagrak 02
dalam menulis kalimat ajakan pada mata pelajaran bahasa Indonesia melalui penggunaan
model pembelajaran problem based learning. Metode yang digunakan dalam penelitian
menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian adalah siswa kelas II
SDN Nagrak 02 yang berjumlah 39 siswa, dengan jumlah 13 siswa laki-laki dan 26 siswa
perempuan. Data penelitian ini diperoleh dari hasil tes dan observasi. Data tersebut diolah
dan dianalisis secara kuantitatif dan deskripsi kualitatif. Kreteria ketuntasan minimal dari
keberhasilan belajar dengan nilai KKM 70. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model
pembelajaran problem based learning memberikan peningkatan terhadap kemampuan
menulis kalimat ajakan pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas II SDN Nagrak
02. Nilai yang ditunjukan bahwa dari 39 siswa, 17,94% (7 siswa) mencapai ketuntasan
KKM pada kegiatan prasiklus. Hasil siklus I menunjukkan hasil pencapaian sebesar 48%
(19 siswa) berhasil mencapai ketuntasan. Kemudian pada siklus II mencapai nilai
ketuntasan di atas KKM sebesar 87, 17% (34 siswa). Rata-rata pencapaian nilai prasiklus
65,38%, siklus I 71% dan siklus II 77,74%. Dari hasil tersebut terlihat adanya peningkatan
kemampuan siswa dalam menulis kalimat ajakan melakui model pembelajaran problem
based learning.
Kata kunci: Bahasa Indonesia, Menulis kalimat ajakan, Problem based learning.

2
PENDAHULUAN
Menulis merupakan kegiatan aktif peserta didik dalam menuangkan ide gagasan dan
pemikiran dalam bentuk tulisan. Sejatinya anak-anak sekolah dasar pada tingkatan kelas dua
telah memiliki kemampuan untuk menciptakan ide gagasan dalam pemikirannya hanya saja
belum mampu menuliskannya dalam sebuah tulisan, karena pada tingkat kelas dua ini
kemampuan dalam hal menulis masih diperlukan bimbingan dari tenaga pendidik, yaitu guru
yang memiliki tugas dalam membantu peserta didik belajar menulis. Guru harus membimbing
dalam setiap kegiatan belajar mengajar agar peserta memiliki kemampuan menulis yang baik
dan benar.
Untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menulis tersebut, guru harus
mampu menggunakan berbagai strategi, metode, dan model pembelajaran yang dapat membuat
peserta didik aktif, kreatif, kritis dan mandiri serta dapat menumbuhkan aktivitas belajar yang
menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik, khususnya dalam hal menulis. Kegiatan
aktivitas belajar mengajar yang dilakukan harus disesuai dengan tujuan pembelajaran yang
termuat dalam kurikulum. Guru harus menciptakan suasana belajar yang mampu meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam belajar dengan menggunakan model pembelajaran dalam
setiap materi belajar yang menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik sehinga tercapai
tujuan dengan baik.
Berdasarkan data siswa kelas II SDN Nagrak 02 dari 39 siswa hnaya 7 siswa yang
mampu memiliki kemampuan menulis secara baik, sedangkan 32 siswa belum mampu menulis
dengan baik. Hal ini berarti kemampuan siswa kelas II SDN Nagrak 02 dalam menulis masih
tergolong rendah baik dari segi ejaan, penulisan huruf, maupun tanda baca. Kemampuan yang
rendah tersebut membuat peneliti mengambil masalah tersebut untuk diteliti. Untuk
meningkatkan kemampuan menulis kalimat ajakan pada siswa kelas II, maka peneliti
menggunakan model pembelajaran problem based learning.
Dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah ”Apakah model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan
kemampuan menulis kalimat ajakan siswa kelas II SDN Nagrak 02 pada tahuan ajaran
2023/2024?”. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan menulis
kalimat ajakan siswa kelas II SDN Nagrak 02 melalui model pembelajaran problem based
learning.
Untuk mendukung tujuan penelitian tindakan kelas ini maka peneliti menggunakan
berbagai sumber referensi berbagai ahli yang dapat menguatkan teori dalam penelitian ini.
Adapun teori ahli tersebut adalah sebagai berikut:

3
Menulis permulaan merupakan kegiatan atau kemampuan menggambarkan atau melukis
lambang bunyi bahasa ke dalam lambang-lambang tulis sesuai dengan konvensi sistem tanda
yang digunakan oleh suatu masyarakat pemakai bahasa. (Yeti Mulyai, 2017, 5.17).
Cunningham, dkk (1995) dalam modul Keterampilan Menulis karya M. Yunus (2019: 51.5)
secara tegas menyatakan bahwa menulis adalah berpikir. Menulis merupakan aktivitas aktif
produktif, aktivitas yang untuk dapat menghasilkan bahasa. (Nurgiantoro, 2021). Selain itu,
Soparno ( 2007: 1.29) menulis adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara
tertulis kepada pihak lain. Menurut Tarigan (2008:3) dalam buku Menulis sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa, menulis merupakan suatu keterampilan bahasa yang digunakan
dalam komunikasi secara tidak langsung tanpa tatap muka dengan orang lain. Berdasarkan
pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan aktivitas aktif produktif
dalam komunikasi bahasa secara tertulis untuk menyampaikan pesan kepada pembaca secara
tidak lansung.
Dalam artikel ”Kalimat Ajakan” karya Vanya Karuni Mulia Putri, kalimat ajakan
merupakan kalimat dalam bahasa Indonesia, yang mengharapkan tindakan dari orang lain.
Yunus Abidin (2023) kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan. Kalimat
ajakan isinya mengajak atau meminta orang lain melakukan sesuatu. (Hadijah, 2021, 2).
Menurut Eko Wiyanto dalam Modul Pendamping dan Pengayaan Tematik (2017: 13) kalimat
ajakan adalah kalimat yang berfungsi menyampaikan ajakan. Selain itu, menurut Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia (Hasan Alwi, 2003, 356) kalimat ajakan adalah kalimat ajakan dan
harapan yang biasanya didahului kata ayo, mari, harap, dan hendak. Jadi, menurut pendapat
ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kalimat ajakan merupakan kalimat yang memiliki tujuan
untuk mengajak pembaca untuk melakukan aktivitas sesuai yang penulis tuliskan. Kalimat
ajakan tersebut dapat ditandai dengan kata ayo, harap, hendak, mari, tolong, dan yuk.
Model pembelajaran problem based leaarning merupakan suatu model pembelajaran
yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan secara
autentik. (Rita Retnowati, 2019, 72). Rusman (2011: 232) Problem based learning adalah
pembelajaran yang menggunakan masalah nyata yang tidak terstruktur dan bersifat terbuka
sebagai konteks untuk peserta didik dalam mengembangkan keterampilan penyelesaian masalah
dan berpikir kritis sekaligus menciptakan pengetahuan baru. Menurut Ibrahin dalam buku
Kreativitas dalam mengembangkan Model Pembelajaran (2010: 72) peran guru dalam
menerapkan pembelajalaran berbasis masalah adalah mengajukan masalah atau
mengorientasikan siswa pada masalah yang autentik, memfasilitasi dan membimbing
penyelidikan siswa dalam melakukan pengamatan, memfasilitasi dialog siswa, dan mendukung

4
belajar siswa. Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk
menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah

5
autentik dari kehidupan siswa. (Aris Shoimin, 2014, 29). PBL merupakan salah satu bentuk
peralihan dari paradigma pengajaran menuju paradigma pembelajaran, jadi fokus problem
based learning yaitu pada siswa dan bukan pada pengajaran guru, menurut Barr dab Tagg
(dalam Huda, 2013).
Dari berbagai pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
problem based learning merupakan suatu model pembelajaraan yang berorintasi pada siswa, di
mana siswa akan dihadapkan pada sebuah masalah secara nyata yang harus diselesaikan melalui
observasi dan berpikir kritis guna menemukan pengetahuan baru sehingga melatih siswa
berpikir kritis, aktif, dan kreatif dalam solusi pemecahan masalah. Pendapat teori para ahli
tersebut diharapkan dapat menperkuat judul penelitian yang peneliti lakukan dalam peningkatan
kemampuan menulis ajakan melalui medel pembelajaran problem based learning pada siswa
kelas II SDN Nagrak 02.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian dalam kegiatan penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan di SDN Nagrak 02 pada siswa
kelas II sebagai subjek penelitian dengan jumlah siswa 39 siswa dengan jumlah siswa laki-laki
13 siswa dan jumlah siswa perempuan 26 siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan
materi menulis kalimat ajakan melalui model pembelajaran problem based learning. Waktu
penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober semester satu tahun ajaran 2023/2024. Penelitian
ini, merancang perbaikan tindakan pembelajaran yang dirancang menggunakan metode
penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus yang
terdiri dari empat langkah tindakan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Sistematika Siklus PTK (Suharsini Arikunto, 2006)

6
1. Siklus I
a. Perencanaan
1. Menentukan objek penelitian dan menyiapkan rencana pembelajaran
2. Menentukan konsentrasi observasi dan aspek-aspek yang diamati.
3. Menentukan jenis data dan menentukan pelaku observasi, alat bantu observasi,
pedoman observasi dan pelaksanaan observasi.
4. Menyusun instrumen penelitian dan menetapkan kriteria keberhasilan.
b. Pelaksanaan
Strategi pembelajaran yang peneliti kembangkan adalah sebagai berikut:
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia.
2. Guru membuat siswa dalam beberapa jumlah kelompok.
3. Guru menyiapkan sebuah masalah yang berkaitan materi pembelajaran.
4. Setelah itu, materi yang akan dipelajari kemudian memberikan kesempatan para
kelompok untuk melakukan pengamatan mengenai permasalahan yang ada.
5. Siswa berdiskusi dalam memecahkan solusi pemecahan masalah yang ada.
6. Setelah semuanya mendapat giliran, guru membuat kesimpulan dan melakukan
evaluasi kemudian menutup pelajaran.
c. Pengamatan
1. Supervisor mengamati setiap kegiatan yang dilakukan peserta didik, mulai dari
permasalahan yang muncul saat pembelajaran berlangsung.
2. Supervisor mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran, adakah permasalahan
yang dihadapi oleh peserta didik, dan pada bagian manakah mereka mengalami
kesulitan. Mampu dan tidak mampukah siswa dalam menyelesaikan masalahnya.
d. Refleksi
1. Secara kolaboratif guru menganalisis hasil pengamatan. Selanjutnya melakukan suatu
refleksi, membuat kesimpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus 1;
2. Mendiskusikan hasil analisis berdasarkan hasil indikator pengamatan, membuat suatu
perbaikan tindakan atau rancanngan revisi berdasarkan hasil analisis pencapaian
indikator.

2. Siklus II
a. Perencanaan
1. Megevaluasi kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk siklus 2 dengan
melakukan revisi sesuai hasil refleksi pada siklus 1;

7
2. Menyiapkan lembar kerja siswa.
b. Pelaksanaan
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia.
2. Guru membentuk siswa kedalam beberapa kelompok.
3. Guru menyiapkan sebuah topik permasalahan yang akan dibahas.
4. Setelah itu, materi yang akan dipelajari kemudian memberikan kesempatan kelompok
untuk menulis kalaimat ajakan sesuai masalah yang ditentukan.
5. Setelah diskusi kelompok selesai, guru mempersilakan anggota kelompok untuk menulis
kalimat ajkan sesuai masalah yang ada.
6. Guru memberikan penguatan dan setelah semuanya mendapat giliran, guru membuat
kesimpulan dan melakukan evaluasi, baik individu maupun berkelompok, kemudian
menutup kegiatan pembelajaran.
c. Pengamatan
1. Supervisor mengamati setiap kegiatan yang dilakukan peserta didik, mulai dari
permasalahan yang muncul di awal pembelajaran hingga akhir.
2. Supervisor memperhatikan berlangsungnya kegiatan pembelajaran, adakah
permasalahan yang dihadapi siswa dan apakah mereka mampu dan tidak mampu dalam
menyelesaikan masalah terhadap solusi yang mereka buat, kemudian membuat sebuah
refleksi dan kesimpulan.
d. Refleksi
1. Secara kolaboratif guru menganalisis hasil pengamatan. Selanjutnya membuat suatu
refleksi dan membuat kesimpulan.
2. Mendiskusikan hasil analisis berdasarkan hasil indikator pengamatan.
Data adalah hasil pencatatan peneliti baik yang berupa fakta atau pun angka (Suharsimi
Arikuinto, 2006, 118). Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data, yakni: a) melalui siswa
akan didapat data mengenai hasil belajar dan aktivitas siswa dalam proses kemampuan menulis
kalimat ajakan; b) melalui guru akan didapat data dalam hasil implementasi pembelajaran
dengan model problem based learning dalam peningkatan kemampuan menulis kalimat ajakan;
dan c) melalui teman sejawat dan supervisor yang dapat dijadikan sumber data untuk melihat
penggunaan model tersebut dalam meningkatkan kemampuan menulis kalimat ajakan pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Cara pengumpulan data yang akan dilakukan dengan bentuk tes dan non tes. Tes yaitu
berupa latihan siswa mengenai soal pemahaman siswa terhadap menulis kalimat ajakan yang
bertujuan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa. Penilaian terhadapat kemapuan

8
siswa dalam menulis dengan kriteria penilaian dalam hal: a) kesesuaian isi dengan kalimat; b)
penggunaan ejaan dan tanda baca; dan c) kerapian dan keindahan tulisan. Hasil pencapaian
ketutansan siswa dinyatakan tuntas jika telah mendapat nilai di atas KKM 70.
Bentuk non tes dilakukan dengan cara, yaitu: a) observasi yang dilakukan dengan
menggunakan lembar pengamatan untuk mengukur tingkat partisipasi siswa dalam aktivitas
belajar siswa dan lembar pengamatan tentang kegiatan belajar mengajar bersama guru di kelas
yang diamati oleh supervisor (rekan guru) dan b) dokumentasi yang dilakukan untuk proses
penyempurnaan sumber data dalam bentuk lampiran-lampiran mengenai kegiatan penelitian.
Lembar pengamatan tersebut berisi hal-hal yang dinilai, yaitu: a) keaktifan siswa dalam belajar
menulis kalimat; b) sikap siswa dalam belajar; dan c) keadaan kekondusifan kelas dalam proses
belajar. Pada lembar pengamatan kedua merupakan lembar pengamatan yang mengamati proses
kegiatan belajar menagajar guru bersama siswa dengan kriteri pengamatan, yaitu: a) aktivitas
guru pada kegiatan awal pembelajarana; b) aktivitas guru dalam melakukan kegiatan inti
pembelajaran; dan c) aktivitas guru dalam mengelola kegiatan akhir pembelajaran. Penilaian
pengamatan akan dilakukan dengan memberikan nilai dengan rentang skala penskoran 1
samapai dengan 4, (nilai 1 = kurang, nilai 2 = cukup, nilai 3 = baik, nilai 4 = sangat baik).
Semua nilai yang diperoleh akan diakumulasikan dan dihitung menggunakan rumus
perhitungan sebagai berikut:
skor yang diperoleh
NIlai Akhir = × 100 =….
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Dalam pemerolehan nilai yang peroleh akan disesuaikan dengan presentasi keberhasilan
dalam ketuntasan belajar yang beracuan pada nilai ketuntasan atau keberhasilan dalam
penelitian ini mengacu pada tabel di bawah ini:
Interval Persentase Tingkat Keberhasilan Keterangan
85% - 100% Berhasil sekali
75% - 84% Berhasil
60% - 74% Cukup berhasil
40% - 59% Kurang berhasil
0% - 39% Tidak berhasil

(Nurgiyantoro, 1987:363)

HASIL DATA LAPANGAN


Penelitian tindakan kelas ini dilakukan terkait hasil temuan pada prasiklus yang
dilakukan pada Jumat, 06 Oktober 2017, yaitu siswa masih banyak yang belum mencapai
ketuntasan belajar dalam kemampuan menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
Pelaksanaan penelitian
9
tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan II. Subyek penelitian adalah
siswa kelas II semester I tahun ajaran 2023/2024 yang berjumlah 39 siswa.
Prasiklus dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data hasil menulis
siswa berupa kalimat ajakan tanpa menggunakan model pembelajaran. Kegiatan ini
dilaksanakan Jumat, 06 Oktober 2023 pukul 09.30 samapai 10. 40 WIB. Proses belajar
mengajar di kelas hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan dalam buku tema yang
digunakan. Kendala yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran tersebuat siswa banyak yang
tidak termotivasi untuk belajar aktif dalam menulis. Masih banyak juga siswa yang tidak dapat
menyelesaikan tugasnya dengan baik. Dari jumlah siswa 39 siswa yang 7 siswa yang
dinyatakan memiliki kemampuan menulis kalimat yang baik sehinnga mereka dapat dinyatakan
tuntas, sedangkan masih ada 32 siswa yang belum tuntas dalam kemampuan menulis. Hasil
pengamatan mengenai aktivitas dan kegiatan belajar mengajar siswa dan guru hanya mencapai
nilai 23,33% pada aktivitas siswa dan 42,16% pada kegiatan belajar mengajar. Dengan
demikian, dari hasil tersebut diperlukan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran bahasa
Indonesia pda kelas II D dengan materi menulis kalimat ajakan.
Penelitan Siklus I terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi,
dan refleksi. Jika dalam siklus pertama ini masih terdapat kekurangan terhadap perencanaan
dan tindakan yang dilakukan dapat dilakukan perencanaan kembali untuk siklus berikutnya.
Berikut dijelaskan tahap-tahap yang dilaksanakan dalam penelitian ini.
a. Perencanaa Tindakan
Perencanaan tindakan dimulai dengan persiapan pembuatan pencanaan pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Rencana pembelajaran tersebut mengenai materi kalimat ajakan yang akan
dibuat dengan model pembelajaran problem based learning. Materi RPP tersebut diambil dari
silabus dengan kompetensi dasar “menulis kalimat sederhana” pada mata pelajaran bahasa
Indonesia.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan Selasa, 10 Oktober 2023 pukul 10.30 sampai
pukul 11.40 WIB. Tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama ini mengikuti langkah
pembelajaran yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
Proses pembelajaran pada tindakan ini dilakukan melalui beberapa langkah kegiatan.
Pada langkah kegiatan di awal pembelajaran guru mengucapkan salam, melakukan doa bersama
siswa sebelum memulai pembelajaran, mengecek kehadiran siswa, menyampaikan tujuan
pembelajaran, dan memberitahukan siswa mengenai aktivitas pembelajaran yang akan
ditempuh.

1
0
Setelah proses kegiatan di awal pembelajaran tersampaikan, sebelum memasuki materi
pembelajaran dikegiatan inti mengenai kalimat ajakan, guru terlebih dahulu melakukan
apersepsi kepada siswa untuk membangkitkan semangat siswa untuk belajar. Membagi siswa ke
dalam beberapa kelompok diskusi untuk mendiskusikan permasalah yang disampaikan pada
kegiatan pembelajaran.
Tahap ketiga yaitu komfirmasi pada tahap ini guru meminta siswa secara mandiri untuk
dapat mengembangkan hasil kerja kelompoknya dengan menuliskan-nya ke dalam sebuah
kalimat ajakan. Kegiatan akhir pembelajaran siswa mengumpulkan hasil kerjanya dan setelah
semua siswa selesai dengan semua tugasnya siswa bersama guru menyimpulkan hasil akhir dari
kegiatan belajar.
c. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan dalam penelitian ini dilakukan terhadap aktivitas siswa dalam proses belajar
dan kegiatan belajar mengajar yang telah disediakan lembar pengamatannya oleh peneliti dan
hasil pencapai nilai belajar siswa terhadap kemampuan siswa dalam menulis kalimat ajakan.
Hasil evaluasi yang dilakukan terhadap kemampuan menulis kalimat ajakan siswa pada siklus
pertama ini diperoleh nilai rata-rata siswa 71%. Hal tersebut meningkat dari hasil menulis
kalimat ajakan pada prasiklus yang belum menggunakan model pembelajaran yang hanya
memperoleh nilai rata-rata 65,38% dari 39 siswa dengan presentase kenaikkan siklus 5,62%.
Dalam hasil tersebut terhadap kemampuan menulis kalimat ajakan yang memiliki KKM 70,
pada siklus pertama ini siswa yang mencapai nilai di atas KKM sebanyak 19 orang, dan yang
mendapat nilai dibawah KKM sebanyak 20 orang.
Pengamatan terhadap aktivitas siswa yang diamati dalam penelitian tindakan pada siklus
pertama ini meliputi tiga aspek, yakni: 1) keaktifan siswa; 2) sikap siswa; dan keadaan kelas.
Pengamatan terhadap aktivitas siswa ini diamati oleh supervasior 2 yang mendampingi peneliti
dalam penelitian di kelas. Kegiatan pengamatan terhadap aktivitas siswa disiklus I yang
dilakukan supervasior ini mencapai nilai rata-rata 76,66 atau 75,66% dengan pencapaian nilai
yang baik. Selain aktivitas belajar, pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar merupakan
pengamatan terhadap aktivias guru dalam mengajar di kelas. Hasil pengamatan terhadap
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas diperoleh skor atau nilai 86,9. Meski
nilai yang diberikan supervasior telihat baik namaun peneliti akan mengadakan siklus kedua
agar pembelajaran lebih baik lagi..
d. Refleksi
Refleksi pada siklus I dilakukan terhadap penilaian proses tindakan yang telah
dilaksanakan. Pada tahap ini guru (peneliti) dan supervasior berdiskusi mengenai hal yang

1
terjadi

1
saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam proses kegiatan belajar mengajar guru sudah
melakukan kegiatan mengajar yang baik dan sudah cukup sesuai dengan langkah-langkah yang
terdapat dalam RRP. Namun, saat proses pemberian apersepsi guru masih belum dapat
memberikan apersepsi yang baik, saat apersepsi dilakukan guru, sebagian siswa ada yang tidak
mengikuti intruksi yang diberikan guru. Dalam pemberian lembar kerja siswa, sebagian siswa
masih banyak yang bertanya mengenai perintah yang sudah tertulis dalam lembar kerja tersebut.
Maka penelitI melanjutkan penelitian pada siklus II.
Pada rencana perbaikan siklus II ini sama seperti siklus I terdiri dari empat tahap, yakni
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi, sebagai berikut:
a. Perencanaa Tindakan
Perencanaan tindakan dimulai dengan persiapan pembuatan pencanaan pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Materi RPP tersebut diambil dari silabus dengan kompetensi dasar
“menulis kalimat sederhana” pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Rencana perbaikan
pembelajaran dibuat dengan penggunaan model pemberlajaran problem based learning pada
peningkatan kemampuan menulis.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus II ini merupakan penyempurnaan pencapaian perbaikan pada
siklus I yang telah dilaksanakan. Siklus II dilaksanakan Selasa, 17 Oktober 2023 pada pukul
10.30 sampai pukul 11.40 WIB. Tindakan yang dilaksanakan pada siklus II ini mengikuti
langkah pembelajaran yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada
pelaksanaan tindakan disiklus II ini pun masih menggunakan model pembelajaran problem
based learning.
Pada langkah kegiatan awal pembelajaran guru mengucapkan salam, melakukan doa
bersama siswa sebelum memulai pembelajaran, mengecek kehadiran siswa, menyampaikan
tujuan pembelajaran, dan memberitahukan siswa mengenai aktivitas pembelajaran yang akan
ditempuh.
Setelah proses kegiatan awal pembelajaran tersampaikan, sebelum memasuki materi
pembelajaran dikegiatan inti mengenai kalimat ajakan, guru terlebih dahulu melakukan
apersepsi kepada siswa untuk membangkitkan semangat siswa untuk belajar. Membagi siswa ke
dalam beberapa kelompok diskusi untuk mendiskusikan permasalah yang disampaikan pada
kegiatan pembelajaran melalui observasi lansung di lingkunagan sekolahnya.
Tahap ketiga yaitu komfirmasi pada tahap ini guru meminta siswa secara mandiri untuk
dapat mengembangkan hasil kerja kelompoknya dengan menuliskan-nya ke dalam sebuah
kalimat ajakan. Siswa mengumpulkan hasil kerjanya dan setelah semua siswa selesai dengan

1
semua tugasnya siswa bersama guru menyimpulkan hasil akhir dari kegiatan belajar.

1
c. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan hasil evaluasi yang dilakukan terhadap kemampuan menulis kalimat ajakan
siswa pada siklus kedua ini diperoleh nilai rata-rata siswa 77,74%. Hal tersebut meningkat dari
hasil menulis kalimat ajakan pada prasiklus yang belum menggunakan model pembelajaran
yang hanya memperoleh nilai rata-rata 65,38% dari 39 siswa dengan presentase kenaikkan
siklus 5,62%. Dalam hasil tersebut terhadap kemampuan menulis kalimat ajakan yang memiliki
KKM 70, pada siklus pertama siswa yang mencapai nilai di atas KKM sebanyak 19 orang, dan
yang mendapat nilai dibawah KKM sebanyak 20 orang. Pada siklus kedua ini meningkat naik
dengan rata-rata nilai 77,74% dengan siswa tuntaas 34 siswa dan tidak tuntas 5 siswa dengan
presentase ketuntasan belajar 87,17% tuntas, dan 12,82% siswa tidak tuntas.
Pengamatan terhadap aktivitas siswa yang diamati dalam penelitian tindakan pada siklus
kedua ini meliputi tiga aspek, yakni: 1) keaktifan siswa; 2) sikap siswa; dan keadaan kelas.
Pengamatan terhadap aktivitas siswa ini diamati oleh supervasior 2 yang mendampingi peneliti
dalam penelitian di kelas. Berikut hasil dari pengamatan (observasi) terhadap aktivitas siswa
pada silkus kedua.
Kegiatan pengamatan (observasi) terhadap aktivitas siswa disiklus pertama yang
dilakukan supervasior ini mencapai nilai rata-rata 76,66 atau 75,66% dengan pencapaian nilai
yang baik. KemudIn pada siklus kedua meningkat menjadi 80,00 atau 80,00% dengan
pencapaian nilai baik. Observasi terhadap kegiatan aktivitas belajar mengajar dilakukan oleh
supervasior 2 yang menemani peneliti dalam melakukan penelitian. Dari aaktivitas belajar
kelompok guru membantu kesulitan belajar siswa dalam berdiskusi terhadap masalah yang
mereka temukan. Solusi bagaimana para siswa mampu meberikan himbauan pada pembaca
untuk dapat menuliskannya ke dalam kalimat ajakan ”Mari Kita Membuang Sampah pada
Tempatnya.” Hasil pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru di
kelas diperoleh skor atau nilai 86,90% pada siklus I meningkat menjadi 89,15% pada siklus II.
Hal tersebut mengalami kenaikan sebesar 2,25%. Nilai yang diberikan supervasior telihat baik
pada peneliti di siklus kedua maka kegiatan
penilitian peneliti cukupkan sampai pada siklus II.
d. Refleksi
Refleksi dari diskusi yang dilakukan pada siklus II, ternyata dalam proses kegiatan
pembelajaran yang telah berlangsung guru (peneliti) sudah dapat melakukan apersepsi secara
baik, itu terlihat dari keikutsertaan siswa. Suasana belajar yang kondusif mulai tercipta dengan
aktivitas siswa yang tertib dalam belajar. Siswa mulai memahami mengenai proses
pembelajaran yang dilakukan melalui model pembelajaran problem based learning. Mengenai

1
tugas yang diberikan guru mereka telah paham dengan apa yang harus dilakukannya. Mengenai
waktu dalam

1
pembelajaran guru sudah mampu dalam mengkondisikan waktu dan siswa pun telah dapat
menyelesaikan tugas sesuai waktu yang telah ditentukan.
Dalam tahap refleksi pada siklus kedua ini guru (peneliti) dan supervasior sepakat untuk
menghentikan tindakan karena dari hasil penilaian terhadap hasil kemampuan menulis siswa
telah mengalami peningkatan dengan nilai yang diperoleh disiklus pertama 86,90% menjadi
89,15% dalam hasil observasi aktivitas belajar mengajar yang tergambar dalam grafik
dipembahasan berikut.

PEMBAHASAN
Pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siklus I dan II ini terdapat
kenaikan peningkatan terhadap kemampuan menulis kalimat ajakan siswa melalui model
pembelajaran problem based learning. Pada prasiklus siswa yang mencapai ketuntasan dalam
kemampuan menulis hanya 17,94% kemudian pada perbaikan siklus I naik menjadi 48,71%.
Pada perbaikan siklus II meningkat menjadi 87,17%. Siswa yang tuntas pada siklus prasiklus
hanya 7 siswa dan 32 siswa belum tuntas dengan rata-rata nilai yang dicapai 65,38%. Pada
siklus perbaikan I siswa yang memperoleh ketuntasan dalam kemampuan menulis kalimata
ajakan dengan model pembelajaran problem based learning meningkat menjadi 19 siswa tuntas
dan 20 siswa tidak tuntas dengan rata-rata nilai 71,00%. Siklus II siswa yang tuntas naik
menjadi 32 siswa dan siswa yang tidak tuntas menjadi 7 siswa dengan nilai rata-rata 77,74%.
Dengan KKM 70 dan nilai yang diperoleh siswa rata-rata 77,74 atau dibulatkan menjadi 78
maka siswa dapat dinyatakan berhasil dalam peningkatan kemampuan menulis melalui
penggunaan model pembelajaran problem based learning. Proses aktivitas kegiatan belajar
mengajar tersebut dapat terekam dalam dokumentasi di bawah ini.

1
Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini mampu memberikan daya kritis
anak dalam melakukan kegiatan pembelajaran yang berbasis pada masalah. Melalui diskusi
kelompok dalam belajar anak mampu melatih kerja sama dalam solusi pemecahan masalah
yang sudah bersama-sama dengan guru menentukan masalah yang ada di ligkungan sekolah
yakni, mengenai masalah kebersihan lingkungan. Setiap solusi yang mereka peroleh dalam
penyelesaian masalahnya mereka akan tuliskan dalam sebuah kalimat ajakan. Peningkatan
terhadap keberhasilan tersebut tergambar pada tabel dan grafik berikut.
Tabel Hasil Perbandingan Nilai Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Prasiklus Nilai Siklus I Nilai Siklus II Nilai


Tidak Rata- Tidak Rata- Tidak Rata-
Tuntas Tuntas Rata Tuntas Tuntas Rata Tuntas Tuntas Rata
7 32 19 20 34 5
65, 38% 71% 77,74%
17,19% 82,05% 48,71% 51,28% 87,17% 12,82%

Dari tabel tersebut dapat terlihat adanya peningkatan terhadap kemampuan menulis
kalimat ajakan menggunakan model pembelajaran problem based learning yang tergambar
dalam grafik berikut.

Selain peningkatan terhadap hasil nilai kemampuan menulis kalimat ajakan siswa melalui
model pembelajaran problem baaseed learning, terdapat grafik hasil observasi (pengamatan)
aktivitas siswa dan kegiatan belajar mengajar tergambar pada tabel dan grafik berikut.

1
Tabel Pengamatan Aktivitas dan Kegiatan Belajar Mengajar
Pengamatan Prasiklus Siklus I Siklus II
Aktivitas Siswa 23,33 % 76,66 % 80 %
Belajar Mengajar 42,16 % 86,9 % 89,15 %

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh supervisor (teman sejawat) guru dalam peneliti ini
mengamati proses aktivitas belajar siswa dan kegiatan belajar menagajar yang diamati dalam
lembar pengamatn yang telah dibuat. Hasil pengamatan tersebut memberikan kontribusi dalam
perbaikan rencana pembelajaran pada rencana perbaikan siklus I dan II. Hasil tersebut
tergambar pada grafik di bawah ini.

GRAFIK PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DAN


KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Aktivitas Siswa Belajar Mengajar

89,
8
76,
42,
23,

PRASIKLUS SIKLUS I SIKLUS II

Dari data yang disajikan dalam tabel dan grafik menunjukkan adanya peningkatan
terhadap aktivitas belajar mengajar siswa dan guru pada mata pelajaran bahasaa Indonesia
siswa kelas II dalam proses peningkatan kemampuan menulis kalimat ajakan siswa dengan
model pembelajaran problem based learning.
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilaksanakaan oleh peneliti dalam penerapan
model pembelajaran problem based learning dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa
pada mata pelajaran bahasa Indonesia dapat memberikan peningkatan hasil belajar siswa dalam
hal menulis. Maka dari itu, dengan menerapkan model pembelajaran tersebut kegiatan belajar
mengajar di kelas menjadi lebih aktif, kreatif, mandiri, menyenangkan, dan bermakna.

1
SIMPULAN
Simpulan dari penetitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran problem based learning memberikan peningkatan terhadap kemampuan
menulis kalimat ajakan siswa kelas II SDN Nagrak 02, yaitu hasil awal kegiatan menulis
kalimat ajakan siswa tanpa model pembelajaran memperoleh nilai rata-rata 65,38% dari 39
siswa dengan 7 siswa dinyatakan tuntas dan 32 siswa tidak tuntas. Peningkatan terjadi
menjadi 71% pada siklus I dengan 19 siswa tuntas dan 20 tidak tuntas. Pada siklus kedua
meningkat menjadi 77,74% dari 39 siswa dengan 34 siswa tuntas dan 5 siswa tidak tuntas.
2. Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa terjadinya peningkatan aktivitas siswa yang pada
prasiklus 23,33% naik pada siklus I menjadi 76,66% dan menjadi 80,00% pada siklus II.
Pada aktivitas kegiatan belajar mengajar siswa dan guru pada prasiklus 42,16% mengalami
kenaikan pada siklus I 86,90%, kemudian naik kembali menjadi 89,15% pada siklus II.
3. Model pembelajaran problem based learning menghadapkan siswa pada suatu masalah yang
membangun cara berpikir aktif dan kreatif dalam mencari solusi terhadap pemecahan
masalah dan siswa lebih kreatif dalam menuangkan pikirannya terhadap masalah yang ada
yang dituliskannya dalam kalimat ajakan.

SARAN
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran problem
based learning terdapat beberapa saran yang dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya,
yaitu:
1. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan untuk dapat mengembangkan model pembelajaran
problem bases learning dengan memperhatikan alokasi waktu dalam kegiatan pembelajaran
melalui rancangan rencana pembelajaran yang sistematis dan terukur.
2. Untuk menambah dan memperkuat sumber data yang diperoleh dalam kegiatan penelitian
tindakan kelas peneliti harus menggunakan referensi terbaru dan menggunakan lembar
observasi yang disesuaikan rancangan rencana pembelajaran.
3. Sasaran pada objek yang diteliti dapat diperluas pada berbagai materi-materi pembelajaran
dalam bahasa Indonesia atau mata pelajaran selain bahasa Indonesia seperti Matematika,
IPAS dan lainnya dengan mensesuaikan tujuan pembelajaran.

1
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. (2003). Tata Bahasa Baku Indonesia. Pusat Bahasa dan Balai Pustaka.
Alwi, Hasan. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. PT. Rineka
Cipta. Burhan, Nurgiyantoro. (1987). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. BPFE.
Enok Noni Masrinah, Ipin Aripin, Aden Arif Gaffar. (2019) Problem Based Learning (PBL)
Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis, In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan,
Vol. 1, Hal 924-932. Diakses: 12 Oktober 2023
Hadijah. (2021). Modul Pembelajaran Indonesia. CV. Pustaka Andromedia.
Kridalaksana, Harimurti. (1993). Kamus Linguistik. Gramedia Pustaka Utama.
Mulyati, Yeti. (2019). Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Universitas Terbuka.
Retnowati, Rita. (2019). Kreativitas dalam Mengembangkan Model Pembelajaran. Langit
Arbitrer.
Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesioanal Guru. PT. Raja
Grafindo.
Suparno. (2011). Keterampilan Dasar Menulis. Universitas Terbuaka.
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Angkasa.
Vanya Karunia Mulia Putri. (2022). Kalimat Ajakan: Pengertian dan Contoh Kalimatnya.
Jakarta: Kompas. Diakses: 12 Oktober 2023.
Yunus, Mohammad. (2019). Keterampilan Dasar Menulis. Universitas Terbuka.
Wiyanto, Eko. (2017). Modul Pendamping Pengayaan Tematik. CV. Sindunata.

Anda mungkin juga menyukai