PROPOSAL SKRIPSI
NIM 21060334
CIMAHI
2022
2
LEMBAR PERSETUJUAN
Disusun Oleh
Ratu Ayu Arizky
21060334
Menyetujui
Penguji 1
Penguji 2
PROPOSAL SKRIPSI
A. Judul
Di samping itu, guru harus memahami betul bahwa pembelajaran sebagai sebuah
arah perubahan yang harus dilakukan untuk merespon kondisi siswa di kelas.
pembelajaran dengan baik maka akibatnya adalah prestasi belajar siswa dapat
4
Manusia (SDM) yang memadai demi generasi-generasi bangsa yang akan datang.
Maka dari itu guru harus bisa memilih model pembelajaran yang tepat dalam
pembelajaran guna memberikan pengetahuan pada siswa yang mana bukanlah hal
yang mudah untuk dilakukan mengingat beragam pola tingkah laku yang dimiliki
siswa di dalam kelas, membuat guru harus mengatasi berbagai macam hal yang
terjadi di kelas (Fendrik, M, dkk, 2017:22). Model yang dirasa cocok diterapkan
pembelajaran. Salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif yaitu tipe
scramble.
mengajak siswa untuk mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan atau pasangan
dari konsep secara kreatif dengan cara menyusun kata-kata, yang disusun secara
acak sehingga membentuk suatu jawaban atau pasangan konsep yang dimaksud
(Komalasari, 2011). Model pembelajaran tipe Scramble terdiri atas 3 macam yaitu
dalam bentuk penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Adapun menurut
dan menulis. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya saling berkaitan dan
merupakan satu kesatuan. Seorang anak pada pada dasarnya akan menyimak dari
dalam menulis harus diasah mulai sejak dini agar siswa dapat mengungkapkan
mengungkapkan pikiran, pendapat, sikap, dan perasaan secara jelas. Pada siswa
akan diajarkan keterampilan membaca terlebih dahulu pada tingkat kelas I dan II
Menurut Alwi, dkk (2017: 478) jenis kalimat di antaranya (1) kalimat berita,
(2) kalimat perintah, (3) kalimat tanya, dan (4) kalimat ekslamatif (seruan). Setiap
penulisan kalimat harus sesuai dengan kaidah dalam penulisan bahasa Indonesia.
Menulis kalimat tanya merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa.
Kalimat tanya memiliki fungsi untuk menanyakan sesuatu. Siswa harus belajar
6
membuat kalimat tanya agar dapat dengan mudah bertanya kepada guru atau
kesulitan dalam membuat kalimat tanya. Kesalahan siswa terletak pada susunan
penulisan kalimat tanya serta penggunaan kata tanya dan tanda tanya dalam
penulisan kalimat yang kurang dipahami oleh siswa, sehingga nilai yang diperoleh
(KKM).
Kata tanya yang ada dalam Bahasa Indonesia yaitu apa, siapa, bagaimana,
kapan, dimana, dan mengapa (Alwi Hasan, 2014). Siswa seharusnya membuat
kalimat tanya dengan menggunakan semua kata tanya tersebut agar pertanyaan
yang dibuat lebih beragam dan mendapatkan informasi lebih rinci, sedangkan
kebanyakan siswa masih menggunakan sebagian kecil dari kata tanya yang ada
pembelajaran yang bervariai agar siswa dapat belajar membuat kalimat tanya yang
beragam.
C. Rumusan Masalah
b. Ketuntasan belajarnya
3. Kendala apa yang dihadapi oleh Guru dan Siswa SD kelas II dalam
scramble?
D. Tujuan Penelitian
menelaah :
b. Ketuntasan belajarnya
8
3. Kendala yang dihadapi oleh Guru dan Siswa SD kelas II dalam melaksanakan
E. Manfaat Penelitian
bagi :
1. Guru
Bagi guru, sebagai salah satu bahan pertimbangan guru untuk mengajarkan
2. Siswa
Bagi siswa, dapat menambah pengetahuan dengan cara yang baru yakni
bekerja sama dalam sebuah team, dan menambah motivasi belajar serta minat
3. Sekolah
pembelajaran.
F. Definisi Operasional
Model kooperatif tipe scramble dalam penelitian ini adalah model yang
jawaban pada kelompok; (4) mengerjakan kartu soal secara berkelompok; (5)
penulisan kalimat tanya yang diawali dengan suatu kata tanya seperti apa, siapa,
(1) penempatan kata tanya pada kalimat, (2) penulisan tanda tanya di akhir
G. Kajian Pustaka
berarti perebutan atau pertarungan. Istarani (dalam Oktavia, 2020, hlm. 289)
dihadapkan bahan ajar yang telah dirancang dan siswa ditugaskan untuk
melengkapi tugas yang diberikan. Ningtyas (dalam Apriyanti, 2019, hlm. 150)
dimaksud.
Menurut Hanafiah dan Suhana (dalam Nur, 2017, hlm. 232) model
pembelajaran scramble bersifat aktif, siswa dituntut aktif bekerja sama serta
siswa. Model ini dapat dijadikan sebagai alternatif untuk menciptakan kondisi
yang variatif dalam kegiatan belajar mengajar, dapat membantu guru dalam
siswa, rendahnya aktivitas proses belajar siswa ataupun rendahya hasil belajar
siswa.
usia Sekolah Dasar. Karena pada usia ini siswa berada pada tahap
(dalam Artingingsih, dkk, 2019, hlm. 83) menjelaskan bahwa “The concrete
operational phase are: (1) students are involved in operational tasks such as
compiling and sorting; (2) students practice organizing and grouping; (3)
kooperatif tipe scramble cocok untuk usia SD karena sesuai dengan tahap
meningkatkan wawasan pemikiran kosakata bagi siswa. Hal ini karena siswa
diajak bermain untuk menemukan kata atau istilah yang telah disediakan guna
akan digunakan. Media tersebut berupa kartu soal dan kartu jawaban
yang telah disusun acak. Jumlah kartu yang disediakan sama dengan
kelompok lainnya.
3) Pada tahap tindak lanjut, pada kegiatan ini tergantung pada jenis
Dijelaskan pula oleh Bailang, dkk (2017, hlm. 134) berikut fase-fase
jawaban
1) Membuat kartu soal sesuai materi ajar. Soal dibuat oleh pendidik
6) Siswa mencari jawaban untuk setiap soal-soal dalam kartu soal. Siswa
bertugas untuk memilih jawaban dari setiap soal yang dikerjakan dan
memasangkannya.
diterima dengan baik. Kurniasih (dalam Miranty, dkk, 2020, hlm. 49)
scramble ini adalah siswa terbantu dalam mencari jawaban, mendorong siswa
adalah (1) melatih berpikir tepat dan cepat; (2) mendorong belajar
kooperatif tipe scramble tidak hanya meningkatkan pada aspek kognitif saja
oleh Malasari, dkk (2018, hlm. 171) mengungkapkan bahwa kelebihan dari
model scramble yaitu dapat melatih siswa menjadi lebih aktif dan disiplin.
Hartika, dkk (2018, hlm. 34) mengungkapkan bahwa “... keunggulan utama
15
dari metode ini adalah dorongan kepada siswa untuk bertanggung jawab dan
bekerjasama”. Dengan demikian, adanya rasa tanggung jawab pada diri siswa
scramble adalah:
sama.
untuk maju.
menemukan informasi.
kelompok.
Kurniasih dan Berlin (dalam Anggraini dan Suprayitno. 2017, hlm. 991)
yaitu:
diberikan
b) Rasa ingin tahu siswa menjadi lebih besar dalam menemukan jawaban
17
memahami materi.
pengenalan awal;
mengalami kesulitan;
kelengkapan jawaban;
ditentukan.
mengimplementasikannya.
a. Keterampilan Menulis
adalah salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan eskpresif yag
perasaan yang ada pada diri penulis yang dilakukan secara tertulis. Dengan
imajasinasinya.
dan gagasan yang diungkapkan melalui tulisan Syatriana (2018, hlm. 3).
dengan baik dan teliti, sehingga pembaca dapat dengan mudah mengerti
pesan, berita, dan amanat yang disampaikan dalam tulisan terebut, yang
perlu diperhatikan dalam menulis ialah masalah bahasa, ejaan, dan pilihan
kata.
dalam bentuk tulisan menurut Susanto (2016, hlm. 24). Begitu pula dengan
gagasan dan perasaan dalam bentuk tulisan yang bermakna dan dikuasi
2) Tujuan Menulis
tertentu. Tujuan menulis akan lebih mudah dicapai bila lebih spesifik
bukan untuk semua tujuan (Abidin, 2015, hlm. 26-27). Tujuan yang paling
sederhana dari menulis adalah untuk ingatan dan rekaman diri sendiri.
a. Menceritakan sesuatu
b. Menginformasikan sesuatu
c. Membujuk pembaca
21
dalam tulisan.
d. Mendidik pembaca
e. Menghibur pembaca
f. Motivasi pembaca
dilakukannya.
Indonesia.
sehari-hari.
karangan.
dasar menulis. Jika dasarnya sudah kuat dan dikuasai dengan benar maka
siswa dapat menulis dengan baik dan benar. Sabarti Akhadiah, (1993: 64)
dan Darmiyati Zuhdi, 1999: 77), perkembangan tulisan anak meliputi 4 tahap
sebagai berikut:
a. Tahap prafonemik
Pada tahap ini anak sudah mengenal bentuk dan ukuran huruf tetapi
membentuk kata.
Pada tahap ini anak sudah mengenali prinsip fonetik, tahu cara kerja
Pada tahap ini, anak sudah bisa menggunakan prinsip fonetik, dia
d. Tahap transisi
Tahap ini ditandai dengan penguasaan anak terhadap tata tulis yang
semakin lengkap, dia juga sudah bisa menggunakan ejaan dan tanda
Menurut Saleh Abbas (2006: 127-137), upaya yang dapat dilakukan guru agar
siswa senang menulis adalah dengan memberi kebebasan kepada siswa untuk
24
menulis apa yang disenanginya sesuai dengan tema pembelajaran yang akan
b. Kalimat Tanya
Kalimat tanya secara formal ditandai oleh kehadiran kata tanya seperti
apa, siapa, berapa, kapan, dan bagaimana dengan atau tanpa partikel –kah
sebagai penegas. Kalimat tanya diakhiri dengan tanda tanya (?) pada bahasa
tulis dan pada bahasa lisan dengan suara naik, terutama jika tidak ada kata
tanya atau suara turun. Bentuk kalimat tanya biasanya digunakan untuk
meminta (1) jawaban “ya” atau “tidak”, atau (2) informasi mengenai sesuatu
atau seseorang dari lawan bicara atau pembaca (Alwi, Hasan, dkk., 2010:
366).
verbal. Jawaban bisa berupa ya atau tidak atau berupa paparan yang panjang
lebar. Halim dalam Tarmini (2013: 100) dalam bukunya yang berjudul
Ada dua tipe jawaban, pertama, jawaban yang menghendaki orang yang
ditanya menjawab ya atau tidak dan kedua, jawaban yang menghendaki orang
tanya merupakan bentuk verba atau tipe kalimat yang dipergunakan untuk
Indonesia.
bahwa kalimat tanya adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau
atau pembaca kalimat tersebut dan dikemukakan pula bahwa bentuk kalimat
reaksi atau jawaban dan memiliki pola intonasi yang berbeda dengan kalimat
lain.
Menurut Alwi (2014, hlm 366) Kalimat tanya diakhiri dengan tanda tanya
(?) pada bahasa tulis dan pada bahasa lisan dengan suara naik, terutama jika
Sedangkan menurut Chaer dkk (2010, hlm 182) dalam kalimat tanya
sering menggunakan kata tanya baik diawal maupun akhir kalimat. Kata tanya
menyatakan pertanyaan. Menurutnya juga kata tanya yang ada dalam bahasa
Indonesia yaitu apa, siapa, mengapa, bagaimana, berapa, mana, dan kapan.
H. HIPOTESIS PENELITIAN
sebagai berikut :
II.
II.
I. METODOLOGI PENELITIAN
penelitian ini adalah Mix Method . Metode ini dipilih sesuai dengan karakteristik
pertanyaan penelitian yang hendak dijawab meliputi outcomes dan proses yang
ini digunakan karena peneliti ingin mendapatkan data secara kuantitatif terlebih
dahulu dan diikuti penjelasan data kualitatif. Berikut ini adalah rincian dari desain
2. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas II Sekolah Dasar yang
berlokasi di SDN 048 Sirnamanah Kec. Sukajadi Kel. Pasteur, dengan jumlah 28
orang siswa. Subjek penelitian ini dipilih dengan dasar karakteristik (1) siswa
belum sepenuhnya terampil dalam menulis kalimat tanya, (2) guru belum
3. Instrumen Penelitian
a. Nontes
memperoleh data hasil belajar membaca pemahaman pada siswa kelas II.
No Indikator Skor
1 2 3 4
dengan benar.
akhir kalimat.
yang tepat.
dengan fungsinya.
3) Studi dokumentasi terhadap kurikulum 2013, hasil studi empiris para ahli
II.
29
b. Tes
tanya.
cerita!
Terkena Duri
1.
yang mengobati diberikan
Ibu luka
2.
nama siapa Dino
adik
3.
Rahma dimana duri
terkena
30
4.
Rahma mengapa menangis
5.
duri kapan Rahma
terkena
6.
berapa adik umur
Dino
7.
Rahma bagaimana terkena
cerita!
Ke Taman Safari
Bogor. Ratna pergi bersama ayah, ibu dan adiknya, Bima. Pagi-pagi
mereka sudah siap, mereka berangkat pukul 07.30 dan tiba di taman
Berbagai binatang ada disana macan, singa, zebra, gajah dan lain-
selalu tertutup agar tidak diserang binatang. Dibagian depan ada tamn
1. Apa: _________________________________________________
2. Siapa: ________________________________________________
3. Dimana: ______________________________________________
4. Mengapa: _____________________________________________
5. Kapan: _______________________________________________
6. Bagaimana: ____________________________________________
Penyusunan kalimat
10
kurang sesuai.
Penyusunan kalimat
5
belum sesuai.
objek.
4. Prosedur Penelitian
Design yaitu :
34
a. Merumuskan masalah
kemampuan membaca pada siswa kelas II dan respon guru dan siswa
d. Menguji hipotesis
Data dalam penelitian ini diolah berdasarkan jenis data yang terkumpul. Data
Sementara itu, data kualitatif berupa hasil observasi dan wawancara untuk
menjawab proses penerapan dan kendala yang dihadapi guru dilakukan secara
6. Jadwal Penelitian
Bulan Ke
Kegiatan
1 2 3 4 5 6
DAFTAR PUSTAKA
Aditama.
Ahmad Rofi’uddin & Darmiyati Zuhdi. 1999. Pendidikan Bahasa dan Sastra
Alwi, Hasan, Dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Rosdakarya.
37
Pandean, Mariam LM. Kalimat Tanya dalam Bahasa Indonesi dalam Kajian
ALFABETA.
Tahun 2019.