Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan dibahasa hasil karya ilmiah sederhana.

Pembahasan ini akan disesuaikan dengan fokus judul karya ilmiah

sederhana. Pembahasan hasil karya ilmiah sederhana ini meliputi: (1)

Peranan Model Scramble dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia , (2)

Kendala-kendala yang Dihadapi Guru dalam Menerapkan Model Scramble

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

1. Implementasi Model Scramble dalam kegiatan Pembelajaran Bahasa

Indonesia untuk siswa kelas III

Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas III akan

dilaksanaan evaluasi pada setia akhir semester. Setiap pelaksanaan

evaluasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas III melibatkan

semua guru di kelas III dan juga kepala sekolah. Pelaksanaan evaluasi

dalam model scramble dan model-model lainya untuk mengetahui hal

positif apa yang biasa dipertahankan dan hal negative apa yang perlu

dihilangkan untuk pelaksanaan pembelajaran yang menarik siswa.

Dan guru akan mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam

memahami model scramble. karena dalam penyusunan dalam penyusunan

1
2

rencana pelaksanaan pembelajaran perlu adanya pemilhan model

pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

Karena pemilihan model pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi

berlangsungnya proses pembelajaran Bahasa Indonesia di dalam kelas.

Menurut peneliti model scramble telah berjalan dengan baik, dalam

pembelajaran bahasa Indonesia. Dengan menggunakan model scramble

siswa menjadi aktif dan rasa ingin tahu yang tinggi. pada saat siswa belum

memahami apa yang diajarkan dapat bertanya kepada guru tentang apa

yang telah diajarkan. Sehingga guru mengajarkan kembali materi yang

belum di mengerti oleh siswa model scramble. setelah semua selesai guru

memberi apresiasi kepada siswa berhasil dan memberi semangat kepada

siswa yang belum berhasil mengerjakan dengan cepat dan tepat.

kecepatan dan ketepatan dalam mengerjakan ini lah yang menjadi kunci

utama dalam model scramble.

Didalam implementasi model scramble sudah cukup baik dengan

guru kelas sudah menerima dengan antusisas model pembelajaran yang

baru dan siswa yang sudah mulai menyukai pelajaran Bahasa Indonesia

dan siswa menjadi aktif. Dengan siswa aktif dan dapat memahami apa

yang di pelajari pembelajaran akan mencapai tujuan yang di linginkan.

Semua proses pembelajaran sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran.

Banyak manfaat apabila guru menggunakan model pembelajaran

seperti: pemahaman anak dalam menerima pembelajaran akan lebih


3

mudah, anak dapat menggembangkan kemampuan diri, efisien waktu,,

pembelajaran akan lebih bermakna, meningkat hasil belajar siswa, serta

dapat mengembangkan minat dan motivasi siswa untuk belajar sehingga

pembelajaran dapat lebih bermakna. Beberapa manfaat yang diperoleh

apabila menggunakan model pembelajaran ini belum disadari oleh guru,

sehingga saat ini sebagian besar pembelajaran berpusat pada guru. Guru

memberikan semua materi, memberikan tugas sesuai dengan materi yang

telah dijelaskan, dan kemudian siswa mengerjakan. ini yang membuat

rendahnya minat belajar siswa. salah satunya dalam pembelajarn Bahasa

Indonesia rendahnya minat siswa untuk mempelajari Bahasa Indonesia

dapat diatasi dengan menerapkan model, strategi, metode dan media yang

melibatkan siswa untuk menjadi aktif. Hal ini sejalan dengan pendapat

Huda (2013: 306) yang menyatakan bahwa model pembelajaran scramble

dapat membuat siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Penerapan model scramble dalam pelajaran Bahasa Indonesia

sangat bagus. Karena model scramble ini sangat mudah dalam

menerapkanya. Dengan cara belajar sambil bermain akan membuat anak

mudah memahami materi yang diajarkan oleh guru. Dalam materi Bahasa

Indonesia di Sekolah Dasar dapat disimpulkan bahwa terdapat enam aspek

yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, kebahasaan, dan

apresiasi bahasa dan sastra Indonesia. Model scramble ini menciptakan

susasana belajar yang sangat menyenangkan. ke enam aspek dalam

bahasan Indonesia juga sangat cocok karena langkah-langkah dalam model


4

scramble ini mudah kata-kata dituliskan dalam media potongan-potongan

kertas yang kemudian disusun menjadi suatu kalimat. Penggunaan kartu

dan adanya batas waktu tertentu untuk menyusun kalimat yanga ada

didalam potongan-potongan kertas ini membuat siswa senang dan

antusias. Hal ini, disebabkan respon siswa sangat positif terhadap

penggunaan media gambar dalam pembelajaran di kelas. Siswa sangat

senang belajar melalui Media Gambar. Bahkan, mereka cenderung berebut

untuk dapat membaca Media Gambar yang disediakan. Ini cocok

diterapkan dalam keenam aspek dalam bahasa Indonesia. Metode

pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi dan dokumentasi.

Melalui model pembelajaran scramble berbantu media kartu kata dapat

meningkatkan aktivitas membaca dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Penerapan Model pembelajaran scramble berbantu media kartu kata yang

di gunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia aspek membaca sudah

dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan keterampilan membaca

siswa.

Dalam Model pembelajaran scramble siswa diarahkan untuk

mencari potongan kata yang ditulis dalam media kertas dengan waktu

yang ditentukan bersama dengan kelompok saling bekerja sama. Siswa

difokus kan untuk mengerjakan dengan cepat dan tepat waktu. Maka dari

itu guru berperan menumbuhkan sikap saling bekerja sama antar

kelompok, semangat menenukan kata yang diacak dengan cara memberi

motivasi seperti memberi pujian luar biasa, bagus, baik, keren dan
5

lumayan, memberikan poin kelompok untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa, memberikan stiker individu ataupun kelompok.

Dengan ini peneliti menerapkan Model pembelajaran scramble

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan mengajak siswa untuk aktif

dalam proses pembelajaran serta dapat bekerjasama dalam kelompok

untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Sebelum proses pembelajaran

peneliti menyiapkan bahan ajar seperti rencana pelaksanaaan

pembelajaran, media yang tepat dan cara bagaiamana sistem pembagian

kelompok.

2. Peranan Model Scramble dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Proses pembelajaran harus ada perencanaan yang matang dalam

rencana pelaksanaan pembelajarann dan juga media pembelajaran. Dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia suatu model pembelajaran sangat

dibutuhkan untuk membuat anak menyukai mata pelajaran bahasa

Indonesia.

Bentuk model pembelajaran sangat pelu dikenalkan oleh guru pada

anak untuk pengalaman belajar. Dengan penerapan inovasi baru dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia menyukai dan merasa senang selama

proses pembelajaran berlangsung. Model pembelajaran adalah suatu

kerangka yang menggambarkan pembelajaran di kelas. Fungsi model

pembelajaran yaitu sebagai pedoman guru untuk merancang pembelajaran

dengan baik. Dalam praktiknya model scramble setiap individu harus


6

mampu bertanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan yang

dihadapi.

Guru menjelaskan materi memahami cerita dan teks drama yang

dilisankan sehingga siswa dapat memahami materi yang dijelaksan oleh

guru.Sselesai menjelaskan materi siswa diminta untuk menjawab soal

dengan jawaban yang sudah tersedia namun dalam kondisi yang acak

dengan cepat dan tepat. Guru memberi durasi untuk mengerjakan

soal,,setelah semua selesai setiap siswa mengumpulkan lembar kerja

kepada guru. Dan pada akhir kegiatan guru menutup pembelajaran dengan

berdoa bersama dan mengakhiri dengan salam.

Peserta didik dituntut saling bekerja sama satu sama lain guna

mencapai tujuan bersama. Bahwa melalui model pembelajaran scramble

peserta didik dilatih untuk menemukan dan mencocokan pertanyaan dan

jawaban. Peserta didik akan bekerja sama dalam menyusun kalimat-

kalimat yang sudah teracak menjadi kalimat yang benar. Proses

pembelajaran inilah yang memungkinkan peserta didik untuk belajar

sambil bermain.

Dengan guru mampu merangkul semua siswa dalam suatu proses

pembelajaran. Hal ini tentunya dapat memahami materi sesuai dengan

tingkat kemampuan masing-masing. Hal seperti ini awalya siswa tidak

aktif dan malu untuk bertanya siswa dapat lebih aktif lagi dalam proses

pembelajaran.
7

3. Kendala-kendala yang Dihadapi Guru dalam Menerapkan Model

Scramble dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

Pada Bab I diperoleh kesimpulan bahwa untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai dalam pemilihan model pembelajaran di

pengaruhi berbagai factor

Model pembelajaran yang efektif akan sangat membantu dalam

pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran akan lebih mudah tercapai.

Akan tetapi terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam menerapkan

model pembelajaran, salah satu nya model scramble dalam pembelajaran

bahasa Indonesia. Pembelejaran dengan diskusi kelompok ,sehingga siswa

kurang aktif dalam bekerja sama dengan teman kelompoknya. Serta siswa

ingin menentukan teman kelompoknya sendiri membuat beberapa teman

lainya tidak memiliki kelompok.

Kendala lain yang dihadapi yaitu guru masih menggunaan

metode ceramah. Penerapan metode ceramah masih dianggap metode

paling mudah dan efektif. Tanya jawab, serta tidak didukung oleh

model pembelejaran yang inovatif. Hal ini yang membuat siswa kurang

aktif dalam proses pembelajaran. Dan proses pembelajaran hanya

berpusat pada guru. Siswa sering merasa bosan pada saat proses

pembelajaran berlangsung. Hal tersebut berpengaruh pada tingkat

pemahaman siswa dan siswa akan merasa bosan pada saat proses

pembelajaran berlangsung. Karena kurangnya inovasi dalam model

pembelajaran.Pemanfaatan model scramble menjadikan inovasi baru


8

untuk meningkatkan pemahaman siswa dan untuk meningkatkan

konsentrasi dan kecepatan berfikir siswa. model scramble ini

menggabungkan otak kanan dan otak kiri sekaligus. Dengan

menerapkan model scramble siswa akan dilatih untuk menjadi lebih

aktif.

Kendala lain yang bisa dapat terjadi yaitu pengelolaan kelas,

saat pembentukan kemlompok beberapa siswa ada yang kurang senang

dengan teman satu kelompoknya,siswa masih malu mewakili kelompok

untuk menyampaiakan hasil diskusi, kurangnya siswa dalam

meperhatikan teman lain yang sedang mempresentasian hasil

diskusi,siswa masih takut untuk mengutarakan kesulitan yang dialami.

Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut adalah guru memotivasi

siswa untuk aktif dalam pembelajaran, guru memberi pengertian untuk

bekerja sama dalam sebuah kelompok, guru memberimotivasi agar

siswa memiliki kepercayaan diri untuk mempresentasian hasil diskusi,

dan guru dapat memberikan pengertian untuk siswa lebih berani

menanyakan kesulitan yang dialami.

Adanya beberapa siswa yang masih ingin bermain dan tidak

mengikuti pembelajaran menyebabkan siswa lain yang ingin belajar

terganggu dalam mengikuti proses pembelajaran.hal ini ang harus

menjadi perhatian bagi guru. Seperti yang telah dipaparkan diatas

bahwa penggunaan model pembelajaran dapat membantu guru dalam

menghadapi siswa yang tidak ingin belajar. Tidak hanya penggunaan


9

model pembelajaran yang tepat tetapi adanya media banyak manfaat

yang diperoleh baik bagi guru mapun siswa. seperti sebagai daya tarik

bagi siswa untuk mengikuti pembelajaran, waktu menjadi lebih efisien

serta dapat meningkatkan kualitas belajar siswa siswa dapat

membandigkan sesuatu dengan mudah,dapat mengamati dan meliha

benda-benda secara langsung.

Kemajuan teknologi yang ada menuntut guru memanfaatkan

media pembelajaran secara optimal. minimnya media disekolah

menyebabkan pembelajaran Bahasa Indonesia berjalan seadaanya

dengan memanfaatkan buku pegangan guru. Dalam mencapai tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai usaha untuk mengatasi factor-faktor

penghambat pembelajaran adalah evaluasi pembelajaran. Hal ini tidak

dapat dipisahkan dalam penyusunan rencana pelaksanaan

pembelajaran. Evaluasi pembelajaran itu sendiri bertujuan untuk

mengkaji ulang proses pembelajaran yang telah berlangsung dan

sebagai bahan untuk perbaikan serta penyempuna dalam proses

pembelajaran yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai