Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP

HASIL BELAJAR NAHWU SISWA KELAS II DI MTI CANDUNG TAHUN PELAJARAN 2018/2019
1
Putri Novrilia Handayani, 2Arman Husni, 3Muhiddinur Kamal, 4Hurriyatul Annisa
Mahasiswa IAIN Bukittinggi1
Desen PAI IAIN Bukittinggi2
Dosen PAI IAIN Bukittinggi3
Mahasiswa Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang4
17novriliahandayani@gmail.com, hurriyatulannisa13@gmail.com
ABSTRAK

Kurangnya partisipasi peserta didik dalam pembelajaran nahwu dan proses pembelajaran nahwu yang masih
berpusat pada guru. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menerapkan model pembelajaran kooperatif
Jigsaw. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu. Sampel penelitian ini diambil dengan teknik Random
Sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas II MTI Candung yang terdaftar pada tahun pelajaran
2018/2019.Sampel penelitian ini diambil dengan teknik Random Samplingdan didapat kelas II4 sebagai kelas
eksperimen dan kelas II3 sebagai kelas kontrol.Setelah dilakukan penelitian diperoleh hasil belajar nahwu siswa
kelas eksperimen yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki nilai rata-rata 67,89.
Sementara pada kelas kontrol hasil belajar siswa memiliki nilai rata-rata 55,89. Hasil analisis data yang diperoleh,
nilai t-tabel = 2,02 sedangkan dari perhitungan diperoleh nilai t-hitung = 8,82. Hasil analisis data yang diperoleh,
nilai ttabel = 2,02 sedangkan dari perhitungan diperoleh nilai thitung = 8,82. Jadi thitung> ttabel atau 8,82 > 2.02, sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil
belajar nahwu siswa kelas II di MTI Candung Tahun Pelajaran 2018/2019 antara siswa yang dibelajarkan melalui
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan dibelajarkan tanpa melalui model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, Hasil Belajar Nahwu
THE EFFECT OF JIGSAW MODEL ON STUDENT LEARNING OUTCOMES IN
CLASS II IN MTI CANDUNG ACADEMIC YEAR 2018/2019

1
Putri Novrilia Handayani, 2Arman Husni, 3Muhiddinur Kamal, 4Hurriyatul Annisa
Mahasiswa IAIN Bukittinggi1
Desen PAI IAIN Bukittinggi2
Dosen PAI IAIN Bukittinggi3
Mahasiswa Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang4
17novriliahandayani@gmail.com, hurriyatulannisa13@gmail.com

ABSTRACT

Lack of student participation in nahwu learning processes that are still teacher-centered. One effort
that can be done is to apply the Jigsaw cooperative learning model. This research is a quasi
experimental study. The sample taken by random sampling technique and use the population in
this study were students of class II MTI Candung who were registered in the 2018/2019 school
year. The sample of taken by random sampling technique and obtained class II4 as an
experimental class and class II3 as a control class. taught by the type of jigsaw cooperative
learning model has an average value of 67.89. While in the control class student learning outcomes
have an average value of 55.89. The results of data analysis obtained, the value of t-table = 2.02
while the calculations obtained t-value = 8.82. The results of the analysis of the data obtained, the
value of t table = 2.02 while the calculations obtained t-value = 8.82. So t-count> t-table or 8.82>
2.02, so it can be concluded that there is an influence of the use of Jigsaw type cooperative
learning models to the learning outcomes of Grade II students in MTI Candung 2018/2019
Academic Year among students who are taught through cooperative learning models Jigsaw type
by being taught without going through a type of jigsaw cooperative learning model.

Keywords: Cooperative Learning Model Type Jigsaw, Learning Outcomes, Nahwu

Pada hakikatnya kegiatan bahan pelajaran yang akan


belajar mengajar adalah suatu proses disampaikan membuat peserta didik
interaksi atau hubungan timbal balik merasa senang dan tertarik untuk
antara guru dan peserta didik dalam mempelajari bahan pelajaran tersebut
satuan pembelajaran. 1 Oleh sebab itu Sistem pendidikan di
guru adalah salah satu komponen Indonesia telah mengalami banyak
penting dalam proses belajar, bukan perubahan. Perubahan-perubahan itu
hanya sekedar penyampai terjadi karena telah dilakukan
pembahasan saja, guru juga dapat berbagai usaha
dikatakan sebagai sentral pembaharuan dalam pendidikan.
pembelajaran. Guru juga Perubahan itu bisa terjadi pada
mengarahkan peserta didik pendidik maupun peserta didik, baik
bagaimana proses belajar mengajar itu model, strategi, metode dan media,
dapat terlaksanakan dan harus dapat semua ini akan berpengaruh kepada
membuat suatu pembelajaran menjadi peserta didik. Akibat pengaruh itu
lebih efektif dan menarik sehingga pendidikan semakin mengalami
perkembangan dan kemajuan.
1
Baharuddin, Teori Belajar dan
Sehingga dalam pelajaran pun guru
Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, selalu ingin menemukan model,
2010), Cet V, hal.25 strategi maupun metode yang dapat
memberikan semangat belajar bagi nahwu yang fungsional adalah :
peserta didik. Di dalam suatu Membekali peserta didik dengan
pembelajaran peserta didik dapat kaidah-kaidah kebahasaan yang dapat
mengambil inisiatif, berpikir kritis, menjaga bahasanya dari kesalahan,
kreatif dan cakap dalam memecahkan Mengembangkan pendidikan
masalah. 2 intelektual yang membawa mereka
Proses pembelajaran yang berpikir logis dan dapat membedakan
dilakukan saat ini cenderung di antara struktur (tarkib), ungkapan-
dominasi oleh guru, dengan demikian ungkapan (‘ibarat), kata, dan kalimat,
suasana pembelajaran menjadi tidak Membiasakan peserta didik cermat
kondusif sehingga peserta didik dalam mengamati contoh-contoh
menjadi pasif. Model pembelajaran di melakukan perbandingan, analogi,
kelas yang semula hanya konvesional dan penyimpulan (kaidah) dan
dan guru sebagai pusat pembelajaran. mengembangkan rasa bahasa dan
Oleh karena itu, pembelajaran harus sastra (dzuq lughawi), karena kajian
memberikan ruang yang luas kepada nahwu didasarkan atas analisis lafazh,
peserta didik untuk melakukan proses ungkapan, uslub (gaya bahasa), dan
belajarnya secara mudah, lancar, dan dapat membedakan antara kalimat
termotivasi. Guru harus menciptakan yang salah dan benar, Melatih peserta
suasana pembelajaran yang aktif, didik agar mampu menirukan dan
kreatif, kondusif, komunikatif. menyontoh kalimat, uslub (gaya
Program yang berpusat pada anak bahasa), ungkapan dan performa
merupakan orientasi baru dalam kebahasaan secara benar, serta
kurikulum yang menitik beratkan mampu menilai performa (lisan
pada kegiatan peserta didik bukan maupun tulisan) yang salah menurut
pada mata pelajaran. Suasana kaidah yang baik dan benar,
pembelajaran yang dapat dilakukan Mengembangkan kemampuan peserta
oleh guru adalah dengan membuat didik dalam memahami apa yang
kelompok dalam belajar karena dapat didengar dan yang tertulis, Membantu
mendorong peserta didik untuk peserta didik agar benar dalam
menjunjung tinggi nilai bekerja sama. membaca , berbicara, dan menulis
Para peserta didik bekerja dalam atau mampu menggunakan bahasa
sebuah tim yang heterogen, diberikan arab lisan dan tulisan secara baik dan
tugas membaca, memahami, benar. 3
mendiskusikan, dan menyampaikan Berdasarkan observasi awal
pembahasan kepada rekan kerja yang yang telah penulis lakukan pada 23
lain Juli 2018 di MTI Candung, pada saat
Pelajaran Nahwu adalah salah proses pembelajaran Nahwu di kelas
satu pelajaran kitab yang di ajarkan II terjadi perbedaan yang jelas antara
pada sebuah lembaga pendidikan peserta didik yang aktif dan peserta
Islam berupa pesantren, yang tujuan didik yang kurang aktif. Menurut
dari memepelajarinya adalah untuk hasil wawancara yang penulis
mengetahui kaidah-kaidah dalam lakukan pada hari itu dengan guru
bahasa arab. Menurut Rusydi Ahmad
Thuaimah, tujuan pembelajaran 3
Rusydi Ahmad thu’aimah dan
Muhammad al-Sayyid Manna’, Tadris al-
2
Baharuddin, Teori Belajar dan Arabiyah fi at-Ta’lim al-‘Am; Nazhariyahwa
Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, Tajarib, (Kairo: Dar al-Fikr al-Araby, 2000)
2010), Cet V, hal.25 Cet.1, hal. 54-55
bidang studi bahwa peserta didik bertukar pikiran maupun berdiskusi
kurang terampil menjawab dengan sebayanya. Selain itu, peserta
pertanyaan atau bertanya tentang didik juga dalam proses
pembahasan yang diajarkan. Peserta pembelajarannya pada kondisi saat ini
didik kurang memiliki motivasi untuk lebih sering dihadapkan pada tugas
belajar, mereka kurang bisa bekerja yang semakin kompleks, seperti
dalam kelompok diskusi dan pemecahan masalah, berpikir kritis,
pemecahan masalah yang diberikan dan pembelajaran konseptual.
dimana mereka menunjukkan sikap Dalam pembelajaran
penolakan jika sekelompok dengan kooperatif terdapat beberapa tipe
teman yang kurang baik, lebih yang dapat diaplikasikan dalam
cenderung belajar sendiri-sendiri, proses pembelajaran Nahwu. Diantara
sehingga bepengaruh terhadap hasil salah satu macam tipenya adalah
belajar. Kelas II MTI Candung Jigsaw. Tipe Jigsaw lebih kompleks
merupakan kelas VII Tsanawiyah, dan fleksibel dibandingkan dengan
dan ketika berada di kelas I MTI tipe-tipe lainnya. Bahwa Jigsaw ini
peserta didik hanya mempelajari menggabungkan kegiatan membaca,
pelajaran kitab sebagai dasar dan menulis, mendengarkan, dan
persiapan untuk kelas berikutnya. berbicara. Jigsaw memberikan
Melihat kondisi saat ini seiring kesempatan kepada peserta didik
dengan semakin pesatnya tingkat untuk dapat lebih aktif sehingga
perkembangan intelektualitas dan setiap pembelajaran yang
kualitas kehidupan, suasana dilakukannya akan lebih bermakna
pembelajaran yang efektif dapat dan dapat memperoleh hasil belajar
diciptakan melalui realisasi pemilihan yang maksimal. Didalam
model yang tepat, maka penulis pelaksanaannya peserta didik pada
menawarkan model pembelajaran setiap anggota diharapkan
yang berbeda dengan yang dilakukan bertanggung jawab terhadap
oleh guru biasanya. Salah satu model pembelajaran sendiri juga
pembelajaran yang dapat dipilih pembelajaran orang lain, peserta didik
adalah model pembelajaran secara mandiri dituntut memiliki
kooperatif. Model pembelajaran saling kebergantungan yang positif
kooperatif (cooperative learning) (saling memberi tahu) terhadap teman
merupakan bentuk pembelajaran sekelompoknya. Peserta didik tidak
dengan cara peserta didik belajar dan hanya mempelajari materi yang
bekerja dalam kelompok-kelompok diberikan, tetapi mereka juga harus
kecil secara kolaboratif yang siap memberikan dan mengajarkan
anggotanya terdiri dari empat sampai materi tersebut kepada anggota
enam orang dengan struktur kelompok lain.
kelompok yang bersifat heterogen. 4 Model pembelajaran
Keunggulan dari belajar kelompok kooperatif tipe Jigsaw dapat
yaitu dapat membantu peserta didik digunakan dalam pembelajaran
untuk meningkatkan penalaran dan Nahwu karena di dalamnya terdapat
pemikirannya, peserta didik dapat beberapa bahasan pokok yang relevan
yang dapat mendukung pelaksanaan
4
Rusman, Model-model dan penerapan model kooperatif tipe
Pembelajaran Mengembangkan Jigsaw ini. Bahasan-bahasan pokok
Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali tersebut diantaranya harus memiliki
Pers, 2014) cet.-5, h. 202
karakteristik yang dapat dibagi ke dengan kelompok ahli. Selanjutnya,
dalam sub bab terkecil sehingga pada akhir pembelajaran, peserta
sesuai dengan karakteristik tipe didik diberi kuis secara individu yang
Jigsaw dan peserta didik dituntut mencakup materi yang telah dibahas.
6
untuk belajar aktif. Ilmu nahwu terdiri
dari beberapa pembahasan Lei menyatakan bahwa Jigsaw
diantaranya adalah kalam (kalimat), merupakan salah satu tipe
i’rab (perubahan akhir kalimat), fiil pembelajaran kooperatif yang
(kata kerja), fail (subjek jumlah fleksibel. Hasil penelitian secara
fi’liyah aktif), naibul fail (subjek konsisten menunjukkan bahwa
jumlah fi’liyah pasif), mubtada peserta didik yang terlibat di dalam
(subjek jumlah ismiah), khabar pembelajaran model kooperatif tipe
(prediket jumlah ismiah), dan banyak Jigsaw memperoleh prestasi lebih
lagi pembahasan lainnya. 5 baik, mempunyai sikap lebih baik dan
Dalam pelaksanaan model lebih positif terhadap pembelajaran,
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw di samping saling menghargai
ini guru membagi satuan informasi perbedaan dan pendapat orang lain. 7
yang besar menjadi komponen- Dalam penelitiaan yang dilakukan
komponen lebih kecil. Selanjutnya oleh Jhonson tentang pembelajaran
guru membagi peserta didik ke dalam kooperatif model jigsaw yang
kelompok belajar kooperatif yang hasilnya menunjukkan bahwa
terdiri dari empat orang peserta didik interaksi kooperatif memiliki
sehingga setiap anggota bertanggung berbagai pengaruh positif terhadap
jawab terhadap penguasaan setiap perkembangan anak, dinataranya
komponen/subtopik yang ditugaskan adalah meningkatkan hasil belajar.
guru dengan sebaik-baiknya Hasil belajar peserta didik
(kelompok asal). Peserta didik dari dapat diketahui melalui proses
masing-masing kelompok yang evaluasi atau tes, kemudian hasil tes
bertanggung jawab terhadap subtopik dinilai oleh guru. Tes pada umumnya
yang sama membentuk kelompok lagi digunakan untuk menilai dan
yang terdiri atas dua atau tiga orang mengukur hasil belajar peserta didik,
(kelompok ahli). Para anggota dari terutama hasil belajar kognitif yang
kelompok asal yang berbeda, bertemu berkenaan dengan kemampuan
dengan topik yang sama dengan berfikir, termasuk didalamnya
kelompok ahli untuk berdiskusi dan kemampuan menghafal, memahami,
membahas materi yang ditugaskan mengaplikasikan, menganalisis,
kepada tiap-tiap anggota kelompok, mensintesis, dan mengevaluasi.
serta membantu satu sama lain untuk Maka yang akan dilihat dalam
mempelajari topik tersebut. Setelah penelitian ini adalah pengaruh
pembahasan selesai, para anggota penggunaan model pembelajaran
kelompok kembali pada kelompok kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil
asal dan mengajarkan pada teman belajar nahwu, dengan kerangka :
sekelompoknya hal-hal yang telah
mereka dapatkan pada saat pertemuan

5 6
Yunal Isra, Metode Praktis Belajar Hamdani, Strategi Belajar
Kitab Kuning, (Tanggerang Selatan Banten: Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011) h.
Yayasan Wakaf Darus Sunnah, 2018) cet.-1, 39
7
h. xiv Rusman, Op Cit, h. 218
Hubungan antara variabel bebas dan 15 Februari sampai dengan tanggal 30
variabel terikat. Februari 2019.

X Y Populasi dalam penelitian ini


adalah siswa kelas II MTI Candung
yang terdaftar pada tahun pelajaran
Keterangan : 2018/2019
X : Model pembelajaran kooperatif Jumlah Siswa Kelas II MTI Candung
tipe jigsaw
No Kelas Jumlah siswa
Y : Hasil belajar siswa 1
1 II 28
2 II2 29
: Pengaruh 3 II3
27
4
4 II 28
Dengan hipotesis :
5 II5 29
H1 : Terdapat pengaruh 6
6 II 29
penggunaan model pembelajaran
(Sumber : Guru Nahwu MTI
kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil
belajar nahwu peserta didik kelas II di Candung)
MTI Candung Tahun Pelajaran Sedangkan sampel diperoleh
2018/2019 setelah dilakukan beberapa pengujian
terhadap populasi yaitu uji normalitas
H0 : Tidak terdapat pengaruh
(dimana semua populasi berdistribusi
penggunaan model pembelajaran
normal), uji homogenitas (dimana se
kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil
mua populasi homogen), uji
belajar nahwu peserta didik kelas II di
kesamaan rata-rata (dimana populasi
MTI Candung Tahun Pelajaran
memiliki kesamaan rata-rata), dan
2018/2019
terakhir kelas sampel diambil secara
METODE PENELITIAN random (acak), Maka didapatlah kelas
II4 sebagai kelas eksperimen dan
Metode yang peneliti gunakan kelas II3 sebagai kelas kontrol.
dalam penelitian ini adalah quasi
eksperimen atau eksperimen semu Prosedur dalam penelitian ini
dengan desain rancangan penelitian terdiri dari beberapa langkah :
“Randomized Control Group Only
Langkah 1. Yang dilakukan adalah
Pascatest Design” dengan
menentukan kelompok mana yang
membentuk dua kelompok yaitu
dijadikan sebagai kelompok
kelompok eksperimen dan kelompok
eksperimen dan kelompok mana yang
kontrol. Desain ini menentukan
dijadikan kelompok kontrol.
pengaruh perlakuan dengan hanya
Kelompok yang menggunakan model
membandingkan rata-rata pascates
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
antara kelompok ekperimen dengan
sebagai kelas eksperimen sedangkan
kelompok kontrol atau kelompok
kelompok yang menggunakan model
pembanding. Lokasi penelitian di
konvensional ditetapkan sebagai
MTI Candung terletak di jalan Syekh
Sulaiman Arrasuli, Pakan Kamis, kelompok kontrol.
Candung, Agam, Sumatera Barat. Langkah 2. Memberikan perlakuan
Penelitian ini dilakukan mulai tanggal selama tiga kali pertemuan terhadap
kelas eksperimen dengan daya pembeda, dan reliabilitas.
menggunakan model pembelajaran Setelah diadakan pengujian,
kooperatif tipe jigsaw sedangkan instrumen memiliki tes yang valid,
kelompok kontrol menggunakan indeks kesukaran sedang dan sukar,
model konvensional daya pembeda rata-rata cukup dan
baik, dan reliabilitas yang tinggi.
Langkah 3. Memberikan Post-test Sedangkan teknik analisis data yang
untuk kelas eksperimen dan kontrol digunakan adalah dengan uji
dengan tujuan untuk melihat sejauh normalitas (uji Liliefors),
mana model pembelajaran kooperatif homogenitas (Uji F), dan uji hipotesis
tipe jigsaw berpengaruh terhadap (Uji-t). Uji hipotesis berguna untuk
hasil belajar siswa. mengetahui apakah penelitian
tersebut berhasil atau tidak.
Instrumen yang dipakai juga
diuji validitas tes, indeks kesukaran,

HASIL PENELLITIAN DAN siswa dan kelas kontrol diikuti 27


PEMBAHASAN orang siswa. Deskripsi data tes akhir
yang diberikan pada dua kelas sampel
Pendeskripsian hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk nilai siswa
disajikan dalam bentuk diagram hasil dengan rentang 0-100. Nilai tertinggi
belajar peserta didik yang berupa tes pada kelas eksperimen 98 dan nilai
tertulis. Jumlah soal pada tes ini terendahnya 30, sedangkan nilai
adalah sebanyak 8 buah soal essay. tertinggi pada kelas kontrol 95 dan
Tes hasil belajar pada kelas nilai terendahnya 26. Hasil yang
eksperimen diikuti oleh 28 orang diperoleh dapat dilihat di bawah ini :

8 Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen


7

6
Banyak Siswa

0
30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-99
Rentang Nilai
Dari data di atas terlihat bahwa pada kelas eksperimen siswa yang
memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60
sebanyak 7 orang (25%), sedangkan siswa yang memperoleh nilai di atas KKM
sebanyak 21 orang (75%).

5
Banyak Siswa

0
21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100
Rentang Nilai
Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol
Dari data di atas terlihat bahwa rata-rata 67,89 dengan nilai tertinggi
memperoleh nilai di bawah KKM yang diperoleh siswa adalah 98 dan
sebanyak 18 orang (66,67%), nilai terendahnya adalah 30.
sedangkan siswa yang memperoleh Sementara pada kelas kontrol hasil
nilai diatas KKM sebanyak 9 orang belajar siswa memiliki rata-rata 55,89
(33,33%). dengan nilai tertinggi 95 dan nilai
terendahnya 26. Nilai rata-rata hasil
Dari diagram 1 dan 2 dapat kita belajar nahwu kedua kelas sampel
ambil perbandingan hasil tes antara terlihat bahwa kelas eksperimen
kelas eksperimen dengan kelas memilki rata-rata lebih tinggi
kontrol sebagai berikut : daripada kelas kontrol.
Perbandingan Hasil Tes Kelas Sampel Berdasarkan hasil penelitian
yang penulis lakukan di kelas II MTI
No Statistik Kelas Kelas
Candung, hal di atas memang
Eksperimen Kontrol
terbukti. Siswa pada kelas eksperimen
1 N 28 27
pada awalnya tidak mengenal model
2 ̅
𝑋 67,89 55,89
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw,
3 Max 98 95 namun setelah memberi penjelasan
4 Min 30 26 kepada siswa langkah-langkah dalam
5 S 17,93 20,80 model pembelajaran ini, maka siswa
6 S2 321,506 432,718 dapat memahaminya. Pada pertemuan
Dari table diatas hasil belajar pertama, kedua dan selanjutnya siswa
Nahwu siswa kelas eksperimen yang memperlihatkan ketertarikan pada
diajar dengan model pembelajaran proses belajar mengajar,
kooperatif tipe jigsaw memiliki nilai menimbulkan semangat dan keaktifan
siswa dalam belajar, siswa merasa kegiatan pembelajaran sehingga siswa
lebih dekat dengan teman-temannya dapat menjadi aktif dalam
dan timbulnya suasana yang tidak pembelajaran.
kaku dalam belajar. Dengan
demikian, siswa akan lebih mudah DAFTAR KEPUSTAKAAN
dalam memecahkan masalah atau
Baharuddin. 2010. Cet-5. Teori
tugas-tugas yang diberikan. Dengan
Belajar dan Pembelajaran.
semangat belajar yang bertambah
Yogyakarta. Ar-Ruzz Media.
serta ketertarikan terhadap proses
belajar mengajar maka meningkat Bruinesess, Martin Van. 1995. Cet
pula hasil belajar, hal ini dibuktikan ke-1. Kitab Kuning Pesantren
dengan hasil tes akhir yang diperoleh dan Tarekat. Bandung. Mizan.
siswa di kelas eksperimen.
Departemen Pendidikan Nasional.
KESIMPULAN 2007. Ed-3. KBBI. Jakarta.
Balai Pustaka.
Berdasarkan hasil analisis data
penelitian dan perhitungan yang telah Hakim, Arif Rahman.2013.
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Mempermudah Pembelajaran
terdapat pengaruh yang signifikan Ilmu Nahwu pada abad 20, UIN
penerapan model pembelajaran Antasari.http://jurnal.uin-
kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil antasari.ac.id/index.php/maqoyi
belajar nahwu siswa kelas II. s/index.
Pengaruhnya dapat dilihat dari
perbedaan hasil belajar antara kelas Isra, Yunal. 2018. Cet-1. Metode
kontrol dan kelas eksperimen. Nilai Praktis Belajar Kitab Kuning.
rata-rata kelas kontrol adalah 55,89 Tanggerang Selatan Banten.
sedangkan kelas eksperimen adalah Yayasan Wakaf Darus Sunnah.
67,89. Berdasarkan hasil perhitungan
uji hipotesis menggunakan uji t Khaldun, Ibnu. Al Muqaddimah,
diperoleh thitung > ttabel (8,82 > 2,02), Maktabah Syamilah v.2.11.
sehingga Ho ditolak. Dari M Arifin. 1996. Cet-4. Ilmu
perhitungan tersebut dapat diperoleh Pendidikan Islam. Jakarta.
bahwa model pembelajaran Bumi Aksara.
kooperatif tipe jigsaw dapat
mempengaruhi hasil belajar. Mu’minin, Iman Saiful. 2009. Cet-2.
Kamus Ilmu Nahwu dan Sharaf.
SARAN Jakarta. Amzah
Berdasarkan uraian mengenai Rusman. 2014. Cet-5. Model-model
penelitian yang telah peneliti Pembelajaran Mengembangkan
laksanakan, dalam hal ini peneliti Profesionalisme Guru. Jakarta.
berharap Model pembelajaran Rajawali Pers.
kooperatif tipe jigsaw dapat
digunakan sebagai alternatif dalam Sanjaya, Wina. 2010. Ed-1. Cet.-7.
membuat variasi model pembelajaran Strategi Pembelajaran
di kelas sehingga dapat meningkatkan Berorientasi Standar Proses
hasil belajar siswa. Kemudian guru Pendidikan. Jakarta. Kencana.
harus dapat melibatkan siswa dalam
____________. 2013. Cet-1.
Penelitian Pendidikan; Jenis,
Metode, dan Prosedur, Jakarta.
Kencana
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar
Evaluasi Pendidikan, Jakarta.
Raja Grafindo Persada
Sudjana, Nana. 2014. Cet-18.
Penilaian Hasil Proses Belajar
Mengajar. Bandung. Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. 2016. Cet-23. Metode
Penelitian Pendidikan.
Bandung. Alfabeta Bandung.
Sumantri,Mohamad Syarif. 2015.
Cet-1. Strategi Pembelajaran:
Teori dan Praktik di Tingkat
Pendidikan Dasar. Jakarta.
Rajawali Pers
Supardi. 2016. Ed-1. Cet.-2.
Penilaian Autentik
Pembelajaran Afektif, Kognitif,
dan Psikomotor: Konsep dan
Aplikasi. Jakarta. Rajawali Pers.
Supriyono, Agus. 2009. Cooperative
Learning teori dan aplikasi
PAIKEM. Yogyakarta. Pustaka
Belajar.
Thu’aimah, Rusydi Ahmad dan
Muhammad al-Sayyid Manna’.
2000 Cet.1. Tadris al-Arabiyah
fi at-Ta’lim al-‘Am;
Nazhariyahwa Tajarib. Kairo:
Dar al-Fikr al-Araby.
Umam, Chatibul. Dkk. 2013. Cet ke-
13. Kaidah Tata Bahasa Arab.
Jakarta. Darul Ulum Pers.

Anda mungkin juga menyukai