Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Dosen Pengasuh

Feri Haryati S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:

Nurul Aini Salsabilla (1902030042)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN MATEMATIKA

MEDAN

2021

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Pendidikan memiliki peranan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya

manusia, karena pendidikan mengusahakan suatu lingkungan yang memungkinkan

perkembangan bakat, minat, dan kemampuan siswa secara optimal. Hal tersebut sesuai

dengan fungsi dan tujuan pendidikan yang dirumuskan agar pendidikan

mengembangkan potensi yang dimiliki siswa sehingga siswa mampu bersaing di era

globalisasi. Fungsi dan tujuan pendidikan tersebut tersirat dalam Undang Undang

Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab 1 ayat (1)

yang menerangkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan undang-undang

tersebut menunjukkan bahwa dalam pendidikan akan memiliki tujuan yang akan di

capai. Oleh karenanya pendidikan harus dikelola dengan baik agar tujuan pendidikan

dapat tercapai secara efektif, maka pembelajaran di sekolah harus dapat mewujudkan

cita-cita sesuai dengan tujuan pendidikan. Hal ini menuntut kompetensi guru dalam

mencapai tujuan pendidikan. Kompetensi guru berkaitan dengan profesionalisme yaitu,

guru yang profesional adalah guru yang kompeten , karena itu profesionalisme guru

dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi

keguruannya dengan kemampuan tinggi. Menurut Depdikbud kompetensi yang harus

dimiliki seorang guru adalah: kompetensi profesional, kompetensi personal, kompetensi

sosial, dan kompetensi untuk melakukan pelajaran yang sebaik-baiknya yang berarti

mengutamakan nilai-nilai sosial dari nilai material.


Berkaitan dengan hal diatas pelajaran matematika juga di tuntut dalam pembelajaran di

sekolah. Menurut Maharani (2013:22) matematika merupakan mata pelajaran yang

sangat penting dan menjadi objek visual yang harus ada dalam sistem pendidikan

sehingga dianggap sebagai ratu dan pelayan ilmu karena banyak ilmu penemuan dan

perkembangannya bersumber dari matematika. Permasalahan kualitas belajar

matematika masih memiliki kendala dan tantangan, terutama dalam kemampuan

matematika yang dimiliki peserta didik. Berdasarkan Third Internasional Mathematics

Science Study, Indonesia menempati urutan ke 34 dari 38 negara tahun 2003 dalam

kemampuan matematika untuk siswa smp. Demikian juga penelitian seorang guru

matematika di SMP Jambi Tembung-Medan melalui observasi yang dilakukan pada

siswa kelas VII, yang memperoleh hasil nilai ulangan matematika siswa masih banyak

yang tidak memenuhi nilai standar batas tuntas yaitu mencapai 75% siswa yang tidak

tuntas. Ini membuktikan bahwa rendahnya nilai matematika siswa. Adapun

berdasarkan laporan hasil UN yang dikeluarkan BSNP Kemendikbud RI, untuk nilai

UN matematika hanya ada 4 provinsi ( dari 34 provinsi) yang nilai rata-ratanya

mencapai 7, lainnya masih dibawahnya.

Berdasarkan hasil nilai matematika di atas, penyebabnya adalah guru masih cenderung

menggunakan model pembelajaran konvensional yang didominasi metode ceramah,

sehingga guru terlihat lebih aktif dari siswa. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran

akan terlihat pasif dan menimbulkan persepsi bagi siswa bahwa matematika itu sulit dan

membosankan, sehingga akan mempengaruhi hasil belajarnya. Sebagaimana menurut

Sudjana (1995: 22) mengemukakan bahwa hasil belajar matematika adalah


kemamapuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia memperoleh pengalaman

belajarnya.

Mengingat banyaknya persoalan yang timbul akibat masalah tersebut, maka peneliti

berinisiatif melakukan penelitian dengan penerapan model pembelajaran course review

horay.

Model pembelajaran course review horay merupakan salah satu model pembelajaran

yang dapat mendorong siswa ikut aktif dalam belajar. Model ini merupakan cara belajar

mengajar yang lebih menekankan pada pemahaman materi yang diajarkan guru dengan

menyelesaikan soal-soal. Dalam aplikasi course review horay tidak hanya menginginkan

keaktifan siswa. Pembelajaran course review horay juga melatih siswa untuk mencapai

tujuan-tujuan hubungan sosial yang ada pada akhirnya mempengaruhi kemampuan

belajar matematika.

Berdasarkan uraian di atas, maka timbul suatu permasalahan sejauh mana penerapan

course review horay dapat meningkatkan kemampuan belajar matematika pada siswa

SMP Swasta Raksana Medan. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan

tersebut, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul “ Upaya

meningkatkan kemampuan belajar matematika dengan model pembelajaran course

review horay pada siswa SMP Swasta Raksana Medan Tahun Pelajaran 2021/2022”

Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana yang telah diuraikan di atas, maka

dapat di identifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

Rendahnya kompetensi yang dimiliki seorang guru dalam mencapai tujuan pendidikan.
Kegiatan pembelajaran yang masih berpusat pada guru dan belum melibatkan siswa

secara aktif dalam proses pembelajaran matematika.

Rendahnya nilai matematika siswa.

Batasan Masalah Penelitian

Agar permasalahan pada penelitian ini tidak terlalu luas ruang lingkupnya maka

penelitian ini dibatasi permasalahan penelitiannya yakni :

Kemampuan kognitif, yang dimiliki siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika

dengan menggunakan model course review horay di SMP Swasta Raksana Medan T.P

2021/2022.

Materi yang akan diajarkan adalah Sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) di

kelas VII SMP Swasta Raksana Medan T.P 2021/2022.

Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah di kemukakan diatas,

maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

Bagaimana kemampuan belajar siswa kelas VII SMP Swasta Raksana Medan T.P

2021/2022?

Bagaimana aktifitas siswa selama pembelajaran menggunakan model pembelajaran

course review horay pada siswa kelas VII SMP Swasta Raksana Medan T.P 2021/2022?

Apakah model pembelajaran course review horay dapat meningkatkan kemampuan

belajar matematika siswa kelas VII SMP Swasta Raksana Medan T.P 2021/2022?

Tujuan Masalah Penelitian

Adapun yang meliputi tujuan dalam penelitian ini adalah:


Untuk mengetahui Bagaimana kemampuan belajar siswa kelas VII SMP Swasta

Raksana Medan T.P 2021/2022.

Untuk meningkatkan aktifitas siswa selama pembelajaran menggunakan model

pembelajaran course review horay pada siswa kelas VII SMP Swasta Raksana Medan

T.P 2021/2022.

Untuk mengetahui apakah model pembelajaran course review horay dapat

meningkatkan kemampuan belajar matemattika siswa kelas VII SMP Swasta Raksana

Medan T.P 2021/2022.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari peneitian ini adalah:

Manfaat bagi siswa

Dengan penerapan model course review horay dapat meningkatkan aktivitas dan

kemampuan belajar matematika siswa.

Manfaat bagi guru

Dengan adanya penerapan model pembelajaran course review horay dapat dijadikan

salah satu bahan masukan dalam hal merancang model pembelajaran agar dapat

mencapai hasil yang optimal.

Manfaat bagi sekolah

Untuk dapat dijadikan salah satu bahan masukan dalam rangka meningkatkan dan

memperbaiki kualitas pendidikan.

Manfaat bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi landasan berpijak dalam rangka

menindaklanjuti penelitian ini dengan ruang lingkup yang lebih luas lagi.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kerangka Teoritis

1. Kemampuan Belajar Matematika

a. Definisi Kemampuan Belajar Matematika

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kemampuan berasal dari kata “mampu” yang artinya

adalah sanggup. Jadi, kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan yang dimiliki seseorang

dalam menguasai suatu keahlian dan digunakan untuk mengerjakan berbagai macam pekerjaan

( Stephen P. Robbins & Timonthy A. Judge, 2009:57).

Menurut Slameto (2013:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Abdillah ( 2002:35) belajar dalah usaha sadar uang dialakukan oleh individu dalam

perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.

Dalam buku sudirman (2011:21) belajar adalah berubah. Dalam hal ini yang dimaksud belajar

berarti usaha mengubah tingkah laku pada individu-individu yang berkaitan dengan penambahan

ilmu pengetahuan berbentuk kecakapan, keretampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat,

watak, dan penyesuaian diri.

Berdasarkan definisi-definisi yang dikeukakan para ahli diatas dapat diambil kesimpulan

bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu ilmu
pengetahuan, wawasan dan pengalaman baru agar terbentuk individu yang memilii kecakapan,

keterampilan, dan watak yang baik.

Kemampuan siswa dalam belajar adalah kecakapan seseorang peserta didik yang dimiliki dan

hasil apa yang telah dipelajari yang dapat ditunjukkan atau dilihatdari hasil belajarnya. Setiap

siswa dikatakan berhasil dala belajar apabila memiliki kemampuan dalam belajar. Akan tetapi

yang menjadi masalah tidak semua siswa memiliki kemampuan yang sama, tingkat kemampuan

peserta didik dalam proses belajar mengajar dapat diketahui dari hasil belajar atau prestasi

belajar. Kemampuan belajar adalah seperangkap kecakapan yang didukung oleh keterampilan

teknis dalam melakukan proses belajar.

Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan belajar merupakan kecakapan

atau potensi menguasai, menentukan dan mengekspresikan suatu materi dalam pembelajaran,

kemampuan ini bisa saja merupakan bawaan sejak lahir, pengalaman yang telah dialami sehari-

hari atau merupakan hasil latihan atau praktek yang digunaan untuk mengerjakan sesuatu yang

diwujudkan melalui proses belajar.

Setiap siswa berbeda tingkat kemampuan belajrnya, dimana ada siswa yang cepat nangkap

materi dan ada juga yang lambat menangkap materi yang diajarkan. Mereka juga berbeda dalam

cara pendekatan, situasi belajar, dalam menerima, menyimpan, mengorganisasikan dan

menghubungan pengalaman-pengalaman mereka. Ini berarti kemampuan itu merupakan

kesanggupan untuk melakukan atau menghasilkan sesuatu.

b. Indikator Dari Kemampuan Belajar Matematika

menurut Skripsi Ricka Windayana Tanjung (2015) yaitu :

1) Berfikir kritis.

2) Mengenal dan memahami konsep.


3) Dapat menghubungkan pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang lama.

4) Aktif membangun penghetahuan yang baru dari pengalaman sebelumnya.

c. Jenis-Jenis Kemampuan Belajar

Berdasarkan pendapat Bunyamin S. Bloom dalam Purwanto(2008:50), proses belajar baik di

sekolah maupun di luar sekolah menghasilkan 3 pembentukan kemampuan belajar yang dikenal

dengan Taksoniomi Bloom, yaitu :

1) Kemampuan Kognitif

Kemampuan kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadui dalam kawasan kognisi, proses

belajar yang melibatkan kognisi meliputi kegiatan sejak dari penerimaan stimulus eksternal oleh

sensori, penyimpanan dan pengolahan dalam otak menjadi informasi hingga pemanggilan

kembali informasi ketika diperlakukan dalam menyelesaikan masalah. Kemampuan kognitif

terdiri dari 6 tingkatan yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan

penilaian.

2) Kemampuan Afektif

Kemampuan afektif adalah kemampuan yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Kemampuan

afektif terdiri dari 5 tingkatan yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi dan

internalisasi nilai atau karakterisasi.

3) Kemampuan Psikomotorik

Kemampuan psikomotoruik adalah kemampuan yang berkaitan dengan keterampialan (skill)

atau kemampuan bertindak setelah seseorang meneria pengalaman tertentu. Kemampuan

psikomotori dapat diklasifikasikan menjadi 6 gerakan reflek, gerakan funfamental fari klasifikasi

menjadi 6 yaitu gerakan reflex, geraka fundamental dadar, kemampuan perceptual, kemampuan

fisis, gerakan keterampilan dan komunikasi tanpa kita.


Dalam hal ini yang akan diamati dalam proses pembelajaran di dalam kelas adalah

kemampuan konitif. Dalam keampuan kognitif terdapat 6 tingkatan yaitu.

1) Pengetahuan (C1) adalah kemampuan kognitif yang paling rendah kemampuan ini merupakan

kemampuan memanggil kembali fakta yang disimpan dalam obat dan digunakan untu

merespons suatu masalah

2) Pemahaman (C2) adalah kemampuan untuk melihat hubungan fakta dengan fakta

penghetahuan fakta tidak lagi cukup karena pemahaman menuntut pengetahuan akan fakta

dan hubungannya

3) Penerapan(C3) adalah kemampuan kognitif untuj memahami aturan. Hukun rumus dan

sebagainya serta menggunakannya untuk untuk memecahkan masalah.

4) analisis (C4) adalah kemampuan memahami sesuatu dengan menguraikannya ke dalam

unsure-unsur.

5) Sintesis(C5) adalah keampuan memahami dengan mengorganisasikanbagian-bagian ke dalam

satuan.

6) Penilaian(C6) adalah kemampuan membuat penilaian dan mengambil keputusan dari hasil

penilaian.

2. Kemampuan Berfikir Dalam Belajar Matematika

Menurut Khodijah (2006:117) mengatakan bahwa berfikir adalah sebuah representasi

symbol dari beberapa peristiwa atau item. Sedangkan menurut Drever( dalam Khodijah

(2006:117) berfikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksaa yang dimulai

dengan adanya masalah. Jadi berfikir asalah suatu keaktifan pribadi manusia yang

mengakibatkan peneuan yang terarah kepada suatu tujuan. Secara sederhana berpikir adalah

memproses informasi secara mental atau secara kognitif. Secara lebih formal berfikir adalah
penyusunan ulang atau manipulasi kognitif baik informasi dari lingkungan maupun symbol-

symbol yang disimpan dalam log term memor. Dari pengertian tersebut tampak bahwa ada tiga

pandangan dasar tentang berpikir, yaitu: (1). Berpikir adalah kognitif, yaitu timbul secara

internal dalam pikiran tetapi dapat diperkirakan dari perilaku (2). Berpikir merupakan sebuah

proses yang melibatkan berbagai manipulasi pengetahuan dalam system kognitif, dan (3).

Berpikir diarahkan dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah atau diarahkan pada

solusi.

3. Model pembelajaran Course Review Horay

a. Pengertian Model Pembelajaran Course Review Horay

Model pembelajaran Course Review Horay (diakses dari http://4.bp.blogspot.com) Course

Review Horay merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang diawali dari pemberian

informasi kompetensi, sajian materi, tanya jawab untuk pemantapan, siswa atau kelompok

menuliskan nomor sembarang dan dimasukkan ke dalam kotak, guru membaca soal yang

nomornya sembarang dan dimasukkan ke dalam kotak, guru membaca, guru membaca soal yang

nomornya dipilih acak, siswa yang mempunyai nomor sama dengan nomor soal yang

dibacakanguru berhak menjawab, jika menjawab benar maka diberi skor dan siswa

menyambutnya dengan yel “horay” atau lainnya pemberian reward, dan evaluasi.

Course Review Horay juga merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang

bersifat menyenangkan dan meningkatkan kemampuan siswa dalam berkompetisi secara positif

dalam pembelajaran, selain itu juga dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis siswa,

serta membantu siswa untuk mengingat konsep yang dipelajari secara mudah.

b. Tujuan Model Pembelajaran Course Review Horay

1. Meningkatkan kinerja siswa dalam menyelesaikan tugas akademik.


2. Siswa dapat belajar dengan aktif.

3. Agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan

latar belakang dan perbedaan cara pandang penyelesaian masalah.

4. Mengetahui langkah-langkah yang akan digunakan guru ketika menggunakan model

pemnbelajaran Course Review Horay.

c. Prinsip Model Pembelajaran Course Review Horay

1. Model pembelajaran Course Review Horay sebaiknya digunakan dengan suatu tujuan

tertentu yang relevan dengan tujuan yang ajan dicapai, sehingga pembelajaranakan sejalan

dengan perencanaan awal pembelajaran.

2. Dierencanakan secara baik dan eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran. Jadi

penggunaan model pembelajaran Course Review Horay ini harus benar-benar terstruktur

dan direncanakan. Karena dalam menggunakan model pembelajaran Course Review Horay

ini memerlukan keluwesan, spontan sesuai dengan umpan balik yang diterima dari siswa.

Umpan balik ini ada dua yaitu :

a) Umpan balik tingkah laku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan siswa.

b) Umpan balik informasi tentang pengetahuan dan pelajaran.

d. Langkah-langkah Model Pembelajaran Course Review Horay

Menurut Suyanto( dalam Istarani dan Muhammad Ridwan, 2015 :161)

Langkah-langkah menggunakan model pembelajaran Course Review Horay adalah sebagai

berikut:

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin di capai.

2) Guru menyajikan materi.

3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.


4) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompo kecil 4-5 orang dalam satu kelompok.

5) Kelompok menuliskan nomor sebarang dan diasukkan ke dalam kotak.

6) Guru membaca soal secara acak dan nomornya dipilih secara acak.

7) Kelompok yang punya nomor yang sama dengan nomor soal yang dibacakan guru berha

menjawab, jika jawaban benar maka diberikan skor dan kelompok menyambutnya dengan

yel “Horay” atau yang lainnya yaitu pemberian reward.

8) Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan yang banyak berteriak “Horay”.

9) Penyimpulan dan evaluasi.

Berdasarkan langkah-langkah course review horay yang telah diuraikan di atas maka penulis

menyusun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian nantinya, yaitu :

1. Guru menyampaikan kompetensi

Kompetensi yaitu kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa setelah pembelajaran

berlangsung.

2. Guru menyajikan materi pembelajaran

Disini guru menyampaikan materi serta poin-poin apa saja yang harus dipahami siswa.

3. Tanya jawab sebagai pemantapan

Setelah guru menyampaikan materi, siswa diberi kesempatan untuk bertanya kepada gruu

tentang materi yang kurang dimengerti, dan sebaliknya guru akan bertanya kepada siswa

sebagai pemantapan.

4. Mempersiapkan kartu atau kotak yang berbentuk kubus

Setelah siswa duduk dalam kelompoknya, kemudian siswa mempersiapkan media

kartu/kotak yang berbentuk kubus tempat m,eletakkan jawaban hasil diskusi kelompok.

5. Bekerja dalam kelompok


6. Setelah soal dibacakan secara acak oleh guru, siswa dalam kelompoknhya yang terdiri

datas 3-5 orang mendiskusikan soal tersebut. Nomor kelompok yang sama dengan nomor

soal yang dibacakan guru adalah kelompok yang berhak menjawab dan menjelaskan

jawabannya kedepan.

7. Teriakan Horay atau yel-yel lainnya dari kelompok

8. Guru member nilai

9. Nilai dari kelompok diambil dari berapa jumlah Horay yang mereka peroleh dan cara

penyelesaian soal dengan baik.

10. Kesimpulan dan evaluasi.

e. Kekurangan dan kelebihan Model Pembelajaran Course Review Horay

Dalam setiap model pembelajaran pasti memiliki kelemahan ataupun kelebihannya masing-

masing.

a) Kelebihan model pembelajaran Course Review Horay

1) Pembelajaran lebih menarik

Artinya, dengan menggunakan mode pembelajaran Course Review Horay siswa akan

lebih bersemangat dalam menerima materi yang akan disampaikan oleh guru karena

banyak diselingi dengan games ataupun simulasi lainnya.

2) Mendorong siswa untuk dapat terjun kedalam pembelajaran.

Artinya, siswa diajak ikut serta dalam melakukan suatu games atau simulasi yang

diberikan guru kepada peserta didiknya yang berkaitan dengan materi yang akan

disampaikan guru.
3) Pemebelajaran tidak monoton Karena diselingi dengan hiburan atau games, dengan

begitu siswa tidak akan merasa jenuh yang bisa menjadikannya tidak berkonsentrasi

terhadap apa yang dijelaskan oleh guru.

4) Siswa lebih semangat belajar karena suasana belajar lebih menyenangkan.

Artinya, kebanyakan dari siswa mudah merasakan jenuh apabila metode yang

digunakan oleh guru adalah metode ceramah. Oleh karena itu, dengan menggunakan

model pembelajaran Course Review Horaymampu membangkitkan semangat belajar.

5) Adanya komunikasi dua arah

Artinya, siswa dengan guru akan mampu berkomunikasi dengan baik, dapat melatih

siswa agar dapat berbicara secara kritis, kreatif, dan inovatif. Sehingga tidak akan

menutup kemungkinan bahwa akan semakin banyak terjadi interaksi diantara guru dan

siswa.

b) Kekurangan model pebelajaran Course Review Horay

1) Siswa aktif dan siswa yang tidak aktif nilai disamakan.

Artinya, guru hanya akan menilai kelompok yang banyak mengatakan “Horay”. Oleh

karena itu, nilai yang diberikn guru dalam satu kelompok terssebut sama tanpa bisa

membedakan siswa yang aktif dan yang tidak aktif.

2) Adanya peluang untuk berlaku curang.

Artinya, guru tidak akan dapat mengontrol siswanya dengan baik, apakah ia menyonte

ataupun tidak. Guru akan memperhatika per-kelompok yang menjawab “Horay”,

sehingga peluang adanya kecurangan sangat besar.

Anda mungkin juga menyukai