Dosen Pengasuh
Disusun Oleh:
PENDIDIKAN MATEMATIKA
MEDAN
2021
BAB I
PENDAHULUAN
perkembangan bakat, minat, dan kemampuan siswa secara optimal. Hal tersebut sesuai
mengembangkan potensi yang dimiliki siswa sehingga siswa mampu bersaing di era
globalisasi. Fungsi dan tujuan pendidikan tersebut tersirat dalam Undang Undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab 1 ayat (1)
yang menerangkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
tersebut menunjukkan bahwa dalam pendidikan akan memiliki tujuan yang akan di
capai. Oleh karenanya pendidikan harus dikelola dengan baik agar tujuan pendidikan
dapat tercapai secara efektif, maka pembelajaran di sekolah harus dapat mewujudkan
cita-cita sesuai dengan tujuan pendidikan. Hal ini menuntut kompetensi guru dalam
guru yang profesional adalah guru yang kompeten , karena itu profesionalisme guru
dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi
sosial, dan kompetensi untuk melakukan pelajaran yang sebaik-baiknya yang berarti
sangat penting dan menjadi objek visual yang harus ada dalam sistem pendidikan
sehingga dianggap sebagai ratu dan pelayan ilmu karena banyak ilmu penemuan dan
Science Study, Indonesia menempati urutan ke 34 dari 38 negara tahun 2003 dalam
kemampuan matematika untuk siswa smp. Demikian juga penelitian seorang guru
siswa kelas VII, yang memperoleh hasil nilai ulangan matematika siswa masih banyak
yang tidak memenuhi nilai standar batas tuntas yaitu mencapai 75% siswa yang tidak
berdasarkan laporan hasil UN yang dikeluarkan BSNP Kemendikbud RI, untuk nilai
Berdasarkan hasil nilai matematika di atas, penyebabnya adalah guru masih cenderung
sehingga guru terlihat lebih aktif dari siswa. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran
akan terlihat pasif dan menimbulkan persepsi bagi siswa bahwa matematika itu sulit dan
belajarnya.
Mengingat banyaknya persoalan yang timbul akibat masalah tersebut, maka peneliti
horay.
Model pembelajaran course review horay merupakan salah satu model pembelajaran
yang dapat mendorong siswa ikut aktif dalam belajar. Model ini merupakan cara belajar
mengajar yang lebih menekankan pada pemahaman materi yang diajarkan guru dengan
menyelesaikan soal-soal. Dalam aplikasi course review horay tidak hanya menginginkan
keaktifan siswa. Pembelajaran course review horay juga melatih siswa untuk mencapai
belajar matematika.
Berdasarkan uraian di atas, maka timbul suatu permasalahan sejauh mana penerapan
course review horay dapat meningkatkan kemampuan belajar matematika pada siswa
tersebut, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul “ Upaya
review horay pada siswa SMP Swasta Raksana Medan Tahun Pelajaran 2021/2022”
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana yang telah diuraikan di atas, maka
Rendahnya kompetensi yang dimiliki seorang guru dalam mencapai tujuan pendidikan.
Kegiatan pembelajaran yang masih berpusat pada guru dan belum melibatkan siswa
Agar permasalahan pada penelitian ini tidak terlalu luas ruang lingkupnya maka
dengan menggunakan model course review horay di SMP Swasta Raksana Medan T.P
2021/2022.
Materi yang akan diajarkan adalah Sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) di
Bagaimana kemampuan belajar siswa kelas VII SMP Swasta Raksana Medan T.P
2021/2022?
course review horay pada siswa kelas VII SMP Swasta Raksana Medan T.P 2021/2022?
belajar matematika siswa kelas VII SMP Swasta Raksana Medan T.P 2021/2022?
pembelajaran course review horay pada siswa kelas VII SMP Swasta Raksana Medan
T.P 2021/2022.
meningkatkan kemampuan belajar matemattika siswa kelas VII SMP Swasta Raksana
Manfaat Penelitian
Dengan penerapan model course review horay dapat meningkatkan aktivitas dan
Dengan adanya penerapan model pembelajaran course review horay dapat dijadikan
salah satu bahan masukan dalam hal merancang model pembelajaran agar dapat
Untuk dapat dijadikan salah satu bahan masukan dalam rangka meningkatkan dan
menindaklanjuti penelitian ini dengan ruang lingkup yang lebih luas lagi.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kerangka Teoritis
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kemampuan berasal dari kata “mampu” yang artinya
adalah sanggup. Jadi, kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan yang dimiliki seseorang
dalam menguasai suatu keahlian dan digunakan untuk mengerjakan berbagai macam pekerjaan
Menurut Slameto (2013:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
Menurut Abdillah ( 2002:35) belajar dalah usaha sadar uang dialakukan oleh individu dalam
perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek
Dalam buku sudirman (2011:21) belajar adalah berubah. Dalam hal ini yang dimaksud belajar
berarti usaha mengubah tingkah laku pada individu-individu yang berkaitan dengan penambahan
ilmu pengetahuan berbentuk kecakapan, keretampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat,
Berdasarkan definisi-definisi yang dikeukakan para ahli diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu ilmu
pengetahuan, wawasan dan pengalaman baru agar terbentuk individu yang memilii kecakapan,
Kemampuan siswa dalam belajar adalah kecakapan seseorang peserta didik yang dimiliki dan
hasil apa yang telah dipelajari yang dapat ditunjukkan atau dilihatdari hasil belajarnya. Setiap
siswa dikatakan berhasil dala belajar apabila memiliki kemampuan dalam belajar. Akan tetapi
yang menjadi masalah tidak semua siswa memiliki kemampuan yang sama, tingkat kemampuan
peserta didik dalam proses belajar mengajar dapat diketahui dari hasil belajar atau prestasi
belajar. Kemampuan belajar adalah seperangkap kecakapan yang didukung oleh keterampilan
Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan belajar merupakan kecakapan
atau potensi menguasai, menentukan dan mengekspresikan suatu materi dalam pembelajaran,
kemampuan ini bisa saja merupakan bawaan sejak lahir, pengalaman yang telah dialami sehari-
hari atau merupakan hasil latihan atau praktek yang digunaan untuk mengerjakan sesuatu yang
Setiap siswa berbeda tingkat kemampuan belajrnya, dimana ada siswa yang cepat nangkap
materi dan ada juga yang lambat menangkap materi yang diajarkan. Mereka juga berbeda dalam
1) Berfikir kritis.
sekolah maupun di luar sekolah menghasilkan 3 pembentukan kemampuan belajar yang dikenal
1) Kemampuan Kognitif
Kemampuan kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadui dalam kawasan kognisi, proses
belajar yang melibatkan kognisi meliputi kegiatan sejak dari penerimaan stimulus eksternal oleh
sensori, penyimpanan dan pengolahan dalam otak menjadi informasi hingga pemanggilan
terdiri dari 6 tingkatan yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan
penilaian.
2) Kemampuan Afektif
Kemampuan afektif adalah kemampuan yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Kemampuan
afektif terdiri dari 5 tingkatan yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi dan
3) Kemampuan Psikomotorik
psikomotori dapat diklasifikasikan menjadi 6 gerakan reflek, gerakan funfamental fari klasifikasi
menjadi 6 yaitu gerakan reflex, geraka fundamental dadar, kemampuan perceptual, kemampuan
1) Pengetahuan (C1) adalah kemampuan kognitif yang paling rendah kemampuan ini merupakan
kemampuan memanggil kembali fakta yang disimpan dalam obat dan digunakan untu
2) Pemahaman (C2) adalah kemampuan untuk melihat hubungan fakta dengan fakta
penghetahuan fakta tidak lagi cukup karena pemahaman menuntut pengetahuan akan fakta
dan hubungannya
3) Penerapan(C3) adalah kemampuan kognitif untuj memahami aturan. Hukun rumus dan
unsure-unsur.
satuan.
6) Penilaian(C6) adalah kemampuan membuat penilaian dan mengambil keputusan dari hasil
penilaian.
symbol dari beberapa peristiwa atau item. Sedangkan menurut Drever( dalam Khodijah
(2006:117) berfikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksaa yang dimulai
dengan adanya masalah. Jadi berfikir asalah suatu keaktifan pribadi manusia yang
mengakibatkan peneuan yang terarah kepada suatu tujuan. Secara sederhana berpikir adalah
memproses informasi secara mental atau secara kognitif. Secara lebih formal berfikir adalah
penyusunan ulang atau manipulasi kognitif baik informasi dari lingkungan maupun symbol-
symbol yang disimpan dalam log term memor. Dari pengertian tersebut tampak bahwa ada tiga
pandangan dasar tentang berpikir, yaitu: (1). Berpikir adalah kognitif, yaitu timbul secara
internal dalam pikiran tetapi dapat diperkirakan dari perilaku (2). Berpikir merupakan sebuah
proses yang melibatkan berbagai manipulasi pengetahuan dalam system kognitif, dan (3).
Berpikir diarahkan dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah atau diarahkan pada
solusi.
Review Horay merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang diawali dari pemberian
informasi kompetensi, sajian materi, tanya jawab untuk pemantapan, siswa atau kelompok
menuliskan nomor sembarang dan dimasukkan ke dalam kotak, guru membaca soal yang
nomornya sembarang dan dimasukkan ke dalam kotak, guru membaca, guru membaca soal yang
nomornya dipilih acak, siswa yang mempunyai nomor sama dengan nomor soal yang
dibacakanguru berhak menjawab, jika menjawab benar maka diberi skor dan siswa
menyambutnya dengan yel “horay” atau lainnya pemberian reward, dan evaluasi.
Course Review Horay juga merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang
bersifat menyenangkan dan meningkatkan kemampuan siswa dalam berkompetisi secara positif
dalam pembelajaran, selain itu juga dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis siswa,
serta membantu siswa untuk mengingat konsep yang dipelajari secara mudah.
3. Agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan
1. Model pembelajaran Course Review Horay sebaiknya digunakan dengan suatu tujuan
tertentu yang relevan dengan tujuan yang ajan dicapai, sehingga pembelajaranakan sejalan
2. Dierencanakan secara baik dan eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran. Jadi
penggunaan model pembelajaran Course Review Horay ini harus benar-benar terstruktur
dan direncanakan. Karena dalam menggunakan model pembelajaran Course Review Horay
ini memerlukan keluwesan, spontan sesuai dengan umpan balik yang diterima dari siswa.
a) Umpan balik tingkah laku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan siswa.
berikut:
6) Guru membaca soal secara acak dan nomornya dipilih secara acak.
7) Kelompok yang punya nomor yang sama dengan nomor soal yang dibacakan guru berha
menjawab, jika jawaban benar maka diberikan skor dan kelompok menyambutnya dengan
8) Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan yang banyak berteriak “Horay”.
Berdasarkan langkah-langkah course review horay yang telah diuraikan di atas maka penulis
Kompetensi yaitu kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa setelah pembelajaran
berlangsung.
Disini guru menyampaikan materi serta poin-poin apa saja yang harus dipahami siswa.
Setelah guru menyampaikan materi, siswa diberi kesempatan untuk bertanya kepada gruu
tentang materi yang kurang dimengerti, dan sebaliknya guru akan bertanya kepada siswa
sebagai pemantapan.
kartu/kotak yang berbentuk kubus tempat m,eletakkan jawaban hasil diskusi kelompok.
datas 3-5 orang mendiskusikan soal tersebut. Nomor kelompok yang sama dengan nomor
soal yang dibacakan guru adalah kelompok yang berhak menjawab dan menjelaskan
jawabannya kedepan.
9. Nilai dari kelompok diambil dari berapa jumlah Horay yang mereka peroleh dan cara
Dalam setiap model pembelajaran pasti memiliki kelemahan ataupun kelebihannya masing-
masing.
Artinya, dengan menggunakan mode pembelajaran Course Review Horay siswa akan
lebih bersemangat dalam menerima materi yang akan disampaikan oleh guru karena
Artinya, siswa diajak ikut serta dalam melakukan suatu games atau simulasi yang
diberikan guru kepada peserta didiknya yang berkaitan dengan materi yang akan
disampaikan guru.
3) Pemebelajaran tidak monoton Karena diselingi dengan hiburan atau games, dengan
begitu siswa tidak akan merasa jenuh yang bisa menjadikannya tidak berkonsentrasi
Artinya, kebanyakan dari siswa mudah merasakan jenuh apabila metode yang
digunakan oleh guru adalah metode ceramah. Oleh karena itu, dengan menggunakan
Artinya, siswa dengan guru akan mampu berkomunikasi dengan baik, dapat melatih
siswa agar dapat berbicara secara kritis, kreatif, dan inovatif. Sehingga tidak akan
menutup kemungkinan bahwa akan semakin banyak terjadi interaksi diantara guru dan
siswa.
Artinya, guru hanya akan menilai kelompok yang banyak mengatakan “Horay”. Oleh
karena itu, nilai yang diberikn guru dalam satu kelompok terssebut sama tanpa bisa
Artinya, guru tidak akan dapat mengontrol siswanya dengan baik, apakah ia menyonte