Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGEMBANGAN KURIKULUM SD
TENTANG
LANGKAH – LANGKAH PENGEMBANGAN KURIKULUM

OLEH
KELOMPOK 06
NURUL ARMITA ZAHRANI 220407510009
ALFINA SYAHRANI HAMSAH 220407512014
AURA AVRILYA ANSARI 220407512010
SABINA FAHIRA RAMADHANI SYARIF 200407512032

DOSEN PEMBIMBING
BHAKTI PRIMA FINDIGA HERMUTTAQIEN, S.Pd.,M.Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD BILINGUAL)


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2024/2025
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. Wb.


Puji dan syukur kepada Allah SWT, karena atas berkat limpahan Rahmat dan Karunia-NYA
sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya.
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “LANGKAH – LANGKAH
PENGEMBANGAN KURIKULUM”.
Salam selalu tercurahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW. Tak lupa pula kami
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen yang telah membantu memberikan arahan dan
bimbingannya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat terbatas, baik dari segi penulisan, isi,
dan literatur penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk penyempurnaan makalah ini dan untuk penulisan makalah berikutnya.
Demikian penulisan makalah ini kami buat dengan sebenarnya semoga dapat bermanfaat bagi
siapapun yang membacanya, kami mohon maaf apabila ada kesalahan atas makalah ini atas saran
yang diberikan, kami ucapkan Terima Kasih.
Wassalamualaikum wr. wb.
Makassar, 19 Februari 2024

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................................. 3
BAB I............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ...................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................................... 4
BAB II ........................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN............................................................................................................................ 5
A. Pengertian Pengembangan Kurikulum ................................................................................. 5
B. Fungsi dan Tujuan Pengembangan Kurikulum..................................................................... 5
C. Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum ..................................................................... 7
BAB III ........................................................................................................................................ 15
PENUTUP ................................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejatinya kurikulum tidak hanya berisi serangkaian petunjuk teknis materi pelajaran. Lebih
dari itu, kurikulum merupakan sebuah progam terencana dan menyeluruh, yang menggambarkan
kualitas pendidikan suatu lembaga, mulai dari lembaga tingkat sekolah, tingkat wilayah
kecamatan, kabupaten, propinsi dan bangsa. Dengan sendirinya, kurikulum memegang peran
strategis dalam kemajuan lembaga tersebut.
Kurikulum tidah seharusnya bersifat statis, karena dengan seiring dengan perkembangan
zaman dan tuntutan kehidupan dalam masyarakat menjadikan kurikulum senantiasa berkembng
dan menyelaraskan dengan kemajuan zaman. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum berupa
proses dinamis dan integratif perlu diupayakan, melalui langkah-langkah pengembangan
kurikulum yang sistematis, profesional dan melibatkan seluruh aspek-aspek kurikulum yang
terkait yang berguna untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional. Didalam makalah ini akan
dipaparkan tentang langkah-langkah pengembangan kurikulum.

B. Rumusan Masalah
Apa pengertian pengembangan kurikulum?
Apa fungsi dan tujuan pengembangan kurikulum?
Apa langkah-langkah pengembangan kurikulum?

C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui pengertian pengembangan kurikulum.
Untuk mengetahui fungsi dan tujuan pengembangan kurikulum.
Untuk mengetahui langkah-langkah pengembangan kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Kurikulum


Pengembangan kurikulum ialah mengarahkan kurikulum sekarang ke tujuan pendidikan
yang diharapkan karena adanya berbagai pengaruh positif yang datangnya dari luar ataupun
dari dalam dengan harapan agar peserta didik mampu untuk menghadapi masa depannya[1].
Oleh karena itu hendaknya pengembangan kurikulum harus bersifat adaptif, antisipatif dan
aplikatif. Adaptif disini yaitu pengembangan kurikulum harus disesuaikan dengan keadaan
dan kebutuhan peserta didik. Antisipasi bermakna kurikulum harus dapat selalu siap untuk
tujuan jangka panjang maupun jangka pendek.

B. Fungsi dan Tujuan Pengembangan Kurikulum


1. Tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum pada dasarnya merupakan tujuan setiap program pendidikan yang
diberikan kepada anak didik, Karena kurikulum merupakan alat antuk mencapai tu-
juan, maka kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan. Dalam sistem
pendidikan di Indonesia tujuan pendidikan bersumber kepada falsafah Bangsa
Indonesia. Di Indonesia ada 4 tujuan utama yang secara hirarki sebagai berikut:
a) Tujuan Nasional Dalam Undang-undang No. 2 tahun 1980 tentang sistem
Pendidikan Nasional rumusan tujuan pendidikan nasional disebutkan Pendidikan
Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan.
Kesehatan asmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tariggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dari tujuan nasional kemudian
dijabar- kan ke dalam tujuaninsitusional/ lembaga, tujuan kurikuler, sampai kepada
tujuan insfruksional.
b) Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu lembaga pendi-
dikan, umpamanya MI. MTs, MA, SD, SMP, SMA, dan sebagainya. Artinya apa
yang harus dimiliki anak didik setelah menamatkan lembaga pendidikan tersebut,
Sebagai contoh, kemampuan apa yang harus dimiliki anak didik setelah menamat-
kan lembaga pendidikan iersebut. Sebagai contoh, kemampuan apa yang diharap-
kan dimiliki oleh anak yang tamat MI, MTs, atau Madrasah Aliyah. Rumusan tu-
juan institusional harus merupakan penjabaran dan tujuan umum (riasional), harus
memiliki kesinambungan antara satu jenjang pendidikan tinggi dengan jenjang
Iainnya (MI, MTs, dan MA sampal ke IAIN/ perguruan tinggi). Tujuan institu-
sional juga harus memperhatikan fungsi dan karakter dari lembaga pendidikan- nya,
seperti lembaga pendidikan umum, pendidikan guru dan sebagainya.
c) Tujuan kurikuler adalah penjabaran dan tujuan kelembagaan pendidikan (tujuan
institusiorial). Tujuan kurikuler adalah tujuan di bidang studi atau mata pelajaran
sehingga mencerminkan hakikat keilmuan yang ada di dalamnya. Secara oera-
sional adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik
setelah mempelajari suatu mata pelajaran atau bidang studi tersebut.
d) Tujuan Instruksional dijabarkan dari tujuan kurikuler. Tujuan ini adalah tujuan yang
langsung dihadapkan kepada anak didik sebab hrus dicapai oIeh mereka setelah
menempuh proses belajar-mengajar. Oleh karena itu tujuan instruksion- al
dirumuskan sebagai kemampuan-kemampuan yang diharapkan dapat dimil- iki oleh
anak didik setelah mereka menyelesaikan proses belajar-mengajar. Ada dua jenis
tujuan institusional, yaitu tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan instruksional
khusus (TIK). Perbedaan kedua tujuan tersebut terletak dalam hal kemampuan yang
diharapkan dikuasai anak didik. Pada TIU sifatnya lebih luas dan mendalam,
sedangkan TIK lebih terbatas dan harus dapat diukur pada saat berlangsungnya
proses belajar-mengajar. Dengan demikian TIK harus lebih op- erasional dan mudah
dilakukan pengukuran.

2. Fungsi Kurikulum Bagi Anak Didik


Keberadaan kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun merupakan suatu kesiapan
anak. Anak didik diharapkan mendapat sejumlah pengalaman baru yang dapat
dikembang- kan seirama dengan perkembangan anak, agar dapat memenuhi bekal
hidupnya kelak. Kalau kita kaitkan dengan pendidikan islam, pendidikan harus
berorientasikan kepada kepentingan peserta didik, dan perlu diberikan pengetahuan untuk
pada zamannya kelak. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Didiklah anak-anakmu, karena
mereka diciptakan untuk menghadapi zaman yang lain dari zamanmu”. Sebagai alat
dalam mencapai tujuan pendidikan, kurikulum diharap- kan mampu menawarkan
program-program pada anak didik yang akan hidup pada zamannya, dengan latar
belakang sosio historis dan cultural yang berbeda dengan zaman dimana kedua
orangtuanya berada.

3. Fungsi Kurikulum Bagi Pendidik Guru


Sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar pada
anak didik dan sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan
anak didik dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan.

4. Fungsi Kurikulum Bagi Kepala Sekolah / Pembina Sekolah


a. Kepala sekolah merupakan administrator dan supervisor yang mempunyai tang-
gung jawab terhadap kurikulum. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan para
Pembina sekolah lainnya adalah sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi su-
pervise yakni memperbaiki situasi belajar
b. Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervise dalam menciptakan situ- asi
belajar anak kea rah yang lebih baik.
c. Sebagai pedoman dalam memberikan kepada guru atau pendidikan agar dapat
memperbaiki situasi belajar

5. Fungsi Kurikulum Bagi Orang Tua


Kurikulum bagi orangtua, mempunyai fungsi agar orangtua dapat berpastisipasi mem-
bantu usaha sekolah dalam memajukan putra-putrinya.Bantuan yang dimaksud dapat
berupa konsultasi langsung dengan sekolah/guru mengenai masalah yang menyangkut
anak-anak mereka. Adapun bantuan berupa materi dari orangtua anak melalui Bp-3.
Dengan membaca dan memahami kurikulum sekolah, para orangtua dapat mengetahui
pengalaman belajar yang diperlukan anak-anak mereka. Dengan demikian partisipasi
orangtua inipun tidak kalah penting dalam menyukseskan proses belajar mengajar di
sekolah. Meskipun orangtua telah menyerahkan anak-anak mereka kepada sekolah agar
diajarkan dengan ilmu pengetahuan dan dididik menjadi orang yang bermanfaat bagi
pribadinya, orangtua, keluarga, masyarakat, bangsa, dan agama.
Namun tidak berarti tanggung jawab kesuksesan anaknya secara total menjadi
tanggung jawab guru dan sekolah. Sebenarnya keberhasilan tersebut merupakan suatu
sistem kerjasama berdasarkan fungsi masing-masing, yakni orangtua, sekolah, dan guru.
Oleh karena itu, pemahaman orangtua mengenai kurikulum merupakan hal yang mutlak.

6. Fungsi Kurikulum bagi sekolah tingkat diatasnya


a. Pemelihara keseimbangan proses pendidikan
Dengan mengetahui kurikulum sekolah pada tingkat tertentu maka kurikulum pada
tingkat atasnya dapat mengadakan penyesuaian. Misalnya, pada suatu bi- dang telah
diberikan pada kurikulum sekolah ditingkat bawahnya, harus dipertim- bangkan lagi
pemeliharaanya pada kurikulum sekolah tingkat diatasnya , terutama dalam hal
pemilihan bahan pengajaran. Penyesuaian bahan tersebut dimaksudkan untuk
menghindari keterulangan penyampaian yang bisa berakibat pemborosan waktu, dan
yang lebih penting lagi adalah untuk menjaga kesinambungan bahan pengajaran itu.
b. Penyiapan tenaga baru
Di samping itu, terdapat juga kurikulum yang berfungsi untuk menyiapkan tenaga
pengajar. Bila suatu sekolah atau lembaga pendidikan bertujuan menghasilkan tenaga
guru (LPTK), maka lembaga tersebut harus mengetahui kurikulum sekolah pada
tingkat dibawahnya tempat calon guru yang dipersiapkan itu akan mengajar. Misalnya
murid SPG harus mengetahui kurikulum SD, mahasiswa IKIP/FKG ha- rus menguasai
kurikulum SLTP dan SMU.

7. Fungsi Kurikulum bagi masyarakat dan pemakai lulusan


Kurikulum suatu sekolah juga memiliki fungsi bagi masyarakat dan pihak pemakai
lulusan sekolah bersangkutan. Dengan mengetahui kurikulum pada suatu sekolah,
masyarakat, sebagai pemakai lulusan dapat melaksanakan sekurang-kurangnya dua
macam:
a. Ikut memberikan kontribusi,dalam memperlancar program pendidikan yang
membutuhkan kerjasama dengan pihak orangtua dan masyarakat.
b. ikut memberikan kritik dan saran yang konstruktif demi penyempurnaan program
pendidikan di sekolah, agar lebih serasi dengan kebutuhan masyarakat dan lapangan
kerja.

C. Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum


Langkah-langkah pengembangan kurikulum pada umumnya terdiri atas diagnosis
kebutuhan, perumusan tujuan, pengorganisasian materi pemilihan, dan pengorganisasian
pengalaman belajar dan pengembangan alat evaluasi. Penyusunan dan pengembangan
kurikulum dapat menempuh langkah-langkah:
1. Perumusan tujuan
Tujuan di rumuskan berdasarkan analisis terhadap berbagai kebutuhan, tuntutan dan
harapan. Oleh karena itu tujuan di rumuskan dengan mempertimbangkan faktor-faktor
masyarakat, siswa itu sendiri serta ilmu pengetahuan.
2. Menentukan isi
Isi kurikulum merupakan pengalaman belajar yang di rencanakan akan di peroleh siswa
selama mengikuti pendidikan. Pengalaman belajar ini dapat berupa mempelajari mata
pelajaran-mata pelajaran, atau jenis-jenis pengalaman belajar lain sesuai dengan bentuk
kurikulum itu sendiri.
3. Memilih kegiatan
Organisasi dapat di rumuskan sesuai dengan tujaun dan pengalaman-pengalaman belajar
yang menjadi isi kurikulum, dengan mempertimbangkan bentuk kurikulum yang
digunakan.
4. Merumuskan evaluasi
Evaluasi kurikulum mengacu pada tujuan kurikulum, sebagai di jelaskan di muka.
Evaluasi perlu di lakukan untuk memperoleh balikan sebagai dasar dalam melakukan
perbaikan, oleh karena itu evaluasi dapat di lakukan secara terus menerus.

Ada empat langkah pengembangan kurikulum model Rogers.


1. Pemilihan target dari system pendidikan. Didalam penentuan target ini stu-satunya
criteria yang menjadi pagangan adalah adanya kesediaan dari pejabat pendidikan
untuk turut serta dalam kegiatan kelompok yang intensif.
2. Partisipasi guru dalam pengalaman guru dalam pengalaman kelompok yang intensif.
3. Pengembangan pengalaman kelompok yang intensif untuk satu kelas atau unit
pelajaran.
4. Partisipasi orang tua dalam kegiatan kelompok.

Menurut Olivia pengembangan kurikulum terdiri atas 10 langkah :


1. Perumusan filosofis, sasaran, misi serta visi lembaga pendidikan, yang kesemuanya
bersumber dari analisis kebutuhan siswa, dan kebutuhan masyarakat.
2. Analisis kebutuhan masyarkat di mana sekolah itu berada, kebutuhan siswa dan
urgensi dari disiplin ilmu yang harus diberikan oleh sekolah.
3. Tujuan umum dan khusus bagaimana mengorganisasikan rancangan dan
mengimplementasikan kurikulum.
4. Bagaimana menjabarkan atau perbedaan antara tujuan umum dan tujuan khusus
pembelajaran.
5. Menetapkan strategi pembelejaran untuk mencapai tujuan.
6. Pengembangan kurikulum.
7. Mengimplementasikan strategi pembelajaran.
8. Pengembangan kurikulum kembali.
9. Menyempurnakan alat atau teknik penilaian.
10. Evaluasi terhadap pembelajaran dan evalusi kurikulum.

Langkah – langkah pengembangan kurikulum menurut Tyler:


1) Menentukan tujuan
Dalam penyusunan suatu kurikulum, merumuskan tujuan merupakan langkah pertama dan
utama , sebab tujuan merupakan arah atau sasaran pendidikan.
2) Menentukan pengalaman belajar
Menentukan pengalaman belajar (learning experiences) adalah aktivitas siswa dalam
berinteraksi dengan lingkungan. Pengalaman belajar pada aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran. Ada beberapa prinsip dalam menentukan pengalaman belajar siswa, yaitu :
❖ Pengalaman siswa harus sesuai dengan tujuan yang ingin di capai.
❖ Setiap pengalaman belajar harus memuaskan siswa.
❖ Setiap rancangan pengalaman siswa belajar sebaiknya melibatkan siswa.
❖ Dalam suatu pengalaman belaajr dapat mencapai tujuan yang berbeda
3) Pengorganisasian pengalaman belajar
Ada dua jenis pengorganisasian pengalaman belajar, yaitu :
o Pengorganisasian secara vertikal
Pengorganisasian secara vertikal adalah menghubungkan pengalaman belajar
dalam satu kajian yang sama dalam tingkat yang berbeda.
o Pengorganisasian secara horizontal
Pengorganisasian secara horisontal adalah menghubungkan pengalaman belajar
dalam bidang geografi dan sejarah dalam tingkat yang sama.
4) Penilaian tujuan belajar sebagai komponen yang dijadikan perhatian utama
Menurut Beauchamp, ada lima langkah atau pentahapan dalam mengembangkan suatu
kurikulum (Beauchamp’s System):
❖ Menetapkan arena atau lingkup wilayah yang akan dicakup oleh kurikulum
tersebut (sekolah, kecamatan, kabupaten, propinsi, negara). Pentahapan arena ini
ditentukan oleh wewenang yang dimiliki oleh pengambil kebijakan dalam
pengembangan kurikulum,serta oleh tujuan pengembangan kurikulum.
❖ Menetapkan personalia, yaitu siapa-siapa yang turut serta terlibat dalam
pengembangan kurikulum. Ada empat kategori orang yang turut berpartisipasi
dalam pengembangan kurikulum:
1. Para ahli pendidikan/kurikulum yang ada pada pusat pengembangan
kurikulum dan para ahli bidang ilmu dari luar
2. Para ahli pendidikan dari perguruan tinggi atau sekolah dan guru-guru terpilih
para profesional dalam sistem pendidikan profesional lain dan tokoh-tokoh
masyarakat.
5) Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum.
Langkah ini berkenaan dengan prosedur yang harus ditempuh dalam merumuskan tujuan
umum dan tujuan yang lebih khusus, memilih isi dan pengalaman belajar, serta kegiatan
evaluasi, dan dalam menentukan keseluruhan desain kurikulum. Beauchamp membagi
keseluruhan kegiatan ini dalam lima langkah, yaitu:
❖ membentuk tim pengembang kurikulum.
❖ mengadakan penilaian atau penelitian terhadap kurikulum yang ada yang sedang
digunakan studi penjajahan tentang kemungkinan penyusunan kurikulum baru.
❖ merumuskan kriteria-kriteria bagi penentuan kurikulum baru.
❖ penyusunan dan penulisan kurikulum baru.
6) Implementasi kurikulum.
Langkah ini merupakan langkah mengimplementasikan atau melaksanakan kurikulum
yang bukan sesuatu yang sederhana, sebab membutuhkan kesiapan yang menyeluruh,baik
kesiapan guru-guru, siswa, fasilitas, bahan maupun biaya, di samping kesiapan manajerial
dari pimpinan sekolah atau administrator setempat.
7) Evaluasi kurikulum.
Langkah ini mencakup empat hal, yaitu:
❖ Evaluasi tentang pelaksanaan kurikulum oleh guru-guru
❖ Evaluasi desain kurikulum
❖ Evaluasi hasil belajar siswa
❖ Evaluasi dari keseluruhan sistem kurikulum.
Data yang diperoleh dari hasil kegiatan evaluasi ini digunakan bagi penyempurnaan
sistem dan desain kurikulum, serta prinsip-prinsip melaksanakannya. Dalam Buku
Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum yang ditulis oleh Prof. Drs. H. Dakir melihat
bahwa langkah-langkah pada model Beaucham tersebut yang dikembangkan oleh G.A.
Beauchamp (1964) adalah sebagai berikut:
1. Suatu gagasan pengembangan kurikulum yang telah dilaksanakan di kelas,
diperluas di sekolah, disebarkan di sekolah-sekolah di daerah tertentu baik berskala
regional maupun nasional yang disebut arena.
2. Menunjuk tim pengembang yang terdiri atas ahli kurikulum, para ekspert, staf
pengajar, petugas bimbingan, dan nara sumber lain.
3. Tim menyusun tujuan pengajaran, materi dan pelaksanaan proses belajar
mengajar. Untuk tugas tersebut perlu dibentuk dewan kurikulum sebagai
Koordinator yang bertugas juga sebagai penilai pelaksanaan kurikulum, memilih
materi pelajaran baru, menentukan berbagai criteria untuk memilih kurikulum
mana yang akan dipakai, dan menulis secara menyeluruh mengenai kurikulum
yang akan dikembangkan.
4. Melaksanakan kurikulum di sekolah.
5. Mengevaluasi kurikulum yang berlaku.

Beauchamp mengemukakan lima hal dalam mengembangkan suatu kurikulum.


1. Pertama, menetapkan arena atau lingkup wilayah yang akan dicakup oleh
kurikulum tersebut, apakah suatu sekolah, kecamatan, kabupaten, propinsi, ataupun
seluruh Negara.
2. Kedua, menetapkan personalia, yaitu siapa-siapa yang turut seerta terlibat dalam
pengembangan kurikulum.
3. Ketiga, organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum. Langkah ini berkenaan
dengan prosedur yang harus ditempuh dalam merumuskan tujuan umum dan tujuan
yang lebih khusus, memilih isi dan pengalaman belajar, serta kegiatan evaluasi, dan
dalam menetukan keseluruhan dasain kurikulum.
4. Keempat, implementasi kurikulum. Langkah ini merupakan langkah
mengimplementasikan aatu melaksanakan kurikulum yang bukan sesuatu yang
sederhana, sebab membutuhkan kesiapan yang menyeluruh, baik kesiapan guru-
guru, siswa, fasilitas, bahan maupun biaya, disamping kesiapan material dari
pimpinan dan penulisan kurikulum baru.
5. Langkah yang kelima dan merupakan terakhir adalah evaluasi kurikulum.

Menurut Taba ada lima langkah pengembangan kurikulum model terbalik


1. Membuat unit-unit eksperimen bersama dengan guru-guru :
Mendiagnosis kebutuhan. Pada langkah ini, pengembangan kurikulum dimulai
dengan menentukan kebuttuhan-kebutuhan siswa melalui diagnosis tentang berbagai
kekurangan (deficiencies), dan perbedaan latar belakang siswa. Tenaga pengajar
mengidentifikasi masalah-masalah, kondisi, kesulitan serta kebutuhan- kebutuhan
siswa dalam suatu proses pengajaran. Lingkup diagnosis tergantung pada latar
belakang program yang akan direvisi, termasuk didalamnya tujuan konteks dimana
program tersebut difungsikan.
❖ Merumuskan tujuan khusus. Setelah kebuttuhan-kebutuhan siswa didiagnosis,
selanjutnya para pengembang kurikulum merumuskan tujuan. Rumusan tujuan
akan meliputi:
1. Konsep atau gagasan yang akan dipelajari
2. Sikap, kepekaan dan perasaan yang akan dikembangkan
3. Cara befikir untuk memperkuat,
4. Kebiasaan dan keterampilan yang akan dikuasai
❖ Memilih isi. Pemilihan isi kurikulum sesuai dengan tujuan meerupakan langkah
berikutnya. Pemilihan isi bukan saja didasarkan pada tujuan yang harus dicapai
sesuai dengan langkah kedua, akan tetapi juga harus mempertimbangkan segi
validitas dan kebermaknaannya untuk siswa.
❖ Mengorganisasi isi. Melalui penyeleksian, selanjutnya isi kurikulum yang telah
ditentukan itu disusun urutannya, sehingga tampak pada tingkat atau kelas
berapa sebaiknya kurikulum itu diberikan.
❖ Memilih pengalaman belajar. Pada tahap ini ditentukan pengalaman-
pengalaman belajar yag harus dimiliki siswa untuk mencapai tujuan kurikulum.
❖ Mengorganisasi pengalaman belajar. Guru selanjutnya menentukan bagaimana
mengemas pengalaman-pengalaman belajar yang telah ditentukan itu kedalam
paket-paket kegiatan itu, siswa diajak serta, agar mereka memiliki tanggung
jawab dalam melaksanakan kegiatan belajar.
❖ Menentukan alat evaluasi dan prosedur yang harus dilakukan siswa. Peda
penentuan alat evaluasi guru dapat menyeleksi berbagai teknik yang dapat
dilakukan untuk menilai prestasi siswa, apakah siswa sudah mencapai tujuan
atau belum.
❖ Menguji keseimbangan isi kurikulum. Pengujian ini perlu dilakukan untuk
melihat kesesuaian antara isi, pengalaman belajar, dan tipe-tipe belajar siswa.
2. Menguji unit eksperimen
Unit yang sudah sudah dihasilkan pada langkah yang pertama harus diujicobakan
pada berbagai situasi dan kondisi belajar. Pengujian dilakukan untuk mengetahui tigkat
validitas dan kepraktisan sehingga dapat menghimpun data sebagai penyempurnaan.
3. Mengadakan revisi dan konsolidasi
Setelah langkah pengujian, maka langkah selanjutnya melakukan revisi dan
konsolidasi. Perbaikan dan penyempurnaan dilakukan pada data yang dihimpun
sebelumnya. Selain dilakukan perbaikan dan penyempurnaan dilakukan juga
konsolidasi yaitu penarikan kesimpulan hal-hal yang umum dan tentang konsistensi
teori-teori yang digunakan. Langkah ini dilakukan secara bersama-sama dengan
coordinator kurikulum maupun ahli kurikulum. produk dari langkah ini adalah
berupa teaching learning unityang telah diuji dilapangan. Pada langkah ini dilakukan
pula penarikan kesimpulan (konsolidasi) tentang konsistensi teori yang digunakan.
Langkah ini dilakukan bersama oleh koordinator kurikulum dan ahli kurikulum. Bila
hasilnya sudah memadai, maka unit-unit tersebut dapat disebarkan dalam lingkup yang
lebih luas.
4. Pengembangan keseluruhan kerangka kurikulum (developing a frame work)
Apabila dalam kegiatan penyempurnaan dan konsolidasi telah diperoleh sifatnya
yang lebih menyeluruh atau berlaku lebih luas, hal itu harus dikaji oleh para ahli
kurikulum.
5. Implementasi dan desiminasi
Dalam langkah ini dilakukan penerapan dan penyebarluasan program ke daerah dan
sekolah-sekolah dan dilakukan pendataan tetang kesulitan serta permasalahan yang
dihadapi guru-guru di lapangan. Oleh karena itu perlu diperhatikan tentang persiapan
dilapangan yang berkaitan dengan aspek-aspek penerapan kurikulum. Pengembangan
kurikulum realitas dengan pelaksanaannya, yaitu melalui pengujian terlebih dahulu oleh
staf pengajar yang profesional. Dengan demikian, model ini benar-benar memadukan
teori dan praktek.

Menurut Wheeler berpendapat bahwa pengembangan kurikulum teridri dari 5


tahap yaitu:
1. Mementukan tujuan umum dan tujuan khusus.
Dalam hal ini tujuan umum dapat berupa tujuan yang bersifat normative yang
mengandung tujuan filisofis (aim) atau tujuan pembelajaran yang bersifat praktis
(goals). Sedangkan yang menjadi tujuan khusus yaitu tujuan yang bersifat spesifik dan
observable (objective) yaitu suatu tujuan pembelajaran yang mudah diukur
ketercapaiannya. Dalam pengembangan kurikulum menurut Wheeler penentuan tujuan
merupakan tahap awal yang harus dilakukan. Dalam penyusunan suatu kurikulumin,
merumuskan tujuan merupakan hal yang harus dikerjakan karena tujuan merupakan
arah atau sasaran pendidikan. Tanpa ada tujuan maka apa yang ingin di capai akan
menjadi tidak.
2. Menentukan pengalaman belajar yang mungkin dapat dilakukan oleh siswa untuk
mencapai tujuan yang telah dirumuskan dalam dalam langkah pertama.
Yang dimaksud dengan pengalaman belajar disini adalah segala aktivitas siswa dalam
berinteraksi denagn lingkungan. Menentukan pengalaman belajar merupakan hal yang
penting untuk materi - materi yang sesuai dalam proses pembelajaran.
3. Menentukan isi dan materi pelajaran sesuai dengan pengalaman belajar
Tahap ketiga dalam pengembangan kurikulum menurut Wheeler adalah penentuan isi
dan materi pelajaran. Penentuan isi dan materi pelajaran ini di dasarkan atas
pengalaman belajar yang di alami oleh peserta didik, pengalaman belajar yang dialami
oleh peserta didik dijadikan suatu acuan dalam penyusunan materi ajar.langkah langkah
pengorganisasian merupakan hal yang sangat penting karena dengan pengorganisasian
yang jelas akan memberikan arah bagi pelaksanaan proses pembelajaran sehingga
menjadi pengalaman belajar bagi pelaksanaan proses pembelajaran sehingga menjadi
pengalaman belajar yang nyata bagi siswa.
4. Mengorganisasi atau menyatukan pengalaman belajar dengan isi atau materi pelajaran.
Setelah materi ajar disusun maka dilakukan penyatuan antara pengalaman belajar
dengan materi ajar yang telah disusun, hal ini bertujuan agar terjadi hubungan atau
kesinambungan antara pengalaman belajar dengan materi ajar. Sehingga proses belajar
mengajar dapat berjalan dengan naik sehingga hasil yang diperoleh pun dapat
maksimal.
5. Melakukan evaluasi setiap fase pengembangan dan pencapaian tujuan. Disini setelah
proses pembelajaran selesai akan dilaksanakan suatu proses evaluasi. Dalam proses
pengembangan kurikulum ini tahap evaluasi merupakan tahap yang sangat penting, hal
itu karena proses penilaian atau evaluasi dapat memberikan informasi tentang
ketercapaian daripada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengembangan kurikulum ialah mengarahkan kurikulum sekarang ke tujuan
pendidikan yang diharapkan karena adanya berbagai pengaruh positif yang datangnya
dari luar ataupun dari dalam dengan harapan agar peserta didik mampu untuk
menghadapi masa depannya. Langkah-langkah pengembangan kurikulum secara umum
terdiri dari; perumusan tujuan, menentukan isi, memilih kegiatan, dan merumuskan
evaluasi.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Pemakalah menyarankan agar pembaca tidak hanya berpegang pada
makalah ini. Oleh karena itu, pemakalah memerlukan saran dari pembaca untuk
menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Beauchamp, George A. (1975). Curriculum Theory. Wilmette, Illinois : The KAGG Press.
Hermuttaqien, Bhakti P.F. 2023. Memaknai Kurikulum. Makassar : Badan Penerbit UNM
Oliva, Peter F. dan Gordon, William R . (2013). Developing the Curriculum. New York :
Pearson Education, Inc.
S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2010), Hal.8
Taba, Hilda. (1962).Curriculum Development, Theory and Practice. New York : Harcourt,
Brace & World, Inc.
Tyler, Ralph W. 1949. Basic Principles of Curriculum and Instruction. Chicago : The
University of Chicago Press.

Anda mungkin juga menyukai