Anda di halaman 1dari 10

PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN

DETERMINAN PERILAKU
KESEHATAN

DI
S
U
S
U
N
OLEH
NUR ADELIA ARIF 18 3145 105 042

UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR


1905
DOSEN PEMBIMBING : Ns. Achmad Indra Awaluddin., M.KES
MATA KULIAH : PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN

Page 1
PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN

EVALUASI

1. Jelaskan teori SOR (Skinner)

2. Apa yang dimaksud perilaku sakit

3. Apa saja dominan perilaku, jelaskan

Page 2
PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN

PEMBAHASAN

1. Jelaskan teori SOR (Skinner)

Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta


interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,
sikap dan tindakan. Skinner (1938) perilaku merupakan hasil hubungan antara
perangsang (stimulus) dan tanggapan dan respon (Notoatmojo, 2007). Dengan kata
lain perilaku merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang
berasal dari luar mapun dari dalam dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa
tindakan : berfikir, berpendapat, bersikap) maupun aktif (bertindak).
Teori “S-O-R” atau Stimulus Organisme–Respons (Skinner, 1938, dalam
Notoatmodjo, 2007,) membagi respon manusia terhadap stimulus menjasi dua,
yaitu :
 Respondent respons atau reflexive respons, yaitu response yang ditimbulkan
oleh stimulus tertentu misalnya, cahaya menyilaukan menyebabkan mata
tertutup, gerak lutut bila lutut kena palu, menarik jari bila jari kena api dan
sebagainya. Stimulus seperti ini disebut eliciting stimulation, tidak lain karena
stimulus itu merangsang timbulanya respon-respon yang tetap. Respondent
respons ini juga termasuk perilaku emosional misalnya mendengarkan berita
gembira menjadi semangat, mendengar berita sedih menjadi sedih.
 Operant respon atau intrumental respons, yakni timbulnya respon diikuti
oleh stimulusatau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing
stimulation atau reinforcer (penguat). Hal ini dikarenakan perangsang itu
memperkuat respon, misalnya seseorang staf mengerjakan pekerjaan dengan
baik, (dari respon tugas yang telah diberikan sebelumnya) maka sebagai
imbalannya staf tersebut mendapatkan reward atau hadiah. Maka petugas tadi
akan lebih baik lagi ketika melaksankan tugas berikutnya.

Page 3
PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN

2. Apa yang dimaksud perilaku sakit

Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, sosial,


perkembangan, atau seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan
terjadinya proses penyakit. Oleh karena itu sakit tidak sama dengan penyakit.
Sebagai contoh klien dengan Leukemia yang sedang menjalani pengobatan
mungkin akan mampu berfungsi seperti biasanya, sedangkan klien lain dengan
kanker payudara yang sedang mempersiapkan diri untuk menjalanaio operasi
mungkin akan merasakan akibatnya pada dimensi lain, selain dimensi fisik.

Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang
memantau tubuhnya; mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang dialami;
melakukan upaya penyembuhan; dan penggunaan sistem pelayanan kesehatan.
Seorang individu yang merasa dirinya sedang sakit perilaku sakit bisa berfungsi
sebagai mekanisme koping. Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu
sebagai tatalitas termasuk keadaan organisme sebagai siste biologis dan
penyesuaian sosialnya. Pemons (1972).

Seseorang menggunakan tiga criteria untuk menentukan apakah mereka


sakit (Bauman 1965):

1. Adanya gejala : naiknya temperature, nyeri


2. Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan : baik, buruk, sakit
3. Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari : bekerja, sekolah.

Page 4
PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN

3. Apa saja dominan perilaku, jelaskan

Bloom, seorang ahli psikologi pendidikan (1908, dalam Notoatmodjo, 2007)


membagi perilaku manusia ke dalam 3 domain (ranah/kawasan), yaitu kognitif
(cognitive), afektif (affective) dan psikomotor (psychomotor).Dalam
perkembangannya teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan
kesehatan menjadi pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan
praktik (practice).

A. Pengetahuan

Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh
seseorang. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui
dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika
seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu
yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang
mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan
tentang bentuk, rasa dan aroma masakan tersebut.

Pengetahuan (Mahwati, 2011) “Apa yang diketahui oleh responden terkait


dengan kesehatan.” Misalnya tentang penyakit (penyebab, cara penularan, cara
pencegahan), gizi, sanitasi, pelayanan kesehatan, dsb. Pengukuran pengetahuan
bersifat “memory recall” (apa yang diingat oleh responden tentang pesan-pesan
atau informasi kesehatan, bukan apa pendapat responden. Namun demikian apa
yang diingat atau diketahui oleh responden sulit dibedakan dengan pendapat
responden.

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang


berbeda-beda. Secara singkat didalam 6 tingkat pengetahuan, yakni :

1. Tahu (know) diartikan hanya sebagai recall memori yang telah ada sebelumnya
setelah mengamati sesuatu
2. Memahami (comprehension) yaitu suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi secara benar.
3. Aplikasi (application) yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi riil.
4. Analisis (analysis) yaitu suatu kemampuan untuk menjabarkan materi kedalam
komponen-komponen.
5. Sintesis (syntehesis) yaitu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian
dalam bentuk keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi (evaluation) yaitu kemampuan untuk menilai terhadap suatu materi.
Penelitian Rogers (1974 dalam Notoatmodjo, 2007) mengungkapkan bahwa
sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang
tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :

Page 5
PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN

 Awareness (Kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui


stimulus (objek) terlebih dahulu,
 Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus,
 Evaluation (menimbang-nimbang baik dan buruknya stimulus tersebut bagi
dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi,
 Trial, orang sudah mulai mencoba perilaku baru,
 Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran
dan sikapnya terghadap stimulus.

Namun demikian, dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa


perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap di atas. Apabila penerimaan
perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh
pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan
bersikap langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh
pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.

Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi


dikenal sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori.Pengetahuan ini
bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan dan observasi yang dilakukan
secara empiris dan rasional.Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang
menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan
menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris
tersebut.Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi
manusia yang terjadi berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk
memimpin organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang
manajemen organisasi.

Pengetahuan tentang keadaan sehat dan sakit adalah pengalaman seseorang


tentang keadaan sehat dan sakitnya seseorang yang menyebabkan seseorang
tersebut bertindak untuk mengatasi masalah sakitnya dan bertindak untuk
mempertahankan kesehatannya atau bahkan meningkatkan status kesehatannya.
Rasa sakit akan menyebabkan seseorang bertindak pasif dan atau aktif dengan
tahapan-tahapannya.

Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor,diantaranya:

 Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu
mencerdaskan manusia.

 Media
Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat
luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah.

Page 6
PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN

 Keterpaparan informasi
Pengertian informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui. Namun ada pula
yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah
informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU teknologi
informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan,
menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan
menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Sedangkan informasi sendiri
mencakup data, teks, image, suara, kode, program komputer, database.Adanya
perbedaan definisi informasi dikarenakan pada hakekatnya informasi tidak dapat
diuraikan (intangible), sedangkan informasi itu dijumpai dalam kehidupan sehari-
hari, yang diperoleh dari data dan observasi terhadap dunia sekitar kita serta
diteruskan melalui komunikasi.

Pengetahuan tentang kesehatan dapat diukur berdasarkan jenis penelitiannya,


kuantitatif atau kualitatif.Peneltian kuantitatif dapat menggunakan metode
wawancara dan angket tertutup atau terbuka.Sedangkan penelitian kualitatif dapat
menggunakan metode pengukuran dengan metode wawancara mendalam dan
diskusi kelompok terfokus.

Pengukuran pengetahuan dapat diukur dengan cara kuantitatif yaitu dengan cara
melihat hasil prosentase dari jawaban yang benar, yakni :
Kurang : apabila kurang dari 50%

Cukup : apabila antara 51 – 70%

Baik : apabila lebih dari 71%

B. Sikap (Afektif)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga
komponen pokok :

 Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek


 Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
 Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Ketiga komponen ini secara bersama membentuk sikap yang utuh (total
atittude).Dalam penentuan sikap yang utuh ini pengetahuan berfikir, keyakinan dan
emosi memegang peranan penting.Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari
berbagai tingkatan :
 Menerima (receiving) : menerima diartikan bahwa subjek mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan. Misalnya sikap orang terhadap gizi
dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian terhadap ceramah.
 Merespon (responding) : memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan
dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatusikap.

Page 7
PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN

 Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau


mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi
sikap menghargai.
 Bertanggung jawab (responsible), bertanggungjawab atas segala sesuatu yang
telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap paling tinggi misalnya
seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tentangan dari
mertua atau orang tuanya sendiri.

Cara pengukuran sikap dapat dilakukan berdasarkan jenis atau metode


penelitian yang digunakan, yaitu :
 Penelitian kuantitatif, pengukuran sikap dapat menggunakan wawancara dan
angket
 Penelitian kualitatif, pengukuran sikap dengan menggunakan wawancara
mendalam, diskusi kelompok terfokus dan observasi.

Beberapa konsep tentang sikap yang dapat dijadikan acuan untuk pengukuran
sikap, antara lain sebagai berikut :
1. Sikap merupakan tingkatan afeksi yang positif atau negatif yang dihubungkan
dengan objek (thurstone)
2. Sikap apat dilihat dari individu yang menghubungkan efek yang positif dengan
objek
3. Sikap merupakan penilaian atau pendapat individu tentang objek (likert)

C. Praktik atau Tindakan (Psikomotor)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior).
Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan
faktor dukungan (support) praktik ini mempunyai beberapa tingkatan :

persepsi (perception), mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan


dengan tindakan yang akan diambil merupakan praktik tingkap pertama.
Misalnya, seorang ibu dapat memilih makanan yang bergizi bagi balitanya.
 Respon terpimpin (guide response), dapat melakukan sesuatu yang benar sesuai
dengan contoh adalah indikator praktik tingkat dua. Misalnya seorang ibu dapat
memasak sayur dengan benar, mulai dari cara mencuci dan memotongnya,
lamanya memasak, menutup pancinya dan sebagainya.
 Mekanisme (mecanism), apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan
benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia
sudah mencapai praktik tingkat tiga misalnya, seorang ibu yang sudah biasa
menginmunisasikan bayi yang pada umur-umur tertentu, tanpa menunggu
perintah atau ajakan orang lain.
 Adaptasi (adaptation), adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah
berkembang dengan baik artinya, tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri
tanpa mengurangi kebenaran tindakannya tersebut. Misalnya ibu dapat memilih
dan memasak makanan yang bergizi tinggi berdasarkan bahan-bahan yang
murah dan sederhana. Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak
langsung, yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah

Page 8
PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN

dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu (recall). (Notoatmodjo,
2010).

 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang menurut Sunaryo (2004),


perilaku dipengaruhi oleh faktor endogen dan faktor eksternal, yaitu :
 Faktor genetik atau faktor endogen, merupakan konsepsi dasar atau modal
untuk kelanjutan perkembangan perilaku makhluk hidup itu. Faktor genetik
berasal dari dalam diri individu (endogen), antara lain:
 Jenis ras, setiap ras di dunia memiliki perilaku yang spesifik, saling berbeda
satu dengan lainnya. Tiga kelompok ras terbesar yaitu :
1. Ras kulit putih atau ras Kaukasia. Perilaku yang dominan yaitu terbuka,
senang akan kemajuan, dan menjunjung tinggi hak azasi manusia.
2. Ras kulit hitam atau ras Negroid. Perilaku yang dominan yaitu tabiatnya
keras, tahan menderita, dan menonjol dalam kegiatan olahraga keras.
3. Ras kulit kuning atau ras Mongoloid. Perilaku yang dominan yaitu
keramahtamahan, suka bergotong royong, tertutup, dan senang dengan upacara
ritual.
 Jenis kelamin, perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara
berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari-hari. Perilaku pada pria disebut
maskulin, sedangkan perilaku wanita disebut feminin.
 Sifat fisik, kalau diamati perilaku individu akan berbeda karena sifat fisiknya
misalkan perilaku pada individu yang pendek dan gemuk berbeda dengan
individu yang memiliki fisik tinggi kurus.
 Sifat kepribadian, salah satu pengertian kepribadian menurut Maramis (1999)
adalah : “keseluruhan pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang sering
digunakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi yang terus menerus terhadap
hidupnya “. Menurut masyarakat awam, kepribadian adalah bagaimana individu
tampil dan menimbulkan kesan bagi individu lainnya. Perilaku individu tidak
ada yang sama karena adanya perbedaan kepribadian yang dimiliki individu,
yang dipengaruhi oleh aspek kehidupan seperti pengalaman,usia watak, tabiat,
sistem norma, nilai dan kepercayaan yang dianutnya.
 Bakat pembawaan, bakat merupakan interaksi dari faktor genetik dan
lingkungan serta bergantung pada adanya kesempatan untuk pengembangan.
 Inteligensi, Ebbinghaus mendefinisikan inteligensi adalah kemampuan untuk
membuat kombinasi. Dari batasan tersebut dapat dikatakan bahwa inteligensi
sangat berpengaruh terhadap perilaku individu. Oleh karena itu,kita kenal ada
individu yang intelegen, yaitu individu yang dalam mengambil keputusan dapat
bertindak tepat, cepat, dan mudah. Sebaliknya bagi individu yang memiliki
intelegensi rendah dalam mengambil keputusan akan bertindak lambat.
 Faktor eksogen atau faktor dari luar individu
 Faktor lingkungan,lingkungan disini menyangkut segala sesuatu yang ada
disekitar individu, baik fisik, biologis maupun sosial. Ternyata lingkungan
sangat berpengaruh terhadap perilaku individu karena lingkungan merupakan
lahan untuk perkembangan perilaku.
Contoh : individu yang bergaul dengan individu yang hidup di lingkungan
hitam, perilakunya banyak diwarnai keadaan tersebut.

Page 9
PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN

 Pendidikan,proses dan kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan masalah


perilaku individu maupun kelompok. Secara luas, pendidikan mencakup seluruh
proses kehidupan individu dengan lingkungannya , baik secara normal atau
tidak normal.
 Agama,agama sebagai suatu keyakinan hidup yang masuk ke dalam konstruksi
kepribadian seseorang sangat berpengaruh dalam cara berpikir, bersikap,
beraksi, dan berperilaku individu. Seseorang yang mengerti dan rajin
melaksanakan ajaran agama dalam kehidupan, akan berperilaku dan berbudi
luhur sesuai dengan ajaran agama.
 Sosial ekonomi, telah disinggung sebelumnya bahwa salah satu lingkungan
yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang adalah lingkungan sosial.
Lingkungan sosial dapat menyangkut sosial ekonomi dan sosial budaya.
 Kebudayaan, menurut Mac Iver sebagaimana telah dikutip oleh Soerjono S.
(2001) “ekspresi jiwa terwujud dalam cara-cara hidup dan berpikir, pergaulan
hidup, seni kesustraan”. Dalam arti sempit kebudayaan diartikan sebagai adat-
istiadat, atau peradaban manusia.Ternyata hasil kebudayaan manusia akan
mempengaruhi perilaku manusia itu sendiri.

Faktor-faktor lain:
 Susunan saraf pusat, memegang peranan penting karena merupakan sarana
untuk memindahkan energi yang berasal dari stimulus melalui neuron ke simpul
saraf tepi yang seterusnya akan berubah menjadi perilaku.
 Persepsi, merupakan proses diterimanya rangsang melalui panca indera yang
didahului oleh perhatian sehingga individu sadar akan sesuatu yang ada di
dalam maupun luar dirinya. Melalui persepsi, dapat diketahui perubahan
perilaku seseorang.
 Emosi, menurut Maramis (1999) menyebutkan bahwa emosi adalah “
Manifestasi perasaan atau afek keluar disertai banyak komponen fisiologik, dan
biasanya berlangsung tidak lama “. Perilaku individu dapat dipengaruhi oleh
emosi. Aspek psikologis yang mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan
keadaan jasmani. (Notoatmodjo, 2010)

Page 10

Anda mungkin juga menyukai