Anda di halaman 1dari 6

Point 1

Definisi Pengetahuan menurut para ahli:

● Menurut Notoatmodjo (2007: 34) pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia terhadap
suatu objek, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui indra penglihatan (mata) dan indera
pendengar (telinga). Pengetahuan sangat dipengaruhi oleh intensitas atau tingkat yang berbeda-beda dalam satu
objek.

● Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan individu untuk mengingat kembali (recall) atau
mengenali kembali nama, kata, inspirasi, rumus, dan sebagainya (Widyawati, 2020).

● Soerjono Soekanto (2009:6) berpendapat pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai
hasil penggunaan panca inderanya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan (beliefs), takhayul (superstitions),
dan penerangan-penerangan yang keliru (misinformations).

Definisi kesehatan:

World Health Organization (WHO) 1947 dikutip Ariza Sofiana (2009: 10) .Sehat sebagai suatu keadaan yang
sempurna baik fisik, mental dan sosial yang sejahtera dan bukan hanya ketiadaan penyakit dan lemah. Meskipun
berguna dan tepat,

Contoh:

1. Pengetahuan Tentang Makanan dan Minuman yang Sehat

Makan yang sehat adalah makanan yang memenuhi standar kesehatan dan bebas dari zat beracun dan kuman
penyakit, dan berfungsi untuk memperoleh tenaga, pertumbuhan, mengganti sel-sel yang rusak dan untuk
menghangatkan tubuh. Dengan demikian pengetahuan tentang makanan dan minuman yang sehat diartikan
sebagai segala sesuatu yang kita ketahui dan bisa dibuktikan kebenarannya mengenai makanan dan
minuman yang sehat.

2. Pengetahuan Terhadap Kebersihan

Tujuan kebersihan diri sendiri adalah agar seseorang mengetahui manfaat kebersihan diri sendiri dan mampu
membersihkan bagian-bagian tubuh, serta mampu menerapkan perawatan kebersihan diri sendiri dalam upaya
peningkatan hidup sehat. Dengan demikian pengetahuan tentang kebersihan diartikan sebagai segala sesuatu yang
kita ketahui dan bisa dibuktikan kebenarannya dalam menerapkan perawatan kebersihan diri sendiri dalam upaya
peningkatan hidup sehat.

3. Pengetahuan Tentang Istirahat

Istirahat adalah suatu keadaan tanpa kegiatan, baik pada tubuh ataupun pikiran. Istirahat tidak hanya mengurangi
aktivitas otot, akan tetapi juga meringankan ketegangan pikiran, dan menentramkan rohani. Dengan
demikian pengetahuan tentang istirahat diartikan sebagai segala sesuatu yang kita ketahui dan bisa
dibuktikan kebenarannya mengenai aktivitas untuk mengurangi aktivitas otot, akan tetapi juga meringankan
ketegangan pikiran, dan menentramkan rohani.

4. Pengetahuan Terhadap Aktivitas Olahraga

Olahraga merupakan suatu bagian yang penting dari kehidupan, karena pekerjaan fisik yang keras
dibutuhkan untuk memberikan unsur-unsur penting agar bisa hidup. Dengan demikian pengetahuan tentang
aktivitas olahraga merupakan yang sehat diartikan sebagai segala sesuatu yang kita ketahui dan bisa dibuktikan
kebenarannya mengenai aktivitas gerak yang menggunakan otot-otot sadar yang bertujuan untuk kesehatan.

5. Pengetahuan Tentang Sakit dan Penyakit


Sakit adalah badan terasa tidak nyaman karena menderita suatu penyakit, misalnya demam, kepala pusing,
dan sebagainya. Dengan demikian pengetahuan tentang sakit dan penyakit merupakan diartikan sebagai
segala sesuatu yang kita ketahui dan bisa dibuktikan kebenarannya mengenai macam sakit dan penyakit
yang menyebabkan gangguan pada tubuh makhluk hidup.

Point 2
Tingkatan pengetahuan dan contohnya

Menurut Notoatmodjo (2014), pengetahuan mempunyai enam tingkatan yang tercakup dalam domain kognitif
antara lain:
Tahu (know)
diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk juga mengingat sesuatu
yang spesifik dan seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima oleh sebab itu, tahu
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang
apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
Contoh tahu adalah apabila seseorang mengetahui bahwa 6 x 6 hasilnya 36, tetapi belum dapat
menjelaskannya.

Memahami (comprehension)
Adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materitersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus
dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang
dipelajari.

Contoh memahami adalah apabila seseorang mampu menjelaskan bagaimana langkah-langkah yang harus
diambil untuk mendapatkan kesimpulan atau apabila seseorang mampu memparafrasekan sesuatu untuk
menunjukkan bahwa mereka memahaminya dengan kata-kata mereka sendiri.

Aplikasi (application)
Adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau pengetahuan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

Contoh aplikasi adalah apabila seseorang mampu menggunakan konsep matematika dalam situasi baru, seperti
membangun model.

Analisis (analysis)
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi
masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini
dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
Contoh analisis adalah jika seseorang mengetahui perbedaan dari kelompok-kelompok variabel apakah saling
berhubungan atau tidak dalam suatu penelitian

Sintesis (synthesis)
suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru.
Contoh sintesis adalah seperti kemampuan guru yang mampu merancang penyusunan perencanaan dalam
konsep pengembangan guru dan murid.

Evaluasi (evaluation)
Evaluasi dapat digambarkan sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang
sangat diperlukan untuk membuat alternatif keputusan.
Contoh evaluasi adalah proses bekelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi dalam menilai
keputusan yang dibuat untuk merancang suatu sistem pembelajaran.
Point 3
Definisi sikap san sikap yang tentang permasalahan kesehatan beserta contoh
Sikap
Sikap adalah predisposisi untuk memberikan tanggapan terhadap rangsang lingkungan yang dapat memulai
atau membimbing tingkah laku orang tersebut. Secara definitif sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan
berfikir yang disiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang di organisasikan melalui
pengalaman serta mempengaruhi secara langsung atau tidak langsung pada praktik atau tindakan. Sikap
sebagai suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan Notoatmodjo, 2012).
Sikap dikatakan sebagai respon yang hanya timbul bila individu dihadapkan pada suatu stimulus. Sikap
seseorang terhadap sesuatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan
tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tertentu. Sikap merupakan persiapan untuk
bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo,
2012).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap antara lain (Kristina, 2007):

1. Pengalaman pribadi
Sikap yang diperoleh lewat pengalaman akan menimbulkan pengaruh langsung terhadap prilaku berikutnya.
Pengaruh langsung tersebut dapat berupa predisposisi perilaku yang akan direalisasikan hanya apabila kondisi
dan situasi memungkinkan.  Orang lain

2. Kebudayaan
Kebudayaan dimana kita hidup akan mempengaruhi pembentukan sikap seseorang.

3. Media massa
Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa seperti televisi, radio, surat kabar dan internet mempunyai
pengaruh dalam membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarah pada opini yang kemudian
dapat mengakibatkan adanya landasan kognisi sehingga mampu membentuk sikap.

4. Lembaga pendidikan dan lembaga agama


Lembaga pendidikan serta lembaga agama suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap,
dikarenakan keduanya meletakkan dasar, pengertian dan konsep moral dalam diri individu
5. Faktor emosional
Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-
kadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi, yang berfungsi sebagai semacam
penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

Sikap juga memiliki tingkatan, yaitu:


• Menerima, diartikan bahwa seseorang mau dan memiliki keinginan untuk menerima stimulus yang
diberikan.
• Menanggapi, diartikan bahwa seseorang mampu meberikan jawaban atau tanggapan pada obyek yang
sedang dihadapkan.
• Menghargai, diartikan bahwa seseorang mampu memberikan nilai yang positif pada objek dengan
bentuk tindakan atau pemikiran tentang suatu masalah.
• Bertanggung jawab, diartikan bahwa seseorang mampu mengambil risiko dengan perbedaan tindakan
maupun pemikiran yang diambil.
Point 4
Sikap (Attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu
stimulus atau objek. Dari batasan-batasan diatas dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap
itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku
yang tertutup.

Pengertian lainnya dari sikap adalah suatu bentuk evaluasi / reaksi terhadap suatu obyek,
memihak / tidak memihak yang merupakan keteraturan tertentu dalam hal perasaan
(afeksi), pemikiran (kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu
aspek di lingkungan sekitarnya (Saifudin A, 2005). Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah
komponen yang membentuk suatu sikap, yaitu:
 Pemikiran atau kognitif – yaitu hasil dari pengetahuan dan informasi yang diterima
oleh individu tersebut yang kemudian akan menjadi dasar lahirnya sebuah keputusan
atau tindakan.
 Perasaan atau afektif – yaitu kondisi emosional yang sifatnya subjektif terhadap suatu
objek. Komponen ini akan bisa kita lihat dari bagaimana perasaan individu tersebut
terhadap objek yang terkait.
 Predisposisi tindakan atau konatif – yaitu bgaimana perilaku atau kecenderungan
perilaku di dalam diri seseorang yang berhubungan dengan objek yang sedang dia
hadapi.
Sikap juga memiliki ciri-ciri tertentu yang akan memudahkan kita untuk mempelajari lebih
jauh tentang sikap. Ciri-ciri ini pula lah yang akan membedakan antara sikap dengan motif-
motif psikologi lainnya. Ciri-ciri dari sikap dalam psikologi adalah:

1. Merupakan hal yang dipelajari


Sikap merupakan hal yang dipelajari, bukannya sesuatu yang muncul begitu saja. Hal ini
tentu berbeda dengan motif psikologi lainnya, seperti lapar dan haus yang tidak perlu
dipelajari. Sebagai contoh, lapar merupakan sesuatu yang akan kita rasakan dengan
sendirinya, melainkan memilih makanan untuk dimakan merupakan sikap kita dari hasil
pembelajaran kita selama ini.
2. Stabil
Seseorang akan terus belajar dan memilih sikap tertentu yang lama kelamaan akan
cenderung membentuk pola dirinya. Hal ini akan memperkuat sikap tersebut dan akan
semakin stabil melalui pengalaman yang berulang-ulang.
3. Melibatkan hubungan dengan orang lain
Sikap tidak hanya melibatkan satu individu saja, melainkan juga melibatkan hubungan
dirinya dengan orang lain atau dengan objek dan situasi tertentu. Hal ini bisa diartikan
bahwa sikap akan mempengaruhi hubungan dengan orang lain atau situasi yang
dihadapinya. Misalnya, jika seseorang bersikap ramah, maka orang lain akan merasa
senang dan merasa diterima.
4. Berisi informasi factual
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, di dalam sikap terdapat komponen kognitif dan
afektif. Artinya, suatu sikap akan bisa dinilai dan dirasakan baik dan buruknya,
menyenangkan dan tidak menyenangkan dan lain sebagainya.
5. Arah mendekat-menghindar
Sebagai contoh, jika terjadi sesuatu yang menyenangkan dan diinginkan, maka seseorang
akan cenderung mendekatinya dan membantunya. Sebaliknya, jika seseorang atau
sesuatu merupakan hal yang tidak menyenangkan dan tidak diinginkan, maka orang lain
akan cenderung bersikap menghindar.

Sikap itu mempunyai tiga komponen pokok:


1. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude).
Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi
memegang peranan penting.
contoh misalnya, seorang ibu telah mendengar tentang penyakit polio (penyebabnya,
akibatnya, pencegahannya, dan sebagainya). Pengetahuan ini akan membawa ibu untuk
berpikir dan berusaha supaya anaknya tidak terkena polio, maka Ibu ini mempunyai sikap
tertentu terhadap objek yang berupa penyakit polio.

Berbagai tingkatan sikap


Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan:
1. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan
perhatian orang itu terhadap ceramah – ceramah tentang gizi.
2. Merespons (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang
diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Misalnya seorang ustadz yang memberikan
respons kepada istrinya ketika sang istri ditawarkan untuk menggunakan kontrasepsi
kepada istrinya .
3. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap
tingkat tiga. Misalnya seorang ibu yang mengajak ibu yang lain (tetangganya,
saudaranya dan sebagainya) untuk pergi menimbangkan anaknya ke posyandu atau
mendiskusikan tentang gizi, adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai
sikap positif terhadap gizi anak.
4. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko
merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu mau menjadi akseptor KB,
meskipun mendapat tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri.
POINT 5
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP

Berikut beberapa hubungan antara pengetahuan dan sikap menurut Notoatmodjo :


1. Pengetahuan yang baik dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang.

2. Pengetahuan dan sikap yang baik dapat mencegah terjadinya masalah kesehatan.

3. Pengetahuan dan sikap yang baik tentang kesehatan reproduksi dapat mempengaruhi
perilaku kesehatan reproduksi.

Teori adaptasi yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan yang baik dapat
mendorong seseorang untuk bertindak yang baik pula. Pengetahuan sendiri merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang, dikarenakan secara
teori sikap dapat timbul dengan adanya pengetahuan dari individu. Unsur-unsur yang
diperlukan dalam pembentukan pengetahuan antara lain pengertian tentang apa yang
dilakukan, keyakinan tentang manfaat dan kebenaran dari apa yang dilakukan serta
sarana yang diperlukan untuk berbuat. Tindakan merupakan respon internal setelah
adanya pemikiran dan pengetahuan. Sehingga dengan adanya pengetahuan yang cukup
mengenai suatu penyakit akan membentuk suatu sikap dan perilaku masyarakat untuk dapat
melakukan pencegahan terhadap berbagai penyakit (WHO, 2020).
Sikap memiliki kaitan yang sangat erat dengan tingkat pengetahuan yang
dimiliki oleh seseorang. Sikap yang dimiliki oleh seseorang dalam menilai
suatu objek dapat menampilkan tingkat pengetahuan orang tersebut terhadap sesuatu
yang dinilai (Zhong, 2020).
Menurut Teori Lawrence Green dalam buku Promosi Kesehatan (2010), menyatakan
bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang Kesehatan ditentukan oleh pengetahuan
dan sikap yang selanjutnya dalam mempersepsikan kenyataan, memberikan dasar bagi
pengambilan keputusan dan menentukan perilaku terhadap objek tertentu sehingga akan
mempengaruhi seseorang dalam berperilaku. Faktor – faktor yang dapat mempermudah
atau mempredisposisi terjadinya perilaku pada diri seseorang atau masyarakat adalah
pengetahuan dan sikap masyarakat tersebut terhadap apa yang akan dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai