Background Teorist
Konseptual
Gambar Sister Sister
5. Konseptual CalistaCalista
Roy Roy
: Adaptation
: AdaptationModel
Model
Background Teorist
Background Teorist
Narator : Ibu Lina, 48 tahun mengalami nyeri yang luar biasa setelah menjalani operasi
amputasi kaki kanan setinggi carpal pada 2 hari yang lalu. Nyeri ini sangat hebat pada saat
tidur malam dan sedikit bergerak meskipun sudah diberikan obat penghilang rasa sakit
melalui syringe pump. Setelah dilakukan konsultasi dengan dokter Agus, Ibu Lina
dinyatakan diberikan dosis morfine sulfat yang lebih besar.
Selanjutnya hasil pengkajian Ns. Ima didapatkan data TD 135/90 mmHg, nadi 92x/menit,
respirasi 26x/menit dan suhu 37,5˚C, pasien tampak gelisah.
Ibu Lina adalah wanita yang memiliki usaha menjual baju dan perlengkapan wanita di sebuah
toko miliknya. Ia mengaku memiliki banyak pelanggan yang terbiasa melihatnya menjadi
orang yang berbusana serasi dengan koleksi jualannya. Ibu Lina merupakan tulang punggung
keluarga. Sebelum masuk RS kebiasaan Ibu Lina melakukan aktifitas 12 jam perhari dan
memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman yang manis serta memiliki berat
badan 90 kg dengan tinggi badan 160 cm. Pola tidur 8 jam di waktu malam dan 1-1,5 jam di
waktu siang.Ibu lna mengaku sangat jarang melakukan olahraga.
Pada hari ke dua pasca operasi Ns. Ima perawat shift malam melakukan evaluasi pasien Ibu
Lina (jam 06.00), dimana pasien terbaring di tempat tidurnya dan nampak ragu-ragu untuk
bergerak, serta ekspresi tampak gelisah. Bpk Andri juga tampak murung dan hanya diam
sambil menopang dagunya. Melihat kondisi demikian, Ns. Ima berusaha mengeksplorasi
perasaan Ibu Lina dan suaminya. Dari hasil evaluasi tersebut Ns. Ima mendapatkan data
berupa keluhan sebagai berikut :
1. Ibu Lina mengatakan pernah mendapat informasi kalau penyakitnya itu tidak dapat
disembuhkan dan akan terus mendapatkan suntikan seumur hidup.
2. Ibu Lina mengatakan apakah penyakitnya akan menyebabkan seluruh anggota tubuhnya
membusuk atau terjadi komplikasi akibat sudah diamputasi?
3. Ibu Lina mengatakan apakah dirinya akan dapat menjalani kehidupan sehari-hari
seperti sebelumnya karena kakinya sudah diamputasi?
4. Ibu Lina juga menatakan ingin mati saja jika memang sakitnya tidak bisa sembuh
karena ia adalah tulang punggung dalam keluarganya.
5. Ibu Lina menyatakan takut bergerak karena sangat sakit.
6. Bapak A menanyakan apakah istrinya bisa sembuh dan dapat melakukan kegiatan
sehari-hari lagi seperti dahulu?
Dari data-data tersebut diatas, maka oleh Ns. Ima menetapkan masalah keperawatannya
adalah “Cemas”. Selanjutnya jam 07.30 proses timbang terima antara Ns. Ima dan Ns. Uni
bersama kepala ruangannya Ns. Indri. Pada timbang terima tersebut Ns. Ima menyampaikan
masalah pasien Ibu Lina dan keluarganya. Ns. Indri menginstruksikan kepada Ns. Uni untuk
menindaklanjuti masalah keperawatan Ibu Lina.
Ns Indri : “Bagaimana dengan pasien Ibu Lina?”
Ns. Ima : “Iya bu tadi sudah saya evaluasi masalah yang muncul adalah cemas karena
kurangnya terpapar informasi sehingga kami memutuskan untuk memberikan
HE (Health Education) kepada pasien dan keluarga agar masalah tersebut
dapat teratasi”.
Ns. Indri : “Baiklah kalau begitu segera laksanakan intervensi yang sudah ditetapkan!
Terimakasih rapat selesai.”
Setelah timbang terima selesai, Ns. Ima dan Ns. Uni ke kamar Ibu Lina. Sementara itu Ns.
Indri berkolaborasi dengan dokter mengenai pasien-pasien di ruangan tersebut.
Narator : Dari cerita kasus diatas, kelompok menarik kesimpulan bahwa, dengan masalah
keperawatan yang ditetapkan oleh Ns. Ima tersebut tepat, dan bila tidak ditangani dengan
baik akan berdampak pada respons “maladaptive” pada pasien dan keluarganya. Dengan
demikian, tugas perawat adalah membantu terciptanya respons adaptif pada pasien dan
keluarganya dengan menggunakan pendekatan Komunikasi Terapeutik. Untuk itu, mari kita
saksikan pertunjukkan kelompok dua dalam “Role Play” berikut ini.
2) Fase Kerja
Ns.Indri : “Bu, kira-kira apa yang membuat ibu takut dengan kondisi
saat ini?”
Ibu Lina : “ Sus saya ingin mati saja jika penyakit saya ini tidak bisa
sembuh, saya sudah putus asa sus....”
Ns. Indri : “ Ibu Lina, ibu jangan bicara sepeerti itu.... penyakit ibu ini
memang benar tidak dapat sembuh sepenuhnya namun
dapat dikontrol.”
Ibu Lina : “bagaimana maksud suster saya tidak pahan sus? Suster,
kata
orang penyakit saya tidak dapat disembuhkan dan akan
terus mendapatkan suntikan seumur hidup, apa benar sus?.”
Bpk Andri : “ betul tidak dapat sembuh sus?, saya juga takut kalau itu
terjadi”
Ns. Indri : ”Oh itu masalahnya, seperti yang saya jelaskan tadi Ibu
tidak
usah takut penyakit ini memang tidak dapat sembuh namun
dapat dikontrol dengan pola hidup sehat (makan makanan
yang sehat tidak digoreng hindari makanan siap saji dan
bumbu masakan serta makan yang terlalu manis) ibu juga
harus meningkatkan aktivitas fisik meskipun sekarang
harus menggunakan alat bantu untuk beraktivitas tapi tidak
menjadi kendala untuk ibu melakukan aktivitas fisik atau
beroahraga untuk membakar kalori dalam
tubuh....Astungkara ibu tidak perlu diberikan suntikan
seumur hidup ibu”
Ibu Lina : ”Oh iya, begitu suster.. luka operasi akan menjalar dan akan
menyebabkan seluruh anggota tubuhnya membusuk?”
Ns. Ima : ”Oh, tidak bu.... jika perawatan lukanya steril dan lukanya
dapat sembuh dengan baik maka tidak akan menjalar
kemana-mana dan tidak perlu dilakukan operasi lagi dan
jika sudah sembuh nanti kalau bisa ibu harus menghindari
terjadinya luka pada tubuh ibu karena orang dengan
penyakit diabetes jika sudah terjadi luka akan susah kering
atau sembuhnya.”
Ibu Lina : Sus,,, apakah saya akan dapat menjalani kehidupan sehari-
hari seperti sebelumnya karena kakinya sudah diamputasi?
Ns. Indri : “Tentu saja bu,,, ibu tidak usah khawatir jika nanti sudah
sembuh ibu dapat kembali bekerja seperti dahulu meskipun
harus menggunakan alat bantu untuk berjalan asalkan ibu
perhatikan pola makan istirahat yang taratur serta aktivitas
fisik yang cukup serta kontrol gula darah secara teratur
kalau perlu diberika suntikan insuline agar gula darah
terkontrol ibu akan dapat kembali seperti dahulu sebelum
ibu sakit.... percayalah astungkara bu dapat sembuh.”
Bpk Agus : “Astungkara saya lega mendengarnya sus.....”
Ibu Lina : “Sus saya merasa takut bergerak karena sangat sakit sekali
jika berubah posisi sedikit saja.”
Ns. Ima : Justru kalau Ibu tidak mau bergerak nanti kaku, selain itu
berbaring lama bikin aliran darahnya tidak lancar, sehingga
lama sembuhnya”
Ibu Lina : ”Terima kasih Suster, saya sudah mengerti sekarang. Tapi
suster, saya juga susah tidur”
Bpk Agus : “Iya suster kadang menjelang subuh baru tertidur istri saya’
Ns. Ima : ”Kenapa Bu?” ada yang mengganjal pikiran ibu, coba
kemukakan, mungkin saya bisa membantunya”
Ibu Lina : ”Itu tadi masalahnya suster, saya kepikiran karena takut
nanti saya tidak bisa jalan lagi dan bagaimana dengan
aktivitas saya sehari-hari nanti saya tidak bergantung
dengan orang lain suster”
Bpk Agus : “Saya juga takut begitu suster” (tambah suaminya)
Ns. Indri : ”Astungkara Ibu bisa beraktifitas seperti biasa meskipun
nanti hrus menggunakan alat bantu jalan seperti tongkat
atau kursi roda, tentu ibu harus yakin, bersyukur dan selalu
berdoa, karena dokter berhasil melakukan operasi, jadi ibu
tidak usah khawatir, bapak juga, yah...!
Ibu Lina : “Syukurlah kalau begitu suster, sekarang hati saya sudah
terasa lega” (sambil saling menatap dan senyum gembira
ibu Lina dan suaminya).
3) Fase Terminasi
Ns. Ima : “Bagaimana perasaan bu Lina dan Bpk Andri, setelah
bincang-bincang dengan kami?”
Ibu Lina : “Astungkara lega sus,,,, saya sudah mengerti, merasa
senang, perasaan takut dan cemas saya juga sudah
berkurang”.
Bpk Andri : “Saya juga demikian suster”
Ns. Indri : “Baiklah, kalau begitu sekarang ibu Lina istirahat dulu,
nanti
kalau ada yang belum jelas, ibu dan bapak bisa tanya lagi,
selanjutnya kami berharap ibu Lina dapat menerima
perubahan status kesehatan yang terjadi saat ini”
Dokter Agus : “Iya benar kata Ns. Uni, penyakit ibu memang
mengharuskan kami untuk mengamutasi seluruh jari kaki
sampai setinggi telapak kaki karena memang sudah
menghitam atau kami sebut nekrotik namun Ibu Lina dan
Bapak Agus harus rutin kontrol untuk merawat luka operasi
ini agak sembuh enga optimal ya!! mudah-mudahan ibu
dapat sembuh dan beraktivitas seperti biasanya. Jadi ibu
dan bapak sekarang banyak berdoa yach...!”
Ibu Lina : ”Terima kasih suster.. terima kasih dokter” (ucapan
bersamaan pasien dan suami).
Narator : Dokter Agus, Ns. Uni, Ns. Ima dan Ns. Indri meninggalkan Ibu
Lina dan Bpk Andri.
Demikianlah tadi ”Role Play” dari kelompok dua, yang menggambarkan penerapan
Grand Teori Callista Roy pada kasus pasien pasca operasi dengan amputasi dari respon
maladaptif menjadi adaptif, daari awalnya denial menjadi accepted. Saran, masukan dan
kritikan sangat kami harapkan demi perbaikan kita bersama, ......... kami tutup dengan parama
santi,,,, Om Shanti, Shanti, Shanti Om...