PENDAHULUAN
Beberapa masalah kesehatan di dunia yang hingga saat ini belum bisa
Global Issue adalah HIV dan AIDS. Human Immunodeficiency virus (HIV)
adalah virus yang menyebabkan acquired immune defiency syndrome atau yang
penomena “gunung es” karena data kasus yang dilaporkan tidak mencerminkan
kejadian yang sebenarnya, (wardani, 2018). Salah satu tujuan dari Milinium
mengendalikan penularan jumlah kasus baru (newly infected) pada tahun 2015
(Aristo, 2015).
Indonesia tercatat jumlah penderita HIV/AIDS adalah 620 ribu jiwa (0,4%).
Sedangkan menurut data WHO pada tahun 2018 37,9 juta orang hidup dengan
HIV/AIDS dan 23,3 juta (62%) orang menerima pengobatan Antiretro Virus
(ARV). Berdasarkan data dari RIKESDAS pada bulan oktober-Desember 2017
jumlah ODHA yaitu sebanyak 16.640 orang presentase HIV tertinggi pada bulan
oktober sampai desember 2017 adalah pada kelompok umur 25-49 tahun yaitu
69,2%, diikuti kelompok umur 20-24 tahun yaitu 16,7% sedangkan kelompok
umur lebih dari 50 tahun yaitu sebanyak 7,6%. Rasio penderita HIV laki-laki
tertinggi pada bulan Oktober sampai Oktober 2017 adalah hubungan sex berisiko
apada heteroseksual yaitu sebesar 22%, homoseksual 21% dan pengguna alat
2017 provinsi dengan jumlah penderita HIV/AIDS tertinggi yaitu Provinsi Papua
(19.729), Jawa Timur (18.243), DKI Jakarta (9.215), Jawa Timur (8.170), Bali
(7.441). Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Provinsi Bali pada tahun 2017
tercatat dari tahun 1987 sampai Desember 2016 total penderita HIV 15.839
dengan kasus terbanyak di kota Denpasar yaitu 6.180 (39,0%), Badung 2.546
(16,1%), Buleleng 254 (16,1%) Gianyar 1.149 (7,3%), Tabanan 997 (6,3%),
Jembrana 809 (5,1%), Karangasem 607 (3,8%), Klungkung 343 (2,2%), bangle
296 (1,9%). Berdasarkan data di atas maka Kota Denpasar menempati urutan
yang dapat menyertai penyakit HIV AIDS adalah penyakit TB Paru, Hepatitis,
dan lain sebagainya. Hal inilah yang ditakutkan akan menyebabkan droplet
menjalani terapi ARV. Hal ini dapat dicapai dengan adanya pengawasan khusus
obat (PMO) terhadap kepatuhan minum obat ARV pada pasein dengan
HIV/AIDS diantaranya penelitian Yuyun Yuniar, dkk tahun 2013 tentang factor-
faktor pendukung kepatuhan orang dengan HIV/AIDS dalam minum obat ARV
di Kota Bandung dan Cimahi. Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif
bahwa factor-faktor pendukung kepatuhan minum ARV yang bearal dari dalam
diri sendiri yaitu motivasi untuk hidup, keinginan sembuh atau sehat,
menganggap obat sebagai vitamin dan keyakinan terhadap agama. Selain itu
dukungan social yaitu dukungan keluarga, rasa tanggung kjawab dan rasa kasih
ARV pada Pasien HIV/AIDS di RSUP Sanglah Denpasar pada bulan November
apakah ada Pengaruh Pengawas Minum Obat terhadap Kepatuhan Minum Obat
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
1.4 Manfaat
perawatan.
1.4.1 Teoritis
1.4.2 Praktik