Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Perawat dianggap sebagai
salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia.
Perawat komunitas bekerja di berbagai bidang, memberikan perawatan
kesehatan primer sepanjang umur. Mereka menyediakan keperawatan yang
komprehensif di berbagai kebutuhan kesehatan untuk klien di mana saja di masyarakat
dari pusat-pusat kesehatan masyarakat, klinik kesehatan primer, unit kesehatan
masyarakat, sekolah dan universitas, dewan lokal dan rumah klien. Perawat komunitas
memberikan perawatan kesehatan untuk mereka yang memerlukan intervensi kesehatan
dan juga mempertimbangkan kondisi sosial yang mempengaruhi status kesehatan.
Setiap orang atau wali dapat mengakses perawat komunitas. Banyak Rumah sakit dan
dokter merujuk ke komunitas perawat dan klien menanyakan langsung bantuan.
Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan
kesehatan menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di
berbagai bidang. Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan
pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara
komprehensif. Perawat menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan berbagai peran
pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik dan etika, pelindung dan advokat bagi
klien, manajer kasus, rehabilitator, komunikator dan pendidik. Untuk itu, penulis akan
membahas lebih lanjut tentang peran dan fungsi perawat dalam komunitas serta proses
keperawatan komunitas
Proses keperawatan memberikan panduan sistematis atau metode untuk
membantu peserta didik atau perawat mengembangkan pola berfikir yang
mengarah pada penelitian klinis yang tepat. Penyusunan proses keperawatan
dilakukan sebagai alat pengajaran untuk membantu peserta didik belajar
keterampilan berfikir kritis untuk praktek keperawatan. Proses keperawatan
mengarah peserta didik dan praktisi dalam menerapkan pengetahuan yang
mendasar ke dalam praktik. Proses keperawatan digunakan untuk membantu
perawat melakukan praktik keperawatan secara sistematis dalam memecahkan
masalah keperawatan. Dengan metode ini, perawat dapat mendemonstrasikan
tanggung gugat pada klien, sehingga kualitas praktek keperawatan dapat
ditingkatkan. Asuhan keperawatan pada klien, keluarga dan komunitas, serta
merupakan metode yang efisien dalam membuat keputusan klinik, serta
pemecahan masalah baik aktual maupun potensial dalam mempertahankan
kesehatan.

2.1 Rumusan Masalah


1) Apa defenisi peran perawat ?
2) Apa saja elemen peran perawat ?
3) Apa saja peran perawat komunitas?
4) Apa defenisi fungsi perawat ?
5) Apa tugas perawat sesuai peran dan fungsi perawat komunitas
6) Apa definisi proses keperawatan?
7) Apakah manfaat dari proses keperawatan?
8) Apakah tujuan dari proses keperawatan?
9) Apa saja jenis-jenis asuhan keperawatan?
10) Apa saja komponen yang dibutuhkan dalam proses keperawatan?
11) Bagaimana kerugian apabila proses keperawatan tidak dilakukan?

3.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi peran perawat
2. Untuk mengetahui elemen peran perawat
3. Untuk mengetahui peran perawat menurut Konsorsium Ilmu Kesehatan tahun1989
4. Untuk mengetahui peran perawat menurut hasil lokakarya keperawatan tahun 1983
5. Untuk mengetahui peran perawat komunitas
6. Untuk mengetahui defenisi fungsi perawat
7. Untuk mengetahui tugas perawat sesuai peran dan fungsi perawat komunitas
8. Untuk mengetahui definisi proses keperawatan?
9. Untuk mengetahui apa manfaat dari proses keperawatan?
10. Untuk mengetahui apa tujuan dari proses keperawatan?
11. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis asuhan keperawatan?
12. Untuk mengwetahui apa saja komponen yang dibutuhkan dalam proses
keperawatan?
13. Untuk mengetahui bagaimana kerugian apabila proses keperawatan tidak
dilakukan?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Peran Keperawatan


Peran dalam bidang dunia keperawatan merupakan cara untuk menyatakan dalam
pelaksanaan pelayanan keperawatan dan institusi pendidikan, penelitian dan dapat
mengembangkan asuhan keperawatan dalam membina kerjasama dari tenaga kesehatan
lainnya serta dapat memenuhi kebutuhan pasien dalam melakukan tindakan.
Peran pada dasarnya adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh
keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar yang besifat stabil (Kozier dan Barbara,
1995).
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktivitas perawat dalam
praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi
kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan
secara profesional sesuai dengan kode etik profesional. Dimana setiap peran yang dinyatakan
sebagai ciri terpisah demi untuk kejelasan.
Menurut (Lokakarya Nasional,1996) Peran perawat adalah sebagai pelaksana
pelayanan keperawatan, pengelola pelayanan keperawatan dan institusi pendidikan,sebagai
pendidik dalam keperawatan, peneliti dan pengembangan keperawatan. atau peran perawat
adalah cara untuk menyatakan aktivitas perawat dalam praktek,dimana telah menyelesaikan
pendidikan formalnya diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan
tugas dan tanggung jawab keperawatan secara propesional, sesuai dengan kode etik
profesinya.

2.2. Elemen Peran Perawat


Menurut pendapat Doheny (1982) ada beberapa elemen peran perawat professional
antara lain : care giver, client advocate, conselor, educator, collaborator, coordinator change
agent, consultant.
1. Care Giver
Pada peran ini perawat diharapkan mampu :
a. Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok atau
masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat
sederhana sampai pada masalah yang kompleks.
b. Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat harus
memperhatikan klien berdasarkan kebutuhan signifikan dari klien.
c. Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mendiagnosis keperawatan mulai
dari masalah fisik sampai pada masalah psikologis.
2. Client Advocate (Pembela Klien)
Tugas perawat :
a. Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga
b. Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk
didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien
terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Disparty, 1998 :140).
Hak-Hak Klien (Dysparty,1998) antara lain :
a. Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya
b. Hak atas informasi tentang penyakitnya
c. Hak atas privacy
d. Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
e. Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.
Hak-Hak Tenaga Kesehatan :
a. Hak atas informasi yang benar
b. Hak untuk bekerja sesuai standart
c. Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien
d. Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok
e. Hak atas rahasia pribadi
f. Hak atas balas jasa
3. Conselor
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan
psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik
dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang.
Peran perawat :
a. Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya.
b. Perubahan pola interaksi merupakan Dasardalam merencanakan metode
c. Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga
d. Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan

4. Educator
Mengajar adalah merujuk kepada aktifitas dimana seseorang guru membantu
murid untuk belajar. Belajar adalah sebuah proses interaktif antara guru dengan
satu atau banyak pelajar dimana pembelajaran obyek khusus atau keinginan untuk
merubah perilaku adalah tujuannya (Redman, 1998 : 8 ).
Inti dari perubahan perilaku selalu didapat dari pengetahuan baru atau
keterampilan secara teknis.
Dilakukan kepada klien atau keluarga , tim kesehatan lain baik secara spontan
pada saat berinteraksi maupun formal.
Membantu klien mempertinggi pengetahuan dalam upaya meningkatkan
kesehatan .
Dasar pelaksanaan adalah intervensi dalam proses keperawatan
5. Collaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerja sama dengan tim kesehatan yang terdiri dari dokter fisioterapis, ahli gizi,
dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang
diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk
pelayanan selanjutnya dalam kaitannya membantu mempercepat penyembuhan
klien.
6. Coordinator
Tujuan Perawat sebagi coordinator adalah :
Untuk memenuhi asuhan kesehatan secara efektif, efisien dan
menguntungkan klien.
Pengaturan waktu dan seluruh aktifitas atau penanganan pada klien.
Menggunakan keterampilan perawat untuk :
Merencanakan
Mengorganisasikan
Mengarahkan
Mengontrol
7. Change Agen
Pembawa perubahan adalah seseorang yang berinisiatif membantu orang
lain membuat perubahan pada dirinya atau pada system (Kemp,1986).
Mengidentifikasi masalah, mengkaji motivasi pasien dan membantu klien
untuk berubah, menunjukan alternative, menggali kemungkinan hasil dari
alternative, mengkaji sumber daya menunjukan peran membantu, membina
dan mempertahankan hubungan membantu membantu selama fase dari proses
perubahan dan membimbing klien melalui fase ini (Marriner Torney).
8. Consultant
Perawat berperan sebagai tempat konsultasi bagi pasien terhadap
masalah yang dialami oleh pasien atau tindakan keperawatan yang tepat untuk
diberikan.

2.3. Peran Perawat komunitas


1. Pelaksana Pelayanan Keperawatan ( Provider o Nursing Care )
Peranan yang utama bagi perawat komunitas adalah sebagai pelaksana asuhan
keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan komunitas, baik itu sehat atau sakit
atau mempunyai masalah kesehatan di rumah, disekolah, dipanti, ditempat kerja, dan lain-
lain.
2. Sebagai Pendidik ( Health Educator )

Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan


komunitas, baik dirumah, dipuskesmas, dikomunitas secara terorganisir serta
menanamkan perilaku hidup sehat sehingga terjadi perubahan perilaku untuk mencapai
tingkat kesehatan optimal.

3. Sebagai Pengamat Kesehatan ( Health Monitor )


Monitoring terhadap perubahan yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok,
komunitas. Memonitoring masalah kesehatan yang timbul serta dampaknya terhadap
status kesehatan melalui :
Kenjungan rumah
Pertemuan-pertemuan
Observasi
Pengumpulan data
4. Koordinator ( Coordinator of Servises )
Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat dalam
mencapai tujuan kesehatan melalui kerja sama dengan tim kesehatan lainnya sehingga
diharapkan terciptanya keterpaduan dalam sistem pelayanan kesehatan. Pelayanan
kesehatan merupakan kegiatan yang menyeluruh dan tidak terpisah-pisah.
5. Sebagai Pembaharu ( Inovator )
Pembaharu terhadap individu, keluarga, kelompok, dan komunitas. Serta merubah
perilaku dan pola hidup agar tercapainya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan yang
optimal.
6. Pengorganisir Pelayanan Kesehatan
Perawat komunitas berperan serta dalam memberikan motivasi dalam rangka
meningkatkan peran serta individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam setiap
upaya yankes yang dilaksanankan oleh masyarakat.
Misalnya kegiatan posyandu, mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, sampai
dengan tahap penilaian, serta ikut berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan dang
pengorganisasian masyarakat dalam bidang kesehatan.
7. Sebagai Panutan ( Role Model )
Perawat komunitas dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan
kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat tentang bagaimana tata cara
hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.
8. Sebagai Tempat Bertanya ( Fasilitator )
Perawat komunitas sebagai tempat bertanya oleh individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam bidang
kesehatan/keperawatan yang dihadapi sehari-hari.Perawat komunitas juga dapat
membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah kesehatan dan
keperawatan yang mereka hadapi. Perawat komunitas sebagai penghubung antara
masyarakat dengan unit yankes dan instansi terkait.
9. Sebagai Pengelola ( Manager )
Perawat komunitas dapatmengelola berbagai kegiatan yankes dan masyarakat
sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang diemban kepadanya.
Perawat komunitas juga mengkoordinasikan upaya-upaya kesehatan yang dijalankan,
melalui puskesmas sebagai institusi pelayanan dasar utama, baik di dalam atau di luar
gedung ataukah di keluarga, terhadap kelompok-kelompok khusus seperti kelompok ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas/menyusui, anak balita, usia lanjut, sesuai dengan peran,
fungsi dan tanggung jawabnya.
2.4. Definisi fungsi perawat
Fungsi adalah suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan perannya.
Fungsi dapat berubah dari suatu keadaan ke keadaan yang lain. Dalam menjalankan
profesinya sebagai perawat, maka seorang perawat akan menjalankan fungsi
perawat sebagaimana mestinya.
Berikut beberapa fungsi perawat diantaranya yaitu :
1. Fungsi Independen.
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam
melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam
melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti
pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenhuan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan
aktivitas, dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan, pemenuhan
kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi
dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Biasanya dilakukan
oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat
pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi perawat dalam interdepanden ini bahwasanya tindakan perawat berdasar
pada kerja sama dengan tim perawatan atau tim kesehatan lainnya. Fungsi ini tampak
ketika perawat bersama tenaga kesehatan lainnya melakukan kolaborasi dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang bertujuan mengupayakan kesembuhan pasien.
Mereka biasanya tergabung dalam sebuah tim yang dipimpin oleh seorang tanaga medis.
Sebagai sesama tenaga kesehatan, masing-masing tenaga kesehatan mempunyai
kewajiban untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai dengan bidang
ilmunya.
Dalam kolaborasi ini, pasien menjadi fokus upaya pelayanan kesehatan. Hal ini
dapat dicontohkan dalam penanganan ibu hamil yang menderita DM / diabetes mellitus,
perawat bersama tenaga gizi berkolaborasi membuat rencana untuk menentukan
kebutuhan makanan yang diperlukan bagi ibu dan perkembangan janin. Ahli gizi
memberikan kontribusi dalam perencanaan makanan dan perawat mengajarkan pasien
memilih makan sehari-hari. Dalam fungsi ini, perawat bertanggung jawab secara
bersama-sama dengan tenaga kesehatan lain terhadap kegagalan pelayanan kesehatan
terutama untuk bidang keperawatannya

2.5. Tugas perawat sesuai peran dan fungsi perawat komunitas


Tugas perawat dilakukan sesuai dengan fungsi perawat sedangkan fungsi perawat dilakukan
sesuai peran perawat
Fungsi perawat dalam melaksanakan perannya, yaitu:
a) Fungsi independent
Yaitu fungsi dimana perawat melaksanakan perannya secara mandiri, tidak tergantung
kepada orang lain. Perawat harus dapat memberikan bantuan terhadap adanya
penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia baik bio-psiko-
sosio/kultural maupun spiritual, mulai dari tingkat individu utuh, mencakup seluruh siklus
kehidupan, sampai pada tingkat masyarakat, yang juga mencerminkan pada tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar pada tingkat sistem organ fungsional sampai molecular.
Kegiatan ini dilakukan dengan diprakarsai oleh perawat, dan perawat bertanggung jawab
serta bertanggung gugat atas rencana dan keputusan tindakannya.
b) Fungsi dependent
Kegiatan ini dilakukan atau dilaksanakan oleh seorang perawat atas instruksi dari tim
kesehatan lainnya (dokter, ahli gizi, radiology dan lainnya).
c) Fungsi interdependent
Fungsi ini berupa kerja tim yang sifatnya saling ketergantungan baik dalam keperawatan
maupun kesehatan.
2.6. Definisi proses keperawatan
Proses keperawatan adalah aktifitas yang mempunyai maksud yaitu praktik
keperawatan yang dilakukan secara sistematik. Selama melakukan proses keperawatan,
perawat menggunakan dasar pengetahuan yang komprehensif untuk mengkaji status
kesehatan klien, membuat penilaian yang bijaksana dan mendiagnosa, mengidentifikasi
hasil akhir kesehatan klien dan merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi tindakan
keperawatan yang tepat guna mencapai hasil akhir tersebut. Proses asuhan keperawatan
adalah suatu metode yang sistematis untuk mengkaji respons manusia terhadap
masalah-masalah kesehatan dan membuat rencana keperawatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut. Proses asuhan keperawatan adalah suatu metode
yang sistematis dan terorganisasi dalam pemberian asuhan keperawatan, yang
difokuskan pada reaksi dan respon untuk individu pada suatu kelompok atau perorangan
terhadap gangguan kesehatan yang dialami.
2.7. Manfaat Proses Keperawatan
2.5.6 Paradigma Keperawatan Komunitas
Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu manusia,
keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987). Sebagai sasaran
praktik keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat.
1. Individu Sebagai Klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada
dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup kebutuhan biologi, sosial,
psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
2. keluarga Sebagai Klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara
bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.
Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia
yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri
dan aktualisasi diri.
Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu fokus pelayanan
keperawatan yaitu :
Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat.
Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki
ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam kelompoknya sendiri.
Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang diderita
salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga
tersebut.
3. Masyarakat Sebagai Klien
Masyarakat memiliki cirri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh adat
istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki identitas yang kuat
mengikat semua warga.
Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas didefenisikan sebagai
kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif. Kesehatan adalah proses
yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif. Menurut
Hendrik L. Blum ada empat faktor yang mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan,
perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Lingkungan terdiri dari lingkungan
fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan
dengan fisik seperti air, udara, sampah, tanah, iklim, dan perumahan. Contoh di suatu
daerah mengalami wabah diare dan penyakit kulit akibat kesulitan air bersih.
Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri manusia yang dibawanya
sejak lahir, misalnya penyakit asma. Keempat faktor tersebut saling berkaitan dan
saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam menentukan derajat kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai
bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga,
dan kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative dengan menggunakan proses
keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Keperawatan adalah
suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan
dalam bentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spiritual secara komprehensif
yang ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit
mencakup siklus hidup manusia.
Lingkungan dalam paradigm keperawatan berfokus pada lingkungan
masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan manusia.
Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial dan budaya dan
lingkungan spiritual.

2.5.7 Sasaran Keperawatan Komunitas


Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga,
dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah kumuh, daerah
terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan ibu
hamil. Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitas terdiri dari tiga tingkat
yaitu:
1. Tingkat Individu
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai
satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau
masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas
diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien (Stanhope, 2004).
2. Tingkat Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara
bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.
Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia
dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa
aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri
(Riyadi,2007).
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan mengukur sejauh mana
terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan, memberikan perawatan
kepada anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang sehat dan memanfaatkan
sumber daya dalam masyarakat untuk
Meningkatkan kesehatan keluarga.
Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difokuskan pada
keluarga rawan yaitu :
a. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga dengan: ibu
hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya ditolong oleh dukun dan
neonatusnya, balita tertentu, penyakit kronis menular yang tidak bisa diintervensi
oleh program, penyakit endemis, penyakit kronis tidak menular atau keluarga
dengan kecacatan tertentu (mental atau fisik).
b. Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang memiliki
masalah gizi, seperti anemia gizi berat (HB kurang dari 8 gr%) ataupun Kurang
Energi Kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi seperti perdarahan,
infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita dengan BGM, keluarga dengan
neonates BBLR, keluarga dengan usia lanjut jompo atau keluarga dengan kasus
percobaan bunuh diri.
c. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan
3. Tingkat Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan (Mubarak, 2005).
4. Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai
satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau
masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas
diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien (Stanhope, 2004).

2.5.8 Strategi Pelaksanaan Keperawatan Komunitas


Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam
perawatan kesehatan masyarakat adalah:
1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar,
tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan (Naomi, 2002).
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang
berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat (Yuddi,
2008). Menurut Notoatmodjo pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep
pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005).
2. Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat
sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu,
keluarga, dan kelompok khusus. Menurut Nies dan McEwan (2001), perawat
spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan dan
pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif model
pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial atau
pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan kesehatan masyarakat
yang relevan, maka penulis mencoba menggunakan pendekatan pengorganisasian
masyarakat dengan model pengembangan masyarakat (community development)
(Palestin, 2007).
3. Kerjasama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan
manfaat (Depkes RI, 2005). Partisipasi klien dalam hal ini adalah masyarakat
dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang
memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan kese ahteraan (Palestin, 2007).
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat
digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal
ini memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan
keahlian masing-masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi
peningkatan kesehatan masyarakat (Palestin, 2007).
4. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses
pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada
masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan
kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Palestin, 2007).
Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada
masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan
masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas,
kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Palestin, 2007). Sasaran dari perawatan
kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang
sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Effendy, 1998)
Perawat di komunitas dapat bekerja sebagai perawat keluarga, perawat sekolah,
perawat kesehatan kerja dan perawat gerontologi.
a) Perawat keluarga
Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan tingkat kesehatan
masyarakat yang dipusatkan pada keluarga sebagai satu kesatuan yang dirawat
dengan sehat sebagai tujuan pelayanan dan perawatan sebagai upaya (Ande,
2009).
Perawat teregistrasi dan telah lulus dalam bidang keperawatan yang dipersiapkan
untuk praktek memberikan pelayanan individu dan keluarga disepanjang rentang
sehat sakit. Praktek ini mencakup pengambilan keputusan independen dan
interdependen dan secara langsung bertanggung gugat terhadap keputusan klinis.
Peran perawat keluarga adalah melaksanakan asuhan keperawatan keluarga,
berpartisipasi dan menggunakan hasil riset, mengembangkan dan melaksanakan
kebijakan di bidang kesehatan, kepemimpinan, pendidikan, case managemen dan
konsultasi (Ande, 2009).
b) Perawat kesehatan sekolah
Keperawatan sekolah adalah keperawatan yang difokuskan pada anak ditatanan
pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak dengan mengikutsertakan keluarga
maupun masyarakat sekolah dalam perencanaan pelayanan . Perawatan kesehatan
sekolah mengaplikasikan praktek keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unit
individu, kelompok dan masyarakat sekolah. Keperawatan kesehatan sekolah
merupakan salah satu jenis pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
mewujudkan dan menumbuhkan kemandirian siswa untuk hidup sehat,
menciptakan lingkungan dan suasana sekolah yang sehat. Fokus utama perawat
kesehatan sekolah adalah siswa dan lingkunganya dan sasaran penunjang adalah
guru dan kader (Ande, 2009).
c) Perawat kesehatan kerja
Perawatan kesehatan kerja adalah penerapan prinsip-prinsip keperawatan
dalam memelihara kelestarian kesehatan tenaga kerja dalam segala bidang
pekerjaan (American Asociation of Occupational Health Nursing). Perawat
kesehatan kerja mengaplikasikan praktek keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan unik individu, kelompok dan masyarakat di tatanan industri, pabrik,
tempat kerja, tempak konstruksi, universitas dan lain-lain. Lingkup praktek
keperawatan kesehatan kerja mencakup pengkajian riwayat kesehatan,
pengamatan, memberikan pelayanan kesehatan primer konseling, promosi
kesehatan, administrasi management quality asurance, peneliti dan kolaburasi
dengan komunitas (Ande, 2009)

d) Perawat gerontologi
Perawatan gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan
memberikan pelayanan kepada orang lanjut usia yang dapat terjadi di berbagai
tatanan dan membantu orang lanjut usia tersebut untuk mencapai dan
mempertahankan fungsi yang optimal. Perawat gerontologi mengaplikasikan
dan ahli dalam memberikan pelayanan kesehatan utama pada lanjut usia dank
keluarganya dalam berbagai tatanan pelayanan. Peran lanjut perawat tersebut
independen dan kolaburasi dengan tenaga kesehatan profesional.
Lingkup praktek keperawatan gerontologi adalah memberikan asuhan
keperawatan, malaksanakan advokasi dan bekerja untuk memaksimalkan
kemampuan atau kemandirian lanjut usia, meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan, mencegah dan meminimalkan kecacatan dan menunjang proses
kematian yang bermartabat. Perawat gerontologi dalam prakteknya
menggunakan managemen kasus, pendidikan, konsultasi, penelitian dan
administrasi.

2.5.9 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya pelayanan kesehatan
baik upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun resosialitatif.
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dengan melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan,
peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan
lingkungan, olahraga teratur, rekreasi dan pendidikan seks.
Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan
terhadap individu, keluarga kelompok dan masyarakat melalui kegiatan imunisasi,
pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas dan kunjungan rumah,
pemberian vitamin A, iodium, ataupun pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas
dan menyusui.
Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau masalah
kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit dirumah, perawatan orang sakit
sebagai tindak lanjut dari Pukesmas atau rumah sakit, perawatan ibu hamil dengan
kondisi patologis, perawatan buah dada, ataupun perawatan tali pusat bayi baru lahir.
Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah atau
kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu seperti TBC, kusta dan cacat fisik
lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada penderita kusta, patch tulang dan lain
sebagainya, kegiatan fisioterapi pada penderita stroke, batuk efektif pada penderita
TBC, dll.
Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan penderita ke masyarakat
yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti, penderita AIDS, kusta dan
wanita tuna susila.

2.5.10 Prinsip Pemberian Pelayanan Keperawatan Komunitas


Pada saat memberikan pelayanan kesehatan, perawat komunitas harus
rnempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu kemanfaatan dimana semua tindakan dalam
asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar bagi komunitas, pelayanan
keperawatan kesehatan komunitas dilakukan bekerjasama dengan klien dalam waktu
yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerjasama lintas program dan
lintas sektoral, asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi,
klien dan, lingkungannya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai
tujuan utama peningkatan kesehatan, pelayanan keperawatan komunitas juga harus
memperhatikan prinsip keadilan dimana tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan
kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu. sendiri, prinsip yang lanilla yaitu otonomi
dimana klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan
beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada.
Prinsip dasar lainnya dalam keperawatan kesehatan komunitas, yaitu :
1.Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat
2.Sasaran terdiri dari, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
3.Perawat kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bekerja untuk masyarakat
4.Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih menekankan pada upaya promotif dan
preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif.
5.Dasar utama dalam pelayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah
menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dalam proses
keperawatan.
6.Kegiatan utama perawatan kesehatan komunitas adalah dimasyarakat dan bukan
di rumah sakit.
7.Klien adalah masyarakat secara keseluruhan bark yang sakit maupun yang sehat.
8.Perawatan kesehatan masyarakat ditekankan kepada pembinaan perilaku hidup
sehat masyarakat.
9.Tujuan perawatan kesehatan komunitas adalah meningkatkan fungsi kehidupan
sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin.
10. Perawat kesehatan komunitas tidak bekerja secara sendiri tetapi bekerja secara
tim.
11. Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan komunitas digunakan
untuk kegiatan meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, melayani
masyarakat yang sehat atau yang sakit, penduduk sakit yang tidak berobat ke
puskesmas, pasien yang baru kembali dari rumah sakit.
12. Kunjungan rumah sangat penting.
13. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama.
14. Pelayanan perawatan kesehatan komunitas harus mengacu pada sistem
pelayanan kesehatan yang ada.
15. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan di institusi pelayanan kesehatan
yaitu puskesmas, institusi seperti sekolah, panti, dan lainnya dimana keluarga
sebagai unit pelayanan.

2.5.11 Peran Perawat Komunitas


Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat
diantaranya adalah :
1. Sebagai Penyedia Pelayanan (Care provider)
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah keperawatan yang ada,
merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan
mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat (Helvie, 1997).
2. Sebagai Pendidik dan Konsultan (Nurse Educator and Counselor)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam
rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang
diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal (Helvie, 1997).
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan
psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik
dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan
emosional dan intelektual (Mubarak, 2005).
Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam fase
pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan
kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan
strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan
selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).
3. Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam
bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang
bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat
(Helvie, 1997).
4. Sebagai Pembela (Client Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas. Pada
tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial
yang ada dalam masyarakat (Helvie, 1997). Seorang pembela klien adalah pembela
dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik
untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien
(Mubarak, 2005).
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan
keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan
dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan
(Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya (Mubarak,
2005). Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus
dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi
dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).
5. Sebagai Manajer Kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan
pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya (Helvie, 1997).
6. Sebagai Kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama
dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain
dalam kaitanya membantu mempercepat proses penyembuhan klien (Mubarak,
2005). Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan
keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan
sangat penting untuk merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Helvie, 1997).
7. Sebagai Perencana Tindakan Lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan di
suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat diberikan kepada
klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan (Helvie, 1997).
8. Sebagai Pengidentifikasi Masalah Kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan
dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui
kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data (Helvie,
1997).
9. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan
mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien (Mubarak,
2005). Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima
pelayanan dari banyak profesional (Mubarak, 2005)
Pembawa Perubahan atau Pembaharu dan Pemimpin (Change Agent and Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah
atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem.
Marriner torney mendeskripsikan pembawa perubahan adalah yang
mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk
berubah, menunjukkan alternatif, menggali kemungkinan hasil dari alternatif,
mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan
mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses
perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).

Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan


menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan,
melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan, ketrampilan, perasaan
dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005)
10. Pengidentifikasi dan Pemberi Pelayanan Komunitas (Community Care Provider
And Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat
yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah
kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau
pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran
perawat komunitas (Helvie, 1997).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan (WHO, 1947).
UU No.23, 1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan
ekonomi.
Indikator harus memenuhi 5 syarat yaitu simpel, dapat diukur, ada penyebab, terpercaya,
serta waktunya pasti. Indikator untuk Indonesia Sehat dikelompokkan dalam 3 kategori :
1. Indikator Hasil Akhir (Derajat Kesehatan)
Indikator ini berupa indikator mortalitas, morbiditas, dan status gizi.
2. Indikator Hasil Antara
Indikator ini berupa indikator lingkungan, perilaku hidup masyarakat, dan akses serta
mutu pelayanan kesehatan.
3. Indikator Proses dan Masukan
Indikator ini berupa pelayanan kesehatan, sumber daya kesehatan, manajemen
kesehatan serta konstribusi sektor-sektor terkait.
Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan
individu bagaimana kesehatannya tetap terjaga. Kegiatan keningkatan kesehatan dapat
bersifat aktif maupun pasif. Sedangkan pencegahan penyakit terdiri dari beberapa
tingkatan, yaitu :
a. Pencegahan Primer
b. Pencegahan Sekunder
c. Pencegahan Tersier

Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah suatu sintesa dari
praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat
menyeluruh dengan tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur
tertentu, berkelanjutan dan melibatkan masyarakat.
Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu manusia,
keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987).
Keperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya pelayanan kesehatan baik
upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun resosialitatif.

3.2 Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan pada mahasiswa.
1. Dalam membuat makalah, kelompok diharapkan dapat memahami dan
menguasai tentang kesehatan komunitas dan konsep dasar keperawatan komunitas.
2. Mahasiswa dapat lebih mengerti tentang pengertian kesehatan, indicator sehat,
karkteristik dan perilaku sehat.
3. Mahasiswa perlu meningkatkan keaktifannya dalam bertanya kepada pembimbing.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. 2000. Dasar-Dasar Ilmu Perawatan Kesehatan Masyarakat Edisi . Depok:
Pondok Duta.
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi 2. Jakarta:
EGC.
Potter, Patricia. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktek,
Ed.4, Vol.1 . Jakarta: EGC.
Departemen Kesehatan RI. 1997. Paradigma sehat, Jakarta: Dep. Kes. RI
Efendi, Ferry & Makhfudi. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik
Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai