2.
Keputusan Menkes RI Nomor 270/Menkes/SK/III/2007 tentang pedoman
manajerial rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
3.
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya, Depkes RI, 2009
4.
Kebijakan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204 / Menkes / SK / X/
2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit.
5.
Keputusan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Nomor Kep / 50 / XII / 2006 tanggal
29 Desember 2006 tentang Organisasi dan Tugas RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat
Ditetapkan di J a k a r t a
Pada tanggal ................ 2012
KEPALA RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad
Lampiran
Keputusan
Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad
Nomor
:
Tanggal
:
Kebijakan Umum
1.
Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad
dikendalikan oleh Tim PPIRS yang bertanggung jawab langsung kepada Komite PPI.
2.
Dalam sistem pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit melibatkan
Infection Prevention Control Doctor (IPCD), Infection Prevention Control Nurse (IPCN),
dan Infection Prevention Control Link Nurse (IPCLN) berkoordinasi dengan anggota
Komite lain atau Infection Prevention Control Officer (IPCO) yang terdiri dari SMF
(spesialis paru, spesialis anesthesia, spesialis urologi, spesialis bedah, spesialis
penyakit dalam, spesialis kebidanan), epidemiologi, mikrobiologi, Patologi, Farmasi,
Jangsus dan Kamar Jenasah, Kesling dan K3RS, Logistik, Unit Tehnik, TSSU, IKO dan
Petugas Kebersihan.
3.
Anggota Tim PPIRS memiliki sertifikasi pelatihan dasar dan lanjutan PPI dengan
kualifikasi dokter spesialis, dokter umum, S1 Keperawatan, Sarjana Kesehatan
Masyarakat (Epidemiologi) dan DIII Keperawatan/Kebidanan.
4.
Dalam melaksanakan tugasnya setiap anggota PPI berpedoman pada uraian
tugas, SPO dan program kerja yang direncanakan.
5.
Penyediaan tenaga harus mengacu kepada Pedoman Manajerial Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dengan IPCN purna waktu disesuaikan
kondisi rumah sakit ( 1 IPCN bertanggung jawab terhadap 75-100 TT).
6.
Tim PPIRS melaksanakan kegiatan surveilans aktif setiap hari diprioritaskan
pelaksanaannya di unit pelayanan yang berisiko tinggi.
7.
Tim PPIRS melaksanakan koordinasi melalui pertemuan berkala dengan dokter,
perawat, tehnik, petugas kebersihan dan komite PPI untuk membahas temuan dan
permasalahan selanjutnya Komite PPI membuat rekomendasi dan melaporkan ke
Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad dan Ketua Komite Medik. Hasil rekomendasi
pimpinan disosialisasikan ke unit pelayanan terkait oleh Komite PPI.
8.
Tim PPIRS membuat laporan bulanan dan tahunan kejadian infeksi rumah sakit
disampaikan ke Ketua Komite PPI, selanjutnya disampaikan kepada Kepala RSPAD
Gatot Soebroto Ditkesad, dan laporan triwulan disampaikan ke Dinas Kesehatan.
Kebijakan Khusus
1.
Setiap petugas kesehatan wajib melaksanakan kebersihan tangan menggunakan
handsrub dan handswash pada lima saat (sebelum kontak dengan pasien, sebelum
melaksanakan tindakan aseptik, sesudah kontak dengan pasien, setelah kontak dengan
cairan tubuh pasien, dan sesudah kontak dengan lingkungan di sekitar pasien).
2.
Tim PPIRS (IPCD, IPCN, dan IPCLN) melaksanakan surveilans aktif setiap hari
ke seluruh unit pelayanan yang berisiko, melibatkan DPJP untuk mencegah dan
mengendalian kejadian Infeksi Luka Operasi (ILO), Infeksi Aliran Darah Primer (IADP),
Infeksi Saluran Kemih (ISK), infekasi akibat pemasangan ventilator (VAP), dan infeksi
akibat tirah baring lama (pneumonia)
3.
Tim PPIRS melaksanakan kegiatan audit fasilitas dan kebersihan tangan, limbah,
APD, dan audit lingkungan secara berkala dan terjadual.
4.
Tersedianya fasilitas pencegahan dan pengendalian infeksi di setiap unit
pelayanan.
5.
Tim PPIRS melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan terusmenerus terhadap SPO dan pelaksanaan kewaspadaan strandar yang dilaksanakan di
unit pelayanan meliputi kebersihan tangan, penggunaan alat pelindung diri,
dekontaminasi, pembersihan, desinfeksi, sterilisasi, penanganan limbah, pengendalian
lingkungan, penanganan linen, penanganan peralatan pasien, penempatan pasien di
ruang perawatan, etika batuk dan lumbal pungsi.
6.
Sosialisasi program PPI dilaksanakan ke seluruh staf rumah sakit dan bagian
terkait pelaksanaan kegiatan PPI.
7.
Pengadaan bahan dan alat yang terkait PPI dikoordinasikan kepada Tim PPIRS
disesuaikan dengan hasil pemantauan dan kebutuhan unit pelayanan untuk
mengurangi risiko terjadinya infeksi.
8.
Penggunaan antibiotik yang rasional diterapkan oleh Tim medis dalam
memberikan pengobatan dan perawatan dipantau dari hasil pemeriksaan mikrobiologi
untuk menghindari resistensi dan mengurangi risiko infeksi.
9.
Pemeriharaan fisik dan sarana bangunan rumah sakit melibatkan Tim PPIRS
untuk memantau standarisasi yang tepat dan mengurangi kontaminasi yang berisiko
menimbulkan infeksi rumah sakit.
10.
Kesehatan karyawan dilaksanakan di tiap-tiap unit pelayanan yang berisiko tinggi
terkontaminasi infeksi rumah sakit secara berkala bekerjasama dengan Tim K3RS
melalui penapisan penyakit menular, pemberian immunisasi, pembatasan kerja
karyawan terinfeksi penyakit menular, tatalaksana kecelakaan kerja tertusuk benda
tajam, profilaksis pasca pajanan (diagnostik dan pengobatan), serta investigasi KLB
Tambahan
1.
Apabila terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) di satu unit perawatan ditangani
secara terpadu melibatkan Komite PPI dan bagian terkait untuk ditangani secara cepat,
tepat, serta pelaporanannya terdokumentasi dengan baik.
2.
Ketua Komite PPI melaporkan KLB ke Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad
kemudian rekomendasi dari pimpinan disosialisasikan ke bagian terkait.