Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN SUCTION PADA ANAK

1. Pengertian suction
Suction adalah suatu tindakan untuk membersihkan jalan nafas dengan memakai
kateter penghisap melalui nasotrakeal tube (NTT), orotraceal tube (OTT), traceostomy
tube (TT) pada saluran pernafasan bagian atas. Suctioning atau penghisap merupakan
tindakana untuk mempertahankan jalan nafas sehingga memungkinkan terjadinya proses
pertukaran gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan secret pada klien yang tidak
mampu mengeluarkannya sendiri.(Ignativicius, 1999)..
2. Tujuan suction
Bertujuan untuk membebaskan jalan nafas, mengurangi retensi sputum,
merangsang batuk, mencegah terjadinya infeksi paru. Prosedur ini dikontraindikasikan
pada klien yang mengalami kelainan yang dapat menimbulkan spasme laring terutama
sebagai akibat penghisapan melalui trakea gangguan perdarahan, edema laring, varises
esophagus, perdarahan gaster, infark miokard (Elly, 2000).
3. Gambar alat dan anatomi tubuh yang berkaitan
Gambar Alat
 Bak instrument
 Pinset anatomi

 Kasa

 NaCl
 Canule suction

 Perlak

 Mesin suction
 Tissue

Gambar anatomi yang berkaitan

4. Indikasi suction
1) Menjaga jalan nafas tetap bersih (Airway maintenance)
 Pasien tidak mampu batuk efektif
 Di duga ada aspirasi
2) Membersihkan jalan nafas (Branchial toilet) bila ditemukan
 Pada auskultasi terdapat suara nafas yang kasar, atau ada suara napas
tambahan.
 Diduga ada sekresi mucus di dalam sel nafas.
 Klinis menunjukan adanya peningkatan beban kerja sistem pernafasan.
3) Pengambilan specimen untuk pemeriksaan laboratorium.
4) Sebelum dilakukan tindakan radiologis ulang untuk evaluasi
5) Mengetahui kepatenan dari pipa endotrakeal.
5. Kontraindikasi suction
1) Nasotrakeal suction
 Koagulopati berat atau hemoptysis
 Laringospasme (stidor)
 Fraktur basal tengkorak atau kebocoran cairan serebrospinal melalui
telinga
 Bronkospasme berat
 Obstruksi saluran hidung
 Perdarahan nasal
2) Orotrakeal suction
 Koagulopati berat atau hemoptysyis
 Laringospasme (stidor)
 Ketidakstabilan hemodinamik
3) Kontraindikasi relative
 Trauma leher, wajah atau kepala akut
 Luka bakar
 Epiglottitis
 Croup atau laringotrakeobronkitis
6. Asuhan keperawatan
No Diagnosa keperawatan Rencana keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
1 Ketidakefektifan bersihan Setelah dilakukan NIC : Manajemen
jalan napas. tindakan keperawatan jalan nafas
Definisi : 3x24 jam diharapkan, 1. Buka jalan nafas
Ketidakmampuan ketidakefektifan bersihan dengan teknik
membersihkan sekresi atau jalan napas dapat chin lift atau
obstruksi dari saluran berkurang dengan kriteria jaw thrust,
napas untuk hasil. sebagaimana
mempertahankan bersihan mestinya
jalan napas. Noc : Kepatenan jalan 2. Posisikan pasien
napas untuk
Batasan karakteristik : NO Indikator T memaksimalkan
 Batuk yang tidak 1 Frekuensi 5 ventilasi
efektif pernafasan 3. Identifikasi
 Dyspnea 2 Irama 5 kebutuhan
 Gelisah pernafasan aktual/potensial

 Kesulitan 3 Kedalaman 5 pasien untuk

verbalisasi inspirasi memasukan alat

 Perubahan 4 Kemampuan 5 membuka jalan

frekuensi napas untuk nafas

 Perubahan pola mengeluarkan 4. Memasukan alat

napas secret nasopharyngeal


airway (NPA)
 Sputum dalam Ket :
1. Deviasi berat dari atau
jumlah berlebih
oropharyngeal
 Suara napas kisaran normal
2. Deviasi yang airway (OPA),
tambahan
cukup berat dari sebaimana
Faktor yang berhubungan :
kisaran normal mestinya.
 Adanya jalan napas
3. Deviasi sedang
buatan dari kisaran
 Benda asing dalam normal
jalan napas 4. Deviasi ringan
 Eksudat dalam dari kisaran
alveoli normal
 Hiperplasia pada 5. Tidak ada deviasi
dinding bronkus dari kisaran

 Mukus berlebihan normal

 Penyakit paru
obstruktif kronis
 Sekresi yang
tertahan
 Spasme jalan napas
7. Persiapan tindakan keperawatan
 Tahap prainteraksi
1) Mengecek program terapi
2) Mencuci tangan
3) Menyiapkan alat
 Bak instrument berisi pinset anatomi 2, kasa secukupnya
 NaCl atau air matang
 Canule suction
 Perlak dan pengalas
 Mesin suction
 Kertas tissue
 Tahap orientasi
1) Memberikan salam dan sapa nama pasien
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3) Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
8. Prosedur pelaksanaan tindakan keperawatan
 Tahap kerja
1) Memberikan posisi yang nyaman pada pasien kepala sedikit ekstensi
2) Memberikan oksigen 2-5 menit
3) Meletakkan pengalas di bawah dagu pasien
4) Memakai sarung tangan
5) Menghidupkan mesin, mengecek tekanan dan botol penampung
6) Memasukkan kanul suction dengan hati-hati (hidung ± 5cm, mulut ± 10cm)
7) Menghisap lendir dengan menutup lubang kanul, menarik keluar perlahan
sambal memutar (± 5 detik untuk anak, ± 10 detik untuk dewasa)
8) Membil as kanul dengan NaCl, berikan kesempatan pasien bernafas
9) Mengulangi prosedur tersebut 3-5 kali suctioning
10) Mengobservasi keadaan umum pasien dan status pernafasannya
11) Mengobservasi secret tentang warna, volume dan bau.
9. Daftar pustaka
Muttaqin, A. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Pernapasan. Jakarta : EGCNofiyanto, M. Perbedaan Nilai Saturasi Oksigen
Berdasarkan Ukuran Kateter Suction Pada TindakanOpen Suction Di Ruang General
Intensive Care Unit RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, (Online),
(http://www.unpad.ac.id/archieves/128770. diakses tanggal 10 Juni 2014, jam 22.15
WITA)
Nurachmah, E., Sudarsono, R.S. 2000. Buku Saku Prosedur Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta : EGC Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika Oman, K.S,
McLain, Scheetz. 2008. Panduan Belajar Keperawatan Emergensi. Jakarta :
EGCPrice, S.A., Wilson, L.M. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses –Proses
Penyakit. Edisi 6. Volume 2. Jakarta : EGCPSIK Unsrat.
Somantri, I. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Edisi 2. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai