Anda di halaman 1dari 54

PEDOMAN PENGGOLONGAN

DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA

dr. Komang Triana Arya D, M.Biomed SpKJ


Psikiater RSUD Sumbawa
PERJALANAN PPDGJ
• PPDGJ I
• Terbit tahun 1973
• Nomor kode dan diagnosis mengacu pada ICD
8 ( International Clasification of Desease -8 )
• Sistem Numerik
• Nomor kode : 290 - 315
PPDGJ II
• Diterbitkan pada tahun 1983
• Diagnosis mono aksial
• Nomor kode dan diagnosis : mengacu pada ICD-
9 ( sistem numerik )
• Konsep klasifikasi dengan kelas diagnosis
memakai kriteria diagnosis DSM ( The
Diagnosis statistical manual of mental disorder)
PPDGJ III
• Diterbitkan pada tahnun 1993
• Diagnosis multi-aksial
• Nomor kode dan diagnosis merujuk pada ICD-
10
• Konsep klasifikasi dengan hirarki blok
memakai pedoman diagnoosis ICD-10
• Diagnosis multi aksial menurut DSM-1 (APA)
MANFAAT PPDGJ
• Penyeragaman kode membantu dalam
pencatatan, dokumentasi dan statistik kesehatan
• Keseragaman diagnosa merupakan acuan untuk
tata laksana therapi
• Sebagai alat komunikasi team kesehatan
termasuk perawat
• Penelitian : memberikan batasan operasional
diagnosa gangguan jiwa.
MANFAAT PPDGJ BAGI PERAWAT
• Perawat akan lebih cepat mengantisipasi respon
klien berdasarkan diagnosa klien
• Membantu perawat dalam merencanakan
tindakan perawatan
• Sebagai bahan untuk memberikan pendidikan
kesehatan kepada keluarga
• Sebagai bahan diskusi dengan team medis karena
perawat mempunyai waktu interaksi yang lebih
lama, sehingga perawat dapat mengumpulkan
informasi gejala klien lebih banyak.
• Membantu managemen perawatan dalam
mendesign ruang perawatan.
Contoh : Ruang Gangg jiwa organik
• Membantu managemen perawatan dalam
menyiapkan Sumber Daya Perawat
Misal : pelatihan
• Menjadi rujukan untuk pengembangan
penelitian dan pengembangan ilmu perawatan
KONSEP GANGGUAN JIWA
menurut PPDGJ
• Istilah yang digunakan adalah Gangguan Jiwa atau gangguan
mental ( mental disorder ) tidak mengenal istilah penyakit jiwa
( mental illnes atau mental disease )
• Kriteria Gangguan jiwa :
• Adanya gejala klinis yang bermakna
– Sindrom atau pola perilaku
– Sindrom atau pola psikologi
• Gejala klinis menimbulkan distress ( rasa nyeri, tdk nyaman dll
)
• Gejala klinis menimbulkan disability ( ketidakmampuan dalam
perawatan diri, dll )
• PPDGJ menganut pendekatan ateoritik kecuali
pd gangguan yang telah secara jelas disepakati
penyebabnya.
• Pengelompokan diagnosis gangguan jiwa
berdasarkan gambaran kliniknya.
• PPDGJ tidak menganggap gangguan jiwa adalah
satu kesatuan yang tegas dgn batas-batas yg
jelas antara ggg jiwa tertentu dgn ggg jiwa lainya
• Anggapan salah : semua orang yang menderita
gangguan jiwa yang sama akan serupa dalam
segala hal yang penting.
URUTAN HIRARKI BLOK DIAGNOSIS
I. Gangguan mental organik dan simptomatik
Gang mental & perilaku akibat zat psikoaktif
II. Schizofrenia, Gg schizotipal dan waham
III. Gg suasana perasaan
IV. Gg Neurotik, gg somatoform & gg stress
V. Sindrom perilaku yg berhub dg gg fisiologis
dan faktor fisik
Lanjutan

VI. Gg kepribadian dan perilaku masa Dewasa


VII.Retardasi mental
VIII.Gg perkembangan psikologis
IX. Gg perilaku dan emosional
X. Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian
klinik
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
AKSIS I : Gangguan klinis
Kondisi lain yang menjadi fokus
perhatian klinik
AKSIS II : Gangg kepribadian
Retardasi mental
AKSIS III : Kondisi Medik Umum
AKSIS IV : Masalah psikososial dan Lingkungan
AKSIS V : Penilaian Fungsi Secara Global
Catatan :
• Antara aksis I, II dan III tidak selalu ada
hubungan etiologik atau patogenesis
• Hubungan antara aksis I, II, III dan aksis IV
dapat timbal balik saling mempengaruhi
AKSIS I (RPS )
F 00 – F 09 : Gangg mental organik (+simptomatk)
F 10 – F 19 : Gang mental & perilaku  zat
psikoaktif
F 20 – F 29 : Schizofrenia, schizotipal & gg waham
F 30 – F 39 : Gg suasana perasaan (mood/afektif)
F 40 – F 49 : Gg neurotik, somatoform-> gg
terkait stress
F 50 – F 59 : sindroma perilaku  gg fisiologis
dst…..F 99
AKSIS II (RPS & RPD )
• F 60 : Gg Kepribadian khas
• F 60.0 : Gg kepribadian paranoid
• F 60.1 : Gg kepribadian schizoid
• F 60.2 : Gg kepribadian disosial
• F 60.3 : Gg kepribadian emosional tak stabil
• F 60.4 : Gg kepribadian histrionik
• F 60.5 : Gg kepribadian anankastik
• dst …..F 70 : RM
AKSIS III (RPS )
• Bab I A00 – B99 : Peny infeksi & parasit
• Bab II C00 – D 99 : Neoplasma
• Bab IV E00 – E 99 : peny endokrin, nutrisi dan
endokrin
• Bab VI G00 – G59 : peny susunan syaraf
• Bab VII H00 – H 59 : peny mata dan adneksa
• Bab VIII H60-H99 : Peny telinga dan proses
mastoid dst
AKSIS IV
• Masalah dengan primery support group
• Masalah berkaitan lingkungan sosial
• Masalah pendidikan
• Masalah pekerjaan
• Masalah Perumahan
• Masalah ekonomi
• Masalah akses dan pelayanan kesehatn dst
AKSIS V
( Global Assesment of Functioning scale)
• 100 – 91 : gejala tak ada, fungsi maksimal
• 90 – 81 : gejala minimal, fungsi baik,
• 80 – 71 : gejala sementara dan dpt diatasi
• 70 – 61 : Beberapa gejala ringan & menetap
• 60 – 51 : Gejala sedang, disabiltas sedang
• 50 – 41 : gejala berat, disabilitas berat
• 40 -39 : disabilitas dlm bbrp realita,
disabilitas berat dlm beberapa fungs dst
Contoh Penulisan Diagnoosa Multiaksial

• Aksis I : F 32.2 Episode depresif tanpa gejala


psikotik
• Aksis II : F 60.7 Gang kepribadian defensif
• Aksis III : tidak ada
• Aksis IV : Ancaman kehilangan pekerjaan
• Aksis V : GAF 53
GANGGUAN MENTAL ORGANIK

• Gangguan mental yang berkaitan dengan penyakit /


gangguan sitemik otak
• Termasuk pengaruh terhadap otak akibat proses sekunder
(extracerebral
Gambaran Utama :
• Gangguan kognitif ( memori, intelektual, learning )
• Gangguan sensorium ( kesadaran, perhatian)
• Sindrom dengan manifestasi yg menonjol spt :
• Persepsi : Halusinasi
• Isi pikir : waham
• Alam perasaan : depresi
F. 00 – F 09
GANGGUAN MENTAL ORGANIK
• F.00 : Dimentia pd penyakit alzaimer
• F.01 : Dimentia vaskuler
• F.02 : Dimentia pada penyakit lain YDT
( yang tidak ditentukan )
• F.03 : Dimentia YTT
• F.04 : Sindrom amnestik organik bukan karena
alkohol dan zat psikoaktif lain
• F.05 : Ddelirium organik bukan karena alkohol dan
zat psikoaktif lain ---dst
Pedoman Diagnosis Delirium
• Gangguan Kesadaran dan Perhatian
-kesadaran berkabut sampai koma
• Gangguan Kognitif secara umum
-distorsi persepsi , ilusi dan halusinasi (visual)
-hendaya daya ingat segera
-disorentasi waktu, tempat dan orang
• Gangguan Psikomotor
-hipo atau hiperaktivitas, arus bicara naik/turun
• Gangguan Siklus tidur-bangun
-insomnia, mimpi buruk, Gejala memburuk pada malam hari
• Gangguan Emosional
-depresi, anxietas, lekas marah, euforia, apatis atau kehilangan akal
• Onset biasanya cepat , hilang timbul, berlangsung kurang dari 6 bulan
Pedoman Diagnosis Demensia
• Adanya penurunan kemampuan daya ingat
dan daya pikir yang sampai mengganggu
kegiatan harian (personal activities of daily
living)
• Tidak ada Gangguan Kesadaran
• Gejala dan disabilitas sudah nyata untuk paling
sedikit 6 bulan
Pedoman Diagnosis GMO akibat disfungi
otak dan penyakit fisik
• Adanya penyakit, kerusakan atau disfungsi otak atau
penyakit fisik sistemik yang berhubungan dengan
salah satu sindrom
• Adanya hubungan waktu (minggu atau bulan) antara
perkembangan penyakit yang mendasari timbulnya
sindrom mental
• Kesembuhan gangguan mental setelah perbaikan
penyebab yang mendasari
• Tidak ada riwayat keluarga atau pengaruh stres
psikologis sebagai pencetus
Pedoman diagnosis gangguan kepribadian
akibat disfungsi otak
• Riwayat jelas adanya disfungsi otak
• Disertai 2 atau lebih gambaran berikut:
-penurunan kemampuan untuk mempertahankan
aktivitas yang bertujuan
-perubahan perilaku emosional
-tindakan disosial
-gangguan proses pikir
-gangguan arus pembicaraan
-perilaku seksual yang berubah
Gangguan Mental dan Perilaku Akibat
Penggunaan Zat Psikoaktif (F10-F19)
• Gangguan Mental & Perilaku akibat Penggunaan Alkohol
• Gangguan Mental & Perilaku akibat Penggunaan Opioid
• Gangguan Mental & Perilaku akibat Penggunaan Kanabinoid
• Gangguan Mental & Perilaku akibat Penggunaan sedative dan hipnotika
• Gangguan Mental & Perilaku akibat Penggunaan Kokain
• Gangguan Mental & Perilaku akibat Penggunaan Stimulansia
• Gangguan Mental & Perilaku akibat Penggunaan Halusinogenika
• Gangguan Mental & Perilaku akibat Penggunaan Tembakau
• Gangguan Mental & Perilaku akibat Penggunaan Pelarut yang mudah
menguap
• Gangguan Mental & Perilaku akibat Penggunaan zat Multiple dan
penggunaan zat psikoaktif lainnya
GMP akibat Psikoaktif
• Intoksikasi
• Penggunaan Merugikan
• Putus Zat
• Sindrom Ketergantungan
• Gangguan psikotik
• Sindrom amnestik
• Gangguan kepribadian dan perilaku
F 20 ( SCHIZOFRENIA )
• Kriteria diagnosis
• Ada 2 atau lebih dari :
a. Thought echo, thought insertion, thougt
brooadcasting
b. Delusion of control, delusion of influence,
delusion of passivity, delusion perception
c. Halusinasi auditorik
d. Waham menetap lain
Pedoman Diagnosis Skizofrenia
• Harus ada sedikitnya satu gejala berikut yang cukup jelas:
-thought echo, thought insertion/withdrawal, thought broadcasting.
-Delusion of control, delusion of influence, delusion of passivity, delusion of
perception.
-halusinasi auditorik
-waham menetap jenis lainnya.
• Atau dua gejala berikut yang cuku jelas:
-halusinasi dari panca indra apa saja, disertai waham mengambang
-arus pikir terputus
-perilaku katatonik
-gejala-gejala negatif .
• Onset 1 bulan atau lebih
• Gangguan fungsi Sosial
• F20.0: schizofrenia paranoid
• F20.1: schizofrenia hebifreni
• F20.2: schizofrenia katatonik
• F20.3: schizofrenia tak terinci
• F 20.4 : Deprsi pasca schizofrenia
• F20.5: schizofrenia Residual
• F20.6: schizofrenia Simpleks
• F20.8: schizofrenia lainya
• F20.9: schizofrenia YTT
Gangguan waham menetap
• Waham merupakan satu satunya ciri khas
klinis.
• Tidak boleh ada bukti penyakit otak
• Tidak boleh ada halusinasi auditorik atau
hanya kadang-kadang saja
• Tidak ada riwayat gejala skizoprenia
Gangguan Psikotik Akut dan sementara

• Onset akut 2 minggu


• Sindrom klinis yang khas
• Adanya stress akut yang berkaitan
• Tidak diketahui beberapa lama ganguan akan
berlangsung.
Gangguan Suasana Perasaan (F30-F39)

• Episode Manik
• Episode Depresi
• Gangguan Afektif Bipolar
• Gangguan Depresif Berulang
• Gangguan Suasana Perasaan Menetap
• Gangguan Suasana Perasaan lainnya
• Gangguan Suasana Perasaan YTT
Pedoman Diagnosis Episode Manik
• Kesamaan Karakteristik dalam afek yang
meningkat, disertai peningkatan dalam jumlah
dan kecepatan aktivitas fisik dan mental
• Pengaruh nyata atas kelancaran pekerjaan dan
aktivitas sosial.
• Katagori ini hanya berlaku untuk satu episode
Subkatagori Episode manik
• F30.0 (Hipomanik)
• F30.1 (Mania tanpa gejala psikotik)
• F30.2 (Mania dengan gejala psikotik)
Pedoman Diagnosis Depresi
 Gejala utama pada derajat ringan, sedang dan berat
1) Afek depresi
2) Kehilangan minat dan kegembiraan
3) Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan yang mudah lelah
(rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.
Gejala penyerta lainnya:
– Konsentrasi dan perhatian berkurang
– Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
– Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
– Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
– Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
– Tidur terganggu
– Nafsu makan berkurang
Subkatagori Episode Depresi
• F32.0 (Episode depresi ringan)
• F32.1 (Episode depresi sedang)
• F32.2 (Episode depresi berat tanpa gejala
psikotik)
• F32.3 (Episode depresi berat dengan gejala
psikotik)
Pedoman Diagnosis Gangguan Afektif Bipolar
(F31)
• Gangguan ini bersifat episode berulang
• Terdiri dari peningkatan dan penurunan afek dan
tingkat aktivitas.
• Adanya episode penyembuhan sempurna antara
dua episode.
• Episode manik berlangsung 2 minggu s/d 5 bulan,
sedangkan episode depresi berlangsung lebih lama.
• Episode terjadi setelah ada peristiwa hidup yang
penuh stres atau trauma mental lain.
Subkatagori Gangguan Afektif Bipolar
• F31.0 (GAB, episode kini hipomanik)
• F31.1 (GAB, episode kini manik tanpa gejala psikotik)
• F31.2 (GAB, episode kini manik dengan gejala psikotik)
• F31.3 (GAB, episode kini depresi ringan sedang)
• F31.4 (GAB, episode kini depresi berat tanpa gejala
psikotik)
• F31.5 (GAB, episode kini depresi berat dengan gejala
psikotik)
• F31.6 (GAB, episode kini campuran)
• F31,7 (GAB, episode kini dalam remisi)
Gangguan Neurotik, Gangguan Somatoform,
Gangguan Terkait Stress (F40-F49)
• F40 (Gangguan Anxietas fobik)
• F41.0 (Gangguan Panik)
• F41.1 (Gangguan anxietas menyeuruh)
• F41.2 (Gangguan Campuran Cemas dan Depresi)
• F42 (Gangguan Obsesif –Kompulsif)
• F43 (Reaksi terhadap stres berat dan gangguan
penyesuaian)
• F44 (Gangguan Disosiatif)
• F45 (Gangguan Somatoform)
Gangguan Anxietas Fobik
• Dicetuskan oleh situasi atau objek yang
sebenarnya tidak membahayakan
• Objek atau situasi tersebut dihindari
• Secara subyektif tampilan gejala dalam bentuk
ringan sampai berat
• Termasuk Agorafobia, fobia sosial, dan fobia
khas
Pedoman Dx Gangguan Panik
• Beberapa kali serangan anxitas berat dalam
waktu satu bulan
• Terjadi pada keadaan dimana secara obyektif
tidak ada bahaya
• Tidak terbatas pada situasi yang diketahui atau
yang dapat diduga sebelumnya
• Terdapat keadaan yang relatif bebas dari
keadaan serangan diantara kedua periode
serangan
Pedoman DX Gangguan Cemas Menyeluruh

• Terdapat anxietas sebagai gejala primer yang


berlangsung setiap hari selama minggu/bulan.
• Kecemasan (khawatir nasib buruk, ragu-ragu, sulit
konsentrasi)
• Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala,
gemetaran, tidak bisa santai)
• Overaktivitas otonom (kepala terasa ringan,
berkeringat, jantung berdebar,sesak napas,
keluhan lambung, pusing kepala dan mulut kering)
Pedoman DX Gangguan Campuran Cemas
dan Depresi
• Terdapat gejala campuran cemas dan depresi,
dimana masing-masing tidak menunjukan
rangkaian gejala yang cukup berat
• Jika kedua gejala cukup berat, maka kedua
diagnosis harus dikemukakan.
• Tidak terkait dengan stres kehidupan yang
cukup berat.
Pedoman Dx Gangguan Obsesif Kompulsif

• Gejala obsesif dan/atau kompulsif harus ada setiap hari


selama sedikitnya dua minggu.
• Hal tersebut merupakan sumber penderitaan.
• Gejala obsesif harus disadari sebagai pikiran atau impuls
diri sendiri
• Pikiran atau tindakan tidak mampu dilawan
• Tindakan merupakan hal yang hanya memberikan
kepuasan dan kesenangan sementara
• Tindakan merupakan pengulangan yang tidak
menyenangkan
Reaksi Terhadap Stres Berat dan Gangguan
Penyesuaian
• Terdapat suatu stres kehidupan yang luar biasa
atau suatu perubahan penting dalam
kehidupan yang menimbulkan situasi tidak
nyaman
• Tidak terjadi tanpa faktor pencetus diatas
• Merupakan respon maladaptif terhadap stres
• Termasuk : Reaksi Stres Akut, Gangguan Stres
Pasca Trauma d, & Gangguan Penyesuaian
Gangguan Disosiatif (Konversi)
• Gejala utama adalah kehilangan (sebagian / seluruh)
dari integrasi normal, dibawah kendali kesadaran
antara :
– Ingatan masa lalu
– Kesadaran identitas dan pengindraan segera
– Kontrol terhadap gerakan tubuh
• Berlansung selama beberapa jam sampai hari
• Termasuk amnesia disosiatif, fugue disosiatif, stupor
disosiatif, gangguan trans dan kesurupan, motorik
disosiatif, konvulsi disosiatif, serta anestesi disosiatif.
Gangguan Somatoform
• Ciri utama adanya keluhan fisik yang berulang-ulang
disertai permintaan pemeriksaan medik, meskipun terbukti
hasil negatif.
• Menyangkal atau menolak adanya kaitan keluhan fisik
dengan konflik kehidupan, meskipun jelas terdapat gejala
anxietas dan depresi
• Tidak ada saling pengertian antara dokter dan pasien ,
menimbulkan frustasi kedua belah pihak
• Termasuk : gangguan somatisasi, gangguan hipokondrik,
disfungsi otonomik somatoform, dan gangguan nyeri
somatoform menetap.
Sindrom perilaku berhubungan dengan
gangguan fisiologis dan faktor fisik
• Gangguan makan (anoreksia dan bulimia nervosa)
• Gangguan tidur non-organik
– Insomnia non organik
– Hipersomnia non organik
– Ganguan jadwal tidur
– Somnabulisme
– Teror tidur
– Nightmare
• Disfungsi seksual bukan disebabkan oleh gangguan
atau penyakit organik
Gangguan Kepribadian
• Gangguan berat dalam konstitusi karakteriologis yang
selalu berhubungan dengan kesulitan pribadi dan sosial
• Tidak berkaitan dengan kerusakan atau penyakit otak atau
gangguan jiwa lain
• Terjadi disharmoni sikap dan perilaku yang cukup berat
• Perilaku abnormal berlangsung lama dan bersifat pervasif
• Muncul pada masa kanak, remaja dan berlanjut sampai
usia dewasa
• Termasuk : GK paranoid, skizoid, disosial, emosional tidak
stabil, histrionik, anankastik, cemas, dan dependen.
Retardasi Mental
• Suatu keadaan perkembangan jiwa yang terhenti
atau tidak lengkap, ditandai terjadinya hendaya
ketrampilan selama masa perkembangan.
• Dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa
• Dibagi menjadi :
– RM Ringan (IQ 50-59)
– RM Sedang (IQ 35-49)
– RM Berat (IQ 20-34)
– RM Sangat Berat (IQ < 20)
Gangguan Perkembangan Psikologis
• Onset bervarisi selama masa bayi dan kanak
• Keterlambatan perkembangan fungsi yang
berhubungan erat dengan kematangan biologis
dan susunan saraf pusat
• Termasuk :
– GP khas berbicara dan berbahasa
– GP Belajar khas
– GP motorik khas
– GP pervasif (autisme, ADHD, sindrom asperger)
Gangguan perilaku dan emosional
pada masa kanak dan remaja
• Gangguan hiperkinetik
• Gangguan tingkah laku
• Gangguan sikap menentang
• Gangguan perpisahan masa kanak
• Gangguan persaingan antar saudara
• Gangguan tic
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai