Anda di halaman 1dari 43

GAWAT PERNAFASAN

Dr. Eko Widya Nugroho, Sp.EM


Tujuan Pembelajaran
• Memahami anatomi & fisiologi pernafasan
• Mengetahui pendekatan keluhan penderita dengan keluhan
pernafasan
• Megetahui pertolongan kegawatan pernfasan
Anatomi & Fisiologi
Komponen pernafasan
Pengaturan Nafas :
• Voluntary oleh otak besar
• Involuntary oleh Batang otak /
Pons
• O2 chemoreseptor di a
carotis
• CO2 /H Receptor di Pons
• Ekspirasi oleh strecth reseptor di
Paru

Syaraf Pernafasan
• Diagfragma disarafi oleh n
phrnicus (keluar dar V C3-C5)
• M intrecostalis disarafi oleh
percabangan dari V thoracal dan
V Lumbal
Komponen Pernafasan
Komponen Pernafasan
• Pleura viceral
(menempel pada
parenkim paru)
• Pleura Parietal
(menempel pada
dinding dada)
• Interpleural space
(ruang interpleura
memiliki tekanan
negatif)
Bronchus - alveolus
• Jalan nafas
bercabang 23 kali
yang berakhir
menjadi 300 juta
alveoli
• 16 Percabangan
pertama disebut
conducting airway
• 6 percabangan
terakhir disebut zona
pernafasan
Alveolus • :
• Sel epitel selapis pipih >
type I alveolar cells.
• cuboidal type II alveolar
cells, memproduksi
surfactant.
• Sel tipe III “the free-
ranging phagocytic
alveolar macrophage”
• Kurang lebih didapat
500 to 1000 pulmonary
capillaries per alveolus
Gas Exchange & cell Respiration
Basic Science
Gujala Gawat Sistem Pernafasan
• Sesak
• Nyeri dada
• Batuk darah
Dyspnea / Sesak Nafas
• Dyspnea keluhan subyektif akan sukar/ketidak nyamanan
bernaafas
• Tachypnea adalah pernafasan yang cepat
• Paroxysmal nocturnal dyspnea is seasak nafas pada posisi
berbaring yang membangunkan pasien saat tidur, posisi
duduk/berdiri meringankan atau menghilangkan keluhan sesak
nafas
• Trepopnea adalah sesak nafas pada posisi tertentu saat
berbaring
• Platypnea sesak nafas pada posisi duduk/berdiri
Megukur derajat Sesak Nafas
• Laju Pernafasan, Laju Nadi
• Sianosis
• Perifer
• sentral
• Tingkat kesadaran
• Gelisah, somnolence
• Tidak sadar
• Penggunaan otot bantu nafas
• Subcosta, intra costae, supra claviculae,
• Abdominal
MCR breathlessness scale / Flatcher
scale
Grade Derajat sesak
1 Tidak ada keluhan sesak kecuali pada aktifitas berat
2 Sesak jika berlari atau jalan mendaki
3 Berjalan lebih lambat dari kebanyakan orang atau berhenti setelah 15 menit
jalan
4 Berhenti setelah beberapa menit berjalan
5 Sesak jika meninggalkan rumah atau sesak jika berpakaian

Scala lain untuk sesak borg scale / visual analog scale


Pendekatan Penderita dengan keluhan
sesak nafas
1. Selalu ingat
• Obstruksi jalan nafas > helmich maneuver
• Pneoumothorak > needle dekompresi
• Gagal nafas
• Tipe 1 : gelisah, sianosis, saturasi < 90%
• Tipe 2 : penurunan kesadaran
2. Penyebab sesak nafas
• Paru
• Jantung
• Metabolik
3. Psikosomatis merupakan diagnosis eksklusi
4. Tidak semua Whezing adalah astma/copd
Kardiak Acute Pulmonary Edema
Gagal jantung
Cardiac tamponade
Respiratori Asma berat atau chronic Obstructive airway
Disease
Chest infection
Pulmonary embolism
Pneumothorax : tension dan simple
Efusi pleura
Trauma dada, misalnya : tension
pneumothorax, hemothorax, kontusio
pulmonal, flail chest
Aspirasi, termasuk obstruksi benda asing
akut
Keadaan nyaris tenggelam
Lainnya Kompensasi respiratori pada asidosis
metabolic karena DKA, uremia
Keracunan, misalnya keracunan salisilat
Adult respiratory distress syndrome
Demam
Anafilaksis
Hyperventilation syndrome
Tatalaksana
• Gunakan pendekatan ABC dan resusitasi secepatnya.
• Beri oksigen menjaga saturasi > 96%. Kecuali pasien dengan
kecurigaan COPD jaga saturasi 92-95%
• Kebanyakan pasien sesak merupakan pasien resiko tinggi > triage
merah/kuning
• Anamnesa yang baik akan membantu menentukan diagnosis.
• Selalu aplikasikan pulse oksimetri dan monitoring laju nafas.
• Pemeriksaan penunjang EKG, DL, BGA, GDA dan X-ray.
• Penempatan pasien tergantung pada diagnosis dan keadaan klinis
pasien. Umumya pasien sesak diposikan ½ duduk.
Haemoptysis / Batuk Darah
Haemoptysis
• Definisi adalah pengeluaran/batuk darah atau sputum yang
mengandung darah yang berasal dari bagian bawah vocal
cord atau yang telah teraspirasi ke dalam tracheobronchial
tree
• Haemoptysis dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
• Ringan : darah kurang dari 5 ml dalam 24 jam.
• Massif : 50 ml pada setiap kali usaha pengeluaran/batuk atau lebih
dari 600ml darah dalam 24 jam. Ini terjadi pada 5% dari seluruh
kasus Haemoptysis
Batuk darah & Muntah darah
Poin Pembeda Haemoptysis Hematemesis
Adanya Riwayat Batuk Gejala GIT
Warna sputum Merah terang Merah tua
pH Alkalis Asidik
Karakter berbusa Halus tidak berbusa
Batuk Darah
• Haemoptysis massif dapat mengancam nyawa karena ancaman
asfiksia, daripada exsanguination. Sedikitnya 150ml darah dapat
menyebabkan sufokasi.
• Perdarahan yang sampai berakibat pada distress respiratori dan
perubahan pertukaran gas akan mengancam nyawa, tidak
bergantung pada jumlah darah yang dikeluarkan.
Penyebab
Respiratori Bronchitis
Tuberkulosis
Carsinoma paru
Bronkiektasis
Aspirasi darah dari epistaksis
Sinusitis
Kardiovaskular Pulmonary oedema
Pulmonary embolism
Mitral stenosis
Aorto-bronchial fistula
Kelainan Koagulasi Bleeding dyscrasias (congenital atau
didapat)
Lain-lain Aspirasi benda asing
Protracted coughing
Tatalaksana
• Batuk darah massif merupakan kegawatan dan harus MRS
• Triage setidaknya kuning/merah
• Lindungi airway dan berikan oksigen.
• Pasien dengan kesadaran yang berkurang atau beresiko untuk
mengalami asfiksia harus diintubasi.
• Pasang 2 jalur iv ukuran besar dan lakukan resusitasi cairan.
• LAB : DL, Faal Haemostasis, BGA, X ray
• Pertimbangkan persiapn daraha.
• Pasien dengan Haemoptysis ringan umumnnya tidak perlu
MRS
Asthma
Athma
• Asma merpakan kelainan inflamasi kronik yang
dikarakterisasi dengan peningkatan responsivitas jalan nafas
sehingga terapi yang diperlukan adalah steroid.
• Trias ASMA : dispneu, wheezing dan Batuk
• Wheezing : adalah suara nafas tambahan dengan karateristik
frekuensi tinggi dan terjadi pada saat ekspirasi
• Tidak semua Wheezing adalah ASMA
Derajat Berat Asthma
  Ringan Sedang Berat Ancaman gagal nafas
Gejala Saat berjalan Saat bicara Saat istirahat Kepayahan
Sesak Dapat berbaring Lebih suka duduk Duduk tegak Usaha nafas lemah
         
    Frase   Sulit untuk bicara
Bicara Kalimat   Kata  
     
Status mental Dapat agitasi Bisaanya agitasi Bisaanya agitasi Mengantuk atau
        kebingungan
Tanda        
Laju Nafas Meningkat Meningkat Sering>30x/menit Menurun
Penggunaan otot Bisaanya tidak Sering Sering Paradoksikal gerakan
Bantu nafas       thorakoabdominal
       
Wheezing Sedang, kadang Nyaring, saat Bisaanya nyaring saat Tidak ada wheezing
  saat akhir ekspirasi ekshalasi inhalasi dan ekshalasi (‘silent chest’)
   
Nadi/menit <100 100-120 > 120 Bradikardi
SaO2% (udara ruang) >95% 91-95% < 91% Klinis sianosis
   
Tatalaksana
• Kenali tanda dan gejala serangan asma berat > triage merah dan
indikasi rawat inap
• Manajemen meliputi suportif dan terapetik. Terapi awal pada
asma yang tidak mengancam jiwa (ringan dan sedang) meliputi
kombinasi inhalasi beta agonis/antikolinergik dengan steroid
oral.
• Non-responder/tidak berespon jika setelah nebulasi gejala
masih ada atau menetap
• Dapat dilakukan pengulangan nebulasi 2-3 x
• Jika setelah pengulangan tidak tidak berespon/berespon sebagian
dapat di MRS kan
Pneumothorak
Pneumothorak
• Pneumothorax adalah adanya udara pada ruangan
interpeura
• Pneumothorak Primer adalah pneumothorak yang terjadi
tanpa adanya penyakit paru baik itu spontan atau akibat
rauma
• Pneumothorak Sekunder terjadi akibat adanya penyakit paru
• Tension pnemothorak adalah pnemothorak dengan tekanan
tinggi akibat adanya mekanisme check-valve. Sehingga dapat
menganggu pertukaran gas berat dan sistem sirkulasi (shock).
• Gejala
Pneumothorak • Suara nafas menghilang
• Perkusi hiper sonor
• Tension pnemothorak
• Sesak
• JVP meningkat
• Trakea bergeser
• Shock
Tatalaksana
• Tension pnemothorak adalah kegawatan > needle dekompresi
dilanjutkan pemasangan chest tube
• Pnemothorak ukuran besar (> 2 cm jarak apek paru dan
jaringan paru) memerlukan pemasangan Chest tube
• Pneumothorak ukuran kecil dapat diobservasi hanya dengan
pemberian oksigen.
Sumbatan Jalan Nafas
Tanda Obstruksi Jalan Nafas
• Look
• Adanya benda asing. Muntahan, darah
• Pengembangan dada tidak sempurna
• Tracheal tug
• Universal sign of choking
• sianosis
• Listen
• Stridor
• Snooring
• gurglling
• Feel
• Gerakan dada
• Aliran nafas
Tata Laksana Jalan Nafas
Tatalaksana sumbatan jalan nafas

• Jika choking dan pasien


sadar
• Jika di lihat benda asing di
rongga mulut, lakukan,
sweep finger manuver.
• Masukan jari mengikuti
pipi dalam ke pharnyk.
• Coba untuk mengkait
benda asing dan keluarkan
• Hati hati untuk tidak
mendorong benda asing
ke dalam
Tatalaksana sumbatan jalan nafas total

• Abdominal thrust (Heimlich) maneuver


• Membuat artificial cough, untuk mengeluarkan
benda asing
• Lakukan sampai benda asing keluar atau
penderita tidak sadar
• Chest thrust
• Dilakukan pada penderita gemuk atau hamil
• Back blow & chest thrust
• Dilakukan untuk sumbatan jalan nafas bayi
Tatalaksana
sumbatan jalan nafas
(pasien tidak sadar)
• Lakukan pijat jantung
• 30 kompresi dada (dewasa)
• 15 kompresi dua penolong
pada infant
• Buka jalan nafas, lihat adanya
benda asing
• Lakukan bantuan nafas, lihat
pengembangan dada
Tatalaksana sumbatan jalan nafas

• Jika tidak berhasil, lakukan direct


laryngoscopy.
• Jika terlihat benda asing dapat di keluarkan
denganMagill forceps.

Anda mungkin juga menyukai