Anda di halaman 1dari 123

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KONSEP

DIRI PADA MAHASISWA D3 KEBIDANAN YANG


MENGALAMI OBESITAS DI FAKULTAS ILMU
KESEHATAN UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

SKRIPSI

Disusun Guna Mencapai Derajat Sarjana

Disusun oleh :

Nama : David Haryanto


NIM : 10130018

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI
YOGYAKARTA
2014

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Skiripsi dengan judul “Hubungan Dukungan Sosial dengan Konsep


Diri pada Mahasiswa D3 Kebidanan yang Mengalami Obesitas di
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta”

Skripsi ini dipersiapkan dan disusun oleh:


David Haryanto
NIM: 10130018

Telah diperiksa, disetujui, dan siap untuk dipertahankan dihadapan Tim


Penguji Skripsi Fikes Universitas Respati Yogyakarta, pada:

Hari : Sabtu
Tanggal : 28 Juni 2014
Jam : 08.00 WIB
Tempat: : Ruang (302) Kampus I Universitas Respati
Yogyakarta

Pembimbing I Pembimbing II

Suharsono, MN Ririn Wahyu. W,. S.Kep., Ns., MSN


NIK. 140344154 NIK. 459310006
HALAMAN PENGESAHAN

ii
Skripsi yang berjudul “Hubungan Dukungan Sosial dengan Konsep Diri
Pada Mahasiswa D3 Kebidanan Yang Mengalami Obesitas di Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta”

Hari : Sabtu
Tanggal : 28 Juni 2014
Jam : 08.00 WIB

Penguji I
Ns. Wahyu Rochdiat M., M.Kep., Sp.Kep.J (………………………..)
NIK : 450307003
Penguji II

Suharsono, MN (………………………..)
NIK : 140344154
Penguji III

Ririn Wahyu.W,. S.Kep., Ns., MSN (………………………..)


NIK : 459310006

Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

Listyana Natalia Retnaningsih, S.Kep., NS., MSN


NIK. 450305003

iii
HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :


Nama : David Haryanto
NIM : 10130018
Peminatan : Prodi S1 Ilmu Keperawatan Universitas Respati Yogyakarta
Judul Skripsi : Hubungan Dukungan Sosial dengan Konsep Diri Pada Mahasiswa
D3 Kebidanan Yang Mengalami Obesitas di Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta.
Diajukan untuk diujikan pada: 28 Juni 2014
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam Skripsi ini : (1)
tidak terdapat keseluruhan atau sebagai tulisan orang lain yang saya ambil dengan
cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang
menunjukan gagasan atau pedapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui
sebagai tulisan saya sendiri; (2) tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan
yang saya salin, tiru atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan
pengakuan kepada penulis aslinya; (3) tidak terdapat proses rekayasa data dan
atau melakukan perubahan penelitian orag lain yang saya akui sebagai data hasil
penelitian saya.
Apabila dikemudian hari, terbukti bahwa saya melakukan plagiat pada naskah ini
baik sengaja atau tidak, saya menyatakan menarik Skripsi yang telah saya ajukan
sebagai hasil karya saya dan berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh
Universitas Respati Yogyakarta dinyatakan BATAL dan segala konsekuensi
hukum yang ada melekat pada saya menjadi tanggung jawab saya.

Yogyakarta, 28 Juni 2014


Yang membuat pernyataan
Materai
6000

David Haryanto

iv
MOTTO

Jadikanlah penolongmu itu sabar dan sholat…

Kesabaran seseorang dapat terlihat dari apa yang

seseorang katakan dan lakukan saat kesempitan

menghimpitnya…

Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok

adalah harapan…..
v
PERSEMBAHAN

Alhamdulillahhirobbil’alamin, dengan memanjatkan puji syukur


ke hadirat Allah SWT dan segenap ketulusan dan keikhlasan hati,
kupersembahkan karya sederhana ini untuk :

Bapak dan Mama yang ku cinta Zainuddin & Tintin Sri


Mulyani. Terimakasih atas semua pengorbanan,
dukungan dan do’a yang tak henti-hentinya untuk
kebaikan dan masa depan ku, cinta yang tulus, kasih
sayang yang tak terhingga, dan kebahagian yang selalu
ku dapat, serta telah mengajariku arti hidup dan cinta
yang sebenarnya.

Keluarga besar (Bi Lilik, Bi Dion, Bi Sri, Paman Agus,


Yuni Afrianingsih, dll) dan semua keluarga yang tidak
bisa saya sebutkan
satu persatu. Terimakasih sudah memberiku ruang untuk selalu
tersenyum, semangat dan pengalaman hidup yang berharga.

Kepada Pembimbing saya Yaitu Suharsono. MN dan


Ririn Wahyu Widayati. S. Kep., Ns. MSN yang sudah
bersedia membimbing saya dalam penyusuan skripsi
ini.

Sahabat-sahabat yang saya sayangi (Heru, Dila, Yogi, Nike,


Marsah, Vegi, Zein, Nia, Eka, Annah, Tiranata, Ayu, Karto, dll)
dan temen yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu
khususnya Kelas A.71

Kepada Universitas Respati Yogyakarta


Tempat saya menyelsaikan pendidikan S1 Ilmu Keperwatan

Kuayunkan langkah…menuju masa depan, bermacam rintangan


dan cobaan yang ku hadapi….
Saat langkah ku tetapkan…Ku yakinkan hati, kupasang tekat
sebagai awal perjuangan….

Thank’s All
vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini yang berjudul “Hubungan Dukungan Sosial dengan Konsep Diri pada

Mahasiswa D3 Kebidanan yang Mengalami Obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Respati Yogyakarta”.

Peneliti menyadari tersusunnya skripsi ini karena adanya bantuan,

bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, perkenankan penulis menyampaikan

ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. dr. Santoso, MS., Sp.OK selaku Rektor Universitas Respati

Yogyakarta.

2. Prof. Dr. drg. Tri Budi W. Rahardjo, MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta.

3. Listyana Natalia R, S.Kep., Ns., MSN selaku Ketua Program Studi S1-Ilmu

Keperawatan.

4. Suharsono, MN selaku Pembimbing I saya yang telah bersedia meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan dan mengarahkan penulis selama

penyusunan skripsi ini.

5. Ririn Wahyu.W,. S.Kep., Ns., MSN selaku pembimbing II saya yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan mengarahkan

peneliti selama penyusunan skripsi ini.

6. Dosen dan staf pengajar S1-Keperawatan, yang telah bersedia memberikan

masukan ilmu dalam penyusunan skripsi ini.

vii
7. Keluarga tercinta yang telah memberikan motivasi serta doa dalam

penyusunan skripsi ini.

8. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, baik moral maupun materiil

yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang ada

sehingga dalam penyusunan skripsi ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu peneliti

mengharapkan kritik dan saran serta tanggapan yang positif guna perbaikan yang

lebih baik. Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca

khususnya dunia keperawatan.

Yogyakarta, 28 Juni 2014

David Haryanto

viii
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN
KONSEP DIRI PADA MAHASISWA D3
KEBIDANAN YANG MENGALAMI OBESITASDI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITASRESPATI YOGYAKARTA
INTISARI

David Haryanto1, Suharsono2, Ririn Wahyu Widayati3

Latar Belakang : Remaja dalam perkembangannya mengalami perubahan baik segi fisik
maupun psikis. Perubahan fisik yang sering terjadi pada remaja yaitu obesitas.
Penampilan fisik merupakan hal yang sangat penting karena pada masa ini individu mulai
banyak berinteraksi dengan lingkungan sosialnya dan juga lawan jenisnya. Hal ini
menyebabkan konsep diri pada remaja putri bisa dilihat kurang atau tidaknya sesuai
dengan masalah yang dialaminya. Pada mahasiswa yang memilki konsep diri negatif
perlu diberikan dukungan agar konsep diri mahasiswa menjadi positif. Pada studi
pendahuluan yang dilakukan rata-rata mahasiswa yang mengalami obesitas mendapat
dukungan dengan konsep diri positif.

Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan konsep diri
mahasiswa D3 kebidanan yang mengalami obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Respati Yogyakarta.

Metode Penelitian : Penelitian ini dilakasanakan pada tanggal 25-30 April di Universitas
Respati Yogyakarta Jln. Laksda Adisucipto Km. 6,3 Depok Sleman Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dan bersifat kuantitatif. Penelitian
ini menggunakan metode penelitian survei analitik, dengan pendekatan cross sectional.
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan jumlah
Respoden 39 mahasiswa. Data diolah dan dianalisis dengan uji statistik yaitu uji alternatif
Fisher’s Exact Test.

Hasil : Ada hubungan antara dukungan sosial dengan konsep diri mahasiswa D3
kebidanan yang mengalami obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati
Yogyakarta dengan nilai p-value 0,003<0,05. Kemudian keeratan hubungan yang sedang
dengan nilai 0,459. Keeratan hubungan dikatakan sedang apabila p-value= 0,400 – 0,599.

Kesimpulan : Ada hubungan antara dukungan sosial dengan konsep diri mahasiswa D3
kebidanan yang mengalami obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati
Yogyakarta.

Kata Kunci : Remaja Putri Obesitas, Obesitas, Konsep Diri, Dukungan Sosial
1
Mahasiswa S-1 Ilmu Keperawatan Universitas Respati Yogyakarta
2
Dosen Poltekes Semarang
3
Dosen FIKES Universitas Respati Yogyakarta

ix
THE CORRELATION BETWEEN SOCIAL SUPPORT AND
SELF-CONCEPT AMONG OBESE MIDWIFERY DIPOLOMA
3 STUDENTS IN THE FACULTY OF HEALTH OF RESPATI
YOGYAKARTA UNIVERSITY
ABSTRACT

David Haryanto1, Suharsono2, and Ririn Wahyu Widayati3

Research Background: In their development, adolescents experience both physical and


psychological development. A frequently-observed physical development among them is
obesity. Physical appearance is very important because nowadays people have begun to
have extensive interactions with their social environment and also those of the opposite
sex. This has made self-concepts among female adolescents felt inadequate or not in line
with their expectations. Students with negative self-concepts need external support so that
they will change into positive ones. In the previous preliminary study, usually obese
students received supports in their self-concepts.

Research Objective: This research was aimed at identifying the correlation between the
social support and the self-concepts among obese Midwifery Diploma 3 students in the
Faculty of Health of Respati Yogyakarta University.

Research Methodology: This research was conducted from April 25 through April 30 in
Respati Yogyakarta University at Laksda Adisucipto Street, KM. 6,3, Depok, Sleman
Yogyakarta. It was a quantitative non-experimental study with 39 respondents included in
the study through a total sampling technique. It was an analytic survey with a cross-
sectional approach. The data were treated and analyzed with an alternative test, namely
Fisher’s Exact Test.

Research Results: There was a correlation between the social support and the self-
concepts among obese Midwifery Diploma 3 students in the Faculty of Health of Respati
Yogyakarta University with a p-value of 0.003<0.05. The correlation level was 0.459,
which was considered fair when the p-value = 0.400 – 0,599.

Conclusion: There is a correlation between the social support and the self-concepts
among obese Midwifery Diploma 3 students in the Faculty of Health of Respati
Yogyakarta University.

Key words: Obese Female Students, Obesity, Self-Concept, Social Support


1
Nursing Undergraduate Student of Respati Yogyakarta University
2
Lecturer of Semarang Polytechnic of Health
3
Lecturer of the Faculty of Health of Respati Yogyakarta University

x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………. i

HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN .………………………………….... . iii
HALAMAN PERNYATAAN…………………………………….. iv
MOTTO……………………………………………………………. v
PERSEMBAHAN…………………………………………………. vi
KATA PENGANTAR…………………………………………….. vii
INTISARI………………………………………………………….. ix
ABSTRACT……………………………………………………….. x
DAFTAR ISI ……………………………………………………... xi
DAFTAR GAMBAR …………………………………………….. xiii
DAFTAR TABEL ………………………………………………... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………….. xv
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………………. 1


B. Rumusan Masalah …………………………………………….. 5
C. Tujuan Penelitian …………………………………………….. 6
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………. 7
E. Keaslian Penelitian ………………………………………....... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori………………………………………………….. 12
B. Kerangka Teori …………………………………………………. 42
C. Kerangka Konsep ……………………………………………… 43
D. Hipotesis Penelitian ……………………………………............. 43
BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ……………………………………………….… 44


B. Tempat dan Waktu Penelitian …………...……………………... 44
C. Populasi dan Sampel Penelitian…………………………………. 44
D. Variabel dan Definisi Operasional………………………………. 46
E. Tehnik Pengumpulan Data……………………………………… 47
F. Alat Ukur atau Instrumen Penelitian ………………………….... 49
G. Uji Validity dan Reability …………………………..…………… 51
H. Pengolahan Data dan Analisis Data …………………………… .. 52
I. Rencana Jalannya Penelitian …………………………………… 56
J. Etika Penelitian ………………………………………………… 57
BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian………………………………………………….. 59
B. Pembahasan……………………………………………………… 67

xi
C. Keterbatasa Penelitian…………………………………………….. 78
BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan………………………………………………………. 79
B. Saran………………………………………………………………. 80

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Rentang Respon Konsep Diri………………………….. 32

Gambar 2.2 Kerangka Teori ……………………………………….. 42


Gambar 2.3 Kerangka Konsep …………………………….……….. 43

xiii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Klsisfikasi Berat Badan Berdasarkan IMT…………………... 18


Tabel 2.1 Klsisfikasi Berat Badan Berdasarkan IMT Menurut WHO…. 18
Tabel 2.3 Perameter Angka Kecukupan Gizi………………………….. 19
Tabel 3.1 Definisi Operasional……………………. …….……………. 47
Tabel 3.2 Kisi-kisi Pernyataan Dukungan Sosial ……… …………..... 50
Tabel 3.3 Kisi-kisi Pernyataan Konsep Diri …………………….…….. 51
Tabel 3.4 Interval Koefisien Tingkat Keeratan Hubungan…………….. 56
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan
Umur Responden…………………………………………… 61
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Tinggi Badan Responden…………… ………………………. 61
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Berat Badan Responden……………………………………... 62
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Dukungan Sosial Mahasiswa D3
Kebidanan yang Mengalami Obesitas di Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta………………….. 63
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Dukungan Emosional Mahasiswa D3
Kebidanan yang Mengalami Obesitas di Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta………………….. 63
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Dukungan Informasi Mahasiswa D3
Kebidanan yang Mengalami Obesitas di Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta………………….. 64
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Dukungan Instrumental Mahasiswa D3
Kebidanan yang Mengalami Obesitas di Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta………………….. 64
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Dukungan Penilaian Mahasiswa D3
Kebidanan yang Mengalami Obesitas di Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta………………….. 65
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Konsep Diri Mahasiswa D3 Kebidanan
yang Mengalami Obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Respati Yogyakarta……………………………. 66
Tabel 4.10 Dukungan Sosial dan Konsep Diri Mahasiswa D3 Kebidanan
yang Mengalami Obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Respati Yogyakarta…………………………….. 66
Tabel 4.11 Hubungan Dukungan Sosial dengan Konsep Diri Mahasiswa D3
Kebidanan yang Mengalami Obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Respati Yogyakarta………………….. 67
Tabel 4.12 Keeratan Hubungan Dukungan Sosial dengan Konsep Diri
Mahasiswa D3 Kebidanan yang Mengalami Obesitas di
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta….... 68

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Permohinan Izin Studi Pendahuluan


Lampiran 2 : Surat Permohonan Izin Uji Validitas Isi
Lampiran 3 : Berita Acara Uji Validitas Instrumen Berdasarkan ExperJudgmen.
Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 5 : Surat Keterangan Melakukan Penelitian
Lampiran 6 : Permohonan Menjadi Peneliti
Lampiran 7 : Persetujuan Menjadi Asisten Penelitian
Lampiran 8 : Permohonan Kesediaan Menjadi Responden
Lampiran 9 : Kuisioner Dukungan Sosial
Lampiran 10 : Kuisioner Konsep Diri
Lampiran 11 : Jadwal Penelitian
Lampiran 12 : Rencana Anggaran
Lampiran 13 : Kuitansi Terjemahan Abstrack
Lampiran 14 : Hasil Pengolahan Data

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, kelebihan berat badan atau biasa di kenal dengan obesitas

dipandang sebagai suatu masalah global. Hal ini sangat berpengaruh bagi

seorang remaja dalam perkembangnya. Menurut Agustiani (2006) remaja

adalah masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa

dewasa. Batasan usia remaja menurut Agustiani (2006) adalah 12 sampai 22

tahun. Menurut Depkes RI (2009) remaja adalah antara 10 sampai 19 tahun

dan belum kawin. Remaja dalam perkembangannya mengalami perubahan

baik segi fisik maupun psikis. Perubahan fisik yang sering terjadi pada remaja

yaitu obesitas. Menurut Harmanto (2006) obesitas adalah suatu keadaan

dimana terdapat penimbunan lemak berlebihan yang diperlukan untuk fungsi

tubuh manusia. Berat badan normal jika IMT < 25 dan dikatakan termasuk

obesitas jika IMT ≥ 25 (Sumanto, 2009).

Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (2010) bahwa prevalensi

obesitas di Indonesia masih tinggi yaitu, laki-laki 13,9% dan perempuan

23,8% menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT). Menurut Shrimpton (2012)

bahwa di Indonesia orang yang mengalami Prevalensi obesitas mencapai

10,3% jika dibandigkan dengan kejadian overweight 8,8% tahun 2007.

Menurut hasil peenelitian dari Sargowo (2009) didapatkan prevalensi obesitas

pada remaja sebesar 3,32% dibandingkan dengan kejadian overweight, jenis

1
2

kelamin laki-laki lebih banyak mengalami obesitas disbanding wanita yaitu,

54,1% banding 45,9%. Dari data tersebut bisa dikatakan angka kejadian

obesitas cukup tinggi dan bisa berpengaruh pada kesehatanya seperti

terjadianya penyakit Hipertensi, DM, Stroke bahkan mempengaruhi perilaku

seseorang (Arhundana, 2012).

Penampilan fisik merupakan hal yang sangat penting karena pada masa ini

individu mulai banyak berinteraksi dengan lingkungan sosialnya dan juga

lawan jenisnya. Hal ini menyebabkan konsep diri pada remaja putri bisa

dilihat kurang atau tidaknya sesuai dengan masalah yang dialaminya. Masalah

yang dialami remaja putri yang berhubungan dengan konsep dirinya sangat

banyak, salah satunya masalah yang sering dialami remaja putri yaitu kejadian

obesitas. Hal ini didukung oleh Ghufron (2011) mengatakan bahwa perubahan

pola perilaku dari individu dari berbagai macam masalah akan berhubungan

dengan konsep diri.

Menurut Stuart (2007) mengatakan bahwa konsep diri didefiniskan

sebagai semua fikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang merupakan

pengetahuan individu tentang dirinya dan mengetahui hubungannya dengan

orang lain. Konsep diri terdiri atas citra tubuh, ideal diri, harga diri, performa

peran, dan identitas pribadi. Perubahan konsep pada remaja bisa menjadi suatu

masalah yang negatif pada dirinya. Pada mahasiswa rasa malu dengan kondisi

tubuh yang tidak ideal, ketergantungan terhadap orang lain serta adanya

penolakan dari orang tua, teman ataupun orang-orang di sekitarnya merupakan

faktor penunjang yang menyebabkan konsep diri seseorang negatif.


3

Pada mahasiswa yang memilki konsep diri negatif perlu diberikan

dukungan agar konsep diri mahasiswa menjadi positif. Jika tidak maka konsep

diri yang negatif akan berdampak sangat jelas pada mahasiswa. Dampak yang

mucul pada konsep diri negative yaitu memandang dirinya lemah, tidak

berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak

menarik, tidak disukai dan bahkan bisa kehilangan daya tarik terhadap hidup

(Haryanto, 2010). Jadi, konsep diri pada mahasiswa yang rendah akan menjadi

masalah jika tidak tersesdianya dukungan sosial dari orang-orang sekitarnya

Pada Individu membutuhkan dukungan sosial untuk memperbaiki konsep

dirinya. Dukungan sosial dapat berupa perhatian, komunikasi yang terbuka,

nasehat ataupun dukungan lain. Videbeck (2008) mengatakan dukungan sosial

merupakan dukungan emosional yang berasal dari teman, anggota keluarga,

bahkan pemberi perawatan kesehatan yang membantu individu ketika suatu

masalah muncul. Menurut Serason dalam Azizah (2011) dukungan sosial

adalah keadaan, kesediaan, kepedulian orang-orang yang dapat diandalkan,

menghargai dan menyayangi kita. Dukungan sosial dapat berupa perhatian,

komunikasi yang terbuka, nasehat ataupun dukungan lain. Hubungan sosial

yang bermakna dengan keluarga atau teman terbukti memperbaiki konsep diri.

Pada bulan Februari 2014 peneliti telah melakukan screening dengan

melakukan pengukuran tinggi dan berat badan mahasiswi untuk mengetahui

mahasiswi yang mengalami obesitas di Universitas Respati Yogyakarta.

Setelah dilakukan screening peneliti mendapatkan data mahasiswi yang

mempunyai IMT lebih dari 25 atau bisa dikatakan obesitas paling banyak di
4

prodi D3 kebidanan yaitu 39 mahasiswi jika dibandingkan dengan prodi

keperawatan hanya 11 mahasiswi, Kesmas 14 mahasiswi, Ilmu Gizi 18

mahasiswi dan D4 kebidanan 24 mahasiswi. Maka, peneiliti tertarik untuk

memilih prodi D3 kebidanan untuk dijadikan responden karena kejadian

obesitas yang lebih banyak di bandingkan prodi lainnya.

Menurut studi pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 24 Februari

2014 pada 3 mahasiswa D3 Kebidanan di Universitas Respati Yogyakarta.

Setelah dilakukan wawancara tentang konsep diri pada 3 mahasiswa yang

mengalami obesitas semua jawabanya sama, yaitu mulai dari citra diri yaitu

sikap mahasiswa merasa malu dengan kondisi tubuhnya yang gemuk dan

mereka melakukan diet agar bisa menurunan berat badan mereka. Kemudian

untuk ideal dirinya yaitu mahasiswa mengerti dengan kondisi yang mahasiswa

alami dan tetap menjalakan kehidupannya sebagai mahasiswa seperti temen-

temannya yang lain. Harga diri mahasiswa yaitu mahasiswa kadanng-kadang

sering tidak percaya diri dan merasa malu memiliki badan yang gemuk. Untuk

peran diri mahasiswa yaitu mahasiswa tetap berperan sebagai mahasiswa

maupun di lingkungannya. Identitas diri mahasiswa yaitu mahasiswa tahu

bagaimana dengan dirinya masing-masing.

Kemudian setelah dilakukan wawancara dari tiga mahasiswa yang

mengalami obesitas tentang dukungan sosialnya masing-masing mahasiswa

mendapat dukungan dari keluarga seperti ayah, ibu, dan kakaknya, teman-

temanya maupun pacarnya. Mahasiswa juga mengatakan bahwa selalu

mendapatkan semangat dari temen-temen dekatnya, walaupun terkadang


5

sering dijadikan bahan candaan oleh teman-temanya saat mahasiswa

berkumpul. Teman-temannya terkadang menyarankan mahasiswa untuk

melakukan diet agar tubuhnya terlihat lebih kecil dari sebelumnya.

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang

mengalami obesitas rata-rata mengalami perubahan kosep diri seperti

peurunan harga diri karena malu, gambaran diri yang negatif karena

menganggap tubuhnya jelek dan adanya keinginan dirinya untuk merubah

berat badanya dengan melakukan diet dan melakukan puasa. Semua yang

dilakukan mahasiswa itu merupakan masalah yang akan mempengaruhi

mereka dalam berhubungan dengan orang lain. Sehingga mahasiswa perlu

adanya dukungan agar konsep diri mahasiswa menjadi positif. Dukungan bisa

di dapatka mahasiswa dari keluarganya, teman dekatnya, bahkan pacarnya.

Berdasarkan kesimpulan diatas peneliti tertarik untuk meneliti “Hubungan

dukungan sosial dengan konsep diri pada mahasiswa D3 kebidanan yang

mengalami obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan Uiversitas Respati

Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini

adalah “Apakah ada Hubungan Dukungan Sosial dengan Konsep Diri pada

Mahasiswa D3 Kebidanan yang Mengalami Obesitas di Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta ?”


6

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan konsep diri

mahasiswa D3 kebidanan yang mengalami obesitas di Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui tingkat dukungan sosial dari mahasiswa D3 kebidanan yang

mengalami obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati

Yogyakarta.

b. Diketahuinya jenis dukungan sosial dari mahasiswa D3 kebidanan

yang mengalami obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Respati Yogyakarta.

c. Diketahuinya tingkat konsep diri mahasiswa D3 kebidanan yang

mengalami obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati

Yogyakarta.

d. Diketahuinya keeratan hubungan dukungan sosial dan konsep diri dari

mahasiswa D3 kebidanan yang mengalami obesitas di Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta.


7

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi karya tulis ilmiah,

menambah wawasan dan ilmu pengetahuan atau memberikan informasi

tentang hubungan dukungan sosial dengan konsep diri.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Mahasiswa Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

dukungan sosial dan konsep diri mahasiswa yang mengalami obesitas

sehingga dapat dijadikan sebagai acuan bagi mahasiswa keperwatan

ataupun pihak Fakultas untuk mengatasi permasalahan yang

ditimbulkan dari obesitas yang dialami oleh mahasiswa.

b. Bagi Dosen D3 Kebidanan

Penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan dan sumbangan

pemikiran untuk lebih meningkatkan pemantauan kepada mahasiswa

oleh dosen dan sebagai salah satu dukungan sosial sehingga dapat

diupayakan adanya peningkatan konsep diri pada mahasiswa di

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta.

c. Bagi Universitas Respati Yogyakarta.

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam

membuat karya tulis ilmiah dan sebagai penerapan ilmu pengetahuan

yang telah didapatkan selama kuliah khususnya Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta.


8

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi bagi penelitian

lain yang ingin meneliti tentang hubungan antara dukungan sosial

dengan konsep diri pada mahasiswa yang mengalami obesitas di

lingkungan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta.

E. Keaslian Penelitian

1. Penelitian yang dilakukan oleh Dwinantoaji (2011) dengan judul

“Hubungan dukungan sosial teman sebaya dengan derajat depresi pada

siswa sekolah dasar negeri di Kota Yogyakarta”. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian analitik observasional dengan

menggunakan rancangan cross sectional. Variabel bebas yaitu dukungan

sosial teman sebaya sedangkan variabel terikat derajat depresi pada siswa

sekolah dasar. Sempel yang digunakan yaitu siswa kelas V Sekolah Dasar

di Kota Yogyakarta. Cara pengambilan sempel didalam penelitian ini

adalah secara acak bertingkat (multistage random sampling). Penelitian

dilaksanakan di delapan sekolah negeri Kota Yogyakarta yang terpilih

pada bulan September 2010 sampai dengan Oktober 2010. Dalam

pengumpulan data, variabel ini diukur kuantitasnya (jumlah pemberi

dukungan yang kemudian disebut SSQN) yang dinyakan dalam skala

ordinal.
9

Perasamaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah jenis

penelitian non eksperimental yang bersifat kuantitatif dengan rancangan

penelitian cross sectional.

Perbedaan Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah peneliti

meneliti tentang “Hubungan dukungan sosial dengan tingkat harga diri

mahasiswa D3 kebidanan yang mengalami obesitas di Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta”. Variabel bebas yaitu

dukungan sosial dan variabel terikat konsep diri pada mahasiswa D3

kebidanan yang mengalami obesitas. Sampel adalah mahasiswa D3

kebidanan yang mengalami obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Respati Yogyakarta. Kemudian tehnik sampling yang

digunakan adalah total sampling.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Bina (2013) dengan judul “Hubungan

dukungan sosial dengan tingkat gambaran diri remaja kelas VII di SMP 3

Depok, Sleman Yogyakarta”. Penelitian ini menggunkan metode

kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional. Kemudian tehnik

pengambilan sampel yaitu dengan tehnik total sampling. Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas VII sebesar 128 siswa yang terdiri dari 4

kelas. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian yaitu kuesioner.

Perasamaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah variabel

bebasya yaitu dukungan sosial, jenis penelitian non eksperimental yang

bersifat kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional. Kemudian


10

Alat ukur yang digunakan yaitu kuisioner. Kemudian tehnik sampling

yang digunakan adalah total sampling.

Perbedaan Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah peneliti

meneliti tentang “Hubungan dukungan sosial dengan konsep diri

Mahasiswa D3 kebidanan yang mengalami obesitas di Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta”. Variabel bebas yaitu

dukungan sosial dan variabel terikat konsep diri pada mahasiswa D3

kebidanan yang mengalami obesitas. Cara pengambilan sampel dan tempat

penelitian Universitas Respati Yogyakarta, sampel adalah mahasiswa D3

kebidanan yang mengalami obesitas.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Tuto (2007) dengan judul “Hubungan

konsep diri dengan perilaku caring perawat pelaksana di bangsal mawar

dan cempaka RSUD Panambahan Senopati Bantul Yogyakarta”. Penelitian

ini menggunakan metode penelitian deskriptif korelasi dengan rancangan

cross sectional. Tehnik pengambilan sempel dalam penelitian ini adalah

total sampling dengan jumlah sampel 40 orang. Pengukuran Validitas dan

Reabilitas dilakukan dengan menggunakan Statistical Packages for Social

Science (SPSS) for Windows Release 11.0. Adapun hasil penelitian ada

hubungan konsep diri dengan pelaksanaan caring perawat di bangsal

Mawar dan Cempaka RSUD Penambahan Senopati Bantul dengan nilai p-

value = 0,017 dengan keeratan rendah (rho=0,377).

Perasamaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah jenis

penelitian Non Eksperimental yaitu kuantitatif dengan rancangan


11

penelitian cross sectional. Kemudian tehnik sampling yang digunakan

yaitu total sampling.

Perbedaan Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah peneliti

meneliti tentang “Hubungan dukungan sosial dengan tingkat harga diri

mahasiswa D3 kebidanan yang mengalami obesitas di Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta”. Variabel bebas yaitu

dukungan sosial dan variabel terikat konsep diri pada mahasiswa D3

kebidanan yang mengalami obesitas. Cara pengambilan sampel dan tempat

penelitian Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta,

sampel adalah mahasiswa D3 kebidanan yang mengalami obesitas.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Obesitas

a. Pengertian Obesitas

Obesitas sering didefinisikan sebagai kondisi abnormal atau

kelebihan lemak yang serius dalam jaringan adipose sedemikian

sehingga mengganggu kesehatan. Obesitas adalah kelebihan berat

badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebih

(Andriani & Bambang, 2012).

Obesitas merupakan kontributor utama terjadinya kematian yang

dapat dicegah, serta membuat orang merasa tidak percaya diri,

menganggap dirinya jelek, putus asa, dan menerima sebagai

konsekuensi sosial negatif, seperti olok-olok, praduga negatif, isolasi

sosial dan diskriminasi (Dwijayanthi, 2007).

Obesitas adalah suatu keadaan dimana terdapat penimbunan lemak

berlebihan yang diperlukan untuk fungsi tubuh manusia (Harmanto,

2006).

Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat timbunan

lemak, untuk pria dan wanita masing-masing melebihi 20% dari berat

tubuh (Astawan dan Albiner, 2004). Jadi Obesitas adalah suatu kondisi

12
13

gangguan nutrisi umum, yang terjadi akibat dari penimbunan lemak

berlebihan pada tubuh manusia.

b. Proses Terjadinya Obesitas

Pada dasarnya terjadi akibat energi yang masuk ke dalam tubuh

selalu berlebih sehingga tertimbun dalam bentuk lemak atau sel

adipose di bagian bawah kulit. Peningkatan cadangan lemak dalam

tubuh dapat berupa penambahan jumlah sel-sel lemak, penambahan

ukuran sel lemak, atau kondisi dari keduanya. Kelebihan 1.000 kkal

energi per hari akan menambah hampir satu kg timbunan lemak

perminggu. Dengan demikian, orang yang makan berlebih secara terus

menerus akan mudah mengalami obesitas atau kegemukan (Sumanto,

2009).

Kegemukan akibat pola makan yang salah dan nafsu makan yang

besar banyak terjadi di kota-kota besar. Kecenderungan untuk gemuk

menjadi lebih besar karena tersedia berbagai makanan cepat saji yang

banyak mengandung lemak dan gaya hidup yang serba praktis

sehingga membuat orang malas bergerak. Tidak sedikit kebiasaan

masyarakat di kota yang kurang bagus dalam memilih makan.

Makanan seperti ini cepat sekali diserap tubuh dan menghasilkan

kalori yang lebih. Kelebihan kalori itu akan ditimbun dalam bentuk

lemak di dalam tubuh (Sumanto, 2009).


14

c. Faktor-Faktor Penyebab Obesitas

Menurut Jequier dan Tappy 1999 dalam Rimbawan dan Albiner

(2004) beberapa faktor utama penyebab kegemukan dalah genetik,

fisiologis, makanan, perilaku (gaya hidup). Dua faktor terakhir dapat

dimodifikasi untuk menurunkan berat tubuh.

Anak yang memiliki oaring tua yang gemuk atau obes

kemungkinan menderita kegemukan atau obesitas lebih tinggi dari

pada anak yang orang tuannya tidak obesitas. Penemuan terbaru

menunjukkan bahwa genetic berperan dalam pengaturan berat tubuh.

Menurut Ruvusin, dkk (1982) dalam Rimbawan dan Albiner (2004)

Kebutuhan energi orang gemuk lebih tinggi dibandingkan kebutuhan

orang kurus. Hal ini disebabkan orang gemuk memiliki energi

metabolik basal lebih tinggi. Energi total yang dikeluarkan meliputi

tiga komponen, yaitu energi metabolisme basal, energi untuk kegiatan

fisik, dan energi untuk memulai proses metabolisme zat gizi. Hal ini

mengindikasikan bahwa kegemukan bukan semata-mata berkaitan

dengan mekanisme penghematan energi, tetapi juga disebabkan oleh

tidak seimbangya energi positif atau kelebihan asupan energi

(Rimbawan dan Albiner, 2004).


15

Andriani dan Bambang (2012) mengemukakan bahwa faktor-faktor

penyebab terjadinya obesitas yaitu:

1) Faktor Genetik

Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memilki

penyebab genetik.

2) Faktor Lingkungan

Lingkungan memegang peranan yang cukup berarti, karena

lingkungan ini termasuk dalam perilaku atau pola hidup (misalnya

apa yang akan diamakan dan berapa kali seseorang makan serta

bagaimana aktivitasnya).

3) Faktor Psikis

Apa yang ada dalam fikiran seseorang bisa mempengaruhi

kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi

terhadap emosinya dengan makan.

4) Faktor Kesehatan

Beberapa penyakit dapat menyebabkan terjadinaya obesitas.

Seperti hipotiroidisme, Sindrom Cushing, Sindroma Prader-Will,

dan beberapa kelainan syaraf yang dapat menyebabkan seseorang

banyak makan.

5) Obat-Obatan

Obat-obatan tertentu (misalnya steroid dan beberapa

antidepresi) dapat menyebabkan obesitas.


16

6) Faktor Perkembangan

Penambahan ukuran atau sel-sel lemak atau keduanya

menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam

tubuh.

d. Cara Mengetahui Obesitas

Obesitas dapat diketahui dengan cara bercermin. Sementara itu,

cara lainnya dapat menggunakan alat bantu, yakni timbangan berat

badan dan skin capilipers.

1) Menimbang Berat Badan

Solusi mudah untuk mengetahui gemuk tidaknya tubuh

seseorang adalah dengan menimbang berat badan secara teratur,

sehingga diperlukan perubahan berat badan terdeteksi secara dini.

Berat badan normal, bisa diketahui dengan menghitung indeks

massa tubuh (body mass index), yakni membagi total berat badan

seseorang (dalam kilogram) dengan tinggi badan (dalam meter

kuadrat). Secara umum, berikut beberapa cara menghitung berat

badan ideal.

a) Berat Badan Ideal (BBI)= 90% (Tinggi Badan-100)

Jika tinggi badan 175cm, maka berat badan ideal adalah

90%(175-100)= 67,5 kg. Termasuk kelebihan berat badan atau

Overweight jika berat badan 10% lebih besar dari BBI. Jadi,

dalam kasus ini seseorang akan mengalami kelebihan berat


17

badan saat berat badanya mencapai 74,25 kg. Sementara itu,

termasuk kegemukan atau obesitas jika berat badan 30% lebih

besar dari BBI untuk wanita dan 25% lebih besar dari BBI

untuk pria.

Rumus :

Barat badan normal tercapai jika berat badan relatif 90-

100%. Jika berat badan relatif 110-120%, dikategorikan

kelebihan berat badan (overweight). Jika berat badan relative >

120%, dikategorikan kegemukan atau obesitas.

b) Indek Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index dapat

dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Menurut WHO, berat badan normal jika IMT < 25 dan

termasuk obesitas jika IMT ≥ 25.Misalnya wanita dengan

tinggi badan 160 cm memiliki berat badan 55 kg. Menurut

rumus IMT, wanita tersebut memiliki BMI sebesar 21,46. Dari

nilai tersebut, diketahui bahwa wanita tersebut memiliki berat

badan yang normal atau ideal (Sumanto, 2009).


18

Tabel 2.1: Tabel Klasifikasi Berat Badan Berdasaran IMT


Berat Badan Indek Massa Tubuh

Normal 18,5 – 22,9


Overweight 23 – 24,9
Obesitas I 25 – 29,9
Obesitas II ≥ 30
Sumber : The Asia-Pasific Perspective dalam Redefining
Obesity and its Treatment. Health Communication Australia
Pty Limited 2000,18.

Badan kesehatan dunia WHO (World Health Organisation)

tahun 2002 telah mengeluarkan klasifikasi atau kategori IMT

yang cocok untuk masyarakat Asia.

Tabel 2.2: Tabel Klasifikasi Berat Badan Berdasaran IMT


Berat Badan Indek Massa Tubuh

Kurus (Underweight) <18,5


Normal 18,5 – 22,9
Overweight 23 – 24,9
Obesitas I 25 – 29,9
Obesitas II ≥ 30
Sumber : WHO(World Health Organisation) tahun 2002.
19

Perameter angka kecukupan gizi bagi orang Indonesia

(syafiq, dkk 2007) yaitu:

Tabel 2.3: Perameter Angka Kecukupan Gizi


Kelompok Berat Badan Tinggi
Umur (kg) badan (cm)
0-6 bulan 6 60
7-12 bulan 8.5 71
1-3 tahun 12 90
4-6 tahun 17 110
7-9 tahun 25 120
Laki-laki 35 138
10-12
tahun
46 150
13-15
tahun
55 160
16-18
tahun
56 165
19-29
tahun
62 165
30-49
tahun
62 165
50-64
tahun
62 165
60+ tahun
Wanita 37 145
10-12
tahun
48 153
13-15
tahun
50 154
16-18
tahun
52 156
19-29
tahun
55 156
30-49
tahun
55 156
50-64
tahun
55 156
60+ tahun
20

2) Skin Capilipers

Selain penimbang badan, ada satu lagi cara yang dapat

dilakukan untuk mengetahui pakah seseorang kegemukan atau

tidak, yakni mengukur tebal lipatan kulit menggunakan alat yang

disebut skin capiliper.

Pada pria, skin capilipers digunakan di daerah perut dan

pundak karena lemak pada tubuh pria disimpan di jaringan lemak

tubuh (adipose) dan di hati sehingga menumpuk di daerah perut

dan pundak. Sementara wanita, lemak akan terkumpul di daerah

paha, pundak, dan lengan atas. Bagian tubuh tersebutlah yang

diukur untuk mengetahui apakah seseorang kegemukan atau tidak.

Namun karena kurang praktis, pengukuran dengan alat timbang

memjadi lebih popular.

Ada pula cara yang sama seperti skin capilipers, tetapi

menggunakan tangan. Perhatikan seluruh anggota tubuh mulai

wajah, lengan, pinggang, dan panggul. Angkat lengan secara bebas

dan cubit lengan bagian atas dengan ibu jari dan telunjuk. Jika

tebalnya lebih dari 2 cm, dapat dikatakan gemuk. Selain itu, dapat

pula dilakukan dengan menarik kulit antara pinggang dan pangkal

paha. Jika tebal kulit lebih dari 2,5 cm, dapat dikatakan gemuk

(Sumanto, 2009).
21

2. Konsep Diri

a. Definisi Konsep Diri

Konsep diri (self-concept) merupakan kesadaran seseorang

mengenai siapa dirinya. Menurut Deaux dan Wrightsman yang dikutip

oleh Sarwono dan Meinarno (2011) menyatakan bahwa konsep diri

adalah sekumpulan keyakinan dan perasaan seseorang mengenai

dirinya. Keyakinan seseorang mengenai dirinya bisa berkaitan dengan

bakat, minat, kemampuan, penampilan fisik, dan lain sebagainya.

Orang pun kemudian memilki perasaan terhadap keyakinan mengenai

dirinya tersebut.

Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan

yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan

mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. Konsep diri tidak

terbentuk waktu lahir, tetapi dipelajari sebagai hasil pengalaman unik

seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat, dan dengan

realitas dunia. Konsep diri terdiri dari citra tubuh, ideal diri, harga diri,

performa peran, dan identitas pribadi atau identitas diri (Stuart, 2006).

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2003) konsep diri adalah semua

perasaan, kepercayaan dan nilai yang diketahui individu tentang

dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang

lain. Konsep diri adalah konseptual individu terhadap dirinya sendiri.

Ini merupakan perasaan subjektif individu dan kombinasi yang

kompleks dari pemikiran yang disadari atau tidak disadari, sikap, dan
22

persepsi. Konsep diri secaara langsung mempengaruhi harga diri dan

perasaan seseorang tentang dirinya sendiri (Potter & Perry, 2010).

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian

yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu

dalam berhubungan dengan orang lain. Ide-ide, pikiran, perasaan dan

keyakinan ini merupakan persepsi yang bersangkutan tentang

karakteristik dan kemampuan interaksi dengan orang lain dan

lingkungan, nilai yang dikaitkan dengan pengalaman dan objek

sekitarnya serta tujuan dan idealismenya (Suliswati, 2005)

Menurut Burns dalam Slameto (2010) konsep diri merupakan

persepsi keseluruhan yang dimiliki seseorang mengenai dirinya

sendiri. Konsep ini merupakan suatu kepercayaan mengenai keadaan

diri sendiri yang relatif sulit diubah. Konsep diri tumbuh dari interaksi

seseorang dengan orang-orang lain yang berpengaruh dalam

kehidupannya seperti orang tua, guru, dan teman-teman. Jadi konsep

diri adalah suatu pandangan atau persepsi terhadap yang dimiliki

seseorang mengenai dirinya sendiri yang akan mempengaruhi dirinya

dalam berhubungan dengan orang lain.

b. Perkembangan Konsep Diri

Menurut Suliswati (2005) menyatakan bahwa konsep diri belum

ada saat bayi dilahirkan, tetapi berkembang secara bertahap, saat bayi

dapat membedakan dirinya dari orang lain, mempunyai nama sendiri,


23

pakaian sendiri. Anak mulai dapat mempelajari dirinya, yang mana

kaki, tangan, mata dan sebagainya serta kemampuan berbahasa akan

memperlancar proses tumbuh-kembang anak.

Konsep diri merupakan hasil dari aktivitas pengeksplorasian dan

pangalamannya dengan tubuhnya sendiri. Konsep diri dipelajari

melalui pengalamannya pribadi setiap individu, hubungan dengan

orang lain dan interaksi dengan dunia di luar dirinya. Konsep diri

berkembang terus mulai dari bayi hingga usia tua. Pengalaman dalam

keluarga merupakan dasar pembentukan konsep diri karena keluarga

dapat memberikan perasaan mampu dan tidak mampu, perasaan

diterima atau ditolak. Dalam keluarga individu mempunyai

kesempatan untuk mengidentifikasi dan meniru perilaku orang lain

yang diinginkannya serta merupakan pendorong yang kuat agar

individu mencapai tujuan yang sesuai atau pengharapan yang pantas.

Dengan demikian jelas bahwa kebudayaan dan sosialisasi

mempengaruhi konsep diri dan perkembangan kepribadian seseorang.

Seseorang dengan konsep diri yang positif dapat mengeksplorasi

dunianya secara terbuka dan jujur karena latar belakang

penerimaannya sukses. Konsep diri yang positif berasal dari

pengalaman yang positif mengarah pada kemampuan pemahaman.


24

Berikut ini adalah karakter individu dengan konsep diri yang positif:

1) Mampu membina hubungan pribadi, mempunyai teman dan

gampang bersahabat.

2) Mampu berpikir dan membuat keputusan.

3) Dapat beradaptasi dan menguasai lingkungan.

Konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan

sosial yang maladaptif. Setiap individu dalam kehidupannya tidak

terlepas dari berbagai stresor. Dengan adanya stresor akan

menyebabkan ketidakseimbangan dalam diri sendiri. Dalam usaha

mengatasi ketidakseimbangan tersebut individu menggunakan koping

yang bersifat membangun (konstruktif) ataupun koping yang bersifat

merusak (destruktif). Koping yang konstruktif akan menghasilkan

respon yang adaptif yaitu aktualisasi diri dan konsep diri yang positif

(Suliswati, 2005).

Aktualisasi diri merupakan respon adaptif yang tertinggi karena

individu dapat mengekspresikan kemampuan yang dimilikinya.

Konsep diri yang positif adalah individu dapat mengidentifikasi

kemampuan dan kelemahannya secara jujur dan dalam menilai suatu

masalah individu berpikir secara positif dan realistik. Apabila individu

menggunakan koping yang destruktifakan mengalami kecemasan,

sehingga menimbulkan rasa bermusuhan yang dilanjutkan dengan

individu menilai dirinya rendah, tidak berguna, tidak berdaya, tidak

berarti, takut mengakibatkan perasaan bersalah. Rasa bersalah ini akan


25

mengakibatkan kecemasan yang meningkat, proses ini akan

berlangsung terus yang dapat menimbulkan respon yang maladaptif

berupa kekacauan identitas, harga diri yang rendah dan depersonalisasi

(Suliswati, 2005).

c. Komponen Konsep Diri

Stuart (2007) konsep diri terdiri dari atas komponen-komponen

yaitu:

1) Citra Tubuh

Citra tubuh adalah kumpulan sikap individu yang didasari dan

tidak disadari terhadap tubuhnya (Stuart, 2007). Citra tubuh sangat

dinamis karena secara konstan berubah seiring dengan persepsi dan

pengalaman-pengalaman baru. Citra tubuh harus realistis karena

semakin dapat menerima dan menyukai tubuhnya individu akan

lebih bebas dan merasa aman dari kecemasan. Individu yang

menerima tubuhnya apa adanya biasanya memiliki harga diri tinggi

daripada individu yang tidak menyukai tubuhnya (Suliswati, 2005).

Menurut Suliswati (2005) menyatakan bahwa cara individu

memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek

psikologisnya. Individu yang stabil, realistis dan konsisten terhadap

citra tubuhnya akan memperlihatkan kemampuan mantap terhadap

realisasi yang akan memacu sukses di dalam kehidupannya.


26

2) Ideal Diri

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia

seharusnya berperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan, atau

nilai personal tertentu (Stuart, 2007). Ideal diri akan mewujudkan

cita-cita atau pengharapan diri berdasarkan norma-norma sosial di

masyarakat tempat individu tersebut melahirkan penyesuaian diri

(Suliswati, 2005).

Pembentukan ideal diri dimulai pada masa kanak-kanak

dipengaruhi oleh orang yang penting pada dirinya yang

memberikan harapan atau tuntutan tertentu. Seiring dengan

berjalannya waktu individu menginternalisasikan harapan tersebut

dan akan membentuk dasar dari ideal diri. Pada usia remaja, ideal

diri akan terbentuk melalui proses identifikasi pada orang tua, guru

dan teman. Pada usia yang lebih tua dilakukan penyesuaian yang

merefleksikan berkurangnya kekuatan fisik dan perubhan peran

serta tanggung jawab (Suliswati, 2005).

Individu cenderung menetapkan tujuan yang sesuai dengan

kemampuannya, kultur, realita, menghindari kegagalan den rasa

cemas. Ideal diri harus cukup tinggi supaya mendukung respek

terhadap diri, tetapi tidak terlalu tinggi, terlalu menuntut, samar-

samar atau kabur. Ideal diri berperan sebagai pengatur internal dan

membantu individu mempertahankan kemampuannya menghadapi

konflik atau kondisi yang membuat bingung. Ideal diri penting


27

untuk mempertahankan kesehatan dan keseimbangan mental

(Suliswati, 2005).

3) Harga Diri

Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang

diperoleh dengan menganalisis seberapa sesuai perilaku dirinya

dengan ideal dirinya (Stuart, 2007). Harga diri merupakan

penilaian terhadap hasil yang dicapai dengan analisis sejauh mana

perilaku memenuhi ideal diri (Tarwoto & Wartonah, 2003). Harga

diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain yaitu dicintai,

dihormati dan dihargai. Individu akan merasa harga dirinya tinggi

bila sering mengalami keberhasilan, sebaliknya individu akan

merasa harga dirinya rendah bila sering mangalami kegagalan,

tidak dicintai atau tidak diterima lingkungan.

Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanaya penerimaan dan

perhatian. Harga diri akan meningkat sesuai meningkatnya usia.

Untuk meningkatkan harga diri anak diberi kesempatan untuk

sukses, beri penguatan atau pujian bila anak sukses, tanamkan

“ideal” atau harapan jangan terlalu tinggi dan sesuaikan dengan

budaya, berikan dorongan untuk aspirasi atau cita-citanya dan

bantu membentuk pertahanan diri untuk hal-hal yang mengganggu

persepsinya (Suliswati, 2005).

Harga diri sangat mengancam pada masa pubertas, karena pada

saat ini harga diri mengalami perubahan, karena banyak keputusan


28

yang harus dibuat menyangkut dirinya sendiri. Remaja dituntut

untuk menentukan pilihan, posisi peran dan memutuskan apakah

dapat berpartisipasi atau diterima di berbagai macam aktivitas

sosial. Pada usia dewasa harga diri menjadi stabil dan memberikan

gambaran yang jelas tentang dirinya dan cenderung lebih mampu

menerima keberadaan dirinya. Hal ini didapatkan dari pengalaman

menghadapi kekurangan diri dan meningkatkan kemampuan secara

maksimal kelebihan dirinya. Pada masa dewasa akhir timbul

masalah harga diri karena adanya tantangan baru sehubungan

dengan pensiun, ketidakmampuan fisik, berpisah dari anak,

kehilangan pasangan (Suliswati, 2005)

4) Performa Peran

Performa peran adalah serangkain pola perilaku yang

diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi

individu di berbagai kelompok sosial (Stuart, 2007). Peran

memberikan sarana untuk berperan serta dalam kehidupan sosial

dan merupakan cara untuk menguji identitas dengan memvalidasi

pada orang yang berarti. Setiap orang disibukkan oleh beberapa

peran yang berhubungan dengan posisi pada tiap waktu sepanjang

daur kehidupan. Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran

yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri (Suliswati,

2005).
29

5) Identitas Pribadi atau Diri

Identitas diri adalah prinsip pengorganisasian kepribadian yang

bertanggung jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi,

dan keunikan individu. Prinsip tersebut sama artinya dengan

otonomi (Stuart, 2007).

Identitas diri merupakan sintesis dari semua aspek konsep diri

sebagai suatu kesatuan yang utuh, tidak dipengaruhi oleh

pencapaian tujuan, atribut atau jabatan dan peran. Seseorang

mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan memandang

dirinya berbeda dengan orang lain, dan tidak ada duanya.

Kemandirian ini timbul dari perasaan berharga (respek pada diri

sendiri), kemampuan dan penguasaan diri Identitas berkembang

sejak masa kanak-kanak bersamaan dengan perkembangan konsep

diri. Dalam identitas diri ada otonomi yaitu mengerti dan percaya

diri, respek terhadap diri, mampu menguasai diri, mengatur dan

menerima diri (Suliswati, 2005).

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

Konsep diri individu dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor utama

adalah perkembangan, keluarga dan budaya, stresor, sumber daya,

riwayat keberhasilan dan kegagalan serta penyakit (Kozier, 2010)


30

1) Perkembangan

Saat individu berkembang, faktor yang mempengaruhi konsep

diri berubah. Sebagai contoh, bayi membutuhkan lingkungan yang

suportif dan penuh kasih sayang, sementara anak membutuhkan

kebebasan untuk menggali dan belajar (Kozier, 2010)

2) Keluarga dan budaya

Nilai yang dianut anak kecil sangat dipengaruhi oleh keluarga

dan budaya. Teman sebaya juga berperan dalam mempengaruhi

anak sehingga rasa dirinya. Ketika anak berkonfrontasi dengan

membedakan harapan dari keluarga, budaya, dan teman sebaya,

rasa diri anak sering kali membingungkan (Kozier, 2010).

3) Stresor

Stresor dapat menguatkan konsep diri saat individu berhasil

menghadapi masalah. Stresor yang berlebihan dapat menyebabkan

respon maladaptif termasuk penyalahgunaan zat, menarik diri, dan

ansietas. Kemampuan individu untuk menangani stresor sangat

bergantung pada sumber daya personal (Kozier, 2010).

4) Sumber daya

Individu memiliki sumber daya internal dan eksternal. Sumber

daya internal adalah rasa percaya diri dan harga diri, sedangkan

sumber daya eksternal meliputi jaringan dukungan, pendanaan

yang memadai, dan organisasi. Semakin besar jumlah sumber daya


31

yang dimiliki dan digunakan individu, pengaruhnya pada konsep

diri semakin positif (Kozier, 2010).

5) Penyakit

Penyakit dan trauma juga dapat mempengaruhi konsep diri.

Seorang wanita yang telah mengalami hipotiridisme, Sindroma

Cushing, Sindroma Prader-Will, dan beberapa kelainan syaraf

lainnya dapat menyebabkan terjadinya kegemukan dan

mempengaruhi konsep diri (Kozier, 2010)

e. Rentang Respon Konsep Diri

Rentang respon konsep diri sepanjang rentang sehat-sakit berkisar

dari status aktualisasi diri yang paling adaptif sampai status kerancuan

identitas serta dipersonalisasi yang lebih maladaptif. Kerancuan

identitas merupakan suatu kegagalan individu untuk

mengintegerasikan berbagai identifikasi masa kanak-kanak ke dalam

kepribadian psikososial dewasa yang harmonis. Depersonalisasi ialah

suatu perasaan tidak realistis dan merasa asing dengan diri sendiri. Hal

ini berhubungan dengan tingkat ansietas panik dan kegagalan dalam uji

realistis. Individu mengalami kesulitan membedakan diri sendiri dari

orang lain, dan tubuhnya sendiri terasa tidak nyata dan asing baginya.
32

Gambar 2.1. Rentang Respon Konsep Diri Menurut Stuart (2007)

f. Jenis-jenis Konsep Diri

Menurut William D.Brooks (1976) dalam Rahmat (2003) dalam

menilai dirinya seseorang ada yang menilai positif dan ada yang

menilai negatif. Maksudnya individu tersebut ada yang mempunyai

konsep diri yang positif dan ada yang mempunyai konsep diri yang

negatif.

1) Konsep diri positif

Dasar konsep diri positif adalah penerimaan diri. Kualitas ini

lebih mengarah kekerendahan hati dan kedermawanan dari pada

keangkuhan dan keegoisan. Orang yang mengenal dirinya dengan

baik merupakan orang yang mempunyai konsep diri yang positif.

Individu yang memiliki konsep diri positif akan bersikap optimis,

percaya diri sendiri dan selalu bersikap positif terhadap segala

sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialami. Kegagalan tidak

dipandang sebagai akhir segalanya, namun dijadikan sebagai

penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah kedepan.

Individu yang memiliki konsep diri positif akan mampu

menghargai dirinya sendiri dan melihat hal-hal yang positif yang


33

dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan datang.

Tanda-tanda dari konsep diri positif adalah :

a) Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah. Orang ini

mempunyai rasa percaya diri sehingga merasa mampu dan

yakin untuk mengatasi masalah yang dihadapi, tidak lari dari

masalah, dan percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan

keluarnya.

b) Merasa setara dengan orang lain, tidak sombong, tidak mencela

atau meremehkan siapapun, selalu menghargai orang lain.

c) Menerima pujian tanpa rasa malu, tanpa menghilangkan rasa

rendah diri. Jadi meskipun menerima pujian tidak

membanggakan dirinya apalagi meremehkan orang lain.

d) Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan

dan keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui

oleh masyarakat. Peka terhadap perasaan orang lain sehingga

akan menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak

disetujui oleh masyarakat.

e) Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan

aspek-aspek kepribadian tidak disenangi dan berusaha

mengubahnya. Ia mampu untuk mengintrospeksi dirinya sendiri

sebelum menginstrospeksi orang lain, dan mampu untuk

mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima di

lingkungannya.
34

2) Konsep diri negatif

Individu yang memiliki konsep diri negatif meyakini dan

memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat

berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik,

tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Individu

ini akan cenderung bersikap psimistik terhadap kehidupan dan

kesempatan yang dihadapinya. Selain itu, tidak melihat tantangan

sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan. Individu yang

memiliki konsep diri negatif akan mudah menyerah sebelum

berperang dan jika mengalami kegagalan akan menyalahkan diri

sendiri maupun menyalahkan orang lain. Tanda-tanda dari konsep

diri negatif adalah:

a) Peka terhadap kritik. Orang ini sangat tidak tahan kritik yang

diterimanya dan mudah marah atau naik pitam, hal ini berarti

dilihat dari faktor yang mempengaruhi dari individu tersebut

belum dapat mengendalikan emosinya, sehingga kritikan

dianggap sebagi hal yang salah. Bagi orang seperti ini koreksi

sering dipersepsi sebagai usaha untuk menjatuhkan harga

dirinya. Dalam berkomunikasi orang yang memiliki konsep diri

negatif cenderung menghindari dialog yang terbuka, dan

bersikeras mempertahankan pendapatnya dengan berbagai

logika yang keliru.


35

b) Responsif sekali terhadap pujian. Walaupun mungkin berpura-

pura menghindari pujian, tidak dapat menyembunyikan

antusiasmenya pada waktu menerima pujian. Pada orang

seperti ini, segala yang menjunjung harga dirinya menjadi pusat

perhatian. Bersamaan dengan kesenangannya terhadap pujian,

merekapun hiperkritis terhadap orang lain.

c) Cenderung bersikap hiperkritis, selalu mengeluh, mencela atau

meremehkan apapun dan siapapun, mereka tidak pandai dan

tidak sanggup mengungkapkan penghargaan atau pengakuan

pada kelebihan orang lain.

d) Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain, merasa

tidak diperhatikan. Karena itu individu bereaksi pada orang lain

sebagai musuh, sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan

dan keakraban persahabatan. Selain itu juga merasa rendah diri

atau bahkan berperilaku yang tidak disenangi, misalkan

membenci, mencela atau bahkan yang melibatkan fisik yaitu

mengajak berkelahi (bermusuhan).

e) Bersikap pesimis terhadap kompetisi. Hal ini terungkap dalam

keengganannya untuk bersaing dengan orang lain dalam

membuat prestasi, menganggap tidak akan berdaya melawan

persaingan yang merugikan dirinya. (Haryanto, 2010).


36

3. Dukungan Sosial

a. Definisi Dukungan Sosial

Dukungan sosial merupakan dukungan emosional yang berasal dari

keluarga, teman, masyarakat bahkan pemberi perawatan kesehatan

yang membantu individu ketika suatu masalah muncul (Videbeck.

2008).

Dukungan sosial adalah sebagai informasi verbal atau nonverbal,

saran, bantuan, yang nyata atau tingkah laku yang diberikan orang

yang akrab denga subjek didalam lingkungan sosialnya atau berupa

kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional

atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya (Azizah, 2011).

Menurut Serason dalam Azizah (2011) dukungan sosial adalah

keadaan, kesediaan, kepedulian orang-orang yang dapat diandalkan,

menghargai dan menyayangi kita.

Rook (1985) dikutip Smet dalam (Nursalam, 2007) dukungan

sosial adalah sebagai salah satu di antara fungsi pertalian atau ikatan

sosial yang mempunyai segi fungsional mencakup dukungan

emosional, mendorong adanya ungkapan perasaan, member nasihat

atau informasi, pemberi bantuan material. Jadi, dukungan sosial adalah

dukungan emosional, penghargaan, intrumen dan informasi yang

didapatkan dari orang tua, teman maupun orang terdekat yang

membantu seseorang saat mengalami permasalahan.


37

b. Jenis Dukungan Sosial

House (1985) dalam Nursalam (2007) membedakan empat jenis

atau dimensi dukungan sosial, yaitu :

1) Dukungan Emosional

Mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian

terhadap orang yang bersangkutan.

2) Dukungan Penghargaan

Terjadi lewat ungkapan hormat atau penghargaan positif untuk

orang lain, dorongan maju atau persetujuan gagasan atau perasaan

individu, dan perbandingan positif antara sesorang dengan orang

yang lainnya.

3) Dukungan Instrumental

Mencakup bantuan langsung.

4) Dukungan Informatif

Mencakup pemberian nasihat, saran, pengetahuan, dan

informasi serta petunjuk.

c. Sumber Dukungan Sosial

Menurut Azizah (2011) dukungan sosial dapat berasal dari:

1) Keluarga

Kelurga merupakan kelompok sosial utama yang mempunyai

ikatan emosi yang paling besar dan terdekat dengan anak (Azizah,

2011).
38

Dukungan keluarga adalah sebuah proses yang terjadi

sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan berbeda dalam

berbagai tahap-tahap siklus kehidupan. Dukungan keluarga dapat

berupa dukungan sosial internal, seperti dukungan dari suami, istri,

atau dukungan dari saudara kandung, dan dapat juga berupa

dukungan keluarga eksternal bagi kehidupan ini (Friedman, 2010).

Menurut Sukardi (2002), dukungan keluarga adalah sikap,

tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit.

Dukungan yang diberikan berupa dukungan informasional,

dukungan penilaian, dukunagn instrumental dan dukungan

emosonal.

House dan Khan (1985) dalam Friedman (2010) menerangkan

bahwa keluarga memiliki empat fungsi dukungan, yaitu: a)

Dukungan Emosional

Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk

istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap

emosi. Aspek-aspek dukungan emosional meliputi dukungan

yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan,

perhatian, mendengarkan dan didengarkan. Dukungan

emosional keluarga merupakan bentuk atau jenis dukungan

yang diberikan keluarga berupa memberikan perhatian, kasih

sayang dan empati. Dukungan emosioanal merupakan bentuk

dukungan atau bantuan yang dapat memberikan rasa nyaman,


39

cinta kasih, membangkitkan semangat, mengurangi putus asa

rasa rendah diri, rasa keterbatasan sebagai akibat dari

ketidakmampuan fisik (penurunan kesehatan dan kelainan yang

dialaminya).

b) Dukungan Informasi

Keluarga berfungsi sebagai sebuah pengumpul dan

penyebar informasi. Menjelaskan tentang pemberian saran dan

sugesti, informasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan

suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat

menekan munculnya suatu stresor karena informasi yang

diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada

individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat,

usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi. Dukungan

informasi merupakan suatu dukungan atau bantuan yang

diberikan oleh keluarga dalam bentuk memberikan saran dan

masukan, nasehat dan arahan dan memberikan informasi-

informasi penting yang sangat dibutuhkan klien dalam upaya

meningkatkan status kesehatannya.

c) Dukungan Instrumental

Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis

dan kongkrit diantaranya: kesehatan penderita dalam hal

kebutuhan makan dan minum, istirahat dan terhindarnya

penderita dari kelelahan. Dukungan instrumental kelaurga


40

merupakan suatu dukungan atau bantuan penuh dari keluarga

dalam bentuk memberikan bantuan tenaga, dana, maupun

meluangkan waktu untuk membantu dan melayani dan

mendengarkan klien dalam menyampaikan perasaannya.

d) Dukungan Penilaian

Keluarga bertindak sebagai pemberi umpan balik, yang

membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai

sumber dan validator identitas keluarga diantaranya

memberikan support, penghargaan dan perhatian. Dukungan

penilaian merupakan suatu dukungan dari keluarga dalam

bentuk memberikan umpan balik dan penghargaan kepada klien

dengan menunjukan respon positif yaitu dorongan persetujuan

terhadap gagasan, ide, atau perasaan seseorang.

2) Teman Dekat

Adakalanya seorang lebih dekat dan terbuka kepada temen

dekatanya, sehingga memungkinkan untuk bisa tercapainya tujuan

pemberian dukungan sosial.

a) Berbagi pengalaman

b) Curhat

3) Orang yang Mempunyai Ikatan Emosi

Yang dimaksud disini adalah dengan orang professional seperti

ners, dokter, pekerja sosial, rohaniawan. Ikatan ini secara langsung

akan menimbulkan minat untuk memberikan dukungan kepada


41

klien yang sedang mengalami persoalan. Misalnya memberikan

infotmasi tentang pengobatan, pencegahan, latihan, dan pendekatan

kepada tuhan.

d. Aspek Dukungan Sosial

Serason, et al (1983, dalam Dwinantoaji 2011) menyebutkan ada

dua aspek yang terlibat dalam pengukuran dukungan sosial yaitu:

1) Persepsi bahwa ada sejumlah orang yang dapat diandalkan individu

saat dibutuhkan. Jumlah dukungan yang diterima seseorang

dikaitkan dengan aspek ini.

2) Derajat kepuasan terhadap dukungan yang didapatkan. Kualitas

dukungan yang dirasakan oleh seseorang berhubungan dengan

derajat kepuasan.
42

E. Kerangka Teori

Faktor-faktor Remaja menjadi


Terjadinya Kelebihan Kelebihan berat badan:
Berat Badan : 1.Overweight : IMT 23 – 24,9
1. Genetik 2.Obesitas I : 25 – 29,9
2. Psikis 3.Obesitas II : ≥ 30
3. Obat-obatab
4. Pola Makan
5. Olah Raga
6. Penyakit
7. Kurang pengetahuan dalam
memilih makanan

Dukungan Sosial Konsep Diri


1. Dukungan keluarga 1. Citra tubuh
2. Dukungan teman 2. Ideal diri
3. Dukungan orang yang 3. Harga diri
mempunyai ikatan 4. Peran diri
emosi (Seperti Dosen, 5. Identitas diri
Guru, Pemuka
agama.dll)

Faktor yang
mempengaruhi
Konsep Diri :
1. Penyakit
2. Perkembangan
3. Keluarga dan budaya
4. Stresor
5. Sumber daya

Gambar 2.2 . Kerangka teori tentang dukungan sosial keluarga dengan


tingkat harga
diri mahasiswa D3 kebidanan yang mengalami kelebihan berat
badan di Universitas Respati Yogyakarta menurut Andriani dan
Bambang (2012), Sumanto (2009), Stuart (2007), dan Nursalam
(2007).
43

F. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen Konsep


Diri Mahasiswa D3
Dukungan Sosial Kebidanan Yang Mengalami
Obesitas

Variabel Perancu
Faktor yang
mempengaruhi konsep
diri:
- Keluarga
- Penyakit
- sumber daya
- Stressor
- Perkembangan

Gambar 2.3. Kerangka konsep dukungan sosial keluarga dengan konsep diri
mahasiswa D3 kebidanan yang mengalami kelebihan berat
badan di Univrsitas Respati Yogyakarta.

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: : Variabel yang tidak diteliti

G. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah ada hubungan dukungan sosial dengan

konsep diri pada mahasiswa D3 kebidanan yang mengalami obesitas di

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental, yang bersifat

kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei analitik,

dengan pendekatan cross sectional yang mana data yang menyangkut variabel

bebas dan variabel terikat akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan

(Notoatmodjo, 2012).

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan variabel penelitian yang

terdiri dari dukungan sosial dan konsep diri, kemudian analisis untuk

mengetahui ada atau tidaknya hubungan dukungan sosial dengan konsep diri

pada mahasiswa D3 kebidanan yang mengalami obesitas di Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati

Yogyakarta, pada tanggal 25-30 April 2014.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa D3 kebidanan yang

mengalami obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati

Yogyakarta yang sebelumnya telah dilakukan screening untuk diketahui

44
45

mahasiswa yang mengalami obesitas I atau obesitas II. Populasi berjumlah

39 mahasiswa yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Peneliti

memilih D3 kebidanan sebagai populasi dikarenakan kejadian obesitasnya

lebih banyak di bandingkan prodi-prodi lain. Sampel adalah bagian dari

populasi yang dapat digunakan sebagai subjek penelitian melalui proses

penyeleksian yang dapat mewakili populasi yang ada (Sugiyono, 2011).

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian ini adalah 39 mahasiswa D3 kebidanan yang

mengalami obesitas I maupun obesitas II di Universitas Respati

Yogyakarta. Sampel yang dimaksud adalah hanya D3 kebidanan semester

dua sampai semester enam yang tidak melanjutkan ke jenjang D4.

3. Teknik Sampling

Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan Teknik

pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling, yaitu teknik

penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai

responden atau sampel (Sugiyono, 2012). Dengan demikian, maka peneliti

mengambil sampel dari seluruh mahasiswa D3 kebidanan yang yang

mengalami obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati

Yogyakarta. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 39 orang.


46

D. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas (Independent) adalah variabel yang mempegaruhi atau

yang menjadi sebab perubahanya atau timbulnya variabel dependen

atau terikat (Sugiyono, 2011). Variabel bebas (Independent) dari

penelitian ini yaitu dukungan sosial.

b. Variabel terikat (Dependent) adalah variabel yang di pengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011).

Variabel terikat (Dependent) dari penelitian ini yaitu konsep diri.

c. Variabel Perancu adalah variabel yang berhubungan dengan variabel

Independent dan variabel Dependent, tetapi bukan merupakan variabel

antara (Riyanto, 2011). Variabel perancu penelitian ini yaitu

perkembangan, keluarga dan budaya, stressor, sumber daya, penyakit.


47

2. Definisi Operasional

Tabel 3.1 : Definisi Operasional Variabel Dukungan Sosial dengan


Konsep Diri Pada Mahasiswa D3 Kebidanan di Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta

Variabel Definisi Operasinal Alat Ukur Parameter Skala Data


Variabel Dukungan sosial adalah Kuesioner 1. Rendah : Ordinal
Independen: pernyataan atau Skor 1 - 8
Dukungan pengakuan mahasiswa 2. Sedang :
sosial seberapa besar sikap dan Skor 9 - 16
dukungan secara 3. Tinggi :
emotional dari orang tua, Skor 17 -
teman, dan dosen terhadap 24
masalah yang dialami oleh
mahasiswa.
Variabel Konsep diri adalah Kuesioner 1.Positif : Nominal
Dependen : seberapa besar pernyataan Skor 11 -
Konsep diri atau pengakuan tentang 20
kesadaran mahasiswa 2.Negatif :
akan kondisi diriya yang Skor 1 - 10
nantinya bisa mejadi
masalah pada dirinya atau
sebaliknya.

E. Tehnik Pengumpulan Data

1. Jenis Data Yang Dikumpulkan

a. Data primer

Data primer yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data

tentang hubungan dukungan sosial dengan konsep diri yang diambil

langsung dari responden yang memenuhi kriteria inklusi yaitu

mahasiswa yang mengalami obesitas. Setelah data dikumpulkan,

kemudian peneliti mengecek kelengkapan data untuk kemudian

dilakukan analisa.
48

b. Data sekunder

Data sekunder yang dikumpulkan peneliti pada saat observasi ke

lapangan, dan data yang diperoleh melalui data jumlah mahasiswa D3

kebidanan yang mengalami obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Respati Yogyakarta.

2. Cara Pengumpulan

Data a. Data Primer

Sumber data yang diperoleh dari data primer, yaitu data yang

didapat langsung dari responden dengan melakukan screening.

Caranya dengan mengukur tinggi badan dan berat badan responden

untuk mengetahui responden mengalami obesitas. Kemudian

membagikan kuesioner kepada responden pada tanggal 25-30 April

2014 dengan memasuki setiap kelas di waktu jeda perkuliahan.

Kuesioner digunakan untuk mengetahui adakah hubungan dukungan

sosial dengan konsep diri pada mahasiswa D3 kebidanan yang

menegalami obesitas. Responden diberikan penjelasan tentang cara

pengisian kuesioner dan diberikan informed consent sebagai bukti

bahwa responden bersedia secara sukarela dan tidak dipaksa untuk

menjadi responden. Peneliti menggunakan asisten untuk membantu

peneliti dalam melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan

respoden pada penelitian ini. Peneliti melakukan penyamaan persepsi

dan menjelaskan tujuan peneliti kepada asisten.


49

b. Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan pengambilan data

dari masing-masing kelas pada saat jeda jam kuliah dengan mengukur

berat badan dan tinggi badan mahasiswa. Setelah itu peneliti memilih

sesuai dengan kriteria responden dengan menghitung IMT. Studi

literatur dengan cara mencari referensi dari buku-buku yang relefan

dan penelusuran ke perpustakaan, serta studi pendahuluan untuk

dukungan sosial dan konsep dirinya.

F. Alat Ukur atau Instrumen Penelitian

1. Dukungan Sosial

Penelitian yang digunakan untuk meneliti tentang dukungan sosial

adalah kuesioner yang diadopsi dan dimodifikasi dari Bina (2013) yang

mengandung 24 pernyataan dan dapat digunakan untuk tipe responden.

Kuesioner akan diolah berdasarkan jawaban yang diberikan responden

menggunakan skala guttman, yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten

dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pernyataan

atau pertanyaan: ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju,

benar dan salah. Skala Guttman ini pada umumnya dibuat seperti checklist

dengan interpretasi penilaian, apabila skor benar nilainya 1 dan apabila

salah nilainya 0 dan analisisnya dapat dilakukan seperti skala Likert

(Hidayat, 2011).
50

Setelah jawaban tersebut diolah kemudian dikelompokan menjadi:

Dukungan sosial tinggi : 17-24


Dukungan sosial sedang : 9-16

Dukungan sosial rendah : 0-8

Disamping itu peneliti juga ingin mengelompokan komponen dari

dukungan sosial yaitu ada dukungan emoasional, dukungan informasi,

dukungan instrumental, dan dukungan penilaian menjadi:

Dukungan tinggi : 4-6


Dukungan sedang : 3-4

Dukungan rendah : 0-2

Tabel 3.2 : Kisi-kisi Instrumen Dukungan Sosial

Komponen yang di ukur Favourable Unfavourable Jumlah


Dukungan emosional 10, 11 3, 7, 14, 17 6
Dukungan Informasi 1,19, 24 9, 12, 23 6
Dukungan Instrumen 15, 20, 22, 18 4, 8 6
Dukungan Penilaian 5, 6, 16 2, 13, 21 6
Total 12 12 24

2. Konsep Diri

Penelitian yang digunakan untuk meneliti tentang konsep diri adalah

kuesioner yang diadopsi dan dimodifikasi dari Sahputra (2009) yang

mengandung 20 pernyataan dan dapat digunakan untuk tipe responden.

Kuesioner akan diolah berdasarkan jawaban yang diberikan responden

menggunakan skala guttman, yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten

dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pernyataan

atau pertanyaan: ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju,
51

benar dan salah. Skala guttman ini pada umumnya dibuat seperti checklist

dengan interpretasi penilaian, apabila skor benar nilainya 1 dan apabila

salah nilainya 0 (Hidayat, 2011).


Setelah jawaban tersebut diolah kemudian dikelompokan menjadi:

Konsep Diri Positif : 11-20

Konsep Diri Negatif : 0-10

Tabel 3.3: Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri

Komponen yang di ukur Favourable Unfavourable Jumlah

Citra Diri 1, 16 6, 13 4
Ideal Diri 14, 15, 10, 9 - 4
Harga Diri 17 4, 8, 11 4
Peran Diri 7, 19 5, 18 4
Identitas Diri 12, 20, 3 2 4
Total 12 8 20

G. Uji Validity dan Reability

Validitas adalah ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam

melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2006) Uji validitas digunakan untuk

mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam

mendefinisikan suatu variabel (Sujarweni & Poly, 2011).

Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi

responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk

petanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam

suatu bentuk kuisioner (Sujarweni & Poly, 2011).

Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji validitas isi (Content

validity). Validitas isi merupakan instrument yang mengukur sejauh mana

intrumen tersebut mewakili semua aspek sebagai kerangka konsep.


52

Apakah isi atau substansi ukurannya sudah mewakili muatan yang berupa

sifat yang hendak diukur. Butir-butir dalam suatu tes harus

dipertimbangkan mengenai keterwakilan materi yang terkait, yang bearti

bahwa setiap butir harus dinilai relevansinya dengan sifat yang diukur

(Sunyoto, 2012).

Sedangkan uji reabilitas dalam instrument ini diuji oleh 3 orang peguji

yang telah ahli dalam bidangnya, dimana 3 orang penguji telah lulus dalam

menempuh pendidikan di bidangnya, serta mereka telah mendapat gelar

sarjana dalam bidang masing-masing. Penguji ahli tersebut yaitu bidang

keperawatan jiwa dengan nilai rata-rata kuesioner 0,85, bidang psikologi

dengan nilai rata-rata kuesioner 0,85, dan bidang illmu keperawatan

komunitas dengan nilai rata-rata kuesioner 0,85.

H. Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah data terkumpul seluruhnya,

langkah-langkah dalam rencana pengolahan data meliputi:

a. Editing, dilakukan dengan memeriksa kembali data-data yang

diperoleh, kelengkapan data dari kuesioner yang diberikan kepada

responden.

b. Coding, dilakukan dengan pemberian kode-kode pada setiap data yang

termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat

dalam bentuk angka-angka atau huruf-huruf yang memberikan


53

identitas atau petunjuk pada suatu informasi atau data yang akan

dianalisis.

c. Transfering, dilakukan dengan memindahkan jawaban atau kode

kedalam master tabel.

d. Tabulasi data dilakukan dengan menkoding dan mengelompokan data

sesuai dengan data variabel yang diteliti.

e. Analisis data dilakukan untuk menyederhanakan dan memudahkan

penafsiran melalui proses komputerisasi dalam bentuk distribusi

frekuensi dan porsentase.

2. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer untuk

mengetahui hasil dari penelitian yang akan disajikan dalam bentuk tabel

dan disusun menjadi sebuah laporan untuk penyusunan skripsi. Analisis

data dilakukan secara univariat dan bivariat. a. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada analisis

ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentasi dari tiap

variabel. Distribusi responden berdasarkan umur, jenis kelamin, dan

sebagainya (Notoatmodjo, 2010).Pada penelitian ini analisis univariat

yang digunakan adalah persentase. Rumus dari kedua analisis univariat

tersebut adalah sebagai berikut:


54

1) Persentase

Keterangan : P = Persentase

F = Frekuensi

N = jumlah

b. Analisis Bivariat

Sesuai dengan tujuan yang telah penulis cantumkan, analisis

bivariat pada penelitian ini, yaitu untuk melihat apakah ada Hubungan

dukungan sosial dengan konsep diri mahasiswa D3 kebidanan yang

mengalami obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati

Yogyakarta. Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel

yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2012).

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kedua variabel, maka uji

statistik menggunakan chi square.

Rumusnya:

Keterangan:

= Chi Square

= Frekuensi yang di observasi

= Frekuensi yang diharapkan

Pada penelitian ini penggunaan Chi Square tidak memenuhi syarat,

akhirnya peneliti menggunakan uji alternatif yaitu Fisher’s Exact Test


55

dengan menggunakan signifikan 5% uji hipotesis dilakukan untuk

membandingkan tabel. Jika hitung ≥ tabel maka H0 ditolak

dan Ha diterima. Artinya ada hubungan dukungan sosial dengan

konsep diri mahasiswa D3 kebidanan yang mengalami obesitas di


Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta. Sebaliknya,

Jika hitung < tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya

tidak ada hubungan dukungan sosial dengan konsep diri mahasiswa D3

kebidanan yang mengalami obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Respati Yogyakarta. Untuk mengetahui tingkat kemaknaan

atau keeratan hubungan dengan menggunakan uji koefisien

kontingensi.

Rumusnya:

Keterangan:

C = koefisien kontingensi

= nilai hitung

N = jumlah sapel
56

Menurut Sugiyono (2010) adapun kreteria hubungan dikategorikan

menjadi 5 yaitu:

Tabel 3.4: Interval Koefisien Tingkat Keeratan Hubungan Menurut


(Sugiyono, 2010)
Interval Koefisien Keeratan Hubungan
0,000 - 0,199 Sangat lemah
0,200 – 0,399 Lemah
0,400 – 0,599 Sedang
0,600 – 0,799 Kuat
0,800 – 1,000 Sangat kuat

I. Jalannya Penelitian

1. Tahap Pra Penelitian

Tahap ini terdiri dari studi pendahuluan dan studi pustaka terhadap

penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini.

2. Tahap Persiapan Penelitian

Tahap ini dimulai dengan pengajuan konsul judul proposal, konsultasi

judul, mengurus perizinan penelitian ke Program Studi S1 Ilmu

Keperawatan, penyusunan proposal dan presentasi proposal.

3. Tahap Pelaksanaan

Peneliti memberikan kuesioner yang dibagikan kepada responden yang

telah diacak. Kuesioner dibagikan pada 25-30 April 2014 dengan lokasi

penelitian di Kampus 1 dan 2 Universitas Respati Yogyakarta.

4. Tahap Penyelesaian

Tahap penyelesaian berupa pemeriksaan data yang telah dikumpulkan,

dilanjutkan dengan entry dan tabulasi data. Data kemudian dianalaisis

menggunakan software komputer. Hasil dari analisis selanjutnya akan


57

dibahas dalam pembahasan serta menarik kesimpulan terhadap hasil

penelitian.

5. Tahap Pelaporan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menyusun laporan hasil

penelitian dalam bentuk tulisan. Laporan tersebut dikonsultasikan pada

pembimbing 1 dan pembimbing 2 yang kemudian dilakukan seminar hasil

penelitian.

J. Etika Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan meperhatikan dan menjunjung

tinggi kode dan prinsip etik penelitian. Kode etik penelitian adalah suatu

pedoman etika yang berlaku untuk setiap kegiatan penelitian yang melibatkan

antara pihak peneliti, pihak yang diteliti (mahasiswa keperawatan Universitas

Respati Yogyakarta tahun ajaran 2013) dan masyarakat yang memperoleh

dampak hasil penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2012).

Menurut Notoatmodjo (2012) prinsip etik penelitian meliputi

nonmaleficience, beneficience, autonomy dan justice.

1. Nonmaleficience

Sebelum penelitian dilakukan, responden diberi penjelasan tentang

tujuan dan prosedur penelitian. Selama penelitian berlangsung peneliti

melakukan pemeriksaan terhadap risiko yang mungkin terjadi supaya tidak

terjadi hal-hal yang dapat merugikan responden.


58

2. Beneficience

Jenis penelitian ini adalah survei analitik, manfaat dari penelitian ini

adalah mahasiswa mengetahui informasi tentang dukungan sosial dengan

konsep diri pada mahasiswa yang mengaami obesitas di universitas respati

Yogyakarta.

3. Autonomy

Sebelum penelitian dilakukan responden diberi penjelasan lengkap

mengenai tujuan penelitian, prosedur, gambaran yang mungkin terjadi,

serta keuntungan dan manfaat penelitian. Setelah diberikan penjelasan

responden bebas menentukan pilihan untuk berpartisipasi dalam penelitian

atau tidak, dan tidak ada unsur paksaan. Responden yang bersedia

mengikuti dalam penelitian dipersilahkan menandatangani surat

persetujuan menjadi responden penelitian.

4. Justice (Keadilan)

Semua responden berhak mendapatkan perlakuan yang adil baik

sebelum, selama dan setelah berpartisipasi dalam penelitian (Notoatmodjo,

2012).
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Universitas Respati Yogyakarta berlokasi di Jln. Laksda Adisucipto

Km 6,3 Depok Sleman Yogyakarta. Universitas Respati Yogyakarta terdiri

dari beberapa Program Studi (Prodi) salah satunya yaitu D-III Kebidanan.

Program studi D-III Kebidanan berdasarkan SK Dekan No

002/MP/A/II/2009. Kewenangan yang dilakukan oleh bidan ditetapkan

dalam KepMenKes No.900/MENKES/SK/VII/2002 mengenai Registrasi

Praktik Bidan dan Standar Profesi Bidan sesuai KepMenKes No.

369/MENKES/SK/III/2007. Pada mahasiswa D-III kebidanan yang

megalami obesitas sering melakukan kegiatan untuk menurunkan berat

badannya, Kegiatan yang dilakukan diantaraya program diet, puasa, tidak

hanya itu dari beberapa mahasiswa dihari libur juga sering berolahraga

(joging). Semua yang dilakukan mahasiswa merupakan masalah yang akan

mempengaruhi mahasiswa D-III kebidanan dalam berhubungan dengan

orang lain. Tapi, dengan adanya penyemangat dari orang sekitarnya seperti

orang tua selalu mendukugnya, teman-teman yang menyukainya, dosen

yang memberikan respon terhadap obesitasnya sehingga mahasiswa

mempermasalahkan obesitas yang mahasiswa alami.

59
60

2. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa D3 kebidanan yang

megalami obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati

Yogyakarta yang berjumlah 39 orang. Karakteristik responden penelitian

meliputi umur, tinggi badan,dan berat badan.

Tabel 4.1: Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan


Umur Responden.

Karakteristik Umur Responden


Responden N=39 Prosentase (%)
18 13 33,3
19 15 38,5
20 7 17.9
21 4 10,3
Total 39 100
Sumber data : Data Primer yang diolah 2014
Hasil penelitian berdasarkan umur responden D3 kebidanan yang

mengalami obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati

Yogyakarta didapatkan umur terbanyak yaitu 19 tahun sejumlah 15 orang

(38,5%).
Tabel 4.2: Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan

Tinggi Badan Responden.

Karakteristik Tinggi Responden


Badan Responden N=39 Prosentase (%)
<154 cm 14 35,9
154 cm - 156 cm 9 23,1
>156 cm 16 41,0
Total 39 100
Sumber data : Data Primer diolah 2014

Hasil penelitian berdasarkan tinggi badan responden D3 kebidanan

yang mengalami obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati


61

Yogyakarta didapatkan tinggi badan respoden terbanyak yaitu >156 cm

berjumlah 16 orang (41,0%).


Tabel 4.3: Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan

Berat
Badan Responden.

Karakteristik Berat Badan Responden


Responden N=39 Prosentase (%)
> 52 Kg 39 100
Total 39 100
Sumber data : Data Primer diolah 2014

Hasil penelitian berdasarkan tinggi badan responden D3 kebidanan

yang mengalami obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati

Yogyakarta dilihat dari berat badan responden terbanyak yaitu >52 kg

berjumlah 39 orang (100%).

3. Dukungan Sosial

Dukungan sosial adalah pernyataan atau pengakuan mahasiswa

seberapa besar sikap dan dukungan secara emotional dari orang tua,

teman, dan dosen terhadap masalah yang dialami oleh mahasiswa.

Penilaian dukungan sosial mahasiswa D3 kebidanan yang mengalami

obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta dapat

dilihat pada table 4.4.


62

Tabel 4.4: Distribusi Frekuensi Dukungan Sosial Mahasiswa D3


Kebidanan yang Mengalami Obesitas di Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta..

Karakteristik Dukungan Responden


Sosial Responden N=39 Prosentase (%)
Tinggi 26 66,7
Sedang 13 33,3
Total 39 100
Sumber data : Data primer diolah 2014

Hasil penelitian berdasarkan dukungan sosial pada mahasiswa D3

kebidanan yang mengalami obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Respati Yogyakarta didapatkan mayoritas berkategori “tinggi”

dengan frekuensi sebanyak 26 orang (66,7%).

Selain hasil dari dukungan sosial mahasiswa peneliti juga

mencantumkan hasil dari jenis dukungan sosaial yaitu dukunagan

emosional, dukungan informasi, dukungan instrumental, dan dukungan

penilaian yang dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5: Distribusi Frekuensi Dukungan Emosional Mahasiswa D3


Kebidanan yang Mengalami Obesitas di Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta.

Dukugan Emosional Responden


N=39 Prosentase (%)
Tinggi 1 12,8
Sedang 31 79,5
Rendah 3 7,7
Total 39 100
Sumber data : Data primer diolah 2014

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil dukungan emosional pada

mahasiswa D3 kebidanan yang mengalami obesitas di Fakultas Ilmu


63

Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta yaitu dukungan emosional

dengan mayoritas berkategori “sedang” sebanyak 31 orang (79,5%).

Tabel 4.6: Distribusi Frekuensi Dukungan Informasi Mahasiswa D3


Kebidanan yang Mengalami Obesitas di Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta.

Dukugan Informasi Responden


N=39 Prosentase (%)
Tinggi 24 61,5
Sedang 14 35,9
Rendah 1 2,6
Total 39 100
Sumber data : Data primer diolah 2014
Berdasarkan penelitian didapatkan hasil dukungan informasi pada

mahasiswa D3 kebidanan yang mengalami obesitas di Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta yaitu dukungan informasi

dengan mayoritas berkategori “tinggi” sebanyak 24 orang (61,5%).

Tabel 4.7: Distribusi Frekuensi Dukungan Instrumental Mahasiswa D3


Kebidanan yang Mengalami Obesitas di Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta.

Dukugan Instrumental Responden


N=39 Prosentase (%)
Tinggi 21 53,8
Sedang 16 41,0
Rendah 2 5,1
Total 39 100
Sumber data : Data primer diolah 2014

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil dukungan instrumental pada

mahasiswa D3 kebidanan yang mengalami obesitas di Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta yaitu dukungan instrumental

dengan mayoritas berkategori “tinggi” sebanyak 21 orang (53,8%).


64

Tabel 4.8: Distribusi Frekuensi Dukungan Penilaian Mahasiswa D3


Kebidanan yang Mengalami Obesitas di Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta.

Dukugan Penilaian Responden


N=39 Prosentase (%)
Tinggi 24 61,5
Sedang 13 33,3
Rendah 2 5,1
Total 39 100
Sumber data : Data primer diolah 2014

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil dukungan penilaian pada

mahasiswa D3 kebidanan yang mengalami obesitas di Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta yaitu dukungan penilaian

dengan mayoritas berkategori “tinggi” sebanyak 24 orang (61,5%).

4. Konsep Diri

Konsep diri adalah seberapa besar pernyataan atau pengakuan tentang

kesadaran mahasiswa akan kondisi dirinya yang nantinya bisa mejadi

masalah pada dirinya atau sebaliknya. Penilaian konsep diri mahasiswa D3

kebidanan yang mengalami obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Respati Yogyakarta dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9: Distribusi Frekuensi Konsep Diri Mahasiswa D3 Kebidanan


yang Mengalami Obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Respati Yogyakarta.

Karakteristik Konsep Diri Responden


Responden N=39 Prosentase (%)
Positif 30 76,9
Negatif 9 23,1
Total 39 100
Sumber data : Data primer diolah 2014
65

Berdasarkan tabel 4.9 distribusi frekuensi konsep diri pada mahasiswa

D3 kebidanan yang mengalami obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Respati Yogyakarta mayoritas berkategori “Positif” dengan

frekuensi sebanyak 30 orang (76,9%).

5. Dukungan Sosial dan Konsep Diri

Tabel 4.10: Dukungan Sosial dan Konsep Diri Mahasiswa D3 Kebidanan


yang Mengalami Obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Respati Yogyakarta.

Kategori Konsep Diri Total


Dukungan Positif Negatif
Sosial F % F % F %
Tinggi 24 92,3 2 7,7 26 100
Sedang 6 46,2 7 53,8 13 100
Total 30 76,9 9 23,1 39 100
Sumber data : Data primer diolah 2014

Berdasarkan tabel 4.10 distribusi frekuensi dukungan sosial dan

konsep diri pada mahasiswa D3 kebidanan yang mengalami obesitas di

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta yang memiliki

konsep diri positif berjumlah 30 orang (76,9%) dengan mayoritas

dukungan sosial berkategori tinggi sebanyak 24 orang (92,3%).

6. Hasil Uji Fisher’s Exact Test dan Keeratan Hubungan

Analisis bivariat dilakukan dengan Fisher’s Exact Test dengan taraf

signifikan kesalahan 95%, menggunakan tabel 3x2 untuk melihat nilai p-

value antara variabel bebas dan variabel terikat yaitu dukungan sosial dan

konsep diri pada mahasiswa D3 kebidanan yang mengalami obesitas di


66

Fisher’s Exact Test


Exact Sig. (2- Exact Sig. (2-
sided) sided)
0,003 0,003

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta. Tingkat

kemaknaan atau keeratan hubungan dengan menggunakan uji koefisien

kontingensi.

Tabel.4.11: Hubungan Dukungan Sosial dengan Konsep Diri Mahasiswa


D3 Kebidanan yang Mengalami Obesitas di Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta

Pengamatan

Hubungan dukungan sosial


dengan kosep diri pada
mahasiswa D3 Kebidanan yang
mengalami obesitas di Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas
Respati Yogyakarta
Sumber data : Data primer diolah 2014

Pada tabel 4.11 menunjukan bahwa hasil jika analisis

menggunakan uji Fisher’s Exact Test karena jika menggunakan chi-

square tidak memenuhi syarat yaitu nilai E<5 lebih dari 20%. Jadi,

didapatkan nilai p-value= 0,003<0,05 yang berarti ada hubungan


antara dukungan sosial dengan konsep diri mahasiswa D3 kebidanan

yang mengalami obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Respati Yogyakarta.

Tabel.4.12. Distribusi Frekuensi Keeratan Hubungan Dukungan Sosial


dengan Konsep Diri Mahasiswa D3 Kebidanan yang
Mengalami Obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Respati Yogyakarta

Contingency Coefficient
Keeratan Hubungan Value Approx. Sig
Hubungan dukungan sosial dengan 0,459 0,001
kosep diri pada mahasiswa D3
Kebidanan yang mengalami obesitas
di Fakultas Ilmu Kesehatan
67

Universitas Respati Yogyakarta


Sumber data : Data primer diolah 2014

Pada tabel 4.12 menunjukan keeratan hubungan antara dukungan

sosial dengan konsep diri mahasiswa D3 kebidanan yang mengalami

obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta

dengan p value= 0,459 yang bearti keeratan hubungannya sedang.

Keeratan hubungan dikatakan sedang apabila p value= 0,400 – 0,599.

B. Pembahasan

1. Dukugan Sosial

Responden berdasarkan umur yaitu umur terbanyak yaitu 19 tahun.

Jika dilihat dari umur merupakan responden masuk di tahap remaja.

Menurut Agustiani (2006) batasan usia remaja yaitu 12 sampai 22 tahun.

Pada tahap remaja merupakan tahap dimana remaja mencari identitas

dirinya. Hal ini didukung oleh Soetjiningsih (2004) mengatakan tugas

perkembangan remaja yaitu mencapai ukuran kebebasan atau kemandirian

dari orang tua dan membentuk identitas untuk tercapainya integritas diri

dan kematangan pribadi. Agustiani (2006) juga mengatakan salah satu

tugas remaja yaitu menerima diri sendiri dan megandalkan kemampuan

dan sumber-sumber yang ada pada dirinya. Remaja sering tidak menerima

diri sendiri karena mengalami masalah dengan kondisi fisiknya, salah

satunya yaitu kelebihan berat badan atau obesitas yang bisa diketahui

dengan mengukur tiggi badan dan berat badan.


68

Jika dilihat dari tinggi badan dan berat badan maka responden

termasuk dalam kategori obesitas yang dimana jika dihitung IMT dari

masing-masig responden semuanya melebihi 25 maka dikatakan obesitas.

Didukung oleh Rimbawan dan Albiner (2004) menyatakan obesitas adalah

kondisi kelebihan berat badan akibat penimbunan lemak yang melebihi

berat tubuh. Badan kesehatan dunia World Health Organization (2000)

dalam Rimbawan dan Albiner yang menyatakan bahwa klasifikasi

2
dikatakan obesitas apabila IMT=25,0-29,9 kg/m .

Pada usia remaja sering mengalami masalah dengan kondisi fisiknya

yaitu kelebihan berat badan atau obesitas. Permasalahan ini timbul

mungkin dikarenakan kebanyakan pada remaja putri jarang berlorahraga,

makan yang tidak teratur, lingkungannya dan aktivitas fisik yang mereka

lakukan. Hal ini didukung oleh Soetjiningsih (2004) mengatakan bahwa

pada masa remaja mereka mulai memperhatikan apakah tubuhnya terlalu

gemuk atau kurus dan bagaimana menjaga bentuk tubuh yang ideal. Pada

umumnya remaja putri mengkhawatirkan bila dirinya terlalu gemuk atau

terlalu tinggi. Menurut Andriani dan Bambang (2004) mengatakan

terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor yaitu faktor genetik, faktor

lingkungan (pola hidup), faktor psikis (fikiran seseorang bisa

mempegaruhi kebiasaan makannya), faktor kesehatan, Perkembangann

dan obat-obatan. Menurut Dwijayanti (2007) faktor yang mempengaruhi

terjadinya obesitas yaitu riwayat obesitas dalam keluarga, lingkungan,

nutrisi, faktor psikologik, penyakit, dan faktor sosiokultural.


69

Hasil penelitian yang dilakukan peneliti diketahui dari 39 responden

yang mengalami obesitas mendapat dukungan sosial dengan mayoritas

berkategori “tinggi” atau bisa dikatakan responden mendapat dukungan

dari orang terdekatnya yaitu bisa dari orang tua, temen, dosen. Penelitian

ini juga didukung oleh hasil penelitian Bina (2013) Hubungan Dukungan

Sosial dengan Tingkat Gambaran Diri Remaja Kelas VII di SMP 3 Depok,

Sleman Yogyakarta yaitu 120 siswa 96,0% mendapat dukungan sosial.

Kemudian penelitian Agmarina (2010) Hubungan Dukungan Sosial Teman

Sebaya Reguler dengan Penyesuaian Sosial Pada Siswa Kelas VI

Akselerasi SD Bina Insani Bogor yaitu bahwa terdapat hubungan positif

antara dukungan sosial teman sebaya reguler dengan penyesuaian sosial

siswa akselerasi. Hasil analisis di atas menunjukkan skor korelasi rxy =

0,394 dengan signifikansi 0,031 (p<0,05) artinya semakin tinggi dukungan

sosial teman sebaya non-akselerasi maka akan semakin tinggi pula

penyesuaian sosial siswa akselerasi. Penelitian Nurmalasari (2007)

menyatakan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan

antara dukungan sosial dengan harga diri pada remaja penderita penyakit

lupus. Penelitian Rensi (2010) menyatakan bahwa dukungan sosial

berpengaruh terhadap prestasi belajar. Juga ditemukan adanya pengaruh

positif dari konsep diri terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini

menunjukkan bahwa remaja mendapatkan dukungan sosial dari orang tua,

dosen dan teman-temannya. Dukungan sosial bisa dikatakan tinggi karena

perhatian, kepedulian, didengarkan, dicintai, diperhatikan, memberi


70

ungkapan penghargaan akan hal positif yang dimiliki remaja, memberikan

bantuan langsung berupa uang atau meluangkan waktu, nasehat, informasi

orang tua atau keluarga, dosen maupun teman-temannya.

Hasil penelitian dari jenis dukungan sosial didapatkan dukungan

emoasional maoritas “sedang” dikarenakan perhatian dan kepedulian

terhadap keluhan mengenai perubahan fisik yang dialami mahasiswa

masih kurang dari dapatkan dari dosen jika dibandingkan dengan orang tua

dan teman. Hal ini bisa terjadi mungkin karena mahasiswa kebanyakan

peratau sehingga untuk perhatian dan kepedulian tetap didapakan oleh

mahasiswa. Sedangkan dukungan informasi, dukungan instrumental,

dukungan penilaian mayoritas “tinggi”. Hali ini dikarenakan mahasiswa

D3 kebidanan yang mengalami obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Respati Yogyakarta mendapatkan dukungan dari orang-orang

terdekat berupa informasi mengenai perubahan fisik yang terjadi dan

mahasiswa sendiri merupakan mahasiswa kesehatan yang pastinya telah

mendapatkan informasi mengenai perubahan fisik. Kemudian mahasiswa

kebanyakan peratau sehingga untuk bantuan langsung di dapatkan dari

orang tuanya. Orang-orang terdekat mahasiswa dapat meluangkan waktu

untuk mendengarkan keluhan yang dirasakan mahasiswa dan orang-orang

terdekat mahasiswa juga sering memberikan ungkapan positif dengan

kondisi yang dialami mahasiswa. Hal ini didukung oleh Videbeck (2008)

mengatakan dukungan sosial merupakan dukungan emosional yang berasal

dari teman, anggota keluarga, bahkan pemberi perawatan kesehatan yang


71

membantu individu ketika suatu masalah muncul. Hubungan sosial yang

baik dengan keluarga atau teman terbukti memperbaiki kesehatan dan

kesejahteraan pada individu (Bisconti dan Bergeman, 1999 dalam

Videbeck, 2008)

Lingkungan sosial yang dimilki mahasiswa D3 kebidanan yang

mengalami obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati

Yogyakarta adalah orang-orang terdekat dengan mereka yaitu orang tua,

dosen, dan teman-teman sehingga dengan dukungan sosial yang cukup

tinggi dapat menunjukkan bahwa orang-orang terdekat mahasiswa

memberikan dukungan sosial. Dukungan sosial dapat berupa informasi

verbal ataupun non-verbal, saran, batuan nyata atau tigkah laku yang

diberikan oleh orang yag akrab dengan subjek didalam lingkungan

sosialnya atau yag berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan

keuntungan emosioal atau pengaruh tingkahlaku penerimanya (Gottlieb,

1983 dalam Kuntjoro, 2002). Mendapatkan dukungan sosial dari orang

tua, dosen, dan teman berupa informasi, perhatian, diperhatikan, dengan

masalah yang dihadapi remaja akan memilki konsep diri yang positif.

2. Konsep Diri

Hasil penelitian yang dilakukan peneliti diketahui bahwa sebagian

besar responden berada dalam kategori konsep diri positif dikarenakan

mahasiswa memilki ketepatan dalam memperkirakan, merasakan,

memikirkan maupun menyikapi ukuran, bentuk, berat tubuhnya sesuai


72

dengan pertumbuhan tubuh. Jika dilihat dari ideal diri mahasiswa masih

bisa berperilaku berdasarkan standar, gambaran dirinya mahasiswa masih

bisa menerima kodisi tubuhnya yang gemuk karena walaupun gemuk

masih ada ketertariakan lain pada mahasiswa. Dilihat dari harga diri

mahasiswa yaitu masih tinggi karena masih kebanyakan mahasiswa

menganggap dirinya tetap menarik walupun megalami obesitas dan pean

diri mahasiswa masih berintraksi dengan lingkungan sosialnya. Kemudian

dilihat dari identitas diri mahasiswa yaitu perasan mahasiswa yang merasa

tidak berbeda dengan teman-temannya dan mampu menerima dirinya

Maka disimpulkan bahwa pada mahasiswa D3 kebidanan yang mengalami

obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta

memiliki konsep diri yang positif, karena adanya dukungan dari orang-

orang terdekat seperti oarag tua, teman, dosen, bahkan pacar, sehingga

mahasiswa mampu menkonseptualisasi dirinya sehingga bisa menerima

perubahan yang terjadi pada dirinya. Hal ini didukung dengan pengertian

konsep diri menurut Sarwono dan Eko (2009) konsep diri merupakan

kesadaran seseorang mengenai siapa dirinya. Menurut Stuart (2006)

menyatakan konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan, dan

kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan

mempengaruhi hubungannya dengan orang lain.

Pada mahasiswa D3 kebidanan yang mengalami obesitas di Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta terdapat juga mahasiswa

memilki konsep diri negatif. Hal ini bisa terjadi mungkin karena
73

kurangnya dukungan dari orang-orang terdekat seperti keluarga, teman

pacar, dan orang terdekat lainnya. Kemudian bisa juga karena penampilan

dari tubuh mahasiswa yang obesitas, perkembangan maupun stressor yang

dialami oleh mahasiswa. Didukung oleh Dwijayanthi (2011) menyakan

bahwa pada obesitas merupakan contributor utama membuat orang merasa

tidak percaya diri, menganggap dirinya jelek, putus asa, dan menerima

berbagai kosekuensi sosial yang negative, seperti olok-olok, praduga

negative, isolasi sosial dan diskriminasi. Menurut Andriani dan Bambang

(2012) faktor psikis yang terjadi pada orang yang megalami obesitas yaitu

banyak orang memberikan reaksi terhadap emosinya, salah satu gangguan

emosi adalah persepsi diri yang negatif.

Hasil penelitian dari komponen konsep diri didapatkan citra diri, ideal

diri, harga diri, peran diri dan identitas diri dari mahasiswa yaitu positif.

Hal ini dikarenakan mahasiswa mendapat dukungan dari orang sekitar

seperti orang tua, teman-temanya sehingga mahasiswa mampu mengatasi

masalahnya seperti menerima perubahan yang bentuk tubuh terjadi pada

dirinya, tidak malu dengan bentuk tubuh yang gemuk, tetap menjalankan

tugasnya sebagai mahasiswa dengan baik, dan menganggap dirinya unik

walaupun dengan kondisinya yang gemuk. Hubungan sosial yang baik

dengan keluarga atau teman terbukti memperbaiki kesehatan dan

kesejahteraan pada individu (Bisconti dan Bergeman, 1999 dalam

Videbeck, 2008). Kemudian penelitian kualitatif Citra (2009) Konsep Diri

Remaja Awal Putri yang Mengalami Obesitas dengan hasil ketiga remaja
74

awal memiliki hasil konsep diri yang berbeda. Subjek pertama dan ketiga

menujukkan konsep diri positif, sementara subjek kedua menujukkan

konsep diri negatif. Penelitian Elvina (2011) menyatakan Lebih dari

separuh remaja SMP Kartika 1-7 Padang yang mengalami obesitas (57%)

memiliki gambaran diri positif, (57%) memiliki harga diri positif, (57%)

memiliki ideal diri positif. (57%) memiliki penampilan peran positif,

(51%) memiliki identitas diri negatif.

Gambaran konsep diri remaja awal yang mengalami obesitas terbentuk

melalui pengalaman dan interaksi subjek yang diperolehnya dari

lingkungan dan bagaimana individu tersebut menafsirkan pengalaman

yang diperolehnya tersebut. Hal ini juga berhubungan dengan faktor yang

mempegaruhi konsep diri adalah perkembangan, keluarga dan budaya,

stresor, sumber daya, riwayat keberhasilan dan kegagalan serta penyakit

(Kozier, 2010). Hurlock (1999) menyatakan ”fisik remaja dapat

mempengaruhi konsep dirinya”. Pada masa ini, remaja mulai berpikir

mengenai tampang dan bentuk badan idaman akibat adanya berbagai

perubahan. Bentuk badan merupakan suatu hal yang sangat mencemaskan

anak remaja. Dalam masa pencarian identitas ini, remaja sangat sensitive

dengan informasi dan hal-hal yang baru sehingga mudah terpengaruh oleh

teman sebaya, keluarga ataupun media massa. Dengan demikian, adanya

kecendrungan menjadi gemuk atau mengalami obesitas dapat mengganggu

masa remaja.
75

Berdasarkan uraian tersebut mahasiswa dapat memilki konsep diri

yang positif maupun negatif itu bisa dikarenakan oleh ada atau tidaknya

dukungan sosial dari masalah obesitas yang dialami oleh mahasiswa,

penilaian diri yang baik, dan usia mahasiswa yang mulai beranjak dewasa.

Hal ini didukung oleh Hurlock (1980) kondisi-kondisi yang

mempengaruhi konsep diri pada remaja yaitu usia kematangan,

penampilan diri, nama dan julukan, hubungan keluarga, teman-teman

sebaya, kreativitas, dan cita-cita. Memiliki dukungan sosial dapat memilki

pegaruh positif yang kuat pada kemampuan individu melakukan koping

dan beradaptasi (Buchanan, 1995 dalam Videbeck, 2008).

3. Hubungan Dukungan Sosial dengan Konsep Diri

Hasil hubungan antara dukugan sosial dengan konsep diri pada

mahasiswa D3 kebidanan yang mengalami obesitas di Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta di ketahui ada hubungan antara

dukungan sosial dengan kosep diri mahasiswa. Pada penelitian ini peneliti

menggunakan uji statistik dengan mengguakan Fisher’s Exact Test

diketahui nilai p-value sebesar 0,003, dimana nilai nilai p-value

0,003<0,05. Ketentuan yang berlaku adalah apabila p-value < dari 0,05

maka Ha diterima dan H0 ditolak, dan apabila nilai p-value > dari 0,05

maka Ha ditolak dan H0 diterima. Hasil penelitian menunjukkan p-

value=0,003 < 0,05 dapat dismpulkan bahwa ada hubungan antara

dukungan sosial dengan konsep diri pada mahasiswa D3 kebidanan yang


76

mengalami obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati

Yogyakarta.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

antara dukungan sosial dengan konsep diri pada mahasiswa yang

mengalami obesitas. Hal ini dikarenakan konsep diri dari mahasiswa

dipengaruhi oleh dukungan sosial yaitu bisa dari orang tua, keluarga,

dosen, teman maupun pacar. konsep diri dari mahasiswa bisa juga

dipengaruhi penampilannya terutama bentuk tubuh yang dimiliki

mahasiswa, stressor yang dialami mahasiswa. Sehingga menjadikan

konsep diri pada mahasiswa menjadi positif. Hasil penelitian didukung

peneilitian yang dilakukan oleh Hurlock (1980) kondisi-kondisi yang

mempengaruhi konsep diri pada remaja yaitu usia kematangan,

penampilan diri, nama dan julukan, hubungan keluarga, teman-teman

sebaya, kreativitas, dan cita-cita. Menurut (Hill, 1983 dalam Agustiani

2006) perubahan tampilan fisik pada remaja harus menyesuaikan diri

terhadap lingkungan disekitarya. Perubahan ini berpengaruh terhadap self

image dan menyebabkan perasaan diri berubah. Hubungan dengan

keluarga akan meunjukkan kebutuhan akan privacy yang cukup tinggi.

Konsep diri terbentuk karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah

satunya adalah penampilan fisik (Hurlock, 1980). Pada remaja awal

khususnya remaja putri, penampilan fisik merupakan hal yang sangat

penting karena pada masa ini individu mulai banyak berinteraksi dengan

lingkungan sosialnya dan juga lawan jenisnya.


77

Pada usia remaja mulai berpikir mengenai tampang dan bentuk badan

idaman akibat adanya berbagai perubahan. Bentuk badan merupakan suatu

hal yang sangat mencemaskan anak remaja. Dalam masa pencarian

identitas ini, remaja sangat sensitive dengan informasi dan hal-hal yang

baru sehingga mudah terpengaruh oleh teman sebaya, keluarga. Dengan

demikian, adanya kecendrungan menjadi gemuk atau mengalami obesitas

dapat mengganggu masa remaja. Hurlock (1999) menyatakan ”fisik remaja

dapat mempengaruhi konsep dirinya”. Penelitian Bina (2013) menyatakan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan

tingkat gambaran diri remaja di SMP Negeri 3 Depok Sleman. Penelitian

Nurmalasari (2007) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif yang

sangat signifikan antara dukungan sosial dengan harga diri pada remaja

penderita penyakit lupus. Semakin tingginya dukungan sosial maka akan

semakin tinggi pula harga diri pada remaja penderita penyakit lupus,

begitu juga sebaliknya. Kemudian penelitian Rensi (2010) menyatakan

bahwa dukungan sosial berpengaruh terhadap prestasi belajar. Juga

ditemukan adanya pengaruh positif dari konsep diri terhadap prestasi

belajar siswa. Berdasarkan uraian diatas mendukung bahwa dukungan

sosial ada hubugannya dengan konsep diri mahasiswa D3 kebidanan yang

mengalami obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati

Yogyakarta.
78

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan secara maksismal, tapi ada beberapa

keterbatasan penelitian yaitu waktu penelitian berdekatan bahkan bersamaan

dengan waktu kuliah sehingga sulit untuk bertemu dengan responden. Dalam

penelitian ini peneliti hanya menanyakan dengan lembar kuesioner tanpa

melakukan interview untuk mengklarifikasi hasil kuesioer sehingga mungkin

saja ada mahasiswa yang tidak jujur dalam menjawab.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan peyajian data dan pembahasan dalam penelitian ini

menujukkan bahwa

1. Ada hubungan antara dukugan sosial dengan konsep pada mahasiswa D3

kebidanan yang mengalami obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan Uiversitas

Respati Yogyakarta dengan nilai p value= 0,003<0,05.

2. Sebagian besar responden mendapat dukugan sosial berkategori “tinggi”

dengan frekuensi sebanyak 26 orang (66,7%).

3. Jenis dukungan sosial responden yaitu dukungan emosional berkategori

“sedang” sebanayak 31 orang (79,5), dukungan informasi dengan

berkategori “tinggi” sebanyak 24 orang (61,5%), dukungan instrumental

dengan berkategori “tinggi” sebanyak 21 orang (53,8%), dan dukungan

penilaian dengan berkategori “tinggi” sebanyak 24 orang (61,5%).

4. Sebagian besar responden mendapat konsep diri berkategori “Positif”

dengan frekuensi sebanyak 30 orang (76,9%).

5. Keeratan hubungan antara dukugan sosial dengan konsep diri pada

mahasiswa D3 kebidanan yang mengalami obesitas di Fakultas Ilmu

Kesehatan Uiversitas Respati Yogyakarta yaitu dengan p value= 0,459

yang bearti keeratan hubungannya sedang. Keeratan hubungan dikatakan

sedang apabila p value= 0,400 – 0,599.

79
80

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta

Diharapkan menambah pegetahuan dan dapat dijadikan sebagai acuan

bagi mahasiswa untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan dari

obesitas yang dialami oleh mahasiswa.

2. Bagi Dosen D3 Kebidanan

Diharapkan pada dosen untuk lebih memberikan dukungan sosial

berupa dukungan emosional dapat berupa perhatian dan kepedulian

terhadap keluhan mengenai perubahan fisik yang dialami mahasiswa,

dukugan informasi dapat berupa nasehat, saran maupu informasi mengenai

perubahan fisik yang terjadi pada mahasiswa, dukungan instrumental dapat

berupa meluangkan waktu untuk mendengarkan keluhan yang

diungkapkan mahasiswa, bila perlu ditingkatkan dengan cara melakukan

seminar-seminar membahas pola hidup sehat dan psikis yang terjadi pada

mahasiwa yang membutuhkan dukungan sosial dari dosen.

3. Bagi Universitas Respati Yogyakarta

Diharapkan menindaklanjuti hasil penelitian ini dengan membuat

program kerja bagi universitas untuk memberikan informasi kesehatan dan

konseling mengenai konsep diri pada remaja obesitas.


81

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Melakukan penelitian hubungan dukungan sosial dengan konsep diri

remaja dengan mengembangkan lagi kuesioner yang akan digunakan,

menentukan spesifikasi jenis kelamin dan variabel lain yang dapat

mempengaruhi konsep diri.


DAFTAR PUSTAKA

Adriani, Merryana & Bambang Wirjatmadi. 2012. Pengantar Gizi Masyarakat.


Jakarta: Kharisma Putra Utama.

Anonim. 2009. Bebas Masalah Berat Badan. Yogyakarta : KANISIUS (Anggota


IKAPI).

Agustiani, Hendrianti. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Refika


Aditama.

Agmarina. Zahra. 2010. ”Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya Reguler


dengan Penyesuaian Sosial Pada Siswa Kelas VI Akselerasi SD Bina
Insani Bogor“. Skripsi. Universitas Diponegoro.

Arhundana, Andi Imam. 2012.


http://catatanseorangahligizi.wordpress.com/2012/04/ di unduh tangal 7
feb 2014 jam 10;19.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Renika Cipta.

Astawan, Made & Andreas Leomitro. 2009. Khasiat Whole Grain Makanan Kaya
Serat Untuk Hidup Sehat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Anggota
IKAPI.

Azwar, Saifuddin. 2006. Reabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Azizah, Lilik. M. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Bina, Maria Yoanita. 2013. “Hubungan Dukungan Sosial dengan Tingkat


Gambaran Diri Remaja Kelas VII di SMP 3 Depok, Sleman Yogyakarta”.
Skripsi. Universitas Respati Yogyakarta.

Citra, Ajeng Furida. 2009. “Konsep Diri Remaja Awal Putri yang Mengalami
Obesitas”. Jurnal. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.

Dwinantoaji, Hastoro. 2011. “Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan


Derajat Depresi Pada Siswa Sekolah Dasar di Negeri Yogyakarta”.
Skripsi. Universitas Gajah Mada.
Efendy, Ferry & Makhfudli. 2009. “Keperawaan Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik Dalam Keperawatan”. Jakarta: Salemba Medika.

Elvira. 2011. “Hubungan Obesitas dengan Kosep Diri Remaja SMP Kartika 1-7
Padang”. Skripsi. Universitas Andalas Padang.
Friedman, Marilyn M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, &
Praktik Ed 5. Jakarta : EGC.

Ghufron, M. Nur & Rini Risnawita S. 2011. Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta:


Ar-ruzz Media.

Harlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan Ed.5. Jakarta


:ERLANGGA.

Harmanto, Ning. 2006. Ibu Sehat Dan Cantik Dengan Herbal. Jakarta: PT Alex
Media Komputindo.

Haryanto. 2010. Jenis-jenis Konsep Diri. http://belajarpsikologi.com/jenis-jenis-


konsep diri/. Diakses tanggal 8 Desember 2013.

Herawati, Mansyur. 2009. Psikologi Ibu dan Anak Untuk Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika.

Hidayat, Aziz Alimul. 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisa
Data. Jakarta: Salemba Medika.

Keliat, Budi Anna dan Akemat. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional
Jiwa. Jakarta: EGC.

Kozier,Barbara,dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses,


dan Praktik. Jakarta: EGC.

Lauter, P. 2006. Tes Kepribadian. Jakarta: Gaya Media Pratama.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Dukungan Sosial Pada Lansia. http://www.e-


psikologi/artikel_detail.asp.htm. 04 Mei 2012.

Kuntjoro, Z. S. 2002. Dukungan Sosial Pada Lansia. Jakarta : EGC.

Nurmalasari, Yanni. 2007. “Hubungan Dukugan Sosial dengan Harga Diri Pada
Remaja Penderita Penyakit Lupus, Depok, Jakarta”. Skripsi. Universitas
Gunadarma.

Nursalam & Ninuk. 2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi


HIV/AIDS. Jakarta : Salemba Medika.

Potter, Patricia .A & Anne G. Perry. 2010. Fundamental Keperawatan edisi 7.


Jakarta: Salemba Medika.

Rahmat, Jalaluddin. 2003. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Rensi. 2010. ”Dukungan Sosial, Konsep Diri, dan Prestasi Belajar Siswa SMP
Kristen YSKI Semarang”. Skripsi. Universitas Katholik Soegijapranata.

Rianto, Agus. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:


Nuha Medika.

Rimbawan & Albiner Siagan. 2004. Indeks Glikemik Pangan. Jakarta: Penebar
Swadaya.

Sahputra, Naam. 2009. “Hubungan Konsep Diri dengan Prestasi Akademik


Mahasiswa S1Keperawatan Semester III Kelas Ekstensin PSIK USU
Medan”. Skripsi. Universitas Sumatra Utara, Medan.

Sargowo, Djanggan. 2009. “Pengaruh Komposisi Asupan Makan Terhadap


Komponen Sindroma Metabolik padaRemaja Di Kota Malang”.
Penelitian. Departemen Pendidikan Nasional Universitas Brawijaya.

Sarwono, Sarlito dan Eko Meinarno. 2011. Psikolgi Sosial. Jakarta : Salemba
Humanika.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :


Rineka Cipta.

Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta:


CV SAGUNG SETO.

Stuart, Gail Wiscarz. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 5. Jakarta: EGC.

Sugiyono. 2010. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

________. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

________. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sujarweni, V. wiratna & Poly Endrayanto. (2011). Statistika Untuk Penelitian.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suliswati. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Sumanto, Agus. 2009. Tetap Langsing dan Sehat Dengan Terapi Diet. Jakarta
Selatan: Agro Media Pustaka.

Sunyoto, Danang. 2012. Uji Validitas dan Reabilitas. Yogyakarta: Nuha Medika.

Syafiq, dkk.2007. Gizi dan kesehatan masyarakat . Jakarta: PT raja grafindo


persada.
Tarwoto dan Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Tuto, Maria Martina Dolorosa. 2013. “Hubungan Konsep Diri dengan Perilaku
Caring Perawat Pelasana di Bangsal Mawar dan Cempaka RSUD
Penambahan Senopati Bantul, Yogyakarta”. Skripsi. Universitas Respati
Yogyakarta.

Videbeck, Sheila. 2008. Buku Ajaran Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.


LAMPIRAN
Lampiran 6

PERMOHONAN MENJADI PENELITI


Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Respati Yogyakarta:
Nama : David Haryanto
Nim : 10130018
Alamat : Jalan Sengon, Janti Bantulan No 180 B DIY
Akan melakukan penelitian dengan judul ”Hubungan Dukungan
Sosial dengan Konsep Diri pada Mahasiswa D3 Kebidanan yang
Mengalami Obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati
Yogyakarta”. Untuk itu saya memohon kesediaan saudara/(i) untuk
menjadi asisten penelitian dalam penelitian ini. Jika saudara setuju dan
bersedia menjadi asisten penelitian, maka saya memohon kesediaan
saudara/(i) untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi asisten
penelitian.
Atas kesediaan dan partisipasi saudara/(i) dalam penelitian ini saya
ucapkan terima kasih.

Peneliti

David Haryanto
Lampiran 7

PERSETUJUAN MENJADI ASISTEN PENELITIAN


Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
NIM :
Alamat :
Dengan ini menyatakan bersedia menjadi asisten penelitian. Saya
akan membantu peneliti selama penelitian ini dengan bersedia untuk
membantu menyebarkan kepeda responden atau mahasiswa D3 kebidanan
yang mengalami obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati
Yogyakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa
paksaan dari pihak manapun.

Yogyakarta, 25 April 2014


Peneliti Tertanda

( David Haryanto) (Siti Virgina Lantong)


Lampiran 8

SURAT PERMOHONAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN


Kepada,
Yth.Calon Responden Penelitian
Di Universitas Respati Yogyakarta
Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : David Haryanto
Nim : 10130018
Adalah mahasiswa Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan Falkutas
Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta yang sedang melakukan
penelitian tentang “Hubungan Dukungan Sosial dengan Konsep Diri pada
Mahasiswa D3 Kebidanan yang Mengalami Obesitas di Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta”.
Saya menyatakan bahwa penelitian ini tidak akan menimbulkan
akibat yang merugikan anda sebagai responden. Kerahasiaan semua
informasi yang diberikan akan dijaga dan digunakan sebagaimana
mestinya. Apa bila semua informasi yang diberikan akan dijaga dan
digunakan sebagai manamestinya. Apabila anda menyutujui untuk menjadi
responden, maka saya akan memohon kesediaannya menanda tangani surat
persetujuan dan mengisi kuesioner yang telah disediakan.
Atas perhatian dan kesediaan dan menjadi responden, saya ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya.
Yogyakarta, 28 Juni 2014
Peneliti

David Haryanto
Lampiran 9
KUESIONER DUKUNGAN SOSIAL

1. Identitas Responden
Jawablah dan isilah titik-titik dibawah ini:
Nama :
NIM :
Umur :
Tinggi Badan :
Berat Badan :
Apakah anda memiliki cacat fisik pada salah satu bagian tubuh anda ?
Ya/Tidak kalau ada, Pada bagian tubuh manakah ?
2. Petunjuk Pengisian
a. Berilah tanda (√ ) pada kolom yang telah disediakan sesuai pilihan
saudari. Tidak ada jawaban yang benar dan salah sehingga pilihlah
yang sesuai dengan kondisi saudari.
b. Yang dimaksud dengan “teman” meliputi teman-teman di kampus dan
lingkungan tempat tinggal.
c. Pilihan yang disediakan:
Ya/Tidak
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Orang tua saya memberikan informasi mengenai
kegemukan yang terjadi pada masa remaja.
2 Orang tua acuh tak acuh setiap saya mengeluhkan
kegemukan yang saya alami.
3 Orang tua saya tidak memperhatikan kecemasan yang
saya alami karena kegemukan.
4 Orang tua keberatan mengeluarkan uang untuk saya
melakukan fitness.
5 Orang tua peduli dengan kegumukan yang saya alami.
6 Orang tua selalu mensupport apapun kondisi fisik saya.
7 Orang tua tidak pernah menyuruh saya untuk
melakukan diet.
8 Orang tua tidak memperhatikan ketika saya
membicarakan tentang berat badan.
9 Orang tua tidak pernah mengajukan saya untuk rajin
berolahraga.
10 Dosen menanyakan bagaimana perasaan saya dalam
menghadapi kegemukan yang saya alami.

11 Saya pernah ditegur oleh dosen karena tubuh saya yang


gemuk.
12 Dosen tidak pernah menyarankan saya untuk mejaga
pola makan agar badan saya tidak terlalu gemuk.

13 Dosen tidak pernah menasehati saya untuk menerima


kegemukan yang saya alami.
14 Dosen tidak pernah menegur cara berpakaian saya
dengan kondisi tubuh saya yang gemuk.
15 Dosen memperhatikan keluhan yang saya rasakan
megenai kegemukan yang saya alami
16 Teman-teman saya sering memuji penampilan fisik saya
meskipun saya gemuk.
17 Teman-teman saya sering mengejek penampilan fisik
saya
18 Teman-teman tidak keberatan untuk menemani saya
untuk pergi fitness.
19 Teman-teman memberi saya nasihat tentang kondisi
kegemukan yang saya alami.
20 Teman-teman meluangkan waktu untuk mendengarkan
keluhan saya mengenai kegemukan yang saya alami.

21 Teman-teman tidak memperdulikan ketika saya


mengeluhkan tentang kondisi badan saya yang gemuk.

22 Teman-teman megajak saya untuk mengkosumsi


makanan yang sehat.
23 Teman-teman tidak pernah mengajak saya untuk
konsultasi ke ahli gizi.
24 Teman-teman pernah mengajak saya berolahraga agar
berat badan saya turun.
Responden

( )
Lampiran 10

KUESIONER KONSEP DIRI


A. IDENTITAS RESPONDEN
Nama Responden :
NIM Responden :
Tinggi Badan :
Berat Badan :
Usia :
B. BUTIR PERNYATAAN
Konsep diri Mahasiswa D3 Kebidanan Yang Mengalami Obesitas di
Universitas Respati Yogyakarta.
Petunjuk Pengisian
Kuesioner pada penelitian ini terdapat 2 pilihan jawaban alternatif yaitu
“ya” dan “tidak”. Berilah tanda (√) pada pilihan anda.
No. Pernyataan Ya Tidak
1 Saya menyukai bentuk tubuh saya.
2 Saya merasa tidak banyak hal baik dalam diri saya
3 Meskipun saya gemuk tapi teman-teman menyukai saya karena
saya humoris.
4 Saya merasa tidak senang jika ada yang komplain dengan
kondisi saya yang gemuk.
5 Saya merasa tidak mampu mengerjakan tugas saya dengan baik
karena tubuh saya gemuk.
6 Badan saya yang gemuk membuat saya membenci diri saya
sendiri
7 Saya mampu melakukan sama seperti yang orang lain lakukan.
8 Saya tidak memiliki bentuk tubuh yang menarik.
9 Saya tidak pantang menyerah meghadapi kegemukan yang saya
alami.
10 Saya tidak memperdulikan omongan orang lain tentang
kegemukan yang saya alami.
11 Saya merasa malu dengan ukuran tubuh saya.
12 Saya merasa tetap cantik walaupun tubuh saya gemuk.
13 Memiliki tubuh yang menarik merupakan hal yang tidak penting.
14 Saya mempunyai kelebihan yang dapat saya banggakan
meskipun saya gemuk.
15 Saya merasa modis meskipun badan saya gemuk.
16 Saya tidak merasa kecewa memilki tubuh yang gemuk.

17 Saya bangga dengan kondisi tubuh yang sekarang.


18 Saya tidak melaksanakan kewajiban dengan baik sebagai
mahasiswa karena tubuh saya yang gemuk.
19 Saya melaksanakan kewajiban sebagai anak di keluarga.
20 Meskipun gemuk tapi saya memilki keunikan yang orang lain
tidak punya.

Responden

( )
Lampiran 11
JADWAL PENELITIAN

No Kegiatan Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41 2 3 4
1 Pengajuan
Judul
2 Studi
Pendahuluan
3 Panyusuan
Proposal
4 Seminar
Proposal
5 Revisi
Proposal
6 Perizinan
7 Penelitian
8 Penyusunan
Hasil Skripi
9 Seminar
Hasil
Penelitian
10 Revisi
Skripsi
Lampiran 12
RENCANA ANGGARAN PENELITIAN

NO. KEGIATAN BAHAN DAN BIAYA (Rp.)


ALAT

1. Penyusunan proposal Kertas print, tinta Rp. 250.000,-

2. Seminar Proposal Kertas print, jilid, dan Rp. 200.000.-


lain-lain.

3. Perizinan penelitian Penggandaan Rp. 200.000,-


proposal

4. Persiapan penelitian Kuesioner, souvenir Rp. 150.000,-

5. Pelaksanaan penelitian Transport, akomodasi Rp. 200.000,-

6. Laporan Skripsi Pengetikan dan Rp. 150.000,-


penjilidan

7. Biaya tak terduga Lain-lain Rp. 200.000,-

Jumlah Rp. 1.350.000,-

Yogyakarta, 28 Juni 2014


Peneliti

David Haryanto
Lampiran 14

Frequency Table

Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 18 13 33.3 33.3 33.3


19 15 38.5 38.5 71.8

20 7 17.9 17.9 89.7

21 4 10.3 10.3 100.0

Total 39 100.0 100.0

Tinggi Badan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid <154 14 35.9 35.9 35.9


154-156 9 23.1 23.1 59.0

>156 16 41.0 41.0 100.0

Total 39 100.0 100.0

Berat Badan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid >52 39 100.0 100.0 100.0


Kategori Dukungan Sosial

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Sedang 13 33.3 33.3 33.3


Tinggi 26 66.7 66.7 100.0

Total 39 100.0 100.0


Kategori Konsep Diri
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Negatif 9 23.1 23.1 23.1


Positif 30 76.9 76.9 100.0

Total 39 100.0 100.0

Dukungan Emosioal

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Rendah 3 7.7 7.7 7.7


Sedang 31 79.5 79.5 87.2

Tinggi 5 12.8 12.8 100.0

Total 39 100.0 100.0

Dukungan Informasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Rendah 1 2.6 2.6 2.6


Sedang 14 35.9 35.9 38.5

Tinggi 24 61.5 61.5 100.0

Total 39 100.0 100.0

Dukungan Instrumen

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Rendah 2 5.1 5.1 5.1


Sedang 16 41.0 41.0 46.2

Tinggi 21 53.8 53.8 100.0

Total 39 100.0 100.0


Dukungan Penilaian
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Rendah 2 5.1 5.1 5.1


Sedang 13 33.3 33.3 38.5

Tinggi 24 61.5 61.5 100.0

Total 39 100.0 100.0

Crosstabs

Kategori Dukungan Sosial * Kategori Konsep Diri Crosstabulation


Kategori Konsep Diri
Negatif Positif Total

Kategori Dukungan Sosial Sedang Count 7 6 13


Expected Count 3.0 10.0 13.0

% within Kategori Dukungan 53.8% 46.2% 100.0%

Sosial
Tinggi Count 2 24 26
Expected Count 6.0 20.0 26.0

% within Kategori Dukungan 7.7% 92.3% 100.0%

Sosial
Total Count 9 30 39
Expected Count 9.0 30.0 39.0

% within Kategori Dukungan 23.1% 76.9% 100.0%

Sosial

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square a 1 .001


10.400
b 7.963 1 .005
Continuity Correction
Likelihood Ratio 10.089 1 .001
Fisher's Exact Test .003 .003
Linear-by-Linear Association 10.133 1 .001
N of Valid Cases 39
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square a 1 .001


10.400
b 7.963 1 .005
Continuity Correction
Likelihood Ratio 10.089 1 .001
Fisher's Exact Test .003 .003
Linear-by-Linear Association 10.133 1 .001
N of Valid Cases 39

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.00.
b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures
Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .459 .001


N of Valid Cases 39

Anda mungkin juga menyukai