Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (>120x/mnt
) tekanan nadi sempit ( 120 mmHg ), tekanan darah menurun, (120/80 120/100
120/110 90/70 80/70 80/0 0/0 )
Derajat IV
Nadi tidak teaba, tekanan darah tidak teatur (denyut jantung 140x/mnt) anggota gerak
teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.
IV. TANDA DAN GEJALA
Selain tanda dan gejala yang ditampilkan berdasarkan derajat penyakitnya, tanda
dangejala lain adalah :
Hati membesar, nyeri spontan yang diperkuat dengan reaksi perabaan.
Asites
Cairan dalam rongga pleura ( kanan )
Ensephalopati : kejang, gelisah, sopor koma.
V.
PEMERIKSAAN DAN DIGNOSIS
Trombositopeni ( 100.000/mm3)
Hb dan PCV meningkat ( 20% )
Leukopeni ( mungkin normal atau lekositosis )
Isolasi virus
Serologi ( Uji H ): respon antibody sekunder
Pada renjatan yang berat, periksa : Hb, PCV berulang kali ( setiap jam atau 4-6
jam apabila sudah menunjukkan tanda perbaikan ), Faal hemostasis, FDP, EKG, Foto
dada, BUN, creatinin serum.
VI. PENATALAKSANAAN
Indikasi rawat tinggal pada dugaan infeksi virus dengue :
Panas 1-2 hari disertai dehidrasi ( karena panas, muntah, masukan kurang ) atau
kejang-kejang.
Panas 3-5 hari disertai nyeri perut, pembesaran hati, uji tourniquet positif / negatif,
kesan sakit keras ( tidak mau bermain ), Hb dan PCV meningkat.
Panas disertai perdarahan
Panas disertai renjatan.
Belum atau tanpa renjatan:
1.
Grade I dan II :
a.
Oral ad libitum atau
b.
Infus cairan Ringer Laktat dengan dosis 75 ml/Kg BB/hari untuk anak dengan BB <
10 kg atau 50 ml/Kg BB/hari untuk anak dengan BB < 10 kg bersama-sama diberikan
minuman oralit, air buah atau susu secukupnya.
Untuk kasus yang menunjukkan gejala dehidrasi disarankan minum sebnyak-banyaknya
dan sesering mungkin.
Apabila anak tidak suka minum sama sekali sebaiknya jumlah cairan infus yang harus
diberikan sesuai dengan kebutuhan cairan penderita dalam kurun waktu 24 jam yang
diestimasikan sebagai berikut :
100 ml/Kg BB/24 jam, untuk anak dengan BB < 25 Kg
Obat-obatan lain : antibiotika apabila ada infeksi lain, antipiretik untuk anti panas,
darah 15 cc/kgBB/hari perdarahan hebat.
Dengan Renjatan ;
2.
Grade III
a.
Berikan infus Ringer Laktat 20 mL/KgBB/1 jam
Apabila menunjukkan perbaikan (tensi terukur lebih dari 80 mmHg dan nadi teraba
dengan frekuensi kurang dari 120/mnt dan akral hangat) lanjutkan dengan Ringer Laktat
10 mL/KgBB/1jam. Jika nadi dan tensi stabil lanjutkan infus tersebut dengan jumlah
cairan dihitung berdasarkan kebutuhan cairan dalam kurun waktu 24 jam dikurangi cairan
yang sudah masuk dibagi dengan sisa waktu ( 24 jam dikurangi waktu yang dipakai untuk
mengatasi renjatan ). Perhitungan kebutuhan cairan dalam 24 jm diperhitungkan sebagai
berikut :
75 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dng berat badan 26-30 Kg.
Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh,
sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.
1.4 Riwayat penyakit terdahulu
Tidak ada penyakit yang diderita secara specific.
1.5 Riwayat penyakit keluarga
Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat menentukan,
karena penyakit DHF adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk aides
aigepty.
1.6 Riwayat Kesehatan Lingkungan
Biasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih seperti kaleng bekas,
ban bekas, tempat air minum burung yang jarang diganti airnya, bak mandi jarang
dibersihkan.
1.7 Riwayat Tumbuh Kembang
1.8 Pengkajian Per Sistem
1.8.1
Sistem Pernapasan
Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis, pergerakan dada
simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles.
1.8.2
Sistem Persyarafan
Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada grade IV dapat
trjadi DSS
1.8.3
Sistem Cardiovaskuler
Pada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif, trombositipeni, pada
grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat, lemah, hipotensi, cyanosis sekitar
mulut, hidung dan jari-jari, pada grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat
diukur.
1.8.4
Sistem Pencernaan
Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik, pembesarn
limpa, pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri
saat menelan, dapat hematemesis, melena.
1.8.5
Sistem perkemihan
Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan mengungkapkan nyeri sat
kencing, kencing berwarna merah.
1.8.6
Sistem Integumen.
Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif pada uji
tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan spontan pada kulit.
2.
Diagnosa Keperawatan
Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue
Resiko defisit cairan berhubungan dengan pindahnya ciran intravaskuler ke
ekstravaskuler
Resiko syok hypovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan, pindahnya
cairan intravaskuler ke ekstravaskuler
Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekwat akibat mual dan nafsu makan
yang menurun.
: An. E.C
: 9 thn
: Tambak Asri 23/27 Surabaya
: Kristen
: Ny. T
:
: Tn S
: SMA
: Karyawan swasta
: DBD Grade II
: 13 Desember 2001
2.
Keluhan Utama :
Sakit kepala, panas dan tidak nafsu makan.
3.
Senin pagi panas, dibawa ke puskesmas dapat paracetamol. Panas turun. Rabu malam
anak tiba-tiba muntah-muntah air, makan tidak mau, minum masih mau. Kamis jam 03
pagi keluar darah dari hiding pada waktu bersin, keluhan pusing, mencret air, dibawa ke
IRD.
4.
Riwayat penyakit dahulu
Sebelumnya klien tidak penah dirawat karena penyakit apapun.
5.
Riwayat penyakit keluarga
Menurut keluarga ( Ibu ) tidak ada keluarga yang dalam waktu dekat ini menderita sakit
DBD.
6.
Riwayat kesehatan lingkungan.
Menurut ibu kondisi lingkungan rumah cukup bersih, walaupun tinggal dekat kali kecil,
sekitar rumah terdapat beberapa ban bekas untuk menanam tanaman yang belum dipakai,
bak mandi dikuras setiap seminggu 1 kali. Menurut ibu seminggu yang lalu ada tetangga
gang yang menderita DHF, tetapi sekarang sudah sembuh, dan lingkungan wilayah belum
pernah disemprot.
7.
Riwayat kehamilan
Anak lahir pada usia kehamilan 7 bulan, dengan berat badan lahir 4 kg, ibu tidak tahu
mengapa kehamilannya hanya 7 bulan. Lahir spontan dan selama 1 tahun anak mendapat
imunisasi lengkap dan minum PASI Lactona s/d 2 tahun.
8.
Pengkajian Persistem
a.
Sistem Gastrointestinal
Nafsu makan menurun, anak hanya mau makan 3 sendok makan, minum tidak suka,
harus dipaksakan baru mau minum. Mual tidak ada, muntah tidak terjadi. Terdapat nyeri
tekan daerah hepar dan asites positif, bising usus 8x/mnt.
b.
Sistem muskuloskeletal :
Tidak terdapat kontraktur sendi, tidak ada deformitas, keempat ekstremitas simetris,
kekuatan otot baik.
c.
Sistem Genitourinary
BAK lancar, spontan, warna kuning agak pekat ditampung oleh ibu untuk diukur, BAB
dari malam belum ada.
d.
Sistem Respirasi.
Pergerakan napas simetris, tidak terdapt pernapasan cuping hidung, pd saat pengkajian
tanda-tanda epistaksis sudah tidak ada, Frekuensi napas 25x/menit. Bunyi nafas tambahan
tidak terdengar.
e.
Sistem Cardiovaskuler
TD : 100/60, nadi 98x/mnt, akral dingin, tidak terdapat tanda-tanda cyanosis, cap. Refill
< 3 detik, tidak terjadi perdarahan spontan, tanda-tanda petikhie spontan tidak terlihat,
hanya tanda pethike bekas rumple leed.
f.
Sistem Neurosensori
Tidak ada kelainan.
g.
Sistem Endokrin
Tidak ada kelainan.
h.
Sistem Integumen.
S : 376 turgor baik, tidak ada luka, pethikae bekas rumple leed, tidak terdapat perdarahan
spontan pada kulit.
9.
Pemeriksaan Penunjang
Hb : 11.8
Leko : 5,5
Trombo : 133
PCV : 0,30
10. Terapi
Infus D saline 1600 cc/24 jam
Minum manis
Vit B compleks / C 3 x 1
Diet TKTP 1600 Kkal + 50 gr Protein.
Nasi 3 x sehari
Susu : 3 x 200 cc
B. ANALISA DATA No
Data Etiologi
Masalah
1
S : Klien mengatakan badanya terasa panas, pusing
O : Akral dingin
Panas hari ke 2 panjang.
TTV : S : 376, Nadi 98x/mnt, TD : 100/60, RR 25x/mnt.
S : Klien mengatakan tidak suka minum dan perut terasa kenyang minum terus.
O : Turgor kulit baik
Mukosa bibir kering
Urine banyak warna kuning pekat
Panas hari ke 2 panjang
Trombosit ; 133.000
TD : 100/60, N ; 98x/mnt.
S : Klien menyatakan tidak mau makan, tetapi tidak mual.
O : KU lemah
Makan pagi hanya mau 3 sendok
Proses infeksi virus dengue
Viremia
Thermoregulasi
Peningkatan suhu tubuh
Ektravasasi cairan
Intake kurang
Cairan tubuh
Nutrisi
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1.
Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
2.
Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler
ke ekstravaskuler
3.
Resiko gangguan nutrisi kurang berhubungan dengan nafsu makan yang menurun.
D. PERENCANAAN
1.
Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi virus dengue
Tujuan : Suhu tubuh kembali normal
Kriteria : TTV khususnya suhu dalam batas normal ( 365 375 )
Membran mukosa basah.
Rencana Intervensi ;
1.
Observasi TTV setiap 1 jam
Rasional : Menentukan intervensi lanjutan bila terjadi perubahan
2.
Berikan kompres air biasa / kran
Rasional : Kompres akan memberikan pengeluaran panas secara induksi.
3. Anjurkan klien untuk banyak minum 1500 2000 ml
Rasional : Mengganti cairan tubuh yang keluar karena panas dan memacu pengeluaran
urine guna pembuangan panas lewt urine.
4. Anjurkan untuk memakai pakaian yang tipis dan menyengat keringat.
Rasional : Memberikan rasa nyaman dan memperbesar penguapan panas
5.
Observasi intake dan out put
Rasional : Deteksi terjadinya kekurangan volume cairan tubuh.
6.
Kolaborasi untuk pemberian antipiretik
Rasional : Antipireik berguna bagi penurunan panas.
2.
Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler
ke ekstravaskuler.
Tujuan : Tidak terjadi syok hipovolemik
Kriteria : TD 100/70 mmHg, N: 80-120x/mnt
Pulsasi kuat
Akral hangat
Rencana Intervensi ;
1.
Observasi Vital sign setiap jam atau lebih.
Rasional : Mengetahui kondisi dan mengidentifikasi fluktuasi cairan intra vaskuler.
2.
Observasi capillary refill
Rasional : Indikasi keadekuatan sirkulasi perifer.
3.
Observasi intake dan output, catat jumlah, warna / konsentrasi urine.
Rasional : Penurunan haluaran urine / urine yang pekat dengan peningkatan BJ diduga
dehidrasi.
4. Anjurkan anak untuk banyak minum 1500-2000 mL
Rasional : Untuk pemenuhan kebutuhan ciran tubuh
5.
Kolaborasi pemberian cairan intra vena atau plasma atau darah.
Rasional : Meningkatkan jumlah cairan tubuh untuk mencegah terjadinya hipovolemik
syok.
3.
Resiko gangguan nutrisi kurang berhubungan dengan nafsu makan yang menurun.
Tujuan : Nutrisi terpenuhi
Kriteria : Nafsu makan meningkat
Porsi makan dihabiskan
Rencana Intervensi :
1.
Kaji keluhan mual, muntah atau penurunan nafsu makan
Rasional : Menentukan intervensi selanjutnya.
2.
Berikan makanan yang mudah ditelan mudah cerna
Rasional : Mengurangi kelelahan klien dan mencegah perdarahan gastrointestinal.
3.
Berikan makanan porsi kecil tapi sering.
Rasional : Menghindari mual dan muntah
4.
Hindari makanan yang merangsang : pedas, asam.
Rasional : Mencegah terjadinya distensi pada lambung yang dapat menstimulasi muntah.
5.
Beri makanan kesukaan klien
Rasional : Memungkinkan pemasukan yang lebih banyak
6.
Kolaborasi pemberian cairan parenteral
Rasional : Nutrisi parenteral sangat diperlukan jika intake peroral sangat kurang.
No
Data Etiologi
Masalah
1
S : Klien mengatakan badanya terasa panas, pusing
O : Akral dingin
Panas hari ke 2 panjang.
TTV : S : 376, Nadi 98x/mnt, TD : 100/60, RR 25x/mnt.
Proses infeksi virus dengue
Viremia
Thermoregulasi
Peningkatan suhu tubuh
S : Klien mengatakan tidak suka minum dan perut terasa kenyang minum terus.
O : Turgor kulit baik
Mukosa bibir kering
Urine banyak warna kuning pekat
Panas hari ke 2 panjang
Trombosit ; 133.000
TD : 100/60, N ; 98x/mnt.
Peningkatan suhu tubuh
Ektravasasi cairan
Intake kurang
Nutrisi
Syok berat dimana nadi tidak teraba, tekanan darah tidak dapat diukur, kulit lembab dan
dingin, tubuh berkeringat, kulit membiru. Merupakan manifestasi syok dan seringkali
berakhir dengan kematian.
5. Patofisiologi
Virus dengue ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti yang mempunyai 4 tipe yaiyu
DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4, dimana keempat jenis ini dapat menyebabkan
manifestasi klinis yang bermaca-macam dari asimptomatis sampai fatal. Dengue fever
merupakan manifestasi klinis yang ringan, sedang Dengue Haemorrhagic Fever
merupakan manifestasi klinis yang berat.
Setelah virus masuk ke dalam tubuh, maka akan terjadi replikasi virus kemudian akan
terjadi viremia yang ditandai dengan peningkatan suhu tubuh , sakit kepala, mual,
muntah, nyeri otot dan sendi, ruam atau bintik merah pada kulit, hiperemi tenggorokan
dan pada keadaan yang lebih berat mungkin akan terjadi pembesaran kelenjar getah
bening, hepatomegali dan splenomegali.
Gigitan nyamuk yang pertama mungkin tidak menimbulkan gejala atau dapat juga terjadi
dengue fever yaitu reaksi tubuh ringan yang merupakan reaksi yang biasa terlihat pada
infeksi oleh virus. Reaksi akan berat jika penderita mengalami infeksi berulang (ke-2)
terutama jika oleh virus yang berbeda pada infeksi yang pertama sehingga terjadi reaksi
antigen-antibody dan akan menimbulkan kompleks antigen-antibody (kompleks virusantibody). Keadaan ini dapat menyebabkan beberapa hal yaitu:
a. Aktivasi system komplemen yang berakibat dilepaskannya anafilatoxin yang
menyebabkan peningkatan permeabilitas dindingpembuluh darah dan terjadinya
perembesan plasma dari ruang intravascular ke ruang ekstravaskular. Perembesan plasma
ini menyebabkan berkurangnya volume plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi,
hipoproteinemia, efusi pleura dan renjatan (syok).
b. Timbulnya agregasi trombosit yang melepakan ADP akan mengalami metamorfosis.
Trombosit yang mengalami metamorfosis akan dimusnahkan oleh system retikuloendotel
dengan akibat trombositopenia hebat dan perdarahan
c. Terjadinya aktivasi faktor Hageman (faktor XII) dengan akibat akhir
terjadipembekuan intravascular yang meluas. Dalam proses aktivasi ini plasminogen akan
menjadi plasmin yang berperan dalam pembentukkan anafhilatoxin dan penghancuran
fibrin menjadi fibrin degradation product. Kemudian meningginya permeabilitas dinding
pembuluh darah sehingga terjadinya perembesan plasma dari ruang intravascular ke
ruang ekstravaskular
.
6. Tanda dan gejala
a. Demam tinggi dan mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari
b. Manifestasi perdarahan : uji rumpeleede positif, ptekiae, ekimosis, epistaksis,
perdarahan gusi, hematemesis, melena
c. Keluhan pada saluran pencernaan : mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi,
nyeri ulu hati
d. Nyeri sendi , nyeri kepala, nyeri otot, rasa sakit di daerah belakang bola mata (retro
orbita), hepatomegali, splenomegali
e. Kadang ditemui keluhan batuk pilek dan sakit menelan.
7. Pemeriksaan diagnostik
a. Labotatorium
1) Darah
a) Trombosit
b) Hemoglobin
c) Hematokrit
d) Elektrolit serum
e) Pemeriksaan gas darah
2) Urine
b. Pemeriksaan radiology
c. USG
8. Penatalaksanaan medis
a. Pemberian minum 1- 2 liter per hari, pemberiaan oralit, jus buah juga baik untuk
mengatasi kekurangan volume cairan
b. Antipiretik
c. Kompres hangat
d. Monitor TTV dan tanda-tanda perdarahan
e. Antibiotic
f. Diazepam, jika kejang
g. Pemberian cairan intravena (Ringer Lactat, Nacl 0,9 %, Dextrose 5 %)
h. Bila hematokrit meningkat beri cairan plasma (Dekstran, albumin 5 %)
i. Pemberian tranfusi darah
j. Jika asidosis metabolic beri natrium Bikarbonat
9. Komplikasi
a. Syok hipovolemik
b. Anoksia jaringan
c. Asidosis metabolic
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a) Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
- Riwayat demam dengue, dengan minum penurun panas dan istirahat demam tidak
dirasakan lagi
- Lingkungan rumah yang berdempet, banyak air tergenang, pembuangan barang-barang
bekas dan kaleng-kaleng bekas sembarangan
- Riwayat demam kembali dengan tanda-tanda perdarahan (tanda-tanda perdarahan yang
khas dari demam berdarah dengue)
b) Pola nutrisi metabolic
- Intake menurun karena mual dan muntah
- Adakah penurunan BB?
- Adakah kesulitan menelan?
- Demam tinggi yang tiba-tiba sampai kadang menggigil selama 2-7 hari
c) Pola eliminasi
- Konstipasi
- Diare
- Tinja berwarna hitam pada perdarahan hebat
- Produksi urine menurun (kurang dari 1cc/KgBb/jam) pada syok
d) Pola aktivitas dan latihan
- Badan lemah, nyeri otot dan sendi
- Tidak bisa beraktivitas, pegal-pegal seluruh badan
e) Pola istirahat dan tidur
- Istirahat dan tidur terganggu karena demam, nyeri kepala, nyeri otot dan sendi, gelisah
f) Pola persepsi kognitif
- Apakah yang diketahui klien dan keluarga tentang penyakitnya?
- Apakah yang diharapkan klien/keluarga terhadap sakitnya
g) Pola persepsi dan konsep diri
- Apakah klien merasa puas terhadap keadaan dirinya?
- Adakah perasaan malu terhadap penyakitnya?
h) Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress
- Adanya perasaan cemas, takut terhadap penyakitnya
- Ingin ditemani orang tua atau orang terdekat saat sakit
i) Pola reproduksi seksual
- Pada anak perempuan apakah ada perdarahan pervagina (bukan menstruasi)?
j) Pola sistem kepercayaan
- Menyerahkan penyakitnya kepada Tuhan / pasrah
- Menyalahkan Tuhan kaerna penyakitnya
- Memanggil pemuka agama untuk mendoakan
2. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermi yang berhubungan dengan proses infeksi virus dengue
b. Risiko tinggi kekurangan volume cairan vascular yang berhubungan dengan
pindahnya cairan dari ruang intravascular ke ruang ekstravaskular
c. Risiko tinggi syok hipovolemik yang berhubungan dengan perdarahan
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake
nutrisi yang tidak adekuat
e. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan fisik
f. Kebutuhan pembelajaran mengenai kondisi, prognosis dan program pengobatan
mengenai penyakit DHF yang berhubungan dengan kurangnya pemajanan informasi
3. Rencana Keperawatan
a. Hipertermi yang berhubungan dengan proses infeksi virus dengue
Tujuan : hipertermi dapat teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan
Sasaran :
1) Suhu tubuh normal (36-370 C)
2) Pasien mengatakan tidak panas lagi
Rencana tindakan :
1) Observasi TTV : suhu, nadi, tekanan darah, pernapasan
Rasional : TTV merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien
2) Berikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh
3) Jelaskan tentang pengertian, sebab, proses penyakit, tanda dan gejala, cara
pencegahan dan pengobatan serta komplikasi dengan menggunakan gambar dan leaflet
dan dengan kata-kata yang mudah dipahami
Rasional : agar informasi dapat diterima dengan mudah dan tepat sehingga tidak terjadi
kesalahpahaman dan dengan menggunakan leaflet dan gambar penjelasan yang diberikan
dapat dibaca dan dilihat berulang-ulang
4) Berikan kesempatan kepada pasien / keluarga untuk bertanya sehubungan dengan
penyakit yang dihadapinya dan jawab pertanyaannya
Rasional : mengurangi kecemasan dan memotivasi pasien untuk kooperatif selama masa
perawatan atau penyembuhan
4. Evaluasi
a. Suhu tubuh normal (36-370 C).
b. Kekurangan volume cairan vascular tidak terjadi dan pasien tidak mengalami
kekurangan volume cairan.
c. Syok hipovolemik tidak terjadi, pasien tidak mengalami perdarahan yang berlebihan
seperti hematemesis, melena, perdarahan gusi, epistaksis dan ptekiae.
d. Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
e. Aktivitas dan latihan pasien dapat dilakukan secara mandiri
f. pengetahuan pasien / keluarga tentang kondisi, prognosis dan program pengobatan
penyakit DHF bertambah
Patoflow
Infeksi virus dengue I
(tidak ada gejala , dengue fever ringan membaik)
Infeksi virus dengue berulang
(oleh tipe virus dengue yang berbeda dengan infeksi I)
Replikasi virus Kompleks antigen antibody
Viremia
Aktivasi system agregasi Aktivasi faktor Hageman
Komplemen trombosit (faktor XII)
Demam (Dp 1)
Mual, muntah (Dp 4) Dikeluarkannya zat ADP Plasminogen
anafilatoxin dilepaskan menjadi plasmin
Anoreksia (Dp 4)
Lemah (Dp 5) Peningkatan permeabilitas metamorfosis Penghancuran fibrin
Kapiler trombosit dan pembentukan
Nyeri otot anafilatoxin
Nyeri kepala Perembesan plasma dari trombosit di
ruang intra ke ekstravaskular musnahkan oleh RES Peningkatan
Hepatomegali permeabilitas
Splenomegali kapiler
Trombositopenia
Perembesan plasma
Kadang diare dari ruang intra
konstipasi, Tanda-tanda perdarahan ke ruang ektra
sakit menelan, ringan : ptekiae,perdarahan vascular (Dp 2)
batuk,pilek gusi, mimisan (Dp 3)
Tidak teratasi
Perdarahan hebat
( dapat terjadi di seluruh bagian tubuh)
Saluran pencernaan : hematemesis, melena
Saluran perkemihan : hematuri (Dp 3)
Hemokonsentrasi
Volume plasma berkurang
Efusi
Syok
Anoksia jaringan
Asidosis metabolic
Kematian