Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN HIV AIDS

Oleh Rahmi Logita Waldi, 1006678295

1. Definisi
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala
penyakit akibat adanya penurunan immunitas / zat kekebalan tubuh yg disebabkan
oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) dgn tanda/ gejala penderita mudah
terserang infeksi & kanker.
2. Etiologi
AIDS disebabkan agent virus HIV yang masuk melalui darah dan semua cairan tubuh
( semen, ludah, sekret vagina, urine, ASI dan air mata ). Virus ini masuk kedalam
pembuluh darah kemudian menyerang sel darah putih jenis Lymphosit tepatnya sel T
helper CD 4. penularan HIV / AIDS dapat terjadi melalui cara sebagai berikut :
1.hubungan seksual yang tidak aman ( homo seks dan berganti ganti pasangan )
2.berganti ganti jarum injeksi ( pada pengguana narkotika )
3.paparan darah dan cairan tubuh melalui kulit yang tak terlindungi
4.melalui transfusi darah
5.bayi dalam kandungan ibu yang telah positif HIV / AIDS
6.ASI dari ibu yang telah positif HIV / AIDS
3. Patogenesis
Virus masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui perantara darah, semen dan
secret Vagina. Sebagaian besar (75%) penularan terjadi melalui hubungan seksual.
HIV tergolong retrovirus yang mempunyai materi genetik RNA. Apabila virus masuk
kedalam tubuh penderita (sel hospes), maka RNA virus dibantu oleh enzim reverse
transcryptase yang dimiliki oleh HIV. DNA pro-virus tersebut kemudian
diintegrasikan kedalam sel hospes dan selanjutnya diprogramkan untuk membentuk
gen virus.
HIV cenderung menyerang jenis sel tertentu, yaitu sel-sel yang mempunyai antigen
pembukaan CD4, terutama sekali limfosit T4 yang memegang peranan penting dalam
mengatur dan mempertahankan system kekebalan tubuh. Selain tifosit T4,virus juga
dapat menginfeksi sel monosit makrofag, sel Langerhans pada kulit, sel dendrit
folikuler pada kelenjar limfe, makrofag pada alveoli paru, sel retina, sel serviks uteri
dan sel-sel mikroglia otak Virus yng masuk kedalam limfosit T4 selanjutnya
mengadakan replikasi sehingga menjadi banyak dan akhirnya menghancurkan sel
limfosit itu sendiri.
Virus masuk kedalam tubuh menyerang sel target yaitu sel T helper fungsi sistem
imun menjadi rusak daya tahan tubuh menurun Penderita mudah terserang
infeksi dan mudah terkena kanker. Masa inkubasi HIV 6 sampai lebih dari 10
4. Manifestasi klinis
tahun

Adapun beberapa tanda dan gejala akibat fungsi imun yang menurun karena
HIV/AIDS:
Rasa lelah berkepanjangan,
Sesak nafas dan batuk berkepanjangan,
Diare lebih dari satu bulan tanpa sebab yang jelas,
Sering demam disertai keringat malam,
Bercak merah kebiruan (kanker) pada kulit,
Berat badan menurun secara menyolok,
Pembesaran kelenjar limfa,
Bercak putih atau luka di mulut dan di genetalia,
Nyeri kepala, nyeri belakang mata, nyeri menelan, mual, muntah
5. Penularan
Cairan tubuh yang terinfeksius HIV yang beresiko tinggi yaitu darah, cairan mani,
cairan vagina, dan ASI. Namun cairan-cairan tubuh lain juga berpotensial terinfeksi
HIV seperti cairan serebrospinal, cairan amnion, cairan pleura, cairan peritoneal,
cairan sendi, cairan serviks dan cairan perikardial. Cara penularan virus HIV dapat
melalui 3 cara yaitu:
- Penularan seksual
Bersenggama yang membiarkan darah, air mani, atau cairan vagina dari orang
HIV-positif masuk ke aliran darah orang yang belum terinfeksi (yaitu senggama
-

yang dilakukan tanpa kondom melalui vagina atau dubur).


Melalui parenteral
Penggunaan alat suntik seperti jarum secara bersama dengan orang yang tercemar
oleh darah mengandung virus HIV. Resipien transfusi darah secara acak juga
dapat terkena HIV

Penularan dari ibu ke bayi


Penularan vertikal dari ibu ke bayi merupakan penyebab utama AIDS pada anak.
Ada tiga rute yang terlibat yaitu:
a. In utero: melalui transplasenta
b. Intrapartum: selama persalinan
c. Melalui ingesti air susu ibu yang tercemar virus HIV

6. Pemeriksaan penunjang
-

Tes untuk diagnosa infeksi HIV : ELISA, Western blot, P24 antigen test dan
Kultur HIV

Tes untuk deteksi gangguan system imun: Hematokrit, LED, CD4 limfosit, Rasio
CD4/CD limfosit, Serum mikroglobulin B2, dan Hemoglobulin
Pemeriksaan awal sederhana yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan darah
lengkap dan hitung jenis. Pada penderita dengan immunocompromissed state,

dapat ditemukan penurunan jumlah limfosit < 2000/ul. Selanjutnya, pada kasus
yang telah dicurigai infeksi HIV maka pasien dapat dikonsulkan ke bagianVCT
(Voluntary counceling and Testing) untuk dilakukan dua tahap pemeriksaan
khusus, yaitu skrining awal berupa Rapid Test dan Enzime Linked Sorbent
Assay (ELISA), dan yang kedua adalah Uji konfirmasi berupa Western Blot test
untuk mendeteksi antibody spesifik pada pasien. Pemeriksaan Western Bolt
merupakan penentu diagnosis AIDS setelah test ELISA dinyatakan positif. Bila
terjadi serokonversi HIV pada test ELISA dalam keadaan infeksi HIV primer,
harus segera dikonfirmasikan dengan test WB ini. Hasil test yang positif akan
menggambarkan garis presipitasi pada proses elektroforesis antigen-antibodi HIV
di sebuah kertas nitroselulosa yang terdiri atas protein struktur utama virus.
Setiap protein terletak pada posisi yang berbeda pada garis, dan terlihatnya satu
pita menandakan reaktivitas antibodi terhadap komponen tertentu virus.

7. Pengkajian Keperawatan

Komponen
Riwayat

Keterangan
Tes HIV positif, riwayat perilaku beresiko tinggi, menggunakan

Penampilan umum
Gejala subyektif

obat-obat.
Pucat dan kelaparan
Demam kronik, dengan atau tanpa menggigil, keringat malam
hari berulang kali, lemah, lelah, anoreksia, BB menurun, nyeri,

Kepala

dan sulit tidur.


Sakit kepala, edem muka, ulser pada bibir atau mulut, mulut

Neurologis

kering, suara berubah, epsitaksis.


Gangguan refleks pupil, nystagmus, vertigo,

Muskuloskeletal

ketidakseimbangan, kaku kuduk, kejang, paraplegia


focal motor deifisit, lemah, tidak mampu melakukan ADL.

Kardiovaskuler
Pernapasan

Takikardi, sianosis, hipotensi


Dyspnea, takipnea, sianosis, menggunakan otot bantu
pernapasan, batuk produktif atau non produktif

NO
1.

Gastrointestinal

Intake makan dan minum menurun, mual, muntah, BB menurun,

Genital
Integument

diare, inkontinensia, perut kram, hepatosplenomegali, kuning


Lesi atau eksudat pada genital.
Kering, gatal, rash atau lesi, turgor jelek, petekie positif

DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN (NOC)
Bersihan Jalan Nafas tidak Efektif
Kriteria Hasil :
Definisi :
v Mendemonstrasikan batuk efektif
Ketidakmampuan untuk membersihkan
dan suara nafas yang bersih, tidak
sekresi atau obstruksi dari saluran
ada sianosis dan dyspneu (mampu
pernafasan untuk mempertahankan
mengeluarkan sputum, mampu
kebersihan jalan nafas.
bernafas dengan mudah, tidak ada
Batasan Karakteristik :
Dispneu, Penurunan suara nafas
Orthopneu, Cyanosis
Kelainan suara nafas (rales,

pursed lips)
v
Menunjukkan jalan nafas yang
paten (klien tidak merasa tercekik,

wheezing)
Batuk, tidak efekotif / tidak ada
Produksi sputum, Gelisah
Perubahan frekuensi dan irama nafas
Faktor-faktor yang berhubungan:
Obstruksi jalan nafas : spasme jalan
nafas, sekresi tertahan, banyaknya
mukus,

irama nafas, frekuensi pernafasan


dalam rentang normal, tidak ada
suara nafas abnormal)

INT
NIC :
Airway suction

-Pastikan kebutuhan o
-Auskultasi suara nafa
-Informasikan pada kl
-Minta klien nafas dal
-Berikan O2 dengan m

memfasilitasi suks
-Gunakan alat yang st
-Anjurkan pasien untu

kateter dikeluarka
-Monitor status oksige
-Ajarkan keluarga bag
-Hentikan suksion dan

menunjukkan brad
dll.

Mampu mengidentifikasikan dan


mencegah factor yang dapat
menghambat jalan nafas

Airway Management
o Buka jalan nafas,

thrust bila perlu


o Posisikan pasien u
o Identifikasi pasien

o
o
o
o
o
o
o
o

2.

Hipertermia
Definisi :
v
Suhu tubuh naik diatas rentang normalv
v
Batasan Karakteristik:
Kenaikan suhu tubuh diatas rentang
normal
S Serangan atau konvulsi (kejang)
Kulit kemerahan
Pertambahan RR
Takikardi
Saat disentuh tangan terasa hangat
Faktor faktor yang berhubungan :
Penyakit, Peningkatan metabolisme,

nafas buatan
Pasang mayo bila
Lakukan fisioterap
Keluarkan sekret d
Auskultasi suara n
Lakukan suction p
Berikan bronkodil
Berikan pelembab
Atur intake untuk

keseimbangan.
o Monitor respirasi
Kriteria Hasil :
-Fever treatment
Suhu tubuh dalam rentang normal -Monitor suhu seserin
Nadi dan RR dalam rentang normal -Monitor warna dan s
Tidak ada perubahan warna kulit
-Monitor tekanan dara
-Monitor penurunan ti
dan tidak ada pusing, merasa
-Monitor Hb, dan Hct
nyaman
-Monitor intake dan o
-Berikan anti piretik
-Berikan pengobatan u
-Selimuti pasien
-Lakukan tapid spong
-Berikan cairan intrav
-Kompres pasien pada
-Tingkatkan sirkulasi
-Berikan pengobatan u
menggigil

dan dehidrasi
3

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh
Definisi
Intake nutrisi tidak cukup untuk
keperluan metabolisme tubuh.
Batasan karakteristik :
Berat badan 20 % atau lebih di bawah
ideal
Membran mukosa dan konjungtiva

Kriteria Hasil :
- Adanya peningkatan berat badan
sesuai dengan tujuan
- Berat badan ideal sesuai dengan
tinggi badan
- Mampumengidentifikasi kebutuhan
nutrisi
- Tidak ada tanda tanda malnutrisi
- Menunjukkan peningkatan fungsi

pengecapan dari menelan


pucat
- Tidak terjadi penurunan berat
Kelemahan otot yang digunakan untuk
badan yang berarti
menelan/mengunyah
Luka, inflamasi pada rongga mulut
Mudah merasa kenyang, sesaat setelah

Nutrition Manageme
-

Kaji adanya alerg


Kolaborasi denga

jumlah kalori dan


Anjurkan pasien
Anjurkan pasien

vitamin C
Berikan substans
Yakinkan diet yan

serat untuk menc


Berikan makanan

dikonsultasikan d
Ajarkan pasien ba

makanan harian.
Monitor jumlah n

mengunyah makanan
Dilaporkan atau fakta adanya
kekurangan makanan
Dilaporkan adanya perubahan sensasi
rasa
Perasaan ketidakmampuan untuk
mengunyah makanan
Kehilangan BB dengan makanan cukup
Nyeri abdominal dengan atau tanpa
patologi
Faktor-faktor yang berhubungan :
Ketidakmampuan pemasukan atau
mencerna makanan atau mengabsorpsi
zat-zat gizi berhubungan dengan faktor
biologis, psikologis atau ekonomi.

Berikan informas
Kaji kemampuan
yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring
-

BB pasien dalam
Monitor adanya p
Monitor tipe dan

dilakukan
Monitor interaksi
Monitor lingkung
Jadwalkan pengo

jam makan
Monitor kulit ker
Monitor turgor ku
Monitor kekering

patah
Monitor mual dan
Monitor kadar alb

Ht
Monitor makanan
Monitor pertumb
Monitor pucat, ke

konjungtiva
Monitor kalori da
Catat adanya ede

lidah dan cavitas


Catat jika lidah b

Anda mungkin juga menyukai