Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

“ HEPATITIS “
I. Anatomi dan Fisiologis Hepar (hati).
Hepar merupakan organ yang paling besar didalam tubuh kita, warnanya coklat dan beratnya
± 11/2 kg. Letaknya bagian atas dalam rongga abdomen sebelah kanan bawah diafragma. Hati
terbagi atas 2 bagian utama:
a. Permukaan atas berbentuk cembung, terletak dibawah diafragma.
b. Permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan fisura transfersus.
Fisura longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri dibagian atas hati, selanjutnya hati
dibagi 4 belahan; lobus kanan, lobus kiri, lobus kaudata dan lobus quadratus.
Hati mempunyai 2 jenis peredaran darah yaitu:
a. Arteri Hepatika
Keluar dari aorta memberi 1/5 darah pada hati, darah ini mempunyai kejenuhan 95%-
100% masuk kehati akan membantuk jaringan kapiler setelah bertemu dengan kapiler
vena, akhirnya keluar sebagai vena hepatika.
b. Vena Porta
Yang terbentuk dari lienalis vena mesentrika superior menghantarkan 4/5 darahnya ke
hati, darah ini mempunyai kejenuhan 70% sebab beberapa O 2 telah diambil oleh limfe
dan usus, guna darah ini membawa zat makanan kehati yang telah di absorbsi oleh
mukosa dan usus halus. Besar kira-kira berdiameter 1 mm. Yang satu dengan yang lain
terpisah oleh jaringan ikat yang membuat cabang pembuluh darah ke hati, cabang vena
porta arteri hepatika dan saluran empedu dibungkus bersama oleh sebuah balutan dan
membentuk saluran porta.
Darah berasal dari vena porta bersentuhan erat dengan sel hati dan setiap lobulus
disaluri oleh sebuah pembuluh sinusoid darah atau kapiler hepatika. Pembuluh darah
halus berjalan di antara lobulus hati disebut Interlobuler (a). dari sisi cabang-cabang
kapiler masuk kedalam bahan lobulus yaitu vena lobuler (b). Pembuluh darah ini
mengalirkan darah dalam vena lain yaitu disebut vena sublobuler (c). Yang satu sama
lain membentuk vena hepatika (d) dan langsung masuk kedalam vena kava inferior (e).
Fungsi hati:
1. mengubah zat makanan yang diabsorbsi dari usus dan yang disimpan disuatu tempat
dalam tubuh dikeluarkannya sesuai dengan pemakaiannya dalam jaringan.
2. Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk diekskresi dalam empedu dan urine.
3. Sekresi empedu, garam empedu dibuat dihati dibentuk dala, sistem retikulo endotelium
dialirkan ke empedu.
4. Pembentukan ureum, hati menertima asam amino diubah menjadi ureum dikeluarkan dari
darah oleh ginjal dalam bentuk urine.
5. Menyiaokan lemak untuk pemecahan terakhir asam karbinat dan air.

Penyimpanan dan penyebaran bahan termasuk glikogen lemak, vitamin dan zat besi, vitamin
yang larut dalan minyak atau lemak disimpan dihati.
Hati membantu mempertahankan suhu tubuh sebab luasnya organ ini dan banyaknya kegiatan
metabolisme yang berlangsung mengakibatkan darah mengalir melalui organ ini sehingga
menaikkan suhu tubuh.

II. Konsep Dasar Penyakit


A. Pengertian
Hepatitis mengacu pada adanya peradangan hati. Patologi dapat disebabkan oleh kimia
atau infeksi.
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada
sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia serta selular yang khas.
B. Jenis Hepatitis
1. Hepatitis A
Dahulu disebut hepatitis infeksiosa. Penyakit ini ditularkan terutama melalui
kontaminasi oral-fekal akibat higiene yang buruk atau makanan yang tercemar. Individu
yang tinggal ditempat-tempat yang padat dimana higiene mungkin tidak adekuat, misalnya
panti-panti asuhan, institusi mental, penjara dan penamupungan gelandangan, berisiko
mengidap penyakit ini virus kadang-kadang ditularkan melalui darah.
Waktu antara pajanan dan awitan gejala (masa tunas) untuk HAV adalah antara 4 dan 6
minggu. pengidap penyakit ini dapat menular sampai 2 minggu sebelum gejala muncul.
Antibodi terhadap hepatitis A akan timbul saat gejala muncul. Penyakit biasanya
berlangsung selama sekitar 4 bulam setelah pajanan. Tidak terbentuk (carrier) dimana
individu tetap menular selama periode waktu tertentu setelah penyakit akut mereda dan
tidak terjadi stadium fulminan setelah penyakit akut.
2. Hepatitis B
Kadang-kadang disebut hepatitis serum. Penyakit ini bersifat serius dan biasanya
menular melalui kontak dengan darah yang mrngandung virus. Penyakit ini juga ditularkan
melalui hubungan kelamin dan dapat ditemukan didalam semen dan cairan tubuh lainnya.
Yang beresiko khusus pengidap HBV adalah pemakaian obat-obatan terlarang, intravena,
para pekerja kesehatan dan heteroseks atau homoseks yang aktif secara seksual. Para
remaja memperlihatkan angka hepatitis B yang tinggi, sering ditularkan melalui hubungan
kelamin.
Hepatitis B memiliki masa tunas yang lama, antara 1 dan 7 bulan dengan awitan rerata
1-2 bulan. Stadium akut dari suatu infeksi akut aktif dapat berlangsung sampai 2 bulan.
Sekitar 5-10% orang dewasa yang terjangkit HBV akan mengalami hepatitis kronik dan
terus mengalami peradangan hati selama lebih dari 6 bulan. Hepatitis kronik dapat bersifat
progresif lambat atau fulminan yang menyebabkan nekrosis hati, sirosis, kegagalan hati
dan kematian. Individu yng terinfeksi HBV juga dapat menjadi pembawa menetap
sehingga dapat menularkan penyakitnya tanpa memperlihatkan gejala-gejala sakit. Yang
terutama cenderung menjadi pembawa adalah mereka yang terinfeksi selama masa bayi
dan individu dengan imunosupresi.
Virus hepatitis B adalah suatu virus DNA untai-ganda yang disebut partikel Dane, virus
ini memiliki sejumlah antigen inti (core) dan permukaan yang telah diketahui secara rinci
yang dapat diidentifikasi dilaboratorium dan sampel darah. Antigen yang biasanya
dihasilkan pertama kali oleh hapatosit yang terinfeksi adalah antigen permukaan
diselubungi virus yang disebut HbsAg. Identifikasi antigen ini, atau DNA hepatitis itu
sendiri didalam serum, bersifat diagnostik untuk infeksi hepatits B aktif. Donor darah
secara rutin diperiksa untuk mencari antigen-antigen HBV.
Sebagai respon terhadap adanya berbagai antigen virus, individu membentuk
bermacam-macam antibodi dalam suatu rangkaian yang dapat diperkirakan, dimulai dari
stadium akut penyakit sampai awal pemulihan. Sebagai antibodi terhadap HBV menetap
seumur hidup setelah pasien pulih dari penyakitnya. Apabila seseorang terus mengidap
virus hapatitis B seperti diperlihatkan oleh menetapnya HbsAg, maka orang tersebut dapat
mengalami hepatitis kronik. Pada hepatitis kronik tidak dijumpai antibodi terhadap HbsAg.
3. Hepatitis C
Dahulu disebut hepatitis non-A non-B, diidentifikasi tahun 1989. virus RNA ini
merupakan penyebab tersering infeksi hepatitis yang disebabkan melalui suplai darah
komersil. HCV ditularkan dengan cara yang sama seperti HBV, tetapi terutama melalui
tranfusi dari virus ini juga dapat menimbulkan keadaan kronik. Individu yang terinfeksi
HCV berisiko mengalami kanker hati HCV dapat diukur, terdapat cukup banyak waktu
jeda antara saat pasien yang mengidap penyakit ini menular dan saat pasien tersebut mulai
membentuk abtibodi.
4. Hepatitis D
Disebut hepatitis delta dan senarnya adalah suatu virus defektif yang ia sendiri tidak
dapat menginfeksi hepatosit untuk menimbulkan hepatitis virus ini melakukan infeksi
dengan HBV sehingga infeksi HDV bertambah parah. Infeksi oleh HDV juga dapat timbul
belakangan pada individu yang mengidap infeksi kronik HBV. Virus hepatitis delta ini
meningkatkan resiko timbulnya hepatitis fulminan, kegagalan hati dan kematian. Hepatitis
D ditularkan seperti HBV antigen dan antibodi HDV dapt diperiksa pada donor darah.
5. Hepatitis E
Diidentifikasi tahun 1990 virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan
melalui ingesti air yang tercemar. Sebagian besar kasus yang dilaporkan ditemukan
dinegara-negara pembawa (carrier) atau menyebabkan hepatitis kronik. Namun dapat
terjadi hepatitis fulminan yang akhirnya menyebabkan kegagalan hati dan kematian. Pada
saat ini belum tersedia pemeriksaan untuk HEV.
C. Etiologi
1. Virus Hepatitis A (HAV)
2. Virus Hepatitis B (HBV)
3. Virus Hepatitis C (HCV)
4. Virus Hepatitis D (HDV)
5. Virus Hepatitis E (HEV)
D. Patofisiologi
Setelah hepar membuka sejumlah agen, seperti virus. Hepar menjadi membesar dan
mendesak dengan meradang sel-sel hati, lymposit-lymposit, bertambahnya cairan, sehingga
dalam kuadran kanan atas terasa sakit dan tidak nyaman. Sebagai kemajuan dan kelanjutan
proses penyakit, pembelahan sel-sel hati yang normal berubah menjadi peradangan yang
meluas, nekrosis dan regenersi dari sel-sel hepar. Meningkatnya penekanan dalam lintasan
sirkulasi disebabkan karena masuk dan bercampur dengan aliran daran kedalam pembelahan
jaringan-jaringan hepar. Oedema dari saluran empedu hati yang terdapat pada jaringan
intrahepatik menyebabkan kekuningan.
Data spesifik pada patogenesis hepatitis A, B, C, D dan E sangat terbatas. Tanda-tanda
investigasi mengingatkan pada manifestasi klinis dari peradangan akut HBV yang
menentukan oleh respon imunologi dari klien. Komplek kekebalan-kerusakan jaringan secara
tidak langsung memungkinkan untuk manifestasi extrohepatik dari hepatitis akut B. Hepatitis
B diyakini masuk kedalam sirukulasi kekebalan tubuh tersimpan dalan dinding pembuluh
darah dan aktif dalam sistem pengisian (Dusheiko,1990). Respon-respon klinik terdiri dari
nyeri bercampur sakit yang terjadi dimana-mana.
Phase atau tahap penyembuhan dari hepatitis adalah ditandai dengan aktivitas fagositosis
atau aktifitas enzym, perbaikan sel-sel haper. Jika tidak sungguh-sungguh komplikasi
berkembang, sebagian besar penyembuhan fungsi hati klien secara normal setelah hepatitis
virus kalah. Regeneasi lengkap biaanya terjadi dalam dua sampai tiga bulan.
E. Gambaran klinis
Gambaan klinis hepatitis virus dapat berkisar dari asimtomatik sampai penyakit yang
mencolok, kegagalan hati dan kematian . terdapat tiga stadium pada semua jenis hepatitis:
stadium prodomal, stadium ikterus, dan periode konvalensensi (pemulihan).
1. Stadium Prodromal.
Disebut periode praikterus, dimulai setelah periode masa tunas virus selesai dan pasien
mulai memperlihatkan tanda-tanda penyakit. Stadium ini disebut praikterus karena ikterus
belum muncul. Individu akan sangat infeksius pada stadium ini. Antibodi terhadap virus
biasanya belum dijumpai. Stadium ini berlangsung 1-2 minggu dan ditandai oleh:
 Malaese umum.
 Rasa lelah.
 Gejala-gejala infeksi saluran nafas atas.
 Mialgia (nyeri otot) keengganan terhadap sebagian besar makanan.
2. Stadium Ikterus
Stadium hepatitis virus dan dapt berlangsung 2-3 minggu atau lebih. Pada sebagian
besar orang, stadium ini ditandai oleh, seperti diisyaratkan oleh namanya, timbulnya
ikterus. Manifestasi lain adalah:
 Memburuknya dan nyeri hati
 Splenomegali
 Mungkin gatal (pruritus) dikulit
3. Stadium Pemulihan
Stadium ketiga dan biasanya timbul dalam 4 bulan untuk hepatitis B dan C dan selama
2-3 bulan untuk hepatitis A. selama periode ini:
 Gejala-gejala mereda, termasuk ikterus
 Nafsu makan pulih
F. Komplikasi
Komplikasi hepatitis adalah timbulnya hepatitis kronik yang terjadi apabila individu terus
memperlihatkan gejala dan antigen virus menetap lebih dari 6 bulan. Gambaran klinis
hepatitis aktif kronik atau fulminan mungkin gambaran kegagalan hati diatas, dengan
kematian timbul dalam 1 minggu sampai beberapa tahun kemudian.
G. Penatalaksanaan
1. Istirahat sesuai keperluan.
2. Pendidikan mengenai menghindari pemakaian alkohol atau obat lain.
3. Pendidikan mengenai cara penularan kepada mitra seksual dan anggota keluarga.
4. Keluarga dari pasien hepatitis ditawarkan untuk menerima gama globulin murni yang
spesifik terhadap HAV atau HBV, yang dapat memberikan imunitas pasif terhadap infeksi.
Imunitas ini bersifat sementara.
5. Baru-baru ini FDA memberi izin untuk pemberian suatu vaksin hepatitis A. vaksin ini
dibuat dari virus hepatitis inaktif. Penelitian-penelitian menunjukkan bahwa vaksin ini
96% efektif setelah setelah pemberian satu dosis.
6. Tersedianya vaksin untuk HBV. Karena sifat virus yang sangat menularkan dan
berpotensi menyebabkan kamatian, maka sangat dianjurkan bahwa semua individu yang
termasuk kelompok beresiko tinggi, termasuk para pekerja kesehatan atau orang-orang
yang terpajan keproduk darah, divaksinasi. Yang juga dianjurkan untuk divaksinasi adalah
orang-orang yang berisiko terinfeksi virus, termasuk kaum homoseks atau heteroseks yang
aktif secara seksual, pecandu obat bius dan bayi.
7. Vaksinasi terhadap HBV dihasilkan melalui penyuntikan Intramuskulus DNA
rekomendasi sebanyak tiga kali pada interval-interval yang telah ditentukan. Dosis pertama
dan kedua diberikan terpisah satu bulan dan dosisi ketiga diberikan 6 bulan setelah dosis
kedua. Vaksinasi ini 85% efektif dalam membentuk kekebalan.

III. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


A. Data yang ditemukan saat pengkajian
1. Stadium Pre Ikterik
Klien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri pada perut
kanan, urin berwarna lebih cokelat.
2. Stadium Ikterik
Ikterik timbul, keluhan berkurang, lemah, anoreksia, muntah, tinja berwarna kelabu/kuning
muda, hati membesar dan nyeri tekan.
3. Stadium Post Ikterik
Ikterik mereda dan tinja normal.
B. Dasar data pengkajian pasien
1. Aktivitas/Istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan, malaise umum.
2. Sirkulasi
Tanda : Bradikardi (hiperbilirubinemia berat)
Ikterik pada sklera, kulit membran mukosa.
3. Eliminasi
Gejala : Urine gelap
Diare/Konstipasi: fese warna tanah liat
Adanya/berulangnya hemodialisa.
4. Makanan/Cairan
Gejala : Hilangnya nafsu makan (anoreksia), penurunan berat badan atau meningkat
(edema). Mual, muntah.
Tanda : Asites.
5. Neurosensori
Tanda : Peka rangsang, cenderung tidur, letarge, asterksis.
6. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan atas.
Mialgia, artralgia, skit kepala.
Gatal (pruritus).
Tanda : Otot tegang, gelisah.
7. Keamanan
Gejala : Adanya transfusi darah
Tanda : Demam
Urtikaria, lesi mekulopapular, eritema tak beraturan.
Eksaserbasi jerawat
Angioma jaring-jaring, eritema palmar, ginekomastia (kadang-kadang ada
pada hepatitis alkoholik). Splenomegali, pembesaran nodus servikal posterior.
C. Pemeriksaan Diagnostik.
 Tes fungsi hati: Abnormal (4-10 kali dari normal).
 SGOT/SGPT: Awalnya meningkat. Dapaat meningkat 1-2 minggu
sebelum ikterik kemudian tampak menurun.
 Darah lengkap: sel darah merah menurun sehubungan dengan
penurunan hidup eritrosit (gangguan hati) atau mengakibatkan perdarahan.
 Leukopenia: Trombositopenia mungkin ada (splenomegali).
 Diferensial darah lengkap: Leukositosis, monositosis, limposit
atopikal dan sel plasma.
 Alkali fosfatase: Agak meningkat (kecuali ada kolestasis berat).
 Feses: Warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati).
 Anti-HVAIgM: positif pada tipe A.
 HbsAg: Dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A).
 Masa protrombin: Mungkin memanjang (difungsi hati).
 Bilirubin serum: Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml,
prognosis buruk mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler.
 Tes ekskresi BSP: Kadar darah meningkat.
 Biopsi hati: Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan
parenkim.
 Urinalisa: Peninggian kadar bilirubin: Protein/hematuria dapat
terjadi.
D. Prioritas Keperawatan
 Menurunkan kebutuhan terhadap hati, selama
meningkatkan kesehatan fisik.
 Mencegah komplikasi.
 Meningkatkan konsep diri, penerimaan situasi.
 Memberikan informasi tentang penyakit, prognosis dan
kebutuhan pengobatan.
E. Tujuan Pemulangan
 Memenuhi kebutuhan dasar perawatan diri.
 Komplikasi tercegah/minimal.
 Menerima kenyataan situasi yang ada.
 Proses penyakit dan program terapi dipahami.
F. Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, penurunan
kekuatan/ketahanan nyeri ditandai dengan laporan kelemahan, ketidaknyamanan kerja,
penurunan kekuatan otot.
Kriteria hasil:
 Menunjukan teknik/perilaku yang memampukan kembali melakukan
aktivitas.
 Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktivitas.
Intervensi:
a) Tingkatkan tirah baring/duduk. Berikan lingkungan tenang; batasi
pengunjung sesuai keperluan.
b) Ubah posisi dengan sering. Berikan perawatan kulit yang baik.
c) Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan
rentang gerak.
d) Awasi terulangnya anoreksia dan nyeri tekan pembesaran hati.
e) Kolaborasi:
 Berikan antidot atau bantu dalam prosedur sesuai indikasi
(lavase, katarsis, hiperventilasi).
 Berikan obat sesuai indikasi: Sedatif, agen antiansietas.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan
masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik (anoreksia, mual/muntah), gangguan
absorbsi dan dengan kurang minat terhadap makanan, nyeri abdomen, penurunan BB.
Kriteria hasil:
 Menunjukan perilaku perubahan pola hidup untuk
meningkatkan/mempertahankan berat badan yang sesuai.
 Menunjukan peningkatan berat badan mencapai tujuan
dengan nilai laboratorium normal dan bebas tanda malnutrisi.
Intervensi:
a) Awasi pemasukan diet/ jumalah kalori.
b) Berikan perawatan mulut sebelum makan.
c) Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.
d) Kolaborasi:
 Konsul pada ahli diet, dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai
kebutuhan pasien, dengan masukan lemak dan protein sesuai toleransi.
 Berikan obat, sesuai indikasi:
 Antiemetik, contoh metacloperamide, trimetobenzoid.
 Antisada, contoh Mylanta, Titralac.
3. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan faktor
risiko (kehilangan berlebihan melalui muntah dan diare).
Kriteria hasil:
 Mempertahankan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda
vital stabil, turgor kulit baik.
Intervensi:
a) Kaji tanda vital, turgor kulit dan membran mukosa.
b) Awasi masukan dan haluaran.
c) Observasi tanda perdarahan, contoh hematuria/melena.
d) Kolaborasi:
 Awasi nilai laboratorium, contoh Hb/Nt, Na+ albumin.
 Berikan cairan IV (biasanya glukosa), elektrolit; protein hidrolisat.
 Antasida atau reseptor H2 antagonit, contoh Simetidin.
4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan faktor resiko (pertahanan
primer tidak adekuat), kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan pada patogen.
Kriteria hasil:
 Meyatakan pemahaman penyebab individu/faktor risiko.
 Menunjukan teknik; melakukan perubahan pola hidup
untuk menghindari infeksi ulang.
Intervensi:
a) Lakukan teknik isolasi infeksi enterik dan pernapasan sesuai kebijakan RS; termasuk
cuci tangan efektif.
b) Awasi/batasi pengunjung sesuai indikasi.
c) Berikan informasi tentang adanya gama globulin, ISG, HBIG, vaksin hepatitis B.
d) Kolaborasi: Obat antivirus; Vidaralun, asiklovir, interferon alfa-2bv.

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J, Buku Saku Patofisiologi, penerbit buku kedoteran EGC Jakarta, 2000.
Doengoes, Marilynn E. Et al. 1999, Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta Penerbit Buku
Kedokteran, EGC.
Smeltzer, Suzanne C, Buku Ajar Keperawatan medikal-bedah Brunner dan Suddatrh edisi 8,
Jakarta: EGC, 2001.
Syaifuddin, H. Anatomi Fisisologi untuk siswa perawat, edisi 2, penerbit buku kedokteran EGC,
Jakarta.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.A
DENGAN HEPATITIS
DIRUANG PERAWATAN PENYAKIT DALAM PRIA
RSUD ULIN BANJARMASIN

I. BIODATA
A. Identitas klien/pasien
Nama : Tn. A
Umur : 38 tahun
Suku/bangsa : Banjar/Indonesia
Agama : Islam
Status : Kawin
Marital : D II
Pendidikan : Kawin
Pekerjaan : PNS
Bahasa yang digunakan : Banjar
Alamat : Anjir
Kiriman dari : Puskesmas Anjir Pasar
B. Penanggung jawab klien/pasien
Nama : Ny. N
Hubungan dengan klien : Isteri
Umur : 35 tahun
Pendidikan : D III
Pekerjaan : Bidan
Alamat : Anjir

C. Tanggal masuk RS : 20-12-2005


D. Nomor register : 60.67.27
II. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT
A. Alasan dirawat
Pasien dirawat karena keluarganya sangat khawatir melihat keadaannya yang mana kencing
berwarna seperti teh, BAB berwarna hitam dan nyeri perut kanan bagian bawah.
B. Keluahan utama
Nyeri pada perut, demam, anoreksia, tidur terganggu.
1. Provocative/Palliative
Disebabkan oleh inflamasi pada jaringan hati, faktor yang memperbarat, anoreksia dan
muntah.
2. Quality/Quantity
Klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti menusuk dan menyebar kedaerah
punggung kanan belakang.
3. Regional
Lokasinya di daerah abdomen kanan bawah.
4. Severitu Scale
Nyeri yang dirasakan klien termasuk nyeri skala 2 (nyeri sedang), skala nyeri:
0 : Tidak nyeri.
1 : Nyeri ringan.
2 : Nyeri sedang.
3 : Nyeri berat.
4 : Nyeri sangat berat.
5. Timing
Mulai timbul sejak ± 4 hari SMRS, nyeri yang dirasakan bersifat hilang timbul.
III. RIWAYAT KESEHATAN
A. Riwayat kesehatan sebelum sakit ini.
Penyakit yang pernah dialami pasien hanya penyakit ringan seperti influenza, pasien tidak
pernah masuk rumah sakit sebelum ini.
B. Riwayat kesehatan sekarang
± 4 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh nyeri pada daerah ulu hati yang
menjalar kedaerah punggung kanan belakang. Nyeri bersifat hilang timbul, selain itu selama 4
hari SMRS pasien juga ada mengalami demam tinggi, menggigil. Demam tidak ada turun
walaupun diberi obat antipiretik. Selain itu pasien ada muntah 1 kali volume 2 gelas aqua →
sampai muntahan terasa pahit, 2 hari SMRS pasien ada muntah 1 kali, selama sakit nafsu
makan pasien mengalami penurunan, BAK berwarna seperti teh, BAB 2 hari SMRS berwarna
hitam, sampai sekarang belum ada BAB.
C. Riwayat kesehatan keluarga
Didalam keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit seperti pasien dan didalam
keluarga pasien tidak ada riwayat keturunana seperti diabetes melitus atau hipertensi.
IV. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI
A. Makan dan Minum
1. Nutrisi
Dirumah makan 3 sehari berupa nasi, sayur dan ikan tapi selama sakit pasien hanya 1-2
sendok saja karena jika pasien terlalu banyak makan perutnya bertambah sakit.
Di RS diit yang diberikan bubur biasa dan hanya 1-2 sendok saja dimakan dari porsi yang
disediakan.
2. Minum
Dirumah jenis minuman air putih, banyaknya 6-8 gelas sehari.
Di RS minum jika merasa haus (4-5 gelas sehari).
B. Eliminasi
1. BAB
Dirumah pasien BAB 1 kali sehari, warna kuning, bau khas, konsistensi lunak. 2 hari
SMRS pasien BAB 1 kali berwarna hitam dengan konsistensi lembek.
Di RS pasien tidak pernah BAB.
2. BAK
Dirumah frekuensinya 3-4 kali sehari dengan warna kuning muda, berbau pesing dan tidak
ada gangguan BAK, 2 hari SMRS waranya seperti air teh.
Di RS tidak ada perubahan frekuensi maupun bau, warnanya seperti air teh.
C. Istirahat dan Tidur
1. Istirahat
Dirumah pada siang hari istirahat 1-2 jam dan malam 3-4 jam.
Di RS pasien istirahat total.
2. Tidur
Dirumah pasien biasanya tidur siang selama 1 jam dan malam 7-8 jam, selama sakit pasien
tidak dapat tidur dengan nyenyak dan hanya bisa tidur ± 5 jam, karena nyeri.
D. Aktivitas
Dirumah pasien bekerja sebagai guru, diRS klien istirahat total ditempat tidur.
E. Kebersihan
Dirumah mandi 2 kali sehari, ganti pakaian 3x sehari, gosok gigi 2x sehari.
Di RS pasien tidak pernah mandi hanya diseka keluarganya.
F. Rekreasi
Pasien sebelum masuk rumah sakit, sering nonton televisi dan mengajak anak-anaknya jalan-
jalan.

V. PSIKOSOSIAL
A. Psikologi
Persepsi pasien terhadap penyakitnya, pasien yakin sakitnya akan sembuh dengan berobat dan
perawatan intensif di RS.
Pasien dapat beradaftasi dengan lingkungan RS dan menerina tindakan yang diberikan.
B. Sosial
Hubungan pasien dengan pasien lain baik (mereka saling mengerti dengan kondisi yang
dialami mereka), hubungan pasien dengan keluarga baik (terlihat dari selalu ada keluarga
yang membesuknya dan menemaninya), hubungan pasien dengan tim medis baik (pasien
dapat bekerjasama dan menerima tindakan yang diberikan.
C. Spiritual
Pelaksanaan ibadah yaitu pasien melaksanakan ibadah shalat 5 waktu sehari, namun di RS
tidak pernah melakukan shalat karena kondisi yang tidak memungkinkan, pasien hanya
berdo’a dan berzikir ditempat tidur.
VI. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum
1. Kesadaran: Composmentis
2. Vital Sign:
TD : 120/80 mmHg.
Pols : 92 x/menit.
RR : 24 x/menit.
T : 38,5oC
B. Head to too
1. Kepala
Tidak terdapat luka atau memar, bentuk kepala simetris, tidak terdapat kutu rambut, tidak
terdapat ketombe.
2. Rambut
Bentuknya lurus, warna hitam dan penyebaran rambut merata.
3. Mata (Penglihatan)
Struktur mata simetris, tidak terdapat kelainan, visus/ketajaman penglihatan normal ( dapat
membaca dengan jarak baca normal/25-30 cm), sklera ikterik, conjunctiva tidak anemis,
pergerakan bola mata baik, tidak memakai alat bantu penglihatan (kaca mata).
4. Hidung (Penciuman)
Struktur simetris, tidak terdapat peradangan dan perdarahan, fungsi penciuman normal
yaitu dapat membedakan bau alkohol dengan minyak kayu putih.
5. Telinga (Pendenganran)
Struktur telinga simetris, fungsi pendengaran baik, tidak terdapat serumen dan cairan, tidak
terdapat perdarahan serta tidak memakai alat bantu pendengaran.
6. Mulut dan Gigi
Bentuk bibir simetris, bau mulut pasien tidak tercium saat pasien bicara, tidak terdapat
perdarahan dan peradangan pada mulut, pasien tidak memakai gigi palsu, fungsi pengecap
baik, mukosa kering.
7. Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening maupun kelenjar tiroid, tidak ada kaku
kuduk/tengkuk (dapat menoleh kekiri dan kekanan).
8. Thorax
Gerakan dinding dada simetris, frekuensi pernapasan 24 x/menit, irama jantung reguler,
tidak terdapat adanya benjolan ataupun nyeri tekan.
9. Abdomen
Inspeksi : tidak terdapat adanya luka, ukuran simetris.
Palpasi : terdapat nyeri tekan, tidak terdapat pembesaran hati, limpa.
Perkusi : timpani.
10. Reproduksi
Pasien berjenis kelamin laki-laki, tidak ada gangguan dalam BAK, tidak terpasang kateter.
11. Ekstremitas
Ekstremitas atas dan ekstremitas bawah berfungsi dengan baik namun pada lengan kanan
terpasang infus D 5%. Keterbatasn aktivitas dengan skala 2.
12. Integumen
Tidak ada penyakit kulit, warna kulit ikterik, turgor baik (kembali dalam 2 detik).

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


A. Laboratorium
Hasil pemeriksaan kimia darah 20-12-2005
Glukosa sewaktu 108 mg/dl Normal <200
SGOT 19 U/L Normal 16-40
SGPT 45 U/L Normal 8-45
Urea 21 mg/dl Normal 20-45
Kreatinin 0,7 mg/dl Normal 0,5-1,7

WBC 1,27- (10^3/UL)


RBC 4,26 (10^6/UL)
HGB 13,1 (g/dl)
HCT 37,0 (%)
MCV 86,9 (FL)
MCH 30,8 (pg)
MCHC 35,4 (g/dl)
PLT 178 (10^3/UL)
RDW-SD 38,4 (FL)
RDW-CV 12,4 (%)
PDW 8,1 (FL)
MPV 8,2 (FL)
P-LCR 12,9 (%)
PCT 0,15 (%)
NEUT 0,01 (10^3/UL) 0,8 (%)
LYMPH 1,19 (10^3/UL) 93,7+ (%)
MONO 0,05 (10^3/UL) 3,9 (%)
EO 0,01 (10^3/UL) 0,8- (%)
BASO 0,01 (10^3/UL) 0,8 (%)

B. USG
24-25-2005
Hepar normal
Portal normal
Lien normal
Bilier normal
Rend normal
Prostat normal
USG normal

VIII. PENGOBATAN
 IVFD D5% 20 tetes/menit.
 Ranitidin 2x1 ampul.
 Antrain 3x1 ampul.
 Methycal 3x1 tab.
IX. ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Etiologi Masalah


1 DS : Pasien mengeluh nyeri pada perut. Proses inflamasi virus Perubahan rasa
DO: pada jaringan hati nyaman (nyeri).
 Nyeri
tekan pada perut kanan bawah.
 Pasie
n tampak meringis.
 Vital
sign:
TD : 120/80 mmHg.
Pols : 92 x/menit.
RR : 24 x/menit
2 T : 38,5oC Proses inflamasi virus Hipertermi.

 Skala nyeri 2. pada jaringan hati

DS : Pasien mengeluh badannya panas.


DO:
 Kulit teraba panas.
 Suhu tubuh 38 ,5oC.
3
 Mukosa bibir kering
Anoreksia. Perubahan nutrisi
 Pasien tampak gelisah.
kurang dari kebutuhan
tubuh.
DS : Pasien mengatakan tidak ada selera makan.
DO :
 Pasien tampak lemah.
 Porsi yang disajikan hanya 1-2 sendok
4 dimakan. Nyeri. Gangguan pola
 Diit yang diberikan bubur biasa. istirahat dan tidur.

DS : Pasien mengatakan tidurnya sering


terganggu apabila nyeri datang (± 5 jam
dalam semalam).
DO :
 Pasien tampak lemah,
 Mata pasien terlihat sayu dan mengantuk.

X. DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tanggal muncul Tanggal teratasi


1 Perubahan rasa nyaman (nyeri) berhubungan 20-12-2005 -
dengan proses inflamasi virus pada jaringan
hati ditandai dengan:
DS : Pasien mengeluh nyeri pada perut.
DO:
 Ny
eri tekan pada perut kanan bawah.
 Pas
ien tampak meringis.
 Vit
al sign:
TD : 120/80 mmHg.
Pols : 92 x/menit

2 RR : 24 x/menit
T : 38,5oC 20-12-2005 24-12-2005
 Skala nyeri 2.

Hipertermi berhubungan dengan proses


inflamasi virus pada jaringan hati ditandai
dengan:
DS : Pasien mengeluh badannya panas.
DO:
 Kulit teraba panas.

3  Suhu tubuh 38 ,5oC. 21-12-2005 -


 Mukosa bibir kering
 Pasien tampak gelisah.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan anoreksia ditandai
dengan:
DS : Pasien mengatakan tidak ada selera
makan.
DO :
 Pasien tampak lemah.
 Porsi yang disajikan hanya 1-2 sendok
4 21-12-2005 24-12-2005
dimakan.
 Diit yang diberikan bubur biasa.

Gangguan pola tidur berhubungan dengan


nyeri ditandai dengan:
DS : Pasien mengatakan tidurnya sering
terganggu apabila nyeri datang (± 5 jam
dalam semalam).
DO :
 Pasien tampak lemah,
 Mata pasien terlihat sayu dan
mengantuk.
XI. INTERVENSI KEPERAWATAN

Hari/ Diagnosa Intervensi


No tujuan Rasional
tanggal keperawatan Keperawatan
1. Selasa, Setelah 4. Tentukan 1. Data dasar untuk
I diberikan karakteristik dan evaluasi keefektifan
20-12-05
tindakan kualitas nyeri. intervensi.
keperawatan 5. Pantau tanda- 2. Perubahan frekuensi
selama 3x24 tanda vital. jantung atau tekanan
jam, nyeri 6. Berikan darah menunjukan bahwa
teratasi dengan tindakan nyaman pasien nyeri.
kriteria: misalnya 3. Tindakan non
- Nyeri hilang. perubahan posisi analgesik diberikan
- Ekspresi pijat punggung. dengan sentuhan lembut
wajah pasien 7. Ajarkan : dapat menghilangkan
tenang/ rileks. a) Tekn ketidaknyamanan.
- Skala nyeri 0. ik Relaksasi. 4. Mengalihkan
b) Tekn perhatian pasien terhadap
ik Distraksi. nyeri.
8. Kolaborasi 5. Obat digunakan
dalam pemberian untuk meningkatkan
analgetik. kenyamanan/ istirahat.

Selasa,
2. 20-12-05 Setelah

II diberikan
tindakan
1.
(suhu)
Ukur TTV
setiap 4 1. Karena dengan
keperawatan jam. mengukur TTV (suhu)
selama 3x24 2. Beri kompres akan mengetahui
jam hangat pada perkembangan suhu tubuh
Hipertermi bagian prontal dan pasien lebih lanjut.
teratasi axilla. 2. Karena dengan
dengan 3. Anjurkan diberikan kompres , suhu
kriteria: untuk minum yang tubuh berangsur-angsur
- Kulit terba banyak. turun.
hangat. 4. Kolaborasi 3. Karena dengan
- Suhu tubuh dalam pemberian minum yang banyak
dalam batas antipiretik sesuai diharaokan pasien tidak
normal. indikasi. dehidrasi.
4. menurunkan panas.
Setelah
Rabu,
diberikan
3.
21-12-05 tindakan
III keperawatan 1. Motivasi
selama 2x24 pasien untuk
jam, makan. 1. Motivasi sangat
kebutuhan 2. Anjurkan penting bagi klien.
nutrisi pasien untuk 2. Mulut yang bersih
terpenuhi menjaga meningkarkan nafsu
dengan kebersihan mulut. makan.
kriteria: 3. Anjurkan 3. Makanan dengan
makanan yang memberi makan porsi kecil tapi sering
disediakan dengan porsi kecil dapat ditolerir oleh
dapat tapi sering. pasien.
dihabiskna 4. Kolaborasi 4. Diit yang sesuai
minimal 1
/2 dengan ahli gizi dapat mempercepat
dari porsi dalam pemberian penyembuhan.
yang diit.
disediakan
RS.

Setelah
diberikan
Rabu,
tindakan
4. 21-12-05
keperawatan
selama 2x24
jam,
kebutuhan 1. Lakukan 1. Memberikan
istirahat-tidur kajian masalah informasi dasar dalam
pasien gangguan tidur. menentukan rencana.
terpenuhi, 2. Lakukan 2. Mengatur pola tidur.
dengan persiapan tidur 3. Meningkatkan tidur.
kriteria: malam seperti 4. Meningkatkan tidur.

IV - Pasien dapat pada jam 9 malam 5. Meningkatkan tidur.


tidur 6-8 jam sesuai pola tidur
setiap malam. pasien.
- Secara verbal 3. Ciptakan
mengatakan lingkungan yang
dapat rileks nyaman dan
dan lebih tenang.
segar. 4. Berikan susu
hangat sebelum
tidur.
5. Atur posisi
senyaman
mungkin.
XII. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi


1 Rabu,21-12- 1. Menentukan karakteristik dan kualitas nyeri.
2005. 2. Memantau tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg.
I Pols: 86 x/menit
RR : 24 x/menit.
T : 38,5oC
3. memberikan tindakan nyaman misalnya
perubahan posisi pijat punggung.
4. mengajarkan :
a) Teknik Relaksasi:
 Pikiran pasien di
istirahatkan.
 Menganjurkan pasien
menarik nafas dan menghembuskan pelan
melalui mulut.
 Setelah pasien merasa
rileks, menganjurkan pasien bernafas
secara pelan-pelan, bila nyeri hebat
menganjurkan pasien bernafas dangkal.
b) Teknik Distraksi seperti
mengalihkan perhatian klien kepada hal-hal
yang disukainya seperti membaca buku atau
membaca majalah.
5. Kolaborasi dalam pemberian analgetik
2. Rabu,21 12-
2005.
II sesuai indikasi, yaitu antrain 3x1 ampul.

1. Mengukur TTV (suhu) setiap 4 jam.


2. Memberi kompres hangat pada bagian
prontal dan axilla.
3. Menganjurkan untuk minum yang banyak.
4. Kolaborasi dalam pemberian antipiretik
III sesuai indikasi, yaitu Antrain 3x1 ampul.

3. Kamis,22-12-
2005.
1. Memotivasi pasien untuk makan.
2. Menganjurkan pasien untuk menjaga
kebersihan mulut.
3. Menganjurkan memberi makan dengan
porsi kecil tapi sering.
4. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam
4. Kamis,22-12- IV pemberian diit, diit yang diberikan bubur biasa.
2005.
1. Melakukan kajian masalah gangguan tidur.
2. Melakukan persiapan tidur malam seperti
pada jam 9 malam sesuai pola tidur pasien.
3. Menciptakan lingkungan yang nyaman dan
tenang.
4. Memberikan susu hangat sebelum tidur.
5. Mengatur posisi senyaman mungkin.

XIII. CATATAN PERKEMBANGAN

No Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Perkembangan


1 Sabtu, 24 S : Pasien mengatakan nyeri berkurang.
desember O:
2005  Pasien
I tampak tenang.
 Skala
nyeri 1.
 Vital
sign:
TD : 110/70 mmHg.
Pols : 80 x/menit.
RR : 24 x/menit.
T : 37oC.
A : Masalah teratasi sebagian.
2 Sabtu, 24 P : Lanjutkan intervensi.
desember II
2005
S : Pasien mengatakan badanya tidak panas lagi.
O:
 Kulit
teraba hangat.
 Pasien
tampak tenang.
III  Suhu
3 Sabtu, 24 tubuh 37oC.
desember A : Masalah teratasi.
2005 P : Intervensi dihentikan.

S : Pasien masih mengatakan tidak ada selera makan.


O:
 Pasien
IV tampak lemah.
 Porsi
4 Sabtu, 24
yang disediakan hanya 2-3 sendok dimakan.
desember
2005 A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi.

S : Pasien mengatakan sudah bisa tidur ± 6 jam


walaupun kadang terjaga karena nyeri masih
dirasakan.
O : Pasien tampak lebih segar.
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai