Anda di halaman 1dari 5

ANALISA SINTESA

Nama Mahasiswa : Fansyah Tanggal : 06 Juli 2017


NPM : 1614901110063 Ruangan : Seruni (Syaraf)

1. Identitias klien : Tn.R


2. Diagnosa medis : SH
3. Tindakan keperawatan : Resusitasi Jantung Paru
4. Diagnosa Keperawatan : Penurunan Curah jantung
5. Data : Henti napas dan henti jantung
6. Resusitasi
Aktivitas-aktivitas :
 Evaluasi ketiadaan respon untuk menentukan tindakan yang cepat
 Panggil bantuan jika tidak ada pernapasan atau tidak ada respon
 Lakukan RJP yang memfokuskan pada kompresi dada pada pasien
 Mulai 30 kompresi dada dengan laju dan kedalaman yang spesifik dan
menghindari ventilasi berlebih
 Berikan dua pernafasan buatan setelah pemberian 30 kompresi dada
komplit
 Monitor respon pasien setelah usaha resusitasi
 Sediakan obat sesuai kebutuhan
Prinsip-prinsip tindakan dan rasional
No Prinsip Tindakan Rasional
1. Danger Saat seorang
penolong tiba di
tempat kejadian
maka penilaian
pertama yang harus
dilakukan adalah
menilai potensi
bahaya pada lokasi
yang mungkin
mengancam pasien,
penolong ataupun
orang lain disekitar
tempat kejadian
2. Respon Mengetahui tingkat
Periksa kesadaran pasien, respon pasien kesadaran dan
dinyatakan dengat derajat AVPU (Alert, Verbal, respon pasien
Pain & Unresponsive). Alert untuk sadar penuh
tanpa rangsangan dari luar, Verbal untuk
merespon rangsangan dengan suara, Pain apabila
ada respon terhadap rangsangan nyeri berupa
penekanan sternum dengan buku-buku jari tangan
dan Unresponsive apabila sama sekali tidak ada
respon,
3. Bila tidak ada respon, maka : Memaksimalkan
 Periksa nadi (karotis untuk dewasa dan kerja pompa jantung
brakhialis untuk bayi) untuk mengaliri ke
 Bila ada denyut nadi, namun tidak ada nafas organ tubuh
spontan berikan bantuan nafas 10x/menit terutama di otak
 Bila tidak ada denyut nadi maka mulailah agar sel tidak
kompresi dada mengalami banyak
1) Berlutut di samping pasien kematian.
2) Saling tautkan jari-jari tangan dan
pastikan posisi tangan tidak menyimpang
di atas iga. Jangan meletakkan kedua
tangan di perut atas atau tepi bawah tulang
dada
3) Posisikan bahu penolong tegak lurus dada
pasien dan dengan tumpuan pada telapak
tangan tekan dengan menggunakan berat
badan penolong kearah dada hingga
tertekan 4-5 cm
4) Setelah 30 kompresi, kembali buka jalan
nafas dengan head-tilt dan chin-lift bila
ada trauma leher hanya boleh jawtrush
5) Berikan bantuan nafas(BVM) dan pastikan
menutupi bagian hidung dan mulut
6) Pertahankan head-tilt dan chin-lift,
biarkan dada kembali turun selagi udara
keluar dari dada pasien
7) Ulangi sekali lagi, dan kembalikan posisi
tangan di tengah dada penderita untuk
melakukan 30 kompresi dada
8) Lanjutkan dengan rasio 30:2
9) Cek pulsasi karotis setelah 5 siklus, cek
nadi 10 detik bila nadi ada, lanjutkan
dengan :
 Mempertahankan terbukanya jalan
nafas dan lakukan evaluasi look, listen
dan feel (lakukan evaluasi tidak lebih
dari 10 detik, bila ada keraguan pasien
tidak bernafas spontan dan tidak
adekuat maka dianggap pasien tidak
bernafas spontan dan tidak adekuat)
10) Bila dilakukan oleh dua orang penologn
atau lebih tukarlah posisi setiap 2 menit
untuk menghindari kelelahan penolong,
berikan bantuan nafas 10-12 kali permenit
sambil mempertahankan jalan nafas
terbuka dan menunggu bantuan datang
(bila pasien tidak bernafas spontan)
11) Lanjutkan resusitasi sampai :
 Penolong kelelahan
 Bantuan yang lebih kompeten datang
dan mengambil alih resusitasi
 Pasien kembali bernafas dan muncul
sirkulasi spontan

7. Tujuan tindakan tersebut dilakukan :


a. Mengembalikan fungsi pernafasan dan atau sirkulasi pada henti nafas
(respiratory arrest) dan atau henti jantung (cardiac arrest) pada orang dimana
fungsi tersebut gagal total oleh suatu sebab yang memungkinkan untuk hidup
normal selanjutnya bila kedua fungsi tersebut bekerja kembali.
b. Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi (nafas)
c. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkukasi (fungsi jantung) dan
ventilasi (fungsi pernafasan/paru) pada pasien/korban yang mengalami henti
jantung atau henti nafas melalui Cardio Pulmonary Resuciation (CPR) atau
Resusitasi Jantung Paru (RJP)

8 Kontra indikasi :
a. Fraktur Kosta, trauma thorax
b. Pneumothorax, Emphysema berat
c. Cardiac tamponade
d. Cardiac arrest lebih dari 5-6 menit
e. Keadaan terminal penyakit yang tidak dapat disembuhkan, misalnya Gagal
Ginjal Kronis

9 Analisa Sintesa

Penurunan Tingkat Kesadaran

Penurunan Curah Jantung

Gangguan Ventilasi Spontan

Resusitasi Jantung Paru

Mengembalikan fungsi Jantung & Paru

10. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan RJP, nadi karotis tidak teraba, dan reaksi pupil
terhadap cahaya negatif.
Maknanya :
Klien dinyatakan meninggal biologis saat sel otak mengalami kematian, bila
terjadi henti nafas dan henti jantung tidak dapat mendistribusikan darah yang
mengandung oksigen ke seluruh tubuh.
Banjarmasin, Juli 2017

Ners Muda
Preseptor Klinik

(………………………..)

Anda mungkin juga menyukai