t
TROPHIC FEEDING
Disusun Oleh:
Fitri Sri Wulandari Darus
1611901017
Pembimbing:
dr. Rahayu Suharmadji, Sp.A
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia,
rahmat kesehatan, dan keselamatan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan
referat ini yang berjudul “Trophic Feeding” yang diajukan sebagai persyaratan untuk
mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Kesehatan Anak. Terima kasih penulis
ucapkan kepada dokter pembimbing yaitu dr. Rahayu Suharmadji, Sp.A yang telah
bersedia membimbing, sehingga referat ini dapat selesai pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa penyusunan referat ini masih memiliki kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk menyempurnakan referat ini. Akhir kata, penulis
berharap agar referat ini dapat memberi manfaat kepada semua orang. Atas perhatian
dan sarannya penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 4
1.1 Trophic feeding ......................................................................................................... 4
1.1.1 Definisi..................................................................................................... 4
1.1.2 Perkembangan fungsi oral-motor............................................................. 4
1.1.3 Faktor predisposisi kekurangan gizi pada bayi prematur...........................5
1.1.4 Komposisi ASI dari ibu yang melahirkan bayi prematur...........................5
1.1.5 Keuntungan pemberian ASI........................................................................6
1.1.6 Pemberian ASI pada bayi prematur saki.....................................................7
1.1.7 Pemberian ASI pada bayi prematur sakit....................................................9
1.1.8 Menilai kecukupan pemberian ASI bayi prematur...................................11
1.1.9 Kebutuhan Nutrisi.....................................................................................11
1.1.10 Densitas kalori dan kebutuhan cairan....................................................12
1.1.11 Pemilihan jenis nutrisi...........................................................................13
1.1.12 Cara pemberian nutrisi enteral (trophic feeding)....................................15
1.1.13 Formula transisi.....................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 trophic feeding
Pemberian nutrisi dengan trophic feeding
merupakan salah satu metode pemberian nutrisi
dini pada bayi prematur dimana jumlahnya di
Indonesia masih tergolong banyak. Untuk
nengurangi risiko nosokomial maka diharapkan
dengan pemberian nutrisi lebih awal maka akan
mempercepat pertumbuhan dan perkembangan
bayi prematur sehingga akan mempersingkat
waktu rawat di rumah sakit.
Bayi prematur masih merupakan masalah
yang penting dalam bidang perinatologi, karena
berkaitan dengan kejadian mortalitas dan
morbiditas masa neonatus. Bayi prematur adalah
bayi yang dilahirkan dengan usia kehamilan di
bawah 37 minggu. Berdasarkan kurva
pertumbuhan intrauterin dan Lubchenko, maka
kebanyakan bayi prematur akan dilahirkan
dengan berat badan yang rendah. Bayi berat lahir
rendah (BBLR) dibedakan atas bayi berat lahir
sangat rendah (BBLSR), yaitu bila < 1500 gram,
dan bayi berat lahir amat sangat rendah
(BBLASR), yaitu bila < 1000 gram (Yu, dan
Montintja, 1996).
Dahulu neonatus dengan berat badan lahir
kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500
gram disebut prematur. Pada tahun 1961 oleh
World Health Organization (WHO) semua bayi
yang baru lahir dengan berat lahir kurang dari
2500 gram disebut low birth weight infant,
sedangkan yang kurang dari 1500 gram disebut
i
very low birth dengan berat badan lahir sangat rendah adalah
weight infant. sekitar 6-7%. Di negara yang berkembang angka
Khusus kematian ini kurang lebih dari 3 kali lipat. Di
untuk masalah Indonesia kejadian bayi prematur belum dapat
berat badan ditentukan secara pasti namun angka di rumah
lahir sangat sakit Cipto
rendah, sampai
saat ini masih
banyak
ditemukan bayi
lahir dengan
berat badan
lahir sangat
rendah dengan
berbagai
penyebab.
Dimana bayi
berat badan
lahir sangat
rendah akan
mengalami
banyak masalah
yang akhirnya
meningkatkan
angka
morbiditas dan
mortalitas bayi
(Sitohang,
2004) .
Di negara-
negara maju
angka kejadian
kelahiran bayi
prematur
i
Mangunkusumo berkisar antara 22-24% dari semua bayi yang dilahirkan pada 1
tahun (Sitohang, 2004).
Dengan makin pesatnya perkembangan bidang perinatologi, makin banyak bayi
kecil yang terselamatkan. Di negara berkembang, angka kematian bayi BLSR
sangat menurun hingga mencapai 5%. Pemberian nutrisi pada bayi-bayi kecil
tersebut merupakan suatu tantangan, karena nutrisi yang sebelumnya didapat
langsung dari plasenta kini harus diberikan peroral (Aminullah, 1997).
Menurut banyak ahli gizi neonatal, pemberian gizi pada bayi prematur harus
mendekati tingkat pertumbuhan postnatal dari janin normal dari usia kehamilan
yang sama. Sayangnya, kebanyakan bayi prematur, terutama mereka yang lahir
prematur dengan berat lahir sangat rendah, tidak diberi jumlah nutrisi yang cukup
untuk mencapai tingkat pertumbuhan janin normal dan, sebagai hasilnya, akhirnya
pertumbuhan dibatasi selama periode mereka di rumah sakit setelah lahir.
Pembatasan pertumbuhan adalah masalah yang signifikan, karena banyak penelitian
telah menunjukkan secara definitif bahwa gizi, terutama protein, pada tahap kritis
pengembangan menghasilkan perawakannya jangka panjang pendek, kegagalan
pertumbuhan organ, dan kedua defisit saraf jumlah dan koneksi dendritik serta
kemudian perilaku dan hasil kognitif(Sluncheva, 2010).
Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi baru lahir, baik bayi yang
dilahirkan cukup bulan (matur) maupun kurang bulan (prematur). Berbagai hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemberian ASI memberikan banyak keuntungan
fisiologis maupun emosional. World Health Organization (WHO)
merekomendasikan pemberian ASI secara eksklusif sekurangnya selama usia 6
bulan pertama, dan rekomendasi serupa juga didukung oleh American Academy of
Pediatrics (AAP), Academy of Breastfeeding Medicine, demikian pula oleh Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Namun, orangtua dari anak yang terlahir prematur seringkali menemukan
kesulitan dalam pemberian ASI. Hal ini disebabkan karena pada bayi prematur
selain berat lahir rendah mungkin disertai juga gangguan medis akibat belum
matangnya fungsi pernafasan, jantung, saluran cerna, serta fungsi organ lainnya.
Bahkan kadang bayi prematur memerlukan perawatan di ruang intensif. Seluruh hal
2
tersebut di atas dapat menjadi hambatan, khususnya dalam pemberian ASI sebagai
nutrisi bayi prematur. Dalam uraian berikut ini, akan diulas lebih lanjut mengenai
pemberian ASI pada bayi prematur secara praktis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1.1 Definisi