Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

“Perubahan Sistem Endokrin Pada Lansia”

Di Susun Oleh Kelompok 5 :

3 A ILMU KEPERAWATAN
Salma salsabilla

Sisillia Oktaviani

Tati Hartati

Valencia Clara

Vicky Diana L

Wilysa Mania

Yana Apriyani

STIKes MEDISTRA INDONESIA


Jalan Cut Mutia Raya No. 88A Sepanjang Jaya Bekasi,
Jawa Barat Indonesia
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
mencurahkan rahmat,taufik dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas kelompok dalam membuat makalah yang berjudul “Perubahan Sistem Endokrin Pada
Lansia”  Makalah ini disusun sebagai bahan diskusi. Makalah ini disusun berdasarkan hasil
kerja kami dan pengumpulan data dari beberapa buku panduan  yang ada, serta dengan bantuan
dari dunia maya yaitu melalui situs internet.

Kami menyadari bahwa makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu
dengan adanya bantuan dari Dosen yang terkait dalam penyusunan makalah ini kami sudah
berusaha menyajikan semaksimal mungkin, namun kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan pada makalah ini, maka kami mengharapkan masukan ataupun saran dari Dosen
pembimbing serta teman-teman lainnya dalam menyempurnakan penulisan makalah kami agar
dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Bekasi, 18 Januari 2021

Kelompok
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menua (menjadi tua = aging) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-
lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi serta memperbaiki
kerusakan yang diderita. Menurut Constantinides (1994, dalam Boedhi-Darmojo dan
Hadi Martono, 1999.
Dengan begitu manusia secara progresif akan kehilangan daya tahan terhadap
infeksi dan akan menuntut makin banyak distorsi metabolik dan struktural yang disebut
sebagai penyakit degeneratif yang akan menyebabkan kita menghadapi akhir hidup
dengan episode terminal yang dramatic.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Definisi Lanjut Usia?


2. Apa saja perubahan yang terjadi pada lansia?
3. Apa saja perubahan anatomi dan fisiologi sistem endokrin pada lansia?
4. Apa saja Masalah-Masalah Dalam Perubahan Sistem Endokrin Pada Lansia?
5. Penyakit apa saja yang terjadi pada lansia dengan sistem endokrin?

1.3 Tujuan Penulisan


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Lanjut Usia

Lanjut usia menurut Stanley, Blair, & Beare (2005) terjadi pada setiap individu dapat
diprediksi terjadinya perubahan secara fisik dan perilaku, proses menua secara biologis yang
umum terjadi dan akan di alami oleh semua orang. Lansia adalah kenyataan kejadian biologi
yang terjadi seiring dengan berjalannya waktu (Hayflick 1994 dalam Stanhope & Lancaster
2004). Menurut Fatmawati (2010) lanjut usia adalah proses alamiah dan berkesinambungan yang
mengalami perubahan anatomis, fisiologis dan biokimia pada tubuh yang akan berpengaruh pada
fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan.

2.2 Perubahan Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia

Perubahan fisiologis bervariasi pada setiap lansia, perubahan fisiologis umum yang diantisipasi
pada lansia. Perubahan fisiologis ini bukan proses patologi. Perubahan ini terjadi pada semua
orang tetapi pada kecepatan yang berbeda dan bergantung keadaan dalam kehidupan.

Terjadinya perubahan normal pada fisik lansia yang dipengaruhi oleh faktor kejiwaan
sosial, ekonomi dan medik. Perubahan tersebut akan terlihat dalam jaringan dan organ tubuh
seperti kulit menjadi kering dan keriput, rambut beruban dan rontok, penglihatan menurun
sebagian atau menyeluruh, pendengaran berkurang, indra perasa menurun, daya penciuman
berkurang, tinggi badan menyusut karena proses osteoporosis yang berakibat pada perubahan
badan menjadi bungkuk, tulang menjadi keropos, masa dan kekuatannya berkurang dan mudah
patah, elastisitas paru berkurang, nafas menjadi pendek, terjadi pengurangan fungsi organ
didalam perut, dinding pembuluh darah menebal dan menjadi tekanan darah tinggi otot jantung
bekerja tidak efisien, adanya penurunan organ reproduksi, terutama pada wanita, otak

2.3 Perubahan Anatomi Dan Fisiologi Sistem Endokrin Pada Lansia


Perubahan Sistem Endokrin pada Lansia. Efek dan usia padasistem endokrin sedikit lebih
sulit untuk mendeteksi dengan organ tubuhlain. Walaupun demikian gangguan endokrin lebih
banyak pada usia 40tahun. Pada wanita, produksi hormon meningkat dibanding
denganmenopause. Dari pria dan wanita, output anterior pituitary mengalami penurunan.Umur
yang relatif terjadi perubahan pada struktur dan fungsi dankelenjar endokrin adalah sebagai
berikut :
a) Kelenjar thiroid mengalami derajat yang sama dengan atropfi, fibrosisdan nodularity.
b) Hormon thiroid mengalami level penurunan dan hypoparatiroidisme biasanya sering pada
orang dewasa.
c) Kelenjar adrenal kehilangan beberapa berat badan dan menjadi makin buruk, fibrotik.
d) Pada bagian anterior, kelenjar pituitary mengalami penurunan ukurandan menjadi
mati/fibrotik.
 
Dalam Stockslager (2007), perubahan fungsi sistem endokrinsecara khusus yaitu :
a) Penurunan kemampuan mentoleransi stress.
b) Konsentrasi glukosa darah meningkat dan tetap naik lebih lamadibandingkan orang yang
lebih muda.
c) Penurunan kadar ekstrogen dan peningkatan kadar FSH selamamenopouse, yang
menyebabkan trombosis dan osteoporosis.
d) Penurunan produksi progeteron.
 
Perubahan yang terjadi pada sisten endokrin karena proses menua adalah sebagai berikut.
Pertama, kadar glukosa darah meningkat sehingga glukosa darah puasa 140 mg/dl dianggap
normal. Kedua, ambang batas ginjal untuk glukosa meningkat sehingga kadar glukosa darah 2
jam PP 1400200 mg/dl dianggap normal. Ketiga, residu urin di dalam kandung kemih meningkat
sehingga pemantauan glukosa urin tidak dapat diandalkan. Keempat, kelenjar tiroad menjadi
lebih kecil, produksi T3 dan T4 sedikit menurun dan waktu paruh T3 dan T4 meningkat sehingga
serum T3 dan T4 tetap stabil (Sunaryo et al, 2016)

2.2 Masalah-Masalah Dalam Perubahan Sistem Endokrin Pada Lansia


Dalam Nugroho (1995), penyakit metabolik pada lanjut usia terutama disebabkan oleh
karena menurunnya produksi hormon dari kelenjar-kelenjar hormon. Pria dan wanita pada akhir
masa dewasa memasuki apa yang dinamakan kimakterium; perubahan-perubahan dalam
keseimbangan hormonal yang menyebabkan berkurangnya kekurangan hormon seks.
Menurunnya produksi hormon ini antara lain terlihat padawanita mendekati usia 50 tahun, yang
ditandai mulainya menstruasi yangtidak teratur sampai berhenti sama sekali (menopouse),
prosesnya merupakan proses ilmiah. Pada pria proses tersebut biasanya terjadi secara lambat
laun dan tidak disertai gejala-gejala psikologis yang luar biasa
kecuali sedikit kemurungan dan rasa lesu serta berkurangnya kemampuan seksualitasnya.
Terdapat pula penurunan kadar hormone testosteronnya. Penyakit metabolik yang banyak
dijumpai adalah diabetes melitusatau kencing manis dan osteoporosis (berkurangnya zat kapur
dan bahan- bahan mineral sehingga tulang lebih mudah rapuh dan menipis). Diabetesmelitus
sering dijumpai pada lanjut usia yang berumur 70 tahun keatas,akibatnya terjadi degenerasi
pembuluh darah dengan kompliksai pembuluhdarah koroner, perubahan pembuluh darah otak ini
dapat menyebabkanstroke yang bisa mengakibatkan kelumpuhan separuh badan.
Berikut perubahan dan penyakit pada sistem endokrin yang disebabkan oleh proses penuaan,
yaitu:
a. Menopause
b. Andropause
c. Diabetes Melitus
2.3 Penyakit Penyakit Pada Lansia dengan Sistem Endokrin

Berikut perubahan dan penyakit pada sistem endokrin yang disebabkan oleh
proses penuaan, yaitu:
1) Menopouse
a. Konsep
Dalam Boedhi-Darmojo dan Hadi Martono (1999), menopouse adalah
berhentinya haid. Menopouse menurut pengertian awam adalah perubahan masa
muda ke masa tua. Berhentinya haid sebagai akibat tidak berfungsinya ovarium
merupakan peristiwa dan bukan satu periode waktu. Di Indonesia monepouse
terjadi antara 49-50 tahun (Samil dan Ichramsyah, 1991).
Periode mendahului menopouse ditandai oleh perubahan somatif dan
psikologik. Hal tersebut mencerminkan perubahan normal yang terjadi di
ovarium. Meskipun ada gejala atau keluhan, periode ini sering dilupakan oleh
pasien maupun dokter. Gejala yang paling sering terjadi pada masa transisi pra-
menopouse ini adalah haid yang tidak teratur.
Meskipun menopouse atau tidak lagi datang haid, terjadi setelah
terhentinya fungsi ovarium merupakan keadaan yang paling dapat diidentifikasi,
namun periode sebelum dan 10 tahun setelah menopouse mempunyai arti klinis
yang lebih penting. Menurut Hurd, periode transisi ini biasanya berlangsung
sampai periode pasca menopouse. Periode pasca menopouse biasanya disertai
dengan insidensi kondisi kelainan yang erat hubungannya dengan usia lanjut.
Karena hal tersebut, pelayanan kesehatan ginekologik pada wanita pasca
menopouse perlu mengetahui tentang seluk beluk pengobatan pengganti hormon.
2) Andropouse
a. Konsep
Dalam Baziad (2003), pada laki-laki tua, testis masih berfungsi
memproduksi sperma dan hormon testosteron meskipun jumlahnya tidak
sebanyak usia muda. Pada wanita produksi estrogen berhenti mendadak,
sedangkan pada laki-laki dengan meningkatnya usia produksi testosteron turun
perlahan-lahan, sehingga membuat definisi andropouse pada laki-laki sedikit sulit.
Kadar hormon testosteron sampai dengan usia 55-60 tahun relatif stabil dan baru
setelah usia 60 tahun terjadi penurunan yang berarti.
Meskipun kadar testosteron darah turun, keluhan tidak segera muncul.
Keluhan dapat muncul setelah beberapa tahun kemudian. Oleh karena itu, para
ahli berpendapat bahwa tidak ada hubungan langsung antara keluhan dengan
kadar hormon. Meskipun sudah lanjut usia, orang laki-laki masih saja aktif baik
secara fisik maupun seksual, bahakan tidak jarang masih dapat mendapatkan
keturunan.
3) Diabetes Melitus
a. Konsep
Pada diabetes tipe 2 terdapat dua masalah utama yang berhubungan
dengan insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya
insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat
terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam
metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes mellitus tipe 2
disertai dengan penurunan reaksi intrasel. Dengan demikian insulin menjadi tidak
efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa.
Seiring pertambahan usia, sel-sel tubuh menjadi lebih resistant terhadap
insulin, yang mengurangi kemampuan lansia untuk memetabolisme glukosa.
Selain itu, pelepasan insulin dari sel beta pankreas berkurang dan melambat. Hasil
dari kombinasi proses ini adalah hiperglikemia. Pada lansia, konsentrasi glukosa
yang mendadak dapat meningkatkan dan lebih memperpanjang hiperglikemia.
Diabetes tipe 2 pada lansia disebabkan oleh sekresi insulin yang tidak normal,
resistansi terhadap kerja insulin pada jaringan target, dan kegagalan
glukoneogenesis hepatic. Penyebab utama hiperglikemia pada lansia adalah
peningkatan resistansi insulin pada jaringan perifer. Meskipun jumlah reseptor
insulin sebenarnya sedikit menurun seiring pertambahan usia, resistansi dipercaya
terjadi setelah insulin berikatan dengan reseptor tersebut. Selain itu, sel-sel beta
pulau Langerhans kurang sensitif terhadap kadar glukosa yang tinggi, yang
memperlambat produksi glukosa di hati (http://aqies.wordpress.com, 2009).

Anda mungkin juga menyukai