Anda di halaman 1dari 18

KEHAMILAN PADA

REMAJA
Aprianti, M.Kes
Besaran Masalah
Pada tahun 2013 Wolrd Health Organization (WHO) menetapkan tema
untuk Hari Kependudukan Dunia yaitu “Kehamilan Remaja”
Secara global, diperkirakan bahwa 16 juta anak perempuan berusia 15-
19 tahun melahirkan setiap tahun.
SDKI pada 2007 ASFR yaitu 35
SDKI tahun 2012 ASFR terjadi 48 dari 1000 kehamilan perempuan usia
15-19 tahun
Kehamilan Remaja
Kehamilan
Remaja

Tidak
Diinginkan
Diinginkan

Masih Kuliah /
Fisik
Sekolah Bekerja
ADOLESCENCE UNWANTED PREGNANCY

Continued Terminated
Un-wanted
Pregnancy
School D.O
Married Run-away
Health
School D.O School D.O
Provider

Job Jobless Jobless Illegal Legal

Access to No - Access to Safe


Alternatives
Health Health Abortion
Services Services
Risky/Un-Safe
Safe Un - Safe Abortion
Delivery Delivery
Dampak dari Kehamilan Remaja
1. Dampak Fisik
Pada tahun 1998 di Amerika, bayi dengan Berat badan lahir rendah
(BBLR) mencapai 9,5% dari semua bayi yang dilahirkan oleh remaja
bayi yang lahir dari ibu yang berumur kurang dari 15 tahun berisiko
mempunyai BBL kurang dari 2500 gram dan berisiko mengalami
kematian pada 28 hari pertama jika dibandingkan dengan bayi yang
lahir dari ibu dengan usia yang lebih tua
Dampak Fisik Untuk Ibu
hipertensi yang muncul karena kehamilan, anemia defisiensi besi,
kelahiran prematur, disproporsi cephalopelvis, pre-ekalmpsia, BB
kurang, Infeksi Saluran Kemih (ISK), distosia, kelahiran operatif dan
prolonged labour
Dampak Fisik Untuk Bayi
timbul pada bayi adalah BBLR, kematian dan kesakitan post natal serta
Suddent Infant Death Syndrom (SIDS). Secara patofisiologis, masalah-
masalah tersebut muncul karena belum matangnya pertumbuhan dan
perkembangan organ-organ yang terlibat dalam kehamilan remaja.
Pertumbuhan dan perkembangan organ ini terganggu karena pada saat
yang sama tubuh harus membagi kebutuhan nutrisi untuk
kehamilannya
2. Dampak psikologis
• Dampak psikolgis pada kehamilan remaja dapat disebabkan karena
mereka belum siap untuk menjadi seorang ibu dan istri.
• Pernikahan yang dilakukan oleh remaja sangat berisiko timbulnya
konflik karena remaja yang belum dewasa belum bisa melakukan
problem solving terkait permasalahannya. Beban psikologis kehamilan
remaja akan semakin tinggi apabila kehamilan terjadi di luar
pernikahan yang sah atau sering disebut dengan kehamilan tidak
diinginkan (KTD).
Selanjutnya . . .
• Penelitian Sriyasak menemukan bahwa remaja yang mengalami KTD,
sebelum menikah menghadapi berbagai masalah dan mengalami
perasaan seperti terkejut, takut, merasa bersalah, marah, malu,
frustrasi, depresi, kesal, stress, cemas, bingung, malu, terhina, rewel,
moody, dan kecewa
• Piyasil pada tahun 1998 di bangsal Rajvithi Hospital Bangkok. Hasil
penelitian tersebut adalah adanya prevalensi tingkat depresi yang
lebih tinggi pada remaja yang menjadi ibu (23%) jika dibandingkan
dengan perempuan dewasa yang menjadi ibu (12%)
3. Dampak sosial dan ekonomi
• dikeluarkan atau tidak tamat dari sekolah dan menjadi pengangguran.
Ketergantuangan mereka terhadap orang tua juga semakin lama,
pada akhirnya remaja menjadi beban ekonomi bagi keluarga mereka
dan bagi masyarakat pada umumnya
• Informan yang pendidikannya terputus sulit mendapatkan pekerjaan
karena tingkat pendidikannya terbatas atau karena sibuk mengurus
anak. Keadaan ini diperburuk dengan keadaan suami yang umumnya
sebaya yang tidak bekerja karena masih menempuh pendidikan atau
karena sulit mendapatkan pekerjaan.
masalah sosial. Remaja yang melanjutkan kehamilannya umumnya
merasa malu kepada masyarakat di lingkungan mereka, karena
menyadari bahwa kehamilannya pasti dibicarakan oleh masyarakat
sekitar. Hal ini yang menyebabkan remaja malu untuk keluar rumah
bahkan untuk memeriksakan kandungannya ke dokter. Mereka rata-rata
baru memeriksakan kandungannya setelah berumur lebih dari 4 bulan.
Aspek Gizi Pada Kehamilan Remaja
• kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15%
dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal
• Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan digunakan untuk
pertumbuhan janin sebesar 40% dan sisanya akan digunakan untuk
pertumbuhan ibunya
• Semakin muda usia seorang wanita hamil, semakin besar kebutuhan
zat gizinya karena digunakan untuk kebutuhan janin dan
pertumbuhan organ ibu.
Kebutuhan Gizi Pada Remaja
a. Kebutuhan energi
Dalam menentukan kebutuhan kalori , penentuan usia ginekologik lebih
penting drpd usia kronologis. Sebab pertumbuhan linier belum optimal
sebelum usia ginekologik 4 – 5 tahun
Usia ginekologik adalah jumlah tahun yg dihabisan setelah seorang
perempuan mengalami menstruasi pertama.
Penambahan BB dri usia ginekologik selama 1 – 5 tahun berturut –
turut adalah I :4,8 ; II : 2,8 ; III : 1,0 ; IV-V : 0,8 Kg
• Contoh :
Jika seorang perempuan baru sekali menstruasi kemudian hamil maka
BB penambahanan = 10 – 12 kg + 3,8 KG
9,5/12 x 4,8 = 3,8
9,5 = masa hamil jika dihitung dengan kalender
12 = jumlah bulan dalam setahun
Anjuran penambahan BB tergantung BMI
BMI < 19,8 = 12,5 – 18
19,8 – 26 = 11,5 – 16 kg
> 26 – 29 = 7 – 11,5 kg
Tarimo Kasih
Tingkat konsumsi energi dan protein
Tingkat Konsumsi Zat Gizi Mikro Remaja
Hamil Umur 10-21 Tahun di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai