Anda di halaman 1dari 4

“BERINTERAKSI DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI

KOMUNIKASI ANTARPERSONAL”

KARYA TULIS ILMIAH


DIBUAT GUNA MEMENUHI TUGAS PADA MATA KULIAH
ETIKA KOMUNIKASI ISLAM
\

DI SUSUN OLEH :
Dodi Alfandi Saputra
1811310074

DOSENPENGAMPU
Musyaffa, M.Sos.

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS UNSHULUDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU
2019
Tema: Komunikasi Antar Manusia

Berinteraksi Dengan Teman Sebaya


Melalui Komunikasi Antarpersonal

Komunikasi antarpribadi berdasarkan komponen artinya penyampaian pesan oleh satu


orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai
dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik. Berdasarkan hubungan,
komunikasi antarpribadi diartikan sebagai komunikasi yang berlangsung di antara dua orang
yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas. Seperti hubungan antara orang tua
dengan anak, penjual dengan pelanggan, dan sebagainya. Berdasarkan pengembangan,
komunikasi antarpribadi adalah akhir dari perkembangan komunikasi yang bersifat tak
pribadi pada satu ekstrim menjadi komunikasi pribadi atau intim pada ekstrim yang lain.1
Contoh komunikasi antarpersonal dengan teman sebaya, dalam kehidupan sehari-hari
seorang individu selalu berkomunikasi apalagi manusia adalah makhluk sosial yang selalu
membutuhkan orang, untuk dapat mengungkapkan apa yang manusia inginkan manusia harus
berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi terjadi dimana saja, dilingkungan keluarga,
masyarakat dan sekolah.2
Teman adalah kawan, sahabat yang selalu menemani berbagai keadaan baik sukar
maupun bahagia. Pengertian sebaya yaitu sama umurnya, sejajar atau seimbang contohnya
bermain dengan teman satu kelasnya. Komunikasi antar teman sebaya yang dimaksud adalah
proses pertukaran informasi antara individu yang yang saling bertatap muka anatara dua
orang atau lebih baik secara verbal maupun non verbal yang dilakukan bersama teman
seumuran dengan mempunyai tujuan dan keinginan yang sama.3
Jadi, dalam interaksi teman sebaya merupakan bentuk hubungan sosial yang terjadi di
antara siswa. Dalam berinteraksi timbullah reaksi sebagai akibat dari hubungan yang terjadi
di kalangan siswa. Reaksi tersebutlah yang menyebabkan seorang siswa menjadi bertambah
luas pengetahuan dan sekaligus menjadi pengalaman bagi dirinya di masa akan datang.
Misalnya kalau temannya rajin belajar, maka dia akan mengikuti dan melakukan seperti
temannya itu. Menurut Soerjono Soekanto, seseorang dalam memberikan reaksi atas

1
Joseph A. Devito, The Interpersonal Communication Book, (New York : Addison Wesley
Longman,2001), h.4-5, Cet.9
2
Supratiknya, Komunikasi Antar Pribadi Tinjauan Psikologi, (Yogyakarta : Kanisius, 1995), hlm. 30
3
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 2003), hlm. 337&1162

2
perbuatan/tindakan orang lain, mempunyai kecenderungan untuk memberikan keserasian
dengan tindakan-tindakan orang lain.4
Menurut Tohirin, teman sebaya yang terjadi di kalangan anak merupakan
perkembangan sosial dan moral yakni proses perkembangan mental yang berhubungan
dengan perubahan-perubahan cara anak berkomunikasi dengan orang lain baik sebagai
individu, mau pun kelompok. Dengan demikian teman sebaya dapat mempengaruhi tingkah
laku seseorang dalam belajar. Dalam proses berinteraksi, maka terjadilah hubungan timbal
balik yang saling berpengaruh mempengaruhi dan juga akan muncul suatu kesadaran untuk
saling tolong menolong terutama dalam belajar.5
Dalam berinteraksi dengan teman sebaya adalah bagaimana anak menerima umpan
balik tentang kemampuan-kemampuan mereka dari kelompok teman sebaya sehingga anak
dapat mengevaluasi apakah yang mereka lakukan lebih baik, sama atau lebih jelek dari yang
dilakukan oleh teman-teman sebayanya. Anak cendrung untuk mengikuti pendapat dari
kelompoknya dan menganggap bahwa kelompok itu selalu benar. Kecendrungan untuk
bergabung dengan teman sebaya didorong oleh keinginan untuk mandiri, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Hurlock bahwa melalui hubungan teman sebaya anak berfikir mandiri,
mengambil keputusan sendiri, menerima bahkan menolak pandangan dan nilai yang berasal
dari keluarga dan mempelajari pola perilaku yang diterima didalam kelompoknya.6

4
Soejono Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007, hlm. 100
5
Tohirin, Psikologi Pembelajaran PAI, Sarana Mandiri Offset, 2003, hlm. 37
6
Hurlock, Elizabeth, Perkembangan anak, Jakarta: Erlangga, 1990, hlm. 28

3
SUMBER

A. Devito, Joseph. 2001. The Interpersonal Communication Book. (New York : Addison
Wesley Longman). Cet.9
Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. ( Jakarta: Balai Pustaka)
Hurlock, Elizabeth. 1999. Perkembangan anak. Jakarta: Erlangga.
Soekanto, Soejono. 2007. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Supratiknya. 1995. Komunikasi Antar Pribadi Tinjauan Psikologi. (Yogyakarta : Kanisius)
Tohirin. 2003. Psikologi Pembelajaran PAI. Sarana Mandiri Offset.

Anda mungkin juga menyukai