5504 12452 1 PB
5504 12452 1 PB
ACEH BESAR)
Oleh:
1210102010108
ILMU KOMUNIKASI
2017
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a
sis
a
Volume 2, Nomor 4, November 2017
Jurn
wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
sis
a
Volume 2, Nomor 4, November 2017
Jurn
wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh Besar)”. The purpose of this study was to determine the
interpersonal communication between ustadz and the students and to know the obstacles
faced by ustadz in order to achieve the success of the Tahfizhul Qur'an program. The
approach used in this research was qualitative approach with descriptive method that was
intended to make descriptions that were systematic, factual, and accurate about facts,
populations and particular objects. The theory used in this study was the theory of social
penetration. This study was conducted in Pesantren Modern Ulumul Qur'an. Technique
of data collection used was observation, interview, and documentation. Technique of data
analysis used was data reduction, data presentation, and conclusion and verification. The
results of this study showed that interpersonal communication of ustadz and the students
on the success of Tahfizhul Qur'an program was in the form of giving rote learning
targets, doing individual approach, providing motivation, providing guidance, providing
penalties, and meanwhile the barriers faced by ustadz in order to achieve the success of
Tahfizhul Qur'an program was the misinterpretation of what was said by the ustadz so it
could occur misunderstandings and lack of response from students about the advice given
by the ustadz.
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia pendidikan dari masa ke masa semakin pesat.
Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, melalui
pendidikan, seseorang dapat memperoleh pengetahuan bagi kepentingan
dimasa depan agar dapat bersaing di era global.
Keberhasilan dalam proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor
guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui
interaksi komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya.
Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada
kelancaran interaksi antara guru dan siswanya. Ketidaklancaran komunikasi
membawa akibat terhadap pesan yang disampaikan guru (Sanjaya, 2006: 98).
Ketidaklancaran komunikasi antara pendidik dan peserta didik akan
mengalami hambatan dalam meraih keberhasilan. Untuk mencapai keberhasilan
interaksi dalam proses belajar mengajar diperlukan adanya komunikasi yang
baik antara pendidik dan peserta didik sehingga dapat tercapainya tujuan
pengajaran dan pendidik. Dimana pendidik berhasil dalam mendidik begitu
pula dengan peserta didik berhasil dalam tugas belajarnya.
sis
a
Volume 2, Nomor 4, November 2017
Jurn
wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian ini menggunakan teori penetrasi sosial. Untuk memahami
kedekatan hubungan antara dua orang, Irwin Almant dan Dalmas Taylor (1973)
mengonseptualisasikan Teori Penetrasi Sosial (Social Penetration Theory-SPT).
Keduanya melakukan studi yang ekstensif dalam suatu area mengenai ikatan
sis
a
Volume 2, Nomor 4, November 2017
Jurn
wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
sosial pada berbagai macam tipe pasangan. Teori mereka menggambarkan suatu
pola pengembangan hubungan, sebuah proses yang mereka identifikasi sebagai
penetrasi sosial. Penetrasi Sosial (Social Penetration) merujuk pada sebuah proses
ikatan hubungan dimana individu-individu bergerak dari komunikasi superfisial
menuju ke komunikasi yang lebih intim (West & Turner, 2009:196).
West & Turner (2009: 205-208) mengatakan tahapan proses penetrasi
sosial:
1. Orientasi: membuka sedikit demi sedikit
Tingkatan penetrasi sosial yang mencakup pembukaan sedikit bagian
dari diri kita
2. Pertukaran penjajakan afektif: munculnya diri
Tahapan penetrasi sosial yang berakibat pada munculnya
kepribadian di hadapin orang lain
3. Pertukaran afektif: komitmen dan kenyamanan
Tahapan penetrasi sosial yang lebih spontan dan cukup nyaman bagi
pasangan.
4. Pertukaran stabil: kejujuran total dan keintiman
Tahapan penetrasi sosial yang menghasilkan keterbukaan yang total
dan spontanitas bagi pasangan.
Almant dan Taylor (1973) mengemukakan suatu model perkembangan
hubungan yang disebut social penetration. Yaitu proses dimana orang saling
mengenal satu dengan lainnya. penetrasi sosial merupakan proses yang
bertahap, dimulai dari komunikasi basa-basi yang tidak akrab dan terus
berlangsung hingga menyangkut topik pembicaraan yang lebih pribadi dan
akrap, seiring dengan berkembangnya hubungan (Bungin, 2006:268).
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian ini dilakukan di Pesantren Modern Ulumul Qur’an
Pagar Air Aceh Besar. Beralamat di Desa Bineh Blang Kemukiman Pagar Air
Kabupaten Aceh Besar. Dayah Ulumul Qur’an merupakan salah satu Lembaga
Pendidikan yang ada di Aceh yang mempunyai Program khusus bidang
Tahfizhul Qur’an.
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis
penelitian deskriptif. Menurut Bogdan & Taylor (dalam Moleong, 2006:4)
mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
sis
a
Volume 2, Nomor 4, November 2017
Jurn
wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang diamati. Menurut Sugiyono (2005: 3) metode deskriptif
digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang
mengandung makna
Subjek penelitian ini ialah adalah ustadz dan santri di pesantren Modern
Ulumul Quran Pagar Air Aceh Besar. Objek penelitian pada kajian adalah
komunikasi interpersonal ustadz dengan santri terhadap keberhasilan program
Tahfizhul Qur’an.
Pemilihan informan berdasarkan teknik purposive sampling. Kriyantono
(2008:156) menjelaskan teknik Purposive sampling ini mencakup orang-orang yang
diseleksi atas kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan peneliti.
Adapun yang menjadi kriteria informan pada penelitian ini ialah sebagai berikut:
Adapun yang menjadi kriteria informan untuk ustadz: Staf pengajar di
Pesantren Modern Ulumul Qur’an. Sedangkan yang menjadi kriteria untuk
santri yaitu: Santri di Pesantren Modern Ulumul Qur’an, Santri yang telah
menempuh pendidikan minimal tiga tahun.
sis
a
Volume 2, Nomor 4, November 2017
Jurn
wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan ada 2, yaitu: data
primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang
diperoleh dari wawancara yang dilakukan dengan ustadz dan santri. .
Sedangkan untuk data sekunder Peneliti menggunakan literatur, artikel, jurnal
serta situs internet.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: (1) observasi,
Observasi merupakan teknik pengumpulan data melalui pengamatan secara
langsung di lapangan atau lokasi untuk melihat dari dekat kegiatan yang
dilakukan (Moleong, 2006:173). (2) wawancara, Mulyana (2006:180) mengatakan
wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang
yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. (3) dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
interaktif, Miles dan Huberman. Model ini terdiri dari tiga hal utama,yaitu
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Miles dan
Huberman (1992:16).
sis
a
Volume 2, Nomor 4, November 2017
Jurn
wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
sis
a
Volume 2, Nomor 4, November 2017
Jurn
wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
sis
a
Volume 2, Nomor 4, November 2017
Jurn
wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
sis
a
Volume 2, Nomor 4, November 2017
Jurn
wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
santri. Effendy (2008:11) menyatakan bahwa salah satu hambatan yang biasa
terjadi dalam proses komunikasi adalah Hambatan Sosio-Antro-Psikologis,
Proses komunikasi berlangsung dalam konteks situasional. Ini berarti bahwa
komunikator harus memperhatikan situasi ketika komunikasi berlangsung,
sebab situasi amat berpengaruh terhadap kelancaran komunikasi terutama
situasi yang berhubungan dengan faktor-faktor sosiologis-antropologi-
spsikologis. Hambatan sosiologis sering ditemui karena massyarakat terdiri dari
berbagai golongan dan lapisan, yang menimbulkan perbedaan dalam situasi
sosial, agama, ideologi, tingkat pendidikan, tingkat kekayaan dan sebagainya,
yang kesemuanya dapat menjadi hambatan bagi kelancaran komunikasi.
Hambatan antropologis terjadi karena manusia memiliki perbedaan postur,
warna kulit dan kebudayaan, yang selanjutnya berbeda dalam gaya hidup,
norma, kebiasaan dan bahasa. Sementara itu hambatan psikologis terjadi dalam
komunikasi disebabkan karena si komunikator sebelum melancarkan
komunikasinya tidak mengkaji diri komunikan. Komunikasi sulit berhasil
apabila sedang sedih, bingung, marah, merasa kecewa, merasa iri hati, juga jika
komunikasi menaruh prasangka pada komunikator. Prasangka menjadi salah
satu hambatan berat bagi kegiatan komunikasi karena orang yang berprasangka
belum apa-apa sudah bersikap menentang komunikator.
Kedua, Pada saat ustadz memberikan nasehat kepada santri, terkandang
santri kurang merespon dengan baik nasihat yang di dapat dari ustadz sehingga
tidak adanya perubahan dari santri itu sendiri. Dengan begitu, dibutuhkan
pemberian nasihat secara berulang-ulang sehingga mampu merubah sikap
santri. Sementara dari pihak santri mereka mengaku bahwa selama melakukan
komunikasi dengan ustadz tidak mengalami kesulitan.
sis
a
Volume 2, Nomor 4, November 2017
Jurn
wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
c. memberikan motivasi
d. memberikan bimbingan
e. memberikan hukuman
2. hambatan yang dihadapi ustadz untuk mencapai keberhasilan program
Tahfizhul Qur’an
a. salah menafsirkan apa yang dikatakan oleh ustadz sehingga
terjadinya kesalahpahaman
b. kurangnya respon santri terhadap nasehat-nasehat yang diberikan
oleh ustadz
2. Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan sehubungan dengan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. ustadz mempunyai peran dalam keberhasilan program Tahfizhul Qur’an.
Mulai dari mengajarkan mereka dan juga memberikan bimbingan.
Penulis mengharapkan agar ustadz lebih bersemangat lagi dalam
mengajarkan dan membimbing para santri, agar tidak terjadi
kemunduran prestasi kedepanya.
2. Hendaknya santri mematuhi nasehat, larangan, perintah dari ustadz agar
ilmu yang diperoleh dapat bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus
Teknologi Komunikasi Di Masyarakat (Edisi Pertama). Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
Efendy, Onong Uchjana. 2008. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Kriyantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Liliweri, Alo. 1997. Komunikasi Interpersonal. Bandung: PT. Citra Aditya Putra
Miles, B. Matthew & Huberman, Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta:
Universitas Indonesia
Moleong, Lexy. J, 2006. Metodelogi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Mulyana, Deddy. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
sis
a
Volume 2, Nomor 4, November 2017
Jurn
wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP