net/publication/329130418
CITATION READS
1 4,380
1 author:
A. Hasdiansyah M.Pd
Universitas Muhammadiyah Parepare
5 PUBLICATIONS 5 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by A. Hasdiansyah M.Pd on 22 November 2018.
Andi Hasdiansyah
Pendidikan Luar Sekolah, Universitas Muhammadiyah Parepare, Jl. Jend. Ahmad Yani Km. 6, Kode Pos 91113,
Indonesia.
Email: ahasdiansyah@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Peran Kader Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI) Cabang Makassar di Universitas Negeri Makassar, (2) Model
Pembangunan Tradisi Ilmiah berciri Himpunan Mahasiswa Islam. Metode
penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif.
Data penelitian dikumpulkan melalui observasi tidak langsung, wawancara
mendalam, dan analisis dokumen kegiatan. Keabsahan data menggunakan teknik
trianggulasi. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan model
interaktif Miles & Hubberman meliputi; reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Subjek penelitian ini terdiri 9 (sembilan) orang alumni
basic training dan Intermediate Training. Hasil penelitian ini menunjukkan 3
temuan mendasar: Pertama, kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang
Makassar mampu membangkitkan gairah belajar mahasiswa di Universitas Negeri
Makassar. Kedua, kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) melahirkan beberapa
komunitas belajar di setiap fakultas yang ada di Universitas Negeri Makassar.
Ketiga, kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mampu menghidupkan dan
menjaga tradisi ilmiah dengan menggencarkan diskusi terbuka di dalam kampus.
132
Vol. 2. No 2 Hlm. 116-213 Agustus 2017
ISSN 2549-1717
Abstract
his research aim to know: (1) The Role of Islamic Student Association
(HMI) cadres of Makassar Branch at Universitas Negeri Makassar, (2)
Development Model of Scientific Tradition in Islamic Student
Association. In this research, we used qualitative research method with
descriptive type. Research data through indirect observation, in-depth
interviews, and document analysis of activities. Validity of data used
triangulation technique. Data that have been analyzed using Miles &
Hubberman interactive models include; Data reduction, presentation of
data, and pullout. The subjects of this study consisted of 9 (nine) alumni
of basic training and Intermediate Training. The results of this study
indicate 3 basic findings: First, the cadres of Islamic Student Association
(HMI) Makassar Branch are able to increase the students' passion in
Universitas Negeri Makassar. Secondly, the cadres of Islamic Students
Association (HMI) can generate several learning communities in every
faculty in Universitas Negeri Makassar. Third, the cadres of the Islamic
Students Association (HMI) are able to live and maintain the scientific
tradition by intensifying open discussion inside the campus.
133
Vol. 2. No 2 Hlm. 116-213 Agustus 2017
ISSN 2549-1717
kampus menjadi daya tarik tersendiri. Apalagi pola Berdasarkan uraian latar belakang di atas,
perkaderan yang dilakukan oleh HMI berbeda dari maka dalam penelitian ini akan dirumuskan
organisasi kemahasiswaan pada umumnya. permasalahan sebagai berikut:
Sebagai organisasi besar, HMI adalah bagian dari 1. Bagaimana peran kader HMI Cabang
pendidikan luar sekolah yang menjalankan Makassar dalam membangun tradisi ilmiah di
pelatihan dan pembinaan kepada generasi muda Universitas Negeri Makassar?
khususnya mahasiswa. Pelatihan dan kaderisasi 2. Bagaimana model pembangunan tradisi
inilah yang turun temurun dilakukan oleh HMI ilmiah berciri HMI di Universitas Negeri
sehingga mampu bertahan sampai sekarang. Makassar?
Organisasi ini meyakini bahwa hanya peran kader C. Tujuan Penelitian
yang mampu melanjutkan perjuangan dan cita-cita Sesuai rumusan masalah di atas maka tujuan
HMI. Seperti yang dijelaskan oleh (Soerjono penelitian ini untuk mengetahui:
Soekanto, 2002) peran adalah aspek dinamis 1. Peran kader HMI Cabang Makassar dalam
kedudukan (status) seseorang, apabila seseorang membangun tradisi ilmiah di Universitas
tersebut melaksanakan hak dan kewajibannya Negeri Makassar.
sesuai dengan kedudukannya, maka ia 2. Model pembangunan tradisi ilmiah berciri
menjalankan suatu peranan. Berdasarkan HMI di Universitas Negeri Makassar.
penjelasan di atas, setiap kader HMI cabang
Makassar sudah seharusnya mengetahui D. Manfaat Penelitian
peranannya dan menjalankan tugas dan fungsinya 1. Secara Teoritis
masing-masing karena kader merupakan tulang Hasil penelitian ini diharapakan menjadi
punggung yang menggerakkan roda organisasi. sumber dan tambahan informasi mengenai
Oleh sebab itu, kader harus memiliki pandangan, perlunya mengetahui peran kader HMI cabang
visi, dan ideologi organisasi. Demi mewujudkan Makassar di Kampus Universitas Negeri
itu, kader membutuhkan pendidikan politik dan Makassar.
pelatihan yang baik (Sidratahta Mukhtar, 2. Secara Praktis
2006:89). Pendidikan dan pelatihan bagi kader Hasil Penelitian ini diharapkan menjadi
HMI merupakan gerakan politik dan keagamaan, panduan bagi mahasiswa ataupun birokrasi
menurut pendiri HMI Lafran Pane, HMI dan kampus dalam membangun tradisi ilmiah
politik tidak bisa dipisahkan sebab untuk mahasiswa di Universitas Negeri Makassar.
mewujudkan cita-cita dan tujuan HMI harus
dilakukan secara politis dan itu sudah menjadi METODE PENELITAN
watak HMI sejak berdiri (Saleh Hasanuddin M, A. Jenis Penelitian
1996:5). Penelitian ini adalah penelitian deskriptif
Dari pendidikan dan pelatihan itulah lahir dengan pendekatan kualitatif. Tujuan penggunaan
kader-kader unggul di HMI cabang Makassar. metode ini adalah untuk mengungkap fakta,
Kader itulah yang bergerak membangun tradisi mengurai fenomena, dan realitas secara apa
ilmiah di dalam kampus khususnya di Universitas adanya. Jenis ini digunakan untuk menafsirkan dan
Negeri Makassar (UNM). Dinamika peran kader menuturkan data-data seperti apa peran kader HMI
HMI di kampus tersebut telah memberikan banyak cabang Makassar di Universitas Negeri Makassar
warna dan tradisi tersendiri, meskipun masih dan bagaimana kader-kader tersebut membangun
terdapat beberapa kader yang melanggar aturan tradisi ilmiah di dalam kampus. Penelitian ini
kampus. Namun meski demikian, peran positif dipilih karena peneliti ini mendalami dan melihat
kader HMI cabang Makassar di kampus UNM secara langsung proses atau dinamika kader HMI
tidak bisa dipungkiri. Dari berbagai dinamika yang cabang Makassar di dalam kampus.
terjadi peneliti tertarik untuk mendalami sejauh
mana peran kader HMI cabang Makassar di B. Tempat dan Waktu Penelitian
Universitas Negeri Makassar dalam membangun, 1. Tempat
menjaga, dan mengembangkan tradisi ilmiah di Penelitian ini dilakukan di dalam kampus
kampus. Universitas Negeri Makaasar. Lebih spesifik lagi,
dilaksanakan di setiap fakultas yang juga
B. Rumusan Masalah merupakan komisariat HMI cabang Makassar
Kegiatan Waktu 2. Waktu
Tahap Perizinan April 2015 Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April
Tahap Pengumpulan Data April - Juni 2015 – Juni 2015. Berikut ini adalah uraian proses
Tahap Pengolahan Data Mei - Juni 2015 penelitian yang akan dilakukan.
Tahap Penyusunan Juni 2015
Laporan Tabel 1. Proses Penelitian
135
Vol. 2. No 2 Hlm. 116-213 Agustus 2017
ISSN 2549-1717
melatarbelakangi berdirinya HMI. Setelah dilakukan oleh seorang kader, tetapi bekal
menelisik lebih jauh, ada 3 faktor yang dijadikan semangat dan dorongan senior-seniornya, kader
sebagai alasan didirikannya organisasi mahasiswa tersebut mampu mengambil bagian dalam berbagai
berbasis Islam tersebut yaitu, (1) situasi dinamika di dalam kampus. Seperti yang
kebangsaan terdiri dari 2 yaitu internal dan disampaikan oleh SR, kader yang berkampus di
eksternal, internal ditandai dengan kehadiran Fakultas Bahasa dan Sastra. Menurutnya, ketika
Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dengan peran seorang kader adalah harus mampu
terang-terangan ingin mengganti ideologi mengajak mahasiswa lainnya agar terlibat di HMI.
pancasila menjadi ideologi komunis, sedangkan Berikut ulasannya, saat ditanya mengenai
eskternal ditandai dengan ancaman dan agresi perannya sebagai kader HMI:
militer belanda II pada kisaran tahun 1948, (2) “Ketertarikan teman-teman yang jadi
pergolakan umat islam di tanah air juga menjadi pengurus itu lebih besar di organisasi
tanda kelahiran HMI dimana pada fase tersebut kampus daripada HMI, itu yang menjadi
tepat pasca kemerdekaan Republik Indonesia permasalahan. Saya berusaha untuk
organisasi bernafaskan Islam muncul dengan merangkul semua teman-teman dengan
kepentingan yang berbeda-beda, terutama cara apapun, tentu bukan cara negatif,
golongan Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah misalnya mereka membutuhkan sesuatu
yang berselisih paham. Oleh karena itu, saya usahakan”
masyarakat menjadi bingung memilih aliran yang Ulasan di atas menyiratkan bahwa, seorang
paling tepat, (3) situasi kampus dan kader memiliki peran merangkul setiap mahasiswa
kemahasiswaan di Indonesia khususnya di agar bisa menjadi salah satu bagian dari HMI.
Yogyakarta ditandai dengan menyebarnya virus- Oleh karena itulah HMI secara kuantitas unggul,
virus sosialisme dan komunisme dikalangan terlebih untuk wilayah Cabang Makassar. Lebih
masyarakat dan mahasiswa. Sehingga pada lanjut, RDM menambahkan mengenai perannya
perjalanannya HMI berhasil membentuk beberapa sebagai kader HMI yang berkampus di Fakultas
cabang di Indonesia termasuk cabang Makassar. Psikologi. Menurutnya, tradisi ilmiah itu penting
Himpunan Mahasiswa Islam Cabang dikembangkan di dalam kampus, sejauh ini peran
Makassar merupakan salah satu cabang yang RDM dalam hal tersebut adalah:
berada dibawah naungan Pengurus Besar “Selalu mendorong kegiatan diskusi
Himpunan Mahasiswa Islam. Himpunan maupun kajian di kampus kak, cuma
Mahasiswa Islam bertempat di Jalan Bonto mahasiswa cenderung apatis untuk
Lempangeng Kecamatan Ujung Pandang Nomor mengikutinya”
39 Kota Makassar. Keberadaan Himpunan Meskipun mahasiswa cenderung apatis dan
Mahasiswa Islam di Makassar awalnya dibawa tidak mempedulikan kegiatan tersebut, RDM tidak
oleh Mustamin Dg. Mattutu pada bulan maret pernah berhenti melakukan tugasnya sebagai agen
1953 bersama beberapa temannya diantaranya, perubahan, khususnya di Fakultas Psikologi. Tidak
Andi Walinono, Syarif Saleh, Letkol Dr. Natsir bisa dipungkiri, budaya baca, diskusi, dan belajar
Said. Pada mulanya, wacana pendirian Himpunan mahasiswa menurun dan itu terjadi dihampir
Mahasiswa Islam di Makassar berguling dalam semua kampus di Indonesia. hal inilah yang selalu
Forum Mahasiswa Hukum Indonesia di Jakarta menjadi tantangan HMI cabang Makassar.
tahun 1953. Pada masa itu, Himpunan Mahasiswa Menghidupkan budaya atau tradisi ilmiah berarti
Islam Cabang Makassar masih banyak dikuasai secara tidak langsung kita telah memberikan
oleh mahasiswa fakultas hukum Universitas kontribusi yang sangat besar untuk bangsa dan
Hasanuddin hingga kemudian pada tahun kedua negara.
yaitu 1954 Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Tidak hanya RDM, mahasiswa Fakultas
Makassar dibentuk secara defenitif. Ilmu Keolahragaan IL juga memperjelas peran
kader HMI di kampus Universitas Negeri
B. Peran Kader Hmi Makassar dalam menumbuhkan tradisi ilmiah,
Peran Kader HMI di kampus Universitas menurutnya:
Negeri Makassar tidak terlepas dari semangat “Kampus adalah tempat pertemuan yang
perubahan yang terpendam dalam diri setiap kader. efektif. Entah itu berbicara tentang
Semangat tersebut diperoleh dari proses keilmuan ataupun berbicara tentang apa
perkaderan yang dilakukan oleh HMI cabang yang terjadi pada lingkup kampus. Apapun
Makassar seperti Basic Training, Intermediate temanya. Diskusinya kadang dilakukan 2 x
Training, dan Advanced Training. Setiap kader seminggu, terkadang juga 1 x seminggu”
yang telah melewati tahapan pelatihan di HMI Penjelasan IL di atas mempertegas jika dalam
diberi tugas dan tanggungjawab agar selalu seminggu minimal berjalan 1 atau 2 kali diskusi.
menghidupkan budaya ilmiah di kampus masing- Tanpa berdiskusi, bedah buku, atau kegiatan
masing. Peran tersebut tentu tidak mudah organisasi lainnya seorang kader seperti sedang
137
Vol. 2. No 2 Hlm. 116-213 Agustus 2017
ISSN 2549-1717
“kehausan”. Kehausan yang dimaksud di sini Sebagai sebuah organisasi tua, HMI selalu
adalah, rasa kepenasaran intelektual kader HMI menjunjung prinsip pengelolaan organisasi secara
tinggi dan selalu ingin belajar banyak hal, apapun profesional. Tanpa pengelolaan yang profesional,
temanya. Kegiatan diskusi tersebut kadang HMI tidak akan mampu mengarahkan dan
dilakukan di kelas, di kantin kampus, di bawah menumbuhkan jiwa partisipatif kader-kadernya.
pohon, atau di sekretariat lembaga kemahasiswan. Hal itu jugalah yang membuat HMI bertahan
Begitulah kader HMI bekerja mengembangkan sampai sekarang dan mampu bersaing dengan
kemampuan personal sekaligus mengharumkan organisasi kemahasiswaan lainnya. Dari
nama HMI di kampus. Peran-peran yang pengelolaan yang baik itulah, HMI dengan mudah
dijalankan merupakan bagian dari tanggungjawab mampu merekrut peserta atau calon anggota baru.
kader dalam mengemban amanah dari salah satu Perekrutan tersebut dilakukan di tingkat komisariat
materi yang didapatkan pada saat basic training atau di masing-masing fakultas yang ada di
yakni materi mission HMI. Univeristas Negeri Makassar. Setiap komisariat
Bagaimanapun, setiap kader harus wajib melaksanakan minimal satu kali basic
memahami ideologi dan dasar kebenaran yang training dan lulusan tersebut harus di dampingi
dianut oleh HMI dalam menjalankan nilai-nilai sampai benar-benar paham. Model pendampingan
keislaman itu sendiri. Jika ideologi dan dasar-dasar ini tersebut dilakukan dengan cara follow up. Cara
kebenaran telah dipahami secara mendalam maka ini dilakukan secara sistematis dan terorganisir.
yakin dan percaya seorang kader mampu Setiap komsariat tidak boleh melaksanakan follow
melaksanakan peran dan tanggungjawabnya up jika tidak melalui vice of master (wakil). Wakil
sebagai seorang muslim. Senada dengan ulasan master ini bertugas mendampingi proses
fasilitator DM perkaderan yang dilaksanakan oleh komisariat
“Kebenaran yang ditanamkan adalah sampai proses follow up. Senada dengan ungkapan
bahwa islam itu Rahmatan Lil Alamin” ketua umum HMI cabang Makassar HSB:
Setiap fasilitator yang khusus membawakan materi “Basic training itu kan dipandu oleh vice of
ke-HMI-an harus sebisa mungkin menanamkan master nah setelah selesai basic training
kesadaran bahwa Islam itu Rahmatan Lil Alamin. ketua komisariat harus menghubungi vice
Selain itu, fasilitator harus bisa memastikan bahwa of master ini untuk mengawal proses follow
setiap peserta telah sampai pada kepenasaranan up atau kajian adik-adik. Selama 6 bulan
intelektual. Oleh karena semangat kepenasaran komisariat harus adakan follow up atau
intelektual itulah kader gencar melakukan kajian pendalaman materi-materi pelatihan. Vice
dan diskusi rutin di dalam kampus. Berikut ini of master inilah yang mengawal bersama
ulasan fasilitator HMI tentang kecintaan kader ketua komisariat dan bidang PA-nya
terhadap organisasi yang diikuti: menghadirkan narasumber, mislanya
Kenapa HMI mampu membuat setiap kader mengadakan kajian paket logika. Vice of
mencintainya? Tentunya karena HMI masterlah yang mencarikan materi”
mampu memberikan apa yang mereka Penjelasan HSB di atas menunjukkan
inginkan dan untuk apa mereka menetap bahwa dalam melaksanakan pendampingan, pihak
disitu. Kebetuhan intelektual bisa komisariat tetap harus sesuai prosedur organisasi.
diberikan oleh HMI sehingga ia layak Proses Follow up biasanya dilaksanakan di
untuk ditempati. Persoalan kenyamanan, di kampus dimana masing-masing komisariat
HMI tidak melihat siapa junior, siapa penyelenggara bertempat. Hal itulah yang
senior. Pada dasarnya mereka semua dilakukan oleh kader-kader HMI dalam menjaga
sama. Kenapa HMI membuat kita jatuh dan merawat kader-kader baru lulusan basic
cinta karena ada pengalaman baru. training. Kebiasaan ini pula memicu bangkitnya
Atas dasar kecintaan itulah kader dengan ikhlas ketertarikan mahasiswa yang lain untuk mengikuti
dan tulus menjalankan perannya tanpa ada paksaan program-program HMI cabang Makassar. Secara
dari orang lain. Ketulusan dan keikhlasan tersebut sengaja, kajian dilaksanakan di tempat terbuka
terlihat dari tidak adanya praktik bayar membayar tetapi bukan untuk umum. Jika ingin mengikuti
antara senior dan junior saat melakukan kegiatan. materi tersebut, seseorang harus ikut basic training
Begitulah budaya yang dibangun oleh HMI dan terlebih dahulu. Tradisi seperti inilah yang
kader-kadernya selama ini. Berkat itupula, diharapkan hadir disetiap kampus yang ada di
organisasi HMI diperhitungkan baik dalam pentas Indonesia.
politik maupun dalam panggung-panggung Lebih lanjut, untuk menjalankan perannya,
demokrasi baik level daerah maupun level kader HMI telah dibekali doktrin ke HMI-an.
nasional. Menurut AKB, doktrin tersebut diberikan pada
saat basic training. Berikut penjelasannya:
C. Model Pembangunan Tradisi Ilmiah “Sementara mereka melaksanakan bastra
itu sudah diberikan doktrin tentang ke
138
Vol. 2. No 2 Hlm. 116-213 Agustus 2017
ISSN 2549-1717
139
Vol. 2. No 2 Hlm. 116-213 Agustus 2017
ISSN 2549-1717
pernah mengeluh dan meminta imbalan atas apa menarik perhatian mahasiswa yang lain untuk
yang telah dilkukan. Walaupun secara kompetensi mengikuti basic training. Begitu seterusnya,
keluaran pelatihan HMI cabang Makassar belum sehingga tercipta satu tradisi tersendiri yang
mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama mengakar dalam hati masing-masing kader. Selain
(Andi Hasdiansyah & Yoyon Suryono, 2016) di kampus, mission secret HMI dijalankan juga
dikarenakan faktor kemalasan kader itu sendiri. dalam kehidupan sehari-hari.
Peran kader HMI cabang Makasiswa walau kecil
namun telah banyak memberi arti dalam KESIMPULAN
kehidupan kemahasiswaan dan agama islam itu Setelah melakukan penelitian dan
sendiri. pengkajian mendalam, maka peneliti akan
menyimpulkan hasil penelitian ini. Adapun
B. Model Pembangunan Tradisi Ilmiah kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagaimanapun, model pembangunan tradisi 1. Peran kader HMI di kampus Universitas
ilmiah HMI memiliki ciri khas dan sangat berbeda Negeri Makassar memberi dampak positif
dengan organisasi pada umumnya. Cara kerja terhadap tumbuhkembangnya tradisi ilmiah di
kader HMI terstruktur dan tanpa rasa lelah. dalam kampus seperti tumbuhnya gairah
Pembinaan demi pembinaan dilakukan agar belajar mahasiswa ditandai dengan seringnya
lepasan basic training mampu mendalami secara kader HMI membawa dan membaca buku,
khidmat materi-materi dasar yang diberikan pada berdiskusi ataupu berdebat dengan rekan
saat pelatihan. Dengan penguasaan materi, maka sejawat, dan kegiatan-kegiatan penyadaran
diyakini kader akan dengan mudah melakukan lainnya.
sosialisasi dan mempengaruhi orang lain agar ikut 2. Terbentuk kelompok-kelompok belajar
ber-HMI. mahasiswa lulusan basic training HMI cabang
Dari berbagai temuan hasil penelitian di Makassar dan memicu lahirnya kelompok-
atas maka dalam bagian ini peneliti akan kelompok belajar dari mahasiswa non HMI.
memberikan gambaran mendetail bagaimana HMI 3. Terdapat model pembangunan tradisi ilmiah
menciptakan dan membangun tradisi ilmiah di yang sudah mengakar sehingga dalam
dalam kampus. Dari 9 kader yang menjadi melaksanakan perannya, kader sudah memiliki
informan penelitian ditambah ketua umum dan petunjuk yang alamiah pula.
pengelola pelatihan peneliti akhirnya menemukan
model pembangunan tradisi ilmiah tersebut. DAFTAR PUSTAKA
Berikut ini adalah model yang dimaksud:
Agussalim Sitompul. 1997. Pemikiran HMI dan
Relevansinya dengan Sejarah Perjuangan Bangsa
Indonesia. Yogyakarta: Aditya Media
141