Anda di halaman 1dari 35

Optimalisasi Unit Kegiatan Mahasiswa sebagai Upaya Meningkatkan

Keaktifan dan Progresivitas Mahasiswa STAI Al-Yasini

Proposal Tesis

Oleh :
Moch. Rizqi Maulana
210106220036

PROGRAM MAGISTER MENEJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG


2023
A. Konteks Penelitian

UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) adalah wadah aktivitas kemahasiswaan untuk

mengembangkan minat, bakat dan keahlian tertentu bagi para anggota- anggotanya.

Lembaga ini merupakan partner organisasi kemahasiswaan intra kampus lainnya seperti senat

mahasiswa dan badan eksekutif mahasiswa, baik yang berada di tingkat program studi,

jurusan, maupun universitas. Lembaga ini bersifat otonom, dan bukan merupakan sub-ordinat

dari badan eksekutif mahasiswa.1

Keberadaan UKM (unit kegiatan mahasiswa) di STAI Al- Yasini memberi pengaruh

positif kepada mahasiswa. Misalnya UKM JSI (Jam’iyyah Sholawat Ikmal) yang di dalam

kegiatan UKM tersebut mahasiswa dapat belajar banyak tentang nilai-nilai keislaman dan

mempertebal kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, sekaligus berlatih alat musik islami

yakni, seni hadrah al- banjari. Seni tersebut juga bisa sebagai bekal untuk mengabdi di

masyarakat.

Terdapat 5 Jenis UKM di STAI Al- Yasini yang telah penulis ketahui :

- JSI (jam’iyyah sholawat ikmal) UKM ini menampung mahasiswa yang ingin melatih

keterampilan dalam memainkan alat musik Al- banjari.

- Futsal, UKM ini sangat diminati oleh kaum laki- laki karenanya banyak sekali yang

tergabung didalamnya. Olahraga futsal merupakan proses hubungan sosial yang

menyatukan pemain, tim, pelatih, sukarelawan dan penonton serta menyatukan

siapapun dari semua kalangan masyarakat, dengan demikian pemain yang terlibat

dalam olahraga futsal yang diakomodir dalam wadah organisasi mahasiswa (UKM

futsal) secara psikologis membentuk self-esteem (harga diri positif)2

1
Agung Rifqi Hidayat, Aplikasi Manajemen Unit Kegiatan Mahasiswa, 2015. Triana Lestari 2004
2
Amelia & Sumpena, Analisis Gaya Bahasa Personifikasi dan Nilai Pendidikan dalam Novel, 2017
- MSQ (musabaqoh syarhil qur’an) salah satu UKM yang sudah pernah mengharumkan

nama kampus , baik skala regional maupun nasional. Kegitan yang dijalankan adalah

olah suara bagi pembaca ayat Al- Qur’an dan artikulasi penyampaian terjemah serta

maksud dari kandungan ayat Al- qur’an yang dibacakan.

- Seni Religi (song Arabic) adalah UKM yang berjenis kesenian music, ciri khas seni

ini lirik musiknya berbahasa arab dan nada yang digunakan semacam music di saudi

Arabia.

- Pencak Silat Pagar Nusa adalah seni pencak silat yang didirikan oleh K.H Ma’sum

Jauhari Ponpes Lirboyo Kediri, seni bela ini berkembang di kalangan kaum

Nahdhiyyin (NU). Seni bela diri pagar nusa termasuk badan otonom dari Ormas

Nahdhlatul Ulama.

Secara umum ada beberapa manfaat organisasi kemahasiswaan bagi

mahasiswa. Yakni, menjadi tempat dan sarana untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan yang dipelajari di program studi, menjadi alat dalam melatih diri mempraktekan

keilmuan formil yang dipelajari di kelas dan di kampus, menumbuh kembangkan

kemampuan sosial secara individu mahasiswa sebagai modal sebelum terjun kedalam

kehidupan bermasyarakat, menjadi pribadi yang kuat dalam menghadapi tekanan, baik dalam

pendidikan formal maupun non formal serta memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan

beradaptasi dalam kehidupan sehari-hari.3

Ada ilmu yang mempelajari tipologi mahasiswa, yang mengatakan bahwa mahasiswa

akan terbagi oleh karakter mahasiswa itu sendiri. Ada mahasiswa yang disebut akademis,

kegiatannya berorientasi kepada perkuliahan di dalam kelas saja, tanpa memperdulikan

keadaan sosial di sekelilingnya. Ada mahasiswa aktivis, yang kuliahnya berorientasi di dalam

organisasi. Ada mahasiswa hedonis yang datang ke kampus hanya untuk bersenang- senang

3
Faisal hendra, Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban (Vol. 5 No. 1, Juni 2018), 103-120
saja. Namun, meski begitu mahasiswa yang sosialisasinya lebih banyak akan memiliki bekal

kuat dalam dunia kerjanya.4

Seringkali, masih ditemui mahasiswa yang menggunakan waktunya untuk hal- hal

yang kurang bermanfaat. Dari situlah, pendidikan moral diperlukan, sebab karakter baik akan

terbentuk melalui kebiasaan, praktek, dan keterampilan yang terorganisir.5

Mahasiswa sebagai agent of change, artinya sebagai pembawa perubahan. Perubahan

yang dimaksud tentu tidak lantas perubahan besar, namun dimulai dari wilayah terkecil dari

lingkungan kehidupan mahasiswa itu sendiri. Lingkungan mahasiswa yang setiap harinya

ditemui tidak lain itu lingkungan kampus. Dari kampus tersebut, pengembangan diri

mahasiswa mampu dikelola utamanya melalui organisasi-organisasi yang ada di dalam

kampus tersebut. Melalui organisasi, seseorang mampu mengembangkan apa yang ia punya.

Penulis telah melakukan interview terhadap beberapa mahasiswa di Perguruan Tinggi

Agama Islam Al- Yasini Pasuruan. Mengenai minat mahasiswa yang minim bergabung dalam

UKM (unit kegiatan mahasiswa) dengan alasan kegiatan di luar mata kuliah akan

mengganggu efektifitas berkuliah dan akan menjadikan beban pikiran yang berat. Karena

kampus STAI Al- Yasini terletak di sebuah pesantren, jadi antara fokus kegiatan pesantren

dan kampus terpecah. Kemudian keaktifan mahasiswa pergi ke kampus juga kecil. Hal ini

terjadi karena monotonnya kegiatan di kampus.

Menurut Sahertian, dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan mengenai

hubungan antara berbagai mata kuliah, menyalurkan bakat serta melengkapi upaya

pembinaan seutuhnya. Secara yuridis, organisasi kemahasiswaan memiliki landasan hukum

yang kuat, karena diatur dalam Keputusan Menteri yang harus dilaksanakan oleh Universitas.

4
Dr. Yusuf Hadijaya, M.A, Organisasi Kemahasiswaan & Kompetensi Manajerial Mahasiswa (Medan, Perdana
Publishing, 2015), 18
5
Emile Durkheim, Pendidikan Moral: Suatu Studi Teori dan Aplikasi Sosiologi Pendidikan (Jakarta, Erlangga 1990), 1
Salah satu keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.

15/U/1998 tentang pedoman umum organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi

menjelaskan bahwa “setiap UKM yang berada di wilyah perguruan tinggi berbeda. Sesuai

dengan kebutuhan dan kebijakan dari perguruan tinggi masing- masing.” Berdasarkan

keputusan PERMENDIKBUD RI No. 15/U/1998 di atas dapat disimpulkan bahwa setiap

perguruan tinggi di wilayah Indonesia memiliki kebutuhan dan kebijakan yang berbeda-beda.

Hal itu dikarenakan dalam setiap perguruan tinggi terdapat beberapa jurusan yang dapat

mempengaruhi adanya kebutuhan untuk memunculkan suatu unit kegiatan mahasiswa

sehingga dapat mendukung dan menambah berbagai wawasan serta pengetahuan bagi

mahasiswa sesuai dengan jurusan masing-masing untuk mengikuti suatu UKM yang

dilaksanakan di luar jam perkuliahan. Melalui UKM yang terdapat di seluruh universitas

diharapkan mahasiswa dapat memperoleh wawasan dan pengetahuan yang luas dan

mahasiswa dapat menyalurkan bakat dan prestasi sesuai skill masing-masing individu untuk

mengikuti UKM (unit kegiatan mahasiswa) tersebut.

Berdasarkan hal di atas, penulis ingin mengetahui secara rinci bagaimana cara

kegiatan UKM (unit kegiatan mahasiswa) berjalan dengan optimal dan berdampak besar bagi

mahasiswa, sehingga penulis melakukan penelitian dengan berjudul Optimalisasi Unit

Kegiatan Mahasiswa sebagai upaya meningkatkan keaktifan dan progresivitas

mahasiswa (studi kasus di STAI Al- Yasini).

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian di atas, Peneliti memberikan permasalahan pokok

yang nanti akan dibahas, berupa :

1. Bagaimana efektivitas program-program yang dilaksanakan oleh UKM di STAI AL-

Yasini dalam merangsang progresivitas mahasiswa, dan apa saja faktor-faktor

pendukung atau penghambat keberhasilan program tersebut ?


2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan dalam progresivitas mahasiswa yang aktif

dalam UKM dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak terlibat dalam UKM, dan

faktor apa yang mungkin menjelaskan perbedaan tersebut ?

3. Bagaimana peran dukungan dari pihak kampus dan pengelolaan UKM dalam

mendukung keberhasilan dan efektivitas UKM sebagai sarana meningkatkan keaktifan

dan progresivitas mahasiswa di STAI Al-Yasini ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah :

1. Efektivitas Program-program UKM di STAI Al-Yasini dalam Merangsang

Progresivitas Mahasiswa:

 Mengidentifikasi program-program spesifik yang dijalankan oleh Unit

Kegiatan Mahasiswa (UKM) di STAI Al-Yasini yang memiliki dampak

signifikan terhadap progresivitas mahasiswa.

 Mengevaluasi efektivitas program-program ini dengan menggunakan indikator

tertentu, seperti perkembangan akademik, pengembangan keterampilan,

pemberdayaan sosial, dan kepedulian terhadap isu-isu sosial atau agama.

 Menilai respons mahasiswa terhadap program-program ini dan sejauh mana

program-program tersebut mendukung pengembangan holistik mahasiswa.

2. Perbedaan dalam Progresivitas Mahasiswa Aktif UKM vs. Mahasiswa Tidak

Aktif UKM dan Faktor Penjelasnya:

 Membandingkan progresivitas mahasiswa yang aktif dalam UKM dengan

mahasiswa yang tidak terlibat dalam UKM.

 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin menjelaskan perbedaan tersebut,

seperti keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler, hubungan sosial,


partisipasi dalam kegiatan kampus, akses ke sumber daya, dan motivasi

belajar.

 Menganalisis dampak positif keterlibatan dalam UKM terhadap progresivitas

mahasiswa dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

3. Peran Dukungan Pihak Kampus dan Pengelolaan UKM dalam Meningkatkan

Keberhasilan dan Efektivitas UKM di STAI Al-Yasini:

 Menilai dukungan yang diberikan oleh pihak kampus (administrasi, fakultas,

dan staf) kepada UKM di STAI Al-Yasini.

 Mengevaluasi peran pengelolaan UKM dalam membentuk keberhasilan dan

efektivitas UKM, termasuk pengembangan program, pengorganisasian

kegiatan, dan partisipasi mahasiswa.

 Mengidentifikasi tantangan atau hambatan yang dihadapi oleh UKM dan

menganalisis bagaimana dukungan dari pihak kampus dan pengelolaan UKM

dapat mengatasi hambatan tersebut.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini sangat penting dalam konteks pengembangan institusi

pendidikan, peningkatan kualitas mahasiswa, dan optimalisasi UKM di STAI Al-Yasini.

Berikut adalah beberapa manfaat penting dari penelitian yang diarahkan pada tujuan-tujuan

tersebut:

1. Peningkatan Efektivitas Program UKM: Penelitian ini akan memberikan wawasan

yang berharga kepada STAI Al-Yasini tentang program-program UKM yang

paling efektif dalam merangsang progresivitas mahasiswa. Dengan memahami

program yang berhasil, institusi dapat mengalokasikan sumber daya secara lebih

efisien, mengembangkan strategi lebih lanjut, dan memaksimalkan dampak positif

dari UKM.
2. Peningkatan Kualitas Mahasiswa: Penelitian ini membantu mengidentifikasi

faktor-faktor yang berkontribusi pada progresivitas mahasiswa. Dengan

memahami faktor-faktor ini, STAI Al-Yasini dapat memfasilitasi pengembangan

mahasiswa dalam aspek akademik, sosial, dan spiritual, yang pada gilirannya

meningkatkan kualitas lulusannya.

3. Pengembangan Pendidikan Holistik: Dengan memahami perbedaan dalam

progresivitas antara mahasiswa yang aktif dalam UKM dan yang tidak terlibat,

institusi dapat mempromosikan pendidikan holistik yang melibatkan partisipasi

dalam kegiatan ekstrakurikuler sebagai pendukung penting perkembangan

mahasiswa.

4. Peningkatan Dukungan dan Pengelolaan UKM: Penelitian ini dapat membantu

mengidentifikasi area yang memerlukan dukungan lebih lanjut dari pihak kampus

dan pengelolaan UKM. Ini akan membantu dalam perencanaan strategis,

perbaikan, dan optimalisasi fungsi UKM sebagai alat penting dalam

pengembangan mahasiswa.

5. Peningkatan Identitas Institusi: Hasil penelitian ini dapat membantu meningkatkan

citra dan identitas STAI Al-Yasini sebagai institusi yang peduli terhadap

perkembangan holistik mahasiswanya. Hal ini dapat mendukung peningkatan

kepercayaan masyarakat terhadap institusi dan memikat calon mahasiswa baru.

6. Kontribusi pada Penelitian Ilmiah: Tema penelitian ini dapat memberikan

kontribusi berharga dalam bidang manajemen pendidikan dan pengembangan

mahasiswa. Hasil penelitian ini bisa dijadikan referensi atau inspirasi bagi peneliti

lain dalam mengoptimalkan peran UKM dalam meningkatkan keaktifan dan

progresivitas mahasiswa di berbagai institusi.


7. Peningkatan Tanggung Jawab Sosial: Dengan memperhatikan faktor pendukung

dan penghambat keberhasilan program UKM, STAI Al-Yasini dapat lebih

responsif terhadap kebutuhan mahasiswa dalam mendukung pengembangan

kepribadian dan keterampilan mereka. Ini juga mencerminkan tanggung jawab

sosial institusi terhadap kemajuan mahasiswa di luar aspek akademik.

E. Orisinilitas Penelitian

Sebelum penulis melakukan penelitian tentang optimalisasi unit kegiatan

mahasiswa (UKM) sebagai upaya keaktifan dan progresifitas mahasiswa di STAI Al-

Yasini Pasuruan, penulis dengan segala kemampuan yang ada berusaha menelaah hasil

kajian antara lain :

1. Skripsi Triana Lestari (2014), NIM : 0906412, Universitas Pendidikan

Indonesia, judul efektifitas teknik pelatihan melalui penghayatan

pengalaman (experiential learning) terhadap peningkatan kohesivitas

kelompok kerja unit kegiatan mahasiswa (studi kasus UKM tarung derajat

satuan latihan UPI) yang membahas adanya berbagai persoalan organisasi

pada beberapa UKM tingkat universitas yang mempengaruhi kualitas

hubungan pribadi anggota dengan sesama (kohesivitas kelompok) dan

berakibat pada semakin tidak efektifnya penyelenggaraan kegiatan

keorganisasian dalam UKM tersebut, tetapi penelitian ini lebih

memfokuskan pada bagaimana pelatihan dengan metode experiential

learning dapat meningkatkan kohesivitas kelompok.

2. Skrpsi Insanul Fikri Hamidi (2016), NIM : 1102851, Universitas

Pendidikan Indonesia, dengan judul minat mahasiswa prodi pendidikan

kepelatihan olahraga (PKO) angkatan 2013 terlibat dalam unit kegiatan

mahasiswa (UKM) olahraga (studi kasus UKM olahraga), yang membahas


faktor- faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa prodi PKO angkatan

2013 terlibat dalam UKM olahraga. Secara umum penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui seberapa besar minat mahasiswa prodi PKO angkatan

2013 terlibat dalam UKM olahraga.

3. Skripsi Nur Aziz Ramadhan (2017), NIM : 1301600, Universitas

Pendidikan Indonesia, dengan judul analisis motivasi keterlibatan

mahasiswa mengikuti unit kegiatan mahasiswa (studi kasus Universitas

Pendidikan Indonesia), yang membahas pentingnya suatu wadah yang

dapat memberikan ruang bagi mahasiswa untuk mengembangkan minat

dan bakat guna menunjung sekaligus menjadi bekal tambahan dalam

menghadapi persaingan di era global. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui gambaran motivasi keterlibatan mahasiswa dalam mengikuti

UKM olahraga di Univesitas Pendidikan Indonesia.

4. Skripsi Osianni Pertiwi (2014), NIM : 0905558, Universitas Pendidikan

Indonesia, dengan judul pengaruh aktivitas UKM terhadap motivasi

mahasiswa dalam menyelesaikan studinya (studi kasus unit kegiatan

mahasiswa pecinta alam UPI). Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui gambaran umum aktivitas mahasiswa yang merupakan

anggota UKM pecinta alam dan gambaran umum mengenai motivasi

mahasiswa yang aktif dalam kegiatan UKM pecinta alam. Fokus

pembahasan penelitian ini adalah bagaimana pengaruh aktivitas UKM

pecinta alam terhadap penyelesaian studi mahasiswa.


Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan lebih fokus kepada unit kegiatan

mahasiswa sebagai upaya keaktifan dan progresifitas mahasiswa, dimana suatu konsep

berjalannya unit kegiatan mahasiswa dapat menarik minat mahasiswa untuk terlibat

dalam UKM dan bagaimana cara mengoptimalkan berjalannya UKM agar mahasiswa

aktif berkuliah dan menjadikan mahasiswa progresif.


Bab II

Kajian Pustaka

Pengertian Unit Kajian Mahasiswa

Unit kegiatan mahasiswa (UKM) adalah wadah aktivitas kemahasiswaan luar

kelas untuk mengembangkan minat, bakat dan keahlian tertentu. Lembaga ini

merupakan partner organisasi kemahasiswaan intra kampus lainnya seperti senat

mahasiswa dan badan eksekutif mahasiswa, baik yang berada di tingkat program studi,

jurusan, maupun universitas. Lembaga ini bersifat otonom, dan bukan sebagai cabang

dari badan eksekutif maupun senat mahasiswa.6

Organisasi siswa intra sekolah (OSIS) atau Senat Mahasiswa (Sema) adalah

elemen dasar dalam kegiatan intra sekolah atau intra kampus. Maka kegiatan di

dalamnya harus mencerminkan kegiatan bermanfaat bagi peserta didik dalam hal

akademik dan non akademik. Mendidik mentalitas unggulan dapat dilakukan dengan

selalu mengedepankan sikap kritis, objektif, dan sportif serta mengedepankan pola

berpikir ilmiah. Kepala sekolah dapat memberikan contoh dengan mengembangkan

budaya menulis dan mengarang buku atau tulisan serta selalu memberikan contoh

budaya kritis dan objektif dalam segala hal yang menyangkut pengelolaan dan

pengembangan sekolah, terutama dalam hal kegiatan belajar mengajar di tempat

sekolah atau kampus.7

Budaya literasi ini akan menjadikan pelakunya senantiasa berpikir kritis dalam

memandang sebuah masalah, tidak emosional dalam menilai, serta jujur dalam

memberikan pendapat tidak dikurangi atau ditambahi. Mentalitas ini akan terbentuk bila

gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh kepala sekolah mengakar dan masuk ke dalam

6
Wikipedia, 2018, Unit Kegiatan Mahasiswa
7
Urip triyono, Kepemimpinan Transformasional dalam pendidikan (formal, non formal dan informal) (Deepublish, 2009),
156
diri para guru dan karyawan. Mereka tetap merasa nyaman meskipun harus mengerjakan

tugas dan tanggung jawab yang berat dan boleh jadi memforsir energinya. Namun

semua dilaksanakan dengan penuh semangat dan tanggung jawab yang tinggi, karena

orientasi bekerja bukan lagi pada benda- benda melainkan telah berorientasi secara

spiritual dan religius, materi bukan pembinaan melalui kegiatan ekstrakulikuler.

Pada pendidikan tinggi seperti universitas atau sekolah tinggi biasanya dikenal

dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang merupakan wadah bagi mahasiswa

sesuai motivasi pribadi, kompetensi, minat, serta pengembangan bakat pada masing-

masing mahasiswa. Aspek kecerdasan bukan saja pada ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik melainkan sudah pada pengembangan kecerdasan majemuk, yang meliputi

unsur kecerdasan matematika, logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan musical,

kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis.8

Pada universitas-universitas favorit seperti Universitas Gadjah Mada (UGM)

Yogyakarta, jumlah Unit kegiatan mahasiswa mencapai lebih dari 50 unit kegiatan, baik

berupa olahraga, olah seni, maupun kegiatan yang bersifat penalaran.9 Masing- masing

Unit Kegiatan Mahasiswa dengan jadwal dan materi yang padat dan terukur dengan

prinsip dari, oleh, dan untuk mahasiswa.

Manfaat fungsi dan tujuan diadakannya kegiatan ekstrakulikuler atau unit

kegiatan mahasiswa (UKM) adalah sebagai wadah penyalur hobi, minat, bakat, dan

kreativitas, memupuk jiwa sportivitas, menimgkatkan rasa percaya diri, mencapai

prestasi, dan sebagainya.10 Lebih dari itu, kegiatan ekskul dan UKM bila dikelola secara

optimal dapat memberikan prestasi gemilang di luar sekolah atau kampus.

Kegiatan ekstrakurikuler itu sendiri diatur dalam Permendikbud No. 62 Tahun


8
Gardner, Multiple Inteligences: The theory In Practice (New York, Basic Book 1993), 37
9
Urip triyono, Kepemimpinan Transformasional dalam pendidikan (formal, non formal dan informal) (Deepublish, 2009),
156- 158
10
Ibid, 158
2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Menengah.

Kegiatan ini diselenggarakan di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan

dengan tujuan untuk mengembangkan bakat, minat, kemampuan, kepribadian,

kerjasama dan kemandirian peserta didik secara optimal dan terarah untuk pencapaian

tujuan pendidikan nasional.11

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai

dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran

didasarkan pada preskripsi (ketentuan) dan harapan peran yang menerangkan apa

yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi

harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran

tersebut.12

Menurut Julian Benda dalam bukunya La Trahison des Clercs, tanggung jawab

kecendekiaan didasarkan pada tiga tolak ukur, yaitu keadilan, kebenaran, dan rasio.13

Nampak jelas bahwa mahasiswa dituntut untuk senantiasa mengupayakan tegaknya

kebenaran dan keadilan yang dilandaskan rasionalitas. Di sinilah tanggung jawab

mendasar mahasiswa yang direfleksikan dengan berbagai aktivitas kemahasiswaan dan

gerakan mahasiswa. Berkaitan dengan hal tersebut, untuk merefleksikan berbagai

aktivitas kemahasiswaan dan gerakan mahasiswa harus ada wadah yang dapat menaungi

dan menyalurkan aspirasinya yaitu adanya organisasi yang berdiri di perguruan tinggi.

Organisasi dipandang sebagai wadah untuk mencapai tujuan yang ditetapkan

sebelumnya. Organisasi pun merupakan wadah dari sekelompok orang (group of people)

yang mengadakan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.14

Pernyataan di atas memperjelas bahwa organisasi mahasiswa berfungsi untuk


11
Permendikbud No. 62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Menengah, pasal. 1-2
12
Friedman, Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik (Jakarta,EGC 1998), 286
13
Darmawan, Memahami Demokrasi: Persepektif Teoretis dan Empiris. (Bandung, Pustaka Aulia Press ,2009), 37
14
Ganda, Yahya.,Petunjuk Praktis: Cara Mahasiswa Belajar di Perguruan Tinggi. (Jakarta, Grasindo 2004), hal.57
melatih mahasiswa agar siap terjun ke masyarakat. Dalam organisasi kemahasiswaan,

mahasiswa dituntut untuk berani mengemukakan pendapat, berani mengambil

keputusan dengan cepat, memiliki kekuatan tanggung jawab, dan menumbuhkan

keterampilan kewarganegaraan. Selain itu, organisasi mahasiswa mempunyai peran

yang strategis untuk mewujudkan idealisme mahasiswa dan menjadi tempat

mengembangkan potensi, baik akademis maupun organisasi. Sebagai mahasiswa yang

progresif, kreatif, dan kritis harus mampu mengambil peran tersebut.

Salah satu fungsi dari organisasi kemahasiswaan adalah sebagai sarana

penunjang pendidikan dan sarana untuk mengembangkan kemampuan diri (soft skills).

Kemampuan diri (soft skills) penting bagi setiap mahasiswa untuk dapat berbaur dan

terjun langsung dalam kehidupan masyarakat. Dalam perspektif pendidikan

kewarganegaraan, kemampuan diri (soft skills) dikenal dengan istilah kemampuan

kewarganegaraan (civic skills).15 Keterampilan kewarganegaraan dikembangkan agar

pengetahuan yang diperoleh menjadi sesuatu yang bermakna, karena dapat

dimanfaatkan dalam menghadapi masalah- masalah kehidupan berbangsa dan bernegara.

Civic skills mencakup intelectual skills (keterampilan intelektual) dan participation

skills (keterampilan partisipasi).

Organisasi kemahasiswaan memiliki peranan yang penting dalam

mengembangkan keterampilan diri mahasiswa. Hal tersebut ditunjang dengan adanya

program dan materi- materi yang disajikan dalam setiap kegiatan. Dengan demikian,

mahasiswa lebih termotivasi dan tergugah hatinya untuk mengikuti kegiatan ormawa.

Pernyataan di atas diperkuat dengan pendapat bahwa organisasi adalah pembinaan

hubungan wewenang dan dimaksudkan untuk mencapai koordinasi yang struktural, baik

secara vertikal, maupun secara horizontal di antara posisi-posisi yang telah diserahi

15
Kosasih, jurnal Peranan Organisasi Kemahasiswaan dalam Pengembangan Civic Skills Mahasiswa,(2016), 65
tugas-tugas khusus yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan.16 Jadi

organisasi adalah hubungan struktural yang mengikat/ menyatukan perusahaan dan

kerangka dasar tempat individu- individu berusaha dikoordinasi.

Organisasi mahasiswa memiliki banyak peranan penting di kampus.

Sebagaimana pengalaman mengajarkan banyak perubahan yang terjadi dalam kehidupan

di kampus, di masyarakat, dan berbangsa dan bernegara yang mengalami perubahan

karena peran serta dari mahasiswa yang tergabung dalam organisasi mahasiwa tersebut.

Mahasiswa adalah “The agent of change”, hal itu benar adanya karena banyak

perubahan yang terjadi melibatkan peran mahasiswa di dalamnya.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor: 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di

Perguruan Tinggi, pada Pasal 3 (1) dijelaskan bahwa di setiap perguruan tinggi terdapat

satu organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi yang menaungi semua aktivitas

kemahasiswaan. Organisasi kemahasiswaan intra ini dibentuk pada tingkat perguruan

tinggi, fakultas, dan jurusan. Pada Pasal 5 dijelaskan bahwa organisasi

kemahasiswaan intra perguruan tinggi mempunyai fungsi sebagai sarana dan wadah:

perwakilan mahasiswa tingkat perguruan tinggi untuk menampung dan menyalurkan

aspirasi mahasiswa, menetapkan garis-garis besar program dan kegiatan

kemahasiswaan, pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan, komunikasi antar mahasiswa,

pengembangan potensi jati diri mahasiswa sebagai insan akademis, calon ilmuwan dan

intelektual yang berguna di masa depan, pengembangan pelatihan keterampilan

organisasi, manajemen dan kepemimpinan mahasiswa, pembinaan dan pengembangan

kader- kader bangsa yang dalam melanjutkan kesinambungan pembangunan nasional

untuk memelihara dan mengembangkan ilmu dan teknologi yang dilandasi oleh norma-

16
norma agama, akademis, etika, moral dan wawasan kebangsaan. Di antara fungsi

organisasi tersebut, fungsi pengembangan keterampilan organisasi dan kepemimpinan

mahasiswa merupakan hal yang penting. Hal ini disebabkan mahasiswa, selain calon

ilmuwan, juga calon pemimpin bangsa di masa depan. Mahasiswa adalah sebagian kecil

dari generasi muda yang nanti diharapkan sebagai pemimpin.17

Mengoptimalkan Unit Kegiatan Mahasiswa

Manajemen sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja manajemen,

dimana kinerja manajemen menjadi elemen kunci yang menentukan keberhasilan

organisai (profit/ non profit) untuk mencapai tujuannya.18 Umumnya pada organisasi

non- profit (UKM), kinerja manajemen diukur dari output dan outcome yang

diperoleh, baik yang sifatnya kuantitatif maupun kualitatif. Misalnya, dalam organisasi

pendidikan, kinerja manajemen diukur dari kualitas jasa pendidikan yang diberikan ke

masyarakat dan khususnya kepada peserta didik.

Kinerja manajemen sebuah organisasi dapat dipahami dengan menggunakan

teori stewardship sebagai alat analisis. Stewardship adalah teori yang menjelaskan

motivasi kerja manajemen berorientasi pada pencapaian tujuan pihak principal. Teori ini

sangat cocok diterapkan dalam organisasi non- profit. Stewardship berasumsi bahwa

manajemen tidak selamanya bekerja berdasarkan kepentingan pribadi. Namun

adakalanya manajemen bekerja semata-mata untuk memaksimalkan utilitas principal.

Selain itu, teori stewardship mengasumsikan tidak terdapat konflik yang signifikan

antara pihak manajemen dan principal sebuah organisasi.19 Oleh karena itu, dapat

diasumsikan bahwa optimalisasi kinerja untuk mencapai tujuan bersama antara anggota

dengan manajemen sebuah organisasi dapat dilakukan dengan menerapkan teori

17
Dr. Yusuf Hadijaya,M.A, Organisasi Kemahasiswaan & Kompetensi Manajerial Mahasiswa (Medan, Perdana Publishing
2015), 25
18
An Ras Try Astuti, Manajemen Organisasi (IAIN Pare- Pare, Nusantara Press, 2019), 11
19
Ibid, 13
stewardship. Teori ini kemudian dapat dikembangkan/ diturunkan menjadi variabel

partisipasi anggaran, variabel gaya kepemimpinan, variabel teknologi informasi dan

variabel budaya organisasi.

Partisipasi anggaran merupakan pendekatan yang secara umum dapat

meningkatkan kinerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efektifitas organisasi.

Pasrtisipasi sebagai alat pencapaian tujuan, partisipasi juga sebagai alat untuk

mengintegrasikan kebutuhan individu dan organisasi. Partisipasi yang baik diharapkan

dapat meningkatkan kinerja, yaitu ketika suatu tujuan dirancang dan secara partisipatif

disetujui, maka karyawan akan menginternalisasikan tujuan yang ditetapkan dan

memiliki rasa tanggung jawab pribadi untuk mencapainya, karena mereka ikut terlibat

dalam proses penyusunan anggaran tersebut. Kemampuan organisasi beradaptasi dengan

perubahan lingkungan melalui gaya kepemimpinan (leadership), kepemimpinan

menggambarkan hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpin dan bagaimana

seorang pemimpin mengarahkan yang dipimpin mencapai tujuan atau harapan pimpinan.

Pemimpin mengembangkan dan mengarahkan potensi dan kemampuan bawahan untuk

mencapai bahkan melampaui tujuan organisai.

Selain gaya kepemimpinan, faktor lain yang mempengaruhi kinerja manajemen

adalah budaya organisasi. Banyak pakar menyebutkan bahwa budaya organisasi dapat

menjadi basis adaptasi dan kunci keberhasilan organisasi sehingga banyak penelitian

dilakukan untuk mengidentifikasi nilai-nilai atau norma-norma perilaku yang bisa

memberikan kontribusi besar bagi keberhasilan organisasi.20 Beberapa peneliti yang

menguji budaya organisasi menemukan adanya pengaruh signifikan antara budaya

organisai dan kinerja manajemen. Bahwa suatu organisasi yang menerapkan

kedisiplinan, kerjasama, berorientasi pada tujuan menjadi budaya organisasi akan

20
An Ras Try Astuti, Manajemen Organisasi (IAIN Pare- Pare, Nusantara Press, 2019), 13
memicu setiap karyawan menjadi lebih produktif. Hal tersebut dikarenakan, budaya

organisasi menjadi faktor pendorong meningkatnya motivasi karyawan untuk datang

tepat waktu ke kantor, membangun pola kerjasama antara tim kerja dan bagaimana

bekerja secara efektif dan efisien.

Variabel lain adalah teknologi informasi yang juga memiliki peran dalam

mengukur kinerja manajemen sebuah organisai. Menurut Lakshman & Muslichah21

semakin tinggi teknologi informasi dan saling ketergantungan, itu akan meningkatkan

kebutuhan akan ruang lingkup informasi, yang dapat meningkatkan kinerja manajemen.

Fungsi manajemen merupakan tugas yang diambil untuk mencapai tujuan

organisasi disebut manajemen. Tetapi apa yang ada dalam fungsi manajemen yang perlu

kita ketahui. L.A. Allen mengatakan, “Manajemen adalah apa yang manajer lakukan”.22

Menurut yang dipaparkan oleh Hasibuen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan

efesien untuk mencapai tujuan tertentu.23 Dan berbeda lagi menurut Lawrence L. Appley

bahwa manajemen adalah keahlian dalam menggerakkan orang lain untuk melakukan

suatu pekerjaan.24 Sedangkan menurut Terry, manajemen adalah proses, yakni aktivitas

yang terdiri dari empat sub aktivitas yang masing-masing merupakan fungsi

fundamental.25 Keempat sub aktivitas itu yang dalam dunia manajemen sebagai

P.O.A.C. adalah planning, organizing, actuating dan controlling.

Jadi dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajeman adalah

suatu proses yang dilakukan agar suatu usaha dapat berjalan dengan baik memerlukan

perencanaan, pemikiran, pengarahan, dan pengaturan serta mempergunakan /mengikut

21

22

23

24

25
sertakan semua potensi yang ada baik personal maupun material secara efektif dan

efisien. Untuk mengetahui dengan baik tentang manajemen, kita perlu mengetahui

dengan baik tentang manajemen, kita perlu mengetahui dengan baik tentang fungsi

manajerial, terutama, ada empat fungsi dalam manajemen. Tetapi, kita dapat

menguraikan fungsi tersebut menjadi beberapa fungsi tambahan karena sejatinya

seseorang manajer perlu mengoperasikan berbagai fungsi untuk memperoleh tujuan

organisasi.

Di bawah ini, kita akan membahas 7 fungsi manajemen :26

a. Perencanaan (Planning) adalah merencanakan atau perencanaan, yang terdiri dari

lima hal, yaitu:

1) Menetapkan tentang apa yang harus dikerjakan, kapan dan bagaimana

melakukannya.

2) Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan-pelaksanaan kerja

untuk mencapai efektivitas maksimum melalui proses penentuan target.

3) Mengumpulkan dan menganalisis informasi.

4) Mengembangkan alternatif-alternatif.

5) Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan

keputusan-keputusan.

Rencana yang telah disusun akan memiliki nilai jika dilaksanakan dengan efektif

dan efisien. Dalam pelaksanaan, setiap organisasi harus memiliki kekuatan yang

maksimal dan meyakinkan karena apabila tidak maksimal, maka proses pendidikan

seperti yang diharapkan sulit terealisasi.

b. Pengorganisasian (Organizing) adalah proses manajemen yang mengacu pada

26
An Ras Try Astuti, Manajemen Organisasi (IAIN Pare- Pare, Nusantara Press, 2019), 22
hubungan antara orang, pekerjaan, skill dan sumber daya yang digunakan

mencapai tujuan. Dalam pengorganisasian, manajer membuat berbagai jenis

departemen dan menggabungkan semua departemen untuk pekerjaan yang lebih

baik.

c. Kepegawaian (Staffing) adalah sumber daya terpenting dari organisasi mana

pun. Staf yang tepat sangat penting bagi perusahaan karena dia dapat mengubah

dan memastikan keberhasilan organisasi di masa depan. Penetapan staf seperti

fungsi atau istilah yang merujuk pada perekrutan, seleksi, perolehan, pelatihan,

penilaian karyawan.

d. Mengarahkan (Directing) adalah proses di manamanajer mengintruksikan,

membimbing, dan meninjau kinerja pekerja perusahaan untuk mencapai tujuan.

Mengarahkan adalah tugas yang sangat sulit dan jantung dari proses

manajemen. Itu fungsi penetapan staf. Perencanaan, pengorganisasian,

kepegawaian tidak memiliki tempat jika fungsi arahan tidak memainkan

perannya dengan baik. Mengarahkan adalah proses berkelanjutan yang

menjalankan fungsinya di tingkat atas dan mengalir ke bawah dengan hierarki

organisasi.

e. Memotivasi (motivating), dalam manajemen motivasi mengacu pada cara- cara

di masa manajer mempromosikan produktivitas pada karyawan mereka.

Memotivasi adalah pekerjaan manajer untuk memotivasi karyawan agar

melakukan pekerjaanya dengan baik sehingga mampu menghasilkan forma yang

baik.

f. Pelaksanaan (Actuating), dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan

merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan

pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek- aspek abstrak proses


manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan

yang berhubungan langsung dengan orang- orang dalam organisasi. Actuating

merupakan usaha menggerakkan anggota- anggota kelompok sedemikian rupa

hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan

dan sasaran anggota- anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu

juga ingin mencapai sasaran- sasaran tersebut.

g. Pengawasan (Controlling) adalah fungsi di dalam Manajemen yang harus

dilaksanakan oleh setiap pimpinan/manajer semua unit/satuan kerja terhadap

pelaksanaan pekerjaan di lingkungannya. Oleh karena itu berat juga setiap

pimpinan/manajer memiliki fungsi yang melekat di dalam jabatannya untuk

melaksanakan pekerjaan pengawas terhadap pelaksanaan pekerja atau pada

personil yang melaksanakan pekerja sesuai dengan tugas pokoknya masing-

masing, sehingga disebut pengawasan melekat.

Karakteristik mahasiswa aktif dan progresif

Aktif adalah istilah umum yang merujuk kepada sesuatu yang sedang dan dapat

bergerak, bekerja, atau menjalankan fungsinya. Sesuatu yang aktif dapat ditengarai dari

pergerakannya (secara mekanik) maupun manfaatnya ( fungsi benda yang dimaksud).27

Segala sesuatu, benda atau orang mengenai hal- hal yang telah dikerjakan atau

dilakukan dinamakan aktivitas. Dalam bidang ekonomi, neraca aktif menunjukkan ada

penerimaan yang lebih besar dari pada pengeluaran. Gunung berapi dikatakan aktif

apabila suatu saat dapat meletus dan dapat menimbulkan getaran, atau selalu

mengeluarkan semburan magma dalam skala tertentu. Dalam khazanah bahasa, dikenal

istilah kalimat aktif, yakni kalimat yang menggambarkan pekerjaan, gerakan,

pembicaraan seseorang, yang ditandai dengan awalan me-.

27
Wikipedia, term aktif, 2020, Kbbi. Diakses tanggal 22 September 2020
Progresif menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kata sifat yang

bermakna, ke arah kemajuan, berhaluan ke arah perbaikan keadaan sekarang (tentang

politik), bertingkat-tingkat (tentang aturan pemungutan pajak dan sebagainya).

Sedangkan progresivitas adalah kata Nomika (kata benda) yang berarti kemampuan

bergerak maju secara psikologis.28 Progresif pada dasarnya adalah pandangan yang

menekankan kebutuhan untuk belajar dengan melakukan “learning by doing”. Dewey

percaya bahwa manusia belajar melalui ‘tangan’ pendekatan. Ini menempatkan dewey

dalam filsafat pendidikan pragmatisme. Pragmatisme percaya bahwa realitas harus

dialami. Dari sudut pandang progresif dewey, ini berarti bahwa siswa harus berinteraksi

dengan lingkungan mereka untuk beradaptasi dan belajar. Dewey merasa bahwa ide

yang sama juga berlaku untuk guru, bahwa guru dan siswa harus belajar bersama-

sama.29

Mahasiswa yang aktif dan progresif selalu menggunakan self regulation/ regulasi

diri, dan di dalam belajarnya memiliki karakteristik tertentu. Zimmerman menyebutkan

karakteristik self regulation, sebagai berikut30 :

1) Memiliki tujuan yang jelas dalam belajarnya

2) Mengutamakan proses dari pada hasil belajar

3) Memiliki minat yang besar dalam belajar

4) Melakukan monitor dalam diri mengenai kemampuan dan kekurangan

yang dapat mempengaruhi belajar

5) Menggunakan self instruction (intruksi diri) dalam kegiatan belajar

6) Melakukan evaluasi terhadap proses belajar yang dijalankan dan hasil

28
KBBI. diakses tanggal 22 september 2020.
29
John Dewey, pendidikan progresif, 1884.
30
Jurnal Psikologi Yuli Asmi Rozali, Hubungan Self Regulation dengan Self Determination, (Volume 12 Nomor 2, Desember
2014) hal. 63.
yang didapat

7) Menggunakan strategi atau metode dalam belajar

8) Mampu beradaptasi terhadap lingkungan belajar dan tugas- tugas yang

dihadapi.

Salah satu penilaian proses pembelajaran adalah melihat sejauh mana keaktifan

siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar, Nana Sudjana menyatakan keaktifan

siswa dapat dilihat dalam hal31 :

1) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya

2) terlibat dalam pemecahan masalah

3) Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan

yang dihadapinya

4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan

masalah

5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru

6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil- hasil yang diperolehnya

7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis

8) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam

menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan keaktifan siswa dapat dilihat dari

berbagai hal seperti memperhatikan (visual activities), mendengarkan, berdiskusi,

kesiapan siswa, bertanya, keberanian siswa, mendengarkan, memecahkan soal (mental

activities).

Faktor- Faktor yang mendorong mahasiswa aktif di Organisasi Intra Kampus


31
Nana Sudjana, Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung, Sinar Baru Algensido Offset 2004), 61.
Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu

perbuatan atau kegiatan tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula

sebagai faktor pendorong perilaku seseorang.32 Motivasi bukan hanya dihasilkan oleh

kebutuhan, tetapi juga oleh kumpulan sumber yang terpisah tapi berhubungan, sumber

tersebut motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Lester dan Alice menyatakan bahwa motivasi

merupakan faktor yang sangat penting dalam belajar.33

Motivasi berdasarkan sumbernya dibagi menjadi dua jenis.34 Sumber tersebut

adalah motif intrinsic dan ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik bersifat nyata dan dapat dilihat

oleh orang lain. Motivasi tersebut didistribusikan pada orang lain (agen). Motivasi

ekstrinsik juga mencakup dorongan untuk menghindari hukuman dan menjalankan

aturan. Motivasi intrinsik mencakup perasaan tanggung jawab, pencapaian, prestasi

yaitu sesuatu yang dipelajari dari pengalaman, perasaan tertantang atau kompetitif, atau

bahwa sesuatu merupakan tugas atau tujuan yang berhubungan.

Unsur- unsur yang mempengaruhi motivasi internal belajar adalah sebagai

berikut35 :

1) Cita-cita dan aspirasi, cita-cita merupakan faktor pendorong yang dapat

menambah semangat sekaligus memberikan tujuan yang jelas dalam

belajar.

2) Bakat, kemampuan yang dimiliki individu yang apabila diberi

kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi suatu

kecakapan yang nyata.

3) Inteligensi, diartikan sebagai kemampuan psikofisik dalam mereaksikan

32
Jurnal, Rizky Firdausz, Fuad Mas’ud, Motivasi Mahasiswa Bergabung di Organisasi Intra Kampus. (Volume 2, Nomor 2,
Tahun 2013) hal.3
33
D Crow Lester dan Alice, Psikologi Pendidikan (Surabaya, PT Bina Ilmu 1984).
34
Fred Luthans, Perilaku Organisasi (Yogyakarta, Andi 2006).
35
Suciati dan Prasetya Irawan, Mengajar di Perguruan Tinggi : Teori Belajar dan Motivasi (Jakarta, PAU-PPA-UT 2001).
sangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang

tepat.

4) Persepsi adalah kesadaran manfaat belajar dan cita- cita juga

mempengaruhi kemauan belajar seseorang.

5) Minat, besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bidang yang

digelutinya tidak sesuai dengan minat peserta didik, peserta didik tidak

akan belajar dengan sebaik- baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.

Pembelajaran sebagai proses perubahan yang realtif permanen terhadap perilaku,

berlangsung pada saat terjadi perubahan tindakan dan disertai proses berfikir yang

membentuk perubahan perilaku. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa motivasi untuk

belajar adalah suatu faktor pendorong seseorang untuk melakukan proses perubahan

yang relative permanen terhadap perilaku, disertai perubahan proses berfikir yang

membentuk perubahan perilaku.

Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat mengatakan

bahwa “kesuksesan seseorang itu hanya ditentukan sekitar 20% hard skill dan 80% soft

skill. Kemudian Holil menambahkan bahwa “salah satu jenjang yang cukup baik untuk

megembangkan soft skill adalah melalui pembelajaran di lembaga kesiswaan”.36

Faktor-faktor penghambat mahasiswa tidak aktif dalam Organisasi Intra kampus

Di dalam sebuah organisasi diketahui bahwa faktor yang menyebabkan

mahasiswa tidak aktif di organisasi mahasiswa intra kampus adalah37 :

1) Mahasiswa lebih memfokuskan diri di bidang akademik

2) Repotnya padat kuliah dan banyaknya tugas

36
Anwar Holil, Pengembangan Soft Skill dalam Pembelajaran. (2009).
37
Jurnal, Rizky Firdausz, Fuad Mas’ud, Motivasi Mahasiswa Bergabung di Organisasi Intra Kampus. (Volume 2, Nomor 2,
Tahun 2013), 7
3) Mahasiswa yang ber-anggapan hanya bisa fokus terhadap satu hal saja

4) Sulitnya mengatur waktu

5) Mahasiswa lebih memilih memiliki banyak waktu luang

6) Dilarang pacar ikut organisasi intra kampus.

Kerangka Berfikir

Sebagai organisasi intra kampus yang memfokuskan tujuan sebagai wadah untuk

mahasiswa agar dapat menggali, mengembangkan bakatnya, UKM harus memiliki

beberapa konsep yang strategis dan efektif untuk dapat dilaksanakan.

Gambar......

Manajemen
Organisasi UKM

Faktor
Optimalisasi Pendorong Mahasiswa Aktif
Kegiatan UKM Mahasiswa Ikut & Progresif
UKM

Faktor
Penghambat
Mahasiswa tidak
ikut UKM

Berikut kerangka berfikir yang dapat dijelaskan peneliti, yang meliputi

manajemen organisasi intra kampus, faktor pendorong dan faktor penghambat


mahasiswa bergabung dalam organisasi. Pengoptimalan kegiatan organisasi sebagai

langkah untuk melahirkan mahasiswa yang aktf dan progresif.

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian yang peneliti lakukan pada dalam penyusunan karya ilmiah (skripsi)

ini tergolong penelitian kualitatif, yaitu “suatu penelitian yang temuan- temuannya tidak

diperoleh melalui prosedur statistik atau berapa hitungan lainnya”.38 Atau Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomenan tentang apa

yang dialami oleh sujek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan

lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk dalam bentuk kata-

kata dan bahasa dalam suatu konteks khusus yang alamiah. Dimana peneliti adalah

sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil kualitatif lebih

menekankan makna dari pada generalisasi.39

Pendekatan Penelitian yang digunakan dalam skripsi adalah pendekatan

kualitatif metode deskriptif, metode ini dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan

masalah diselidiki dengan mengambarkan keadaan objek penelitian pada saat sekarang

berdasarkan fakta-fakta atau apa adanya, metode deskriptif memusatkan perhatiannya

pada menemukan fakta -fakta sebagaimana keadaan sebenarnya.40 Selain itu

penelitian kualitatif dapat diartikan prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang

ditunjukkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena yang ada, baik

fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia.

Penelitian kualitatif adalah proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.

38
Straus dan Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, ( Jogjakarta: Daftar Pustaka, 2003), 4.
39
Sugiano, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D, (Bandung: Alfa Beta, 2009). Cet-VIII, 9.
40
Lexy J. Moloeng, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2005), 1 4 .
Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Jadi jenis penelitian ini

digunakan untuk mendeskriptifkan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan cara

pengoptimalan unit kegiatan mahasiswa (UKM) sebagai upaya meningkatkan keaktifan

dan progresivitas mahasiswa di STAI Al- yasini Pasuruan.

B. Lokasi Penelitian

Tempat yang menjadi objek penelitian adalah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)

STAI Al- Yasini Pasuruan. Perguruan tinggi tersebut terletak di Jalan Pondok Pesantren

Terpadu Al- Yasini Areng- Areng Kec. Wonorejo Kec . Pasrepan Kab.Pasuruan Telp.

(+62) 81333129423/ 67173.

Penelitian ini dilaksanakan di STAI Al- Yasini Pasuruan. Pemilihan tempat

didasarkan pada beberapa hal:

1) Peneliti cukup faham lokasi, demografis, serta kultur dari tempat.

2) Kelayakan obyek yang sangat memungkinkan untuk mendapatkan

informasi yang akan menunjang tercapainya tujuan penelitian.

3) Penulis mengetahui bahwa STAI Al- Yasini Pasuruan telah menerapkan

Manajemen Kegiatan Organisasi Intra kampus Untuk Meningkatkan

keaktifan Dan progresivitas dalam proses peningkatan pendidikannya.

Hasil penelitian ini sebagai evaluasi penerapan Manajemen Kegiatan Organisasi

Intra Kampus untuk meningkatkan keaktifan dan progresivitas mahasiswa.

C. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian adalah unit kegiatan mahasiswa (UKM) STAI Al-

Yasini Pasuruan. Dalam hal ini peneliti memfokuskan pada upaya manajemen UKM

dalam meningkatkan keaktifan dan progresivitas mahasiswa.

D. Data dan Jenis Data


Untuk disini ketua lembaga perguruan tinggi sebagai data primer dan sejarah

berdiri dan berkambangnya, letak geografis, Visi, dan Misi dan penerapan manajemen

kemahasiswaan di STAI Al- Yasini adalah data sekunder.

Sumber Data Penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu person dan pada Person

adalah orang yang dapat memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara,

Papar adalah sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf. Yang dimaksud

dengan huruf di sini, yaitu dokumen atau tulisan yang berupa karya ilmiah, baik

artikal, makalah maupun laporan-laporan.

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Antara lain:

a. Data Primer, yaitu data utama yang akan diolah dan dianalisa yang

bersumber dari observasi dan wawancara langsung dengan ketua lembaga

perguruan tinggi, bidang kemahasiswaan dan perangkat lembaga perguruan

tinggi lainnya yang berkaitan dengan manajemen kegiatan orgaisasi intra

kampus untuk meningkatkan keaktifan dan progresivitas mahasiswa.

b. Data Sekunder, yaitu data pelengkap yang masih ada hubungan dan kaitan

dengan penelitian yang dimaksud. Data sekunder ini diperoleh dari data yang

diambil dari sejarah berdiri dan berkembangnya, letak geografis, Visi dan

Misi, keadaan UKM dan Mahasiswa STAI Al- Yasini Pasuruan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data-data, penulis menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi mengharuskan penulis turun ke lapangan mengamati hal-hal yang

berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa,


tujuan dan perasaan.41 Yang penulis lakukan dalam penelilian ini adalah observasi non

partisipan. Dalam penelitian ini penulis tidak terlibat langsung dalam kegiatan namun

hanya sebagai pengamat. Dalam observasi ini penulis terjun langsung ke lapangan

namun tidak ikut serta dalam kegiatan UKM di STAI Al- Yasini Pasuruan. Penulis

melakukan pengamatan mengenai gambaran umum keadaan pengelolaan unit kegiatan

mahasiswa dalam kegiatan UKM di STAI AL- Yasini Pasuruan. Observasi ini dilakukan

penulis dari bulan September hingga penelitian berakhir. Dari observasi yang penulis

lakukan, penulis menemukan bagaimana kondisi kampus dan lingkungannya, kondisi

sarana dan prasarana lembaga perguruan tinggi, antusias mahasiswa dalam mengikuti

kegiatan UKM dan melihat cara pengurus organisasi UKM membimbing dan

mengarahkahkan mahasiswa kepada bakat yang dimiliki.

b. Wawancara

Interview adalah “dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh

informasi dari terwawancara”.42 Peneliti mengadakan interview kepada Ketua lembaga

perguruan tinggi, bidang kemahasiswaan, pengurus UKM dan mahasiswa di STAI Al-

Yasini Pasuruan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan tertulis yang isinya merupakan setiap pernyataan

tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk pengujian suatu peristiwa

yang berguna sebagai sumber data.43 Dari penggunaan dokumen ini penulis

memperoleh data atau informasi yang tidak ditemukan dalam wawancara ataupun

observasi yang meliputi: sejarah berdiri dan perkembangan, struktur organisasi, keadaan

UKM, pengurus unit kegiatan mahasiswa, sarana prasarana, daftar prestasi, dan daftar

41
M. Djunaidi Ghoni, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2012), 165
42
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), 272
43
Sedarmayanti, Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, (Bandung: Mandar Maju, 2011), 86
pengurus organisasi UKM di STAI Al-Yasini Pasuruan.

F. Teknik Uji Keabsahan Data

Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain. Dari luar itu untuk keperluan pengecekan sebagai pembanding

terhadap data itu.44

a. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber data, yaitu peneliti akan melakukan pengecekan data dari

seorang sumber dengan sumber lainnya yang berbeda. Mulai keta lembaga perguruan

tinggi, bidang kemahasiswaan atau kepengurusan lainnya di STAI Al- Yasini Pauruan.

Kemudian peneliti tanya kembali dengan pihak lainnya, seperti para pengurus UKM

(unit kegiatan mahasiswa) secara langsung untuk mengetahui apakah ada kecocokan

informasi atau tidak.

Mencari data dari sumber yang beragam yang masih terkait satu sama lain.

Misalnya peneliti akan mencari perencanaan kegiatan UKM, maka peneliti akan

mengumpulkan data dari ketua lembaga perguruan tinggi, bidang kemahasiswaan,

dosen-dosen pembina UKM, organisasi intra dan ekstra kampus dan orangtua. Data dari

keempat sumber tersebut dideskripsikan, dikelompokkan, mana pendapat yang sama,

dan mana yang berbeda kemudian dianalisis untuk menghasilkan suatu kesimpulan

b. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik adalah mengecek data kepada sumber yang sama dengan

teknik yang berbeda. peneliti akan mewawancarai informan kemudian dibuktikan

dengan dokumen dan dikuatkan pula dengan hasil observasi peneliti.

G. Analisis Data

44
Suharsimi Arikunto, Prosedur., 274.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan

sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,

dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang

lain.45

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan

memaparkan secara verbal dari data informan. Data yang telah terkumpul dengan

menggunakan metode deskriptif kualitatif. kemudian dianalisis dengan langkah-langkah,

sebagai berikut:

1) Menelaah seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber.

2) Mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan abstraksi yaitu

usaha membuat rangkuman inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang

perlu.

3) Menyusun data dalam satuan-satuan atau mengorganisasikan pokok-

pokok pikiran tersebut dengan cara cakupan fokus penelitian dan

mengujikannya dengan deskriptif.

4) Mengadakan pemeriksaan keabsahan data atau memberi makna pada

hasil penelitian dengan cara menghubungkan teori.

5) Mengambil kesimpulan.

Untuk itu dalam analisis kualitatif deskriptif ini penulis gunakan observasi

lapangan, wawancara dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan obyek

penelitian Manajemen Organisasi Intra Kampus/ UKM guna meningkatkan keaktifan

45
Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif, 335
dan progresivitas mahasiswa di STAI Al- Yasini Pasuruan.

Anda mungkin juga menyukai