Anda di halaman 1dari 4

Tata Tertib dan Pola Pengembangan Mahasiswa

Mengembangkan Peran dan Fungsi Mahasiswa dalam Menghadapi Kompetisi


Global
Kebebasan dan terlepas dari segala aturan kondisi yang selalu diimpikan dan diinginkan
oleh setiap orang untuk mengekspresikan dirinya agar tetap eksis dalam ruang hidupnya.
Begitu pula dengan elemen yang bernama mahasiswa, selayaknya insan yang selalu bergelora
untuk membebaskan diri dalam belenggu aturan-aturan yang mengingat. Ditambah lagi arus
modernitas yang menerjang berbagai sendi-sendi kehidupan telah menambah parah prilaku
mahasiswa dalam setiap aktivitasnya Persoalan-persoalan yang sering dialami mahasiswa saat
ini tidak lepas dari persoalan moralitas seperti penyalah gunaan obat-obat terlarang,
penyimpangan seksualitas, kekerasan, dan terbelanggu dalam kemaksiatan. Dari rekontruksi
seperti ini akan berdampak buruk terhadap eksistensi mahasiswa sebagai human intellectual
yang semestinya mengetahui mana yang baik dan buruk bagi dirinya maupun lingkungannya.
Oleh karena itu, UIN Sunan Kalijaga sebagai institusi perguruan tinggi yang menaungi proses
belajar mahasiswa membuat aturan yang tercantum dalam tata tertib mahasiswa.
Oleh karena itu seorang mahasiswa harus sadar bahwa kebebasan, narkoba, dan mabukmabukan akan berdampak buruk terhadap keberlangsungan hidupnya, sehingga dengan
demikian peran mahasiswa harus dimaksimalkan yaitu dengan menjungjung nilai-nilai dan
pentingnya nasionalisme dalam menuju perubahan bangsa yang bermoral. Nasionalisme saat
ini telah pudar dalam diri mahasiswa. Hal ini karena kurangnya kesadaran dalam diri
mahasiswa terhadap pentingnya nilai-nilai nasionalisme. Nasionalisme merupakan suatu
paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah Negara dengan terwujudnya
satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Disitulah nasionalisme menjadi
salah satu rekonstruksi sosial untuk mengitegrasikan seluruh elemen bangsa dalam bingkai keBhineka-an Indonesia. Karena dengan itu akan melahirkan sebuah kesadaran elemen anak
bangsa untuk menjadi bangsa yang benar-benar idependent. Mahasiswa sebagai agen
perubahan dan control sosial diharapkan mampu mengoptimalisasikan segenap potensinya
yang berkembang kearah fundamental demi memperkuat kukuhnya integritas bangsa ditengah
berkecamuknya persoalan yang menyerang bangsa kita. Disitulah peran mahasiswa dibutuhkan
sebagai pionir pembangunan dan penerus estafet kepemimpinan bangsa kedepan.
Mahasiswa sebagai agen perubahan harus berkesadaran intelektual, berkesadaran sosial,
dan berkesadaran moral. Mahasiswa harus mampu menjawab setiap persoalan yang dihadapi
bengsa ini, sehingga peran dan fungsi mahasiswa itu benar ada. Mohammad Hatta mengatakan
bahwa tugas perguruan tinggi adalah membentuk insane akademis, yang selanjutnya hal
tersebut akan menjadikan sebuah fungsi bagi mahasiswa itu sendiri. Insane akademis itu
sendiri memiliki dua cirri yaitu: memiliki sense of crisis, dan selalu mengembangkan dirinya.
UIN Sunan Kalijaga harus mampu menjadi jembatan pada setiap elemen mahasiswa dalam
menjalankan aktifitasnya selama hal itu tidak melanggar tata-tertib kampus.
Untuk menjawab tantangan dan alasan tersebut maka tata-tertib diharapkan mampu
menjadi kontrol bagi mahasiswa selama proses perkuliaha. Sehingga mahasiswa dan pihak
rektorat akan kondusif selama aktifitas perkuliahan berlangsung. Tapi perlu juga dipahami
bahwa tata-tertib tersebut bukanlah kitab suci yang harus dijadikan acuan dalam bertindak
dan berprilaku dalam wilayah akademik kampus. Jikalau nantinya tata-tertib tersebut yang

diberlakukan dapat menghambat keberlangsungan proses peningkatan intelektual dan bahkan


dapat mengkerdilkan atau mengebiri eksistensi mahasiswa, maka harus ada trobosan- trobosan
baru yang harus dijalankan oleh seorang mahasiswa dalam menyikapi peraturan-peraturan
tersebut. Dari sinilah peran mahasiswa dibutuhkan untuk menyikapi setiap persoalan tersebut.
Abad ini diwarnai oleh persaingan ketat di segala bidang dengan adanya pasar bebas dan
juga perubahan situasi yang sulit diduga (uprecditable), menuntut bangsa ini untuk
mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan dapat bersaing dengan
masyarakat dari negara lainnya. Dalam hal ini mahasiswa sebagai inti dari generasi bangsa ini
harus siap menghadapi tantangan besar ini. Karena itu, hanya perguruan tinggi yang memiliki
keunggulan kompetitif dan komparatif yang akan dapat eksis dan survive di tengah masyarakat
global. Semangat reformasi yang dilandasi oleh nilai demokrasi dan transparansi dalam
konstelasi politik bangsa terus menerbak termasuk dalam dunia kemahasiswaan.
UIN Sunan Kalijaga sebagai subsistem pendidikan bertekad menyiapkan
mahasiswa menjadi masyarakat yang memiliki kemampuan intelektual dan kepemimpinan
yang tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahun, teknologi, dan seni (ipteks), yang
berjiwa penuh pegabdian, dan memiliki rasa tanggung jawab yang besar untuk masa depan
bangsa dan negara. Pengembangan ipteks itu bisa terwujud melalui berbagai kegiatan
penelitian dan pengembangan, baik itu intrakulikuler maupun ekstrakulikuler sesuai kebutuhan
masyarakat masa kini. Untuk mewujudkan hal tersebut, diciptakan kehidupan kampus sebagai
lingkungan ilmiah yang dinamis, berintegritas Islam, berwaawasan budaya bangsa, dan
berkepribadian yang sesuai dengan sila yang ada di pancasila.
Adapun kegiatan dalam pembinaan mahasiswa dapat dikelompokkan atas:
1. Penalaran keilmuan
Progam mahasiswa yang bertujuan menanamkan sifat ilmiah merangsang daya kreasi dan
inovasi, meningkatkan kemampuan untuk meneliti dan menulis karya ilmiah, pemahaman
profesi dan kerja sama mahasiswa dalam tim, baik perguruan tingginya maupun anatar
perguruan tinggi di dalam dan di luar negeri. Dalam hal tersebut mahasiswa seharusnya ikut
serta dalam kegiatan ilmiah diluar kegiatan akademika, kegiatan tersebut dapat
diselenggarakan minimal satu kali dalam satu semester, baik didalam kampus maupun diluar
kampus. Penalaran keilmuan ini dapat dikeluarkan dengan berbagai bentuk antara lain:
a) Forum Akademika
Forum akademika ialah segala bentuk pertemuan ilmiah baik kegiatan intrakulikuer
maupun ekstrakulikuler, seperti pelatihan penelitian mahasiswa, seminar, lokakarya,
diskusi panel, sadium general, workshop, dan lain sebagainya.
b) Lomba Ilmiah
Lomba ilmiah segala bentuk kegiatan ilmiah yang bersifat kompetitif yang dilaksanakan di
kampus UIN Sunan Kalijaga maupun di luar kampus, seperti : lomba karya tulis ilmiah
(LKTM), pekan ilmiah mahasiswa (PIM), lomba karya tulis mahasiswa, lomba pidato
bahasa asing, debat ilmiah, penerbitan karya ilmiah mahasiswa, dan lomba-lomba lainnya.
2. Bidang Organisasi
Progam pembinaan organisasi ialah segala bentuk kegiatan yang dapat meningkatkan
kompetisi mahasiswa dalam bidang organisasi. Karena bagaimanapun kenyataannya juga
terdapat banyak diantara mahasiswa yang mengikuti organisasi baik yang bersifat kepanitiaan
maupun kelembagaan intra serta ekstra kampus. Bentuk-bentuk organisasi intra yang berada
di UIN Sunan Kalijaga antara lain sebagai berikut:

a) Dibidang Legislatif
Organisasi dibidang Legislatif seperti senat mahasiswa (SEMA) baik tingkat universitas
maupun fakultas.
b) Dibidang Eksekutif
Organisasi dibidang Eksekutif seperti dewan mahasiswa (DEMA) baik tingkat universitas
maupun fakultas, badan eksekutif mahasiswa (BEM) baik tingkat fakultas maupun jurusan,
himpunan mahasiswa jurusan (HM-J) dan lain-lain.
c) dibidang Yudikatif
seperti Mahkamah Konstitusi Mahasiswa (MKM)
Disamping itu ada tiga organisasi kegiatan yang hakikatnya bagian yang tidak
terpisahkan dari bidang eksekutif yakni Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) baik tingkat
universitas maupun fakultas seperti UKM Menwa, teater Eska dan lain lain.
Adapun organisasi ekstra yang lebih bergerak dalam pengembangan dan peningkatan
keritisme mahasiswa terhadap realita yang ada. Organisasi organisasi ini lebih banyak
melahirkan tokoh-tokoh caliber nasional, seperti Imam Nahrawi, menteri pemuda dan
olahraga dan lain-lain.
a) Minat Bakat dan Kegemaran (MBK)
Progam MBK ialah segala bentuk kegiatan penyuluhan dan pengembangan minat bakat
dan kegemaran mahasiswa. Dengan tujuan meningkatkan kemampuan dan menumbuhkan
mahasiswa dalam apresiasi terhadap olahraga dan seni, pers kampus, pecinta alam, PMI,
dan kesenian. Kegiatan diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan seperti, pekan
olahraga mahasiswa nasional (POMNAS), pramuka, kewirausahaan, ekspedisi alam dan
sebagainya.
b) Kesejahteraan dan kepedulian sosial
Dalam progam ini bertujuan untuk meningkatkan pengabdian mahasiswa ke masyarakat
dan menanamkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa, kecintaan kepada tanah air, kepada
lingkungan sekitar, kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang bermartabat.
Seperti mengikuti bakti sosial, baik di dalam maupun diluar kampus.
3. Wawasan
Tingkat pemahaman tentang kemahasiswaan Secara rinci akan mencantumkan akurasi
kebijakan pengembangan kemahasiswaan. wawasan kemahasiswaan meliputi:
a) Pencermatan yang mendalam terhadap dunia kemahasiswaan akan sangat menentukan
pemahaman pengelola universitas terhadap permasalahan mendasar mahasiswa, khususnya
yang berkaitan dengan penetapan sasaran, strategi, dan progam pengembangan
kemahasiswaan di lingkungan universitas.
b) Dalam upaya mewujudkan bangsa dan masyarakat indonesia yang maju, mandiri, dan
sejahtera lahir batin sebagai landasan menuju masyarakat utama, adil, dan makmur. Peran
tersebut menjadi penting dan strategis:
Melalui kegiatan penelitian dan keilmuan, menghasilkan berbagai pemikiran dan
konsepsi untuk memajukan harkat dan martabat manusia serta budaya indonesia.
Melalui pengembangan IPTEKS, menghasilkan rekayasa teknologi dan karya seni
yang ermutu sesuai dengan kebutuhan bangsa.

Lulusan perguruan tinggi yang profesional merupakan sumber daya manusia (SDM)
berkualitas yang diharapkan mampu melahirkan intelektual yang berintegrasi, manajer
handal, bahkan pemimpin masyarakat dan bangsa yang berwawasan luas dan
berkepribadian tangguh yang mampu menopang pembangunan bangsa saat memasuki
persaingan ketat antar bangsa.
Mengingat mahasiswa merupakan aset nasional dan sumber daya insani yang strategis
maka perlu diberi peluang seluas-luasnya untuk mengaktualisasikan dirinya secara utuh
yaitu:
1) Mahasiswa memiliki kebebasan akademik dalam rangka pengembangan ipteks dan
sekaligus merupakan mitra dosen dalam proses belajar mengajar.
2) Pembimbing kemahasiswaan senantiasa menunjukkan sikap ulur tangan dan bukan
campur tangan. Demikian pula dalam menata organisasi kemahasiswaan senantiasa
berpegang pada prinsip dari, oleh, dan untuk mahasiswa.
3) Mahasiswa senantiasa peka terhadap isu yang beredar di masyarakat dan diberi
peluang untuk turut serta dalam pembangunan bangsa.
4) Mahasiswa memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan warga negara yang
lainnya.
Berdasarkan pokok-pokok pikiras diatas, maka pengembangan kemahasiswaan
merupakan tugas nasional yang pelaksanaannya menjadi tanggung jawab berbagai pihak
yang terkait.

Anda mungkin juga menyukai