Anda di halaman 1dari 13

PEDOMAN ORGANISASI MAHASISWA STISIPOL PAHLAWAN 12 SUNGAILIAT

BANGKA

DISUSUN OLEH :
SENAT MAHASISWA STISIPOL PAHLAWAN 12
SUNGAILIAT BANGKA
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
A. LATAR BELAKANG
Tuntutan akan kualitas sumber daya manusia menjadi salah satu prioritas dalam
penyelenggaraan pendidikan kita dewasa ini. Pengembangan pendidikan tinggi tidak
dapat dipisahkan dengan prediksi perkembangan ilmu pengetahuan termasuk ilmu
sosial humaniora. Salah satu tujuan pendidikan tinggi adalah menyiapkan peserta didik
(mahasiswa) menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan
atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan memperkaya khasanah
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Hal ini sebagaimana dimuat dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia nomor 60 Tahun 1999 Bab II pasal 2 ayat (1) butir a).
Penyelenggaraan kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut berpedoman pada: 1) tujuan
pendidikan nasional, 2) kaidah, moral dan etika ilmu pengetahuan; 3) kepentingan
masyarakat, serta 4) memperhatikan minat, kemampuan dan prakarsa pribadi. Dalam
koridor kebebasan mimbar akademik di perguruan tinggi, mahasiswa hendaknya
berlatih untuk lebih kreatif dan memiliki serta menjunjung etika kehidupan.
Aspirasi mahasiswa dianggap baik manakala disampaikan tidak hanya secara
lisan namun juga tertulis dan disertai dengan argumentasi ilmiah dan mengedepankan
norma serta kaidah keilmuannya. Pendapat dan pemikiran mahasiswa seyogyanya
dihargai sebagai hasil pemikiran kritis yang dipandang sebagai masukan dari sudut
pandang yang berbeda. Sekolah Tinggi memegang peranan penting dalam
mengembangkan mahasiswa sebagai aset bangsa. Kebijakan pengembangan
kemahasiswaan diarahkan pada tiga aspek pengembangan yaitu: 1) Pengembangan
kemampuan intelektual, keseimbangan emosi, dan penghayatan spiritual mahasiswa,
agar menjadi warga negara yang bertanggung jawab serta berkontribusi pada daya saing
bangsa; 2) Pengembangan mahasiswa sebagai kekuatan moral, dalam mewujudkan
masyarakat madani (civil society) yang demokratis, berkeadilan dan berbasis pada
partisipasi publik; 3) Pengembangan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana
untuk mendukung pengembangan dan aktualisasi diri mahasiswa, baik yang
menyangkut aspek jasmani maupun rohani.
Untuk mencapai pengembangan mahasiswa seperti yang dimaksud di atas,
dibutuhkan dukungan pemerintah, sekolah tinggi dan masyarakat dalam bentuk
dukungan sistem dan perangkat peraturan, ketersediaan dan keterlibatan staf
pendamping kemahasiswaan, fasilitas pendukung kegiatan dan pendanaan.
Keterlibatan dosen pendamping perlu mendapat perhatian terutama sebagai fasilitator
dan motivator. Tentu saja pengembangan bidang kemahasiswaan, tidak terlepas dari
arah dan pengembangan sebagaimana telah digariskan dalam pola pengembangan
kemahasiswaan sebagaimana diuraikan di atas. Pola pengembangan kemahasiswaan
juga mengacu pada seperangkat peraturan yang mendasarinya. Dalam bidang
pembinaan kemahasiswaan, tentu sangat diperlukan adanya keseimbangan antara
kegiatan akademik dengan kemahasiswaan. Kegiatan kemahasiswaan yang sedapat
mungkin mendorong a) berkembangnya kebebasan akademik, b) terciptanya suasana
akademik yang mendorong proses penelitian, inovasi, kreativitas dan pemunculan ide-
ide setiap individu, c) berkembangnya sistem nilai, moral, tatatertib dan operasi standar
lainnya yang memungkinkan terjadinya team building dan team spirit sehingga
memungkinkan seseorang atau kelompok untuk produktif secara optimal.
Proses pencapaian kualitas sumberdaya manusia, terutama dalam pendidikan
tinggi seperti STISIPOL Pahlawn 12, maka sangat dibutuhkan kerja sinergis antara
bidang akademik dan kemahasiswaan, antara keduanya harus saling berkolaborasi dan
tidak dipandang sebagai sesuatu yang saling kontra produktif. Kegiatan akademik dan
kemahasiswaan seharusnya dapat saling mendukung student body mahasiswa dalam
mencapai eksistensinya sebagai bagian dari masyarakat. Untuk mengawal mahasiswa
dalam pencapaian tujuan tersebut, maka dipandang perlu adanya suatu acuan yang
dapat digunakan mahasiswa sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan
kemahasiswaan. Salah satu pedoman yang dipandang penting adalah panduan
organisasi mahasiswa (ormawa). Panduan ini tentu bukan sebagai pembatas kreativitas
atau ruang gerak mahasiswa, namun panduan ini dimaksudkan sebagai rambu-rambu
agar mahasiswa dalam menjalankan roda aktivitasnya selalu berpegang untuk
mengembangkan minat, bakat kegemaran mahasiswa yang semakin positif dan
bermakna..

B. DASAR HUKUM
1. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi.
3. Surat Keputusan Mendikbud No. 155/0/1998 tanggal 23 Juni 1998 tentang
Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi.
4. Keputusan Dirjen Dikti Depdikbud tanggal 25 Juni 1997 No.
26/Dikti/KEP/1997 tentang Pola
C. TUJUAN
1. Sebagai pedoman atau rambu-rambu dan memberi arah, dalam pembinaan
organisasi kemahasiswaan yang ada di lingkungan STISIPOL Pahlawan 12.
2. Meningkatkan kualitas dan citra diri organisasi mahasiswa yang ada di lingkungan
STISIPOL Pahlawan 12.
3. Memberikan dasar hukum dalam pembinaan dan pengembangan organisasi
kemahasiswaan yang ada di lingkungan STISIPOL Pahlawan 12.

D. MANFAAT
1. Terpeliharanya stabilitas organisasi mahasiswa di lingkungan STISIPOL Pahlawan
12.
2. Meningkatnya keseimbangan antara fungsi dan manfaat organisasi mahasiswa
dengan kegiatan akademik dalam proses pembentukan pribadi mahasiswa secara
utuh.
3. Sebagai rambu-rambu bagi mahasiswa dalam memilih dan mengembangkan diri
melalui organisasi mahasiswa di lingkungan STISIPOL Pahlawan 12.

BAB I
Definisi Organisasi Kemahasiswaan
PASAL 1

1. Organisasi kemahasiswaan Sekolah Tinggi adalah wadah pengembangan diri kearah


perluasan wawasan, peningkatan keilmuan dan bakat.
2. Organisasi Kemahasiswaan STISIPOL PAHLAWAN 12 adalah wadah kokurikuler
dan ekstrakurikuler yang merupakan bagian terpadu dari sarana pengembangan dan
penyebarluasan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk meningkatkan taraf
kehidupan masyarakat dalam memperkaya kebudayaan daerah dan nasional;
3. Sifat organisasi kemahasiswaan dapat berupa organisasi keilmuan, keprofesian, olah
raga, seni dan budaya, pengembangan penalaran/ intelektual dan kemasyarakatan;
4. Kegiatan kokurikuler yang dimaksud pada ayat (2) pasal ini adalah kegiatan
kemahasiswaan berdasarkan pada penalaran keprofesian atau keilmuan secara
keseluruhan yang mengacu pada tri darma perguruan tinggi;
5. Kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksud pada ayat (2) pasal ini adalah kegiatan
kemahasiswaan berdasarkan bakat, minat,penalaran dan keilmuan.

BAB II
Bentuk dan Struktur Organisasi Kemahasiswaan

PASAL 2

1. Bentuk dan Struktur : Di tingkat Sekolah Tinggi mempunyai organisasi kemahasiswaan


meliputi : Senat Mahasiswa (SEMA), Badan Ekesekutif Mahasiswa (BEM), Himpunan
Mahasiswa (HIMA) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
2. Kedudukan UKM merupakan kelengkapan non struktural.
3. Tugas Pokok :
1. SEMA mempunyai tugas pokok membuat pedoman organisasi mahasiswa,
menilai program dan pelaksanaan program BEM, HIMA dan UKM, serta
memberikan pendapat, usul dan saran kepada Wakil Ketua III. Serta
mewajibkan penyelengaraan kegiatan Training Legislatif untuk seluruh
mahasiswa STISIPOL PAHLAWAN 12.
2. BEM mempunyai tugas pokok merencanakan dan melaksanakan kegiatan
ekstra kurikuler terutama yang bersifat penalaran dan keilmuan, sesuai dengan
program kerja yang ditentukan, serta memberikan pendapat, usul dan saran
kepada Wakil Ketua III, terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi
dan pencapaian tujuan pendidikan tinggi. Serta menyelengarakan kegiatan
latihan dasar kepemimpinan mahasiswa atau jenjang lainnya untuk seluruh
mahasiswa STISIPOL PAHLAWAN 12, sekaligus bertanggung jawab dalam
pengenalan kehidupan kampus mahasiswa baru.
3. HIMA mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler
dan kokurikuler yang bersifat penalaran dan keilmuan sesuai dengan program
studi jurusan.
4. UKM mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan dan
mengembangkan kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler dalam bidang tertentu,
sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Serta memberikan pendapat dan
usulan kepada BEM terkait penyelengaraan, dan juga wakil ketua III terkait
adminitrasi mengenai kegiatan UKM.
4. Fungsi
1. SEMA berfungsi sebagai perwakilan mahasiswa, untuk menampung dan
menyalurkan aspirasi mahasiswa pada bidang perencanaan kegiatan
ORMAWA dan UKM.
2. BEM berfungsi sebagai forum komunikasi antar unit kegiatan mahasiswa,
koordinasi kegiatan ekstra kurikuler dan pengembangan keterampilan
manajemen dan kepemimpinan. Selain itu juga sebagai wahana untuk
merencanakan, melaksanakan dan mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler,
terutama yang bersifat penalaran dan keilmuan, sekaligus menjadi wadah
aspirasi dalam kegiatan ORMAWA dan UKM terkait penyelengaraan.
3. HIMA berfungsi sebagai organisasi pelaksana kegiatan pengembangan
kemahasiswaan di tingkat jurusan, yang berkaitan dengan pengembangan
penalaran dan keilmuan, serta sikap profesi sesuai dengan bidang ilmu dan
program studi jurusan.
4. UKM berfungsi sebagai wahana untuk merencanakan, melaksanakan dan
mengembangkan kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan
bidangnya bersifat penalaran, keilmuan, minat, kegemaran, kesejahteraan
mahasiswa serta pengabdian pada masyarakat.
5. Keanggotaan dan Kepengurusan :
1. Senat Mahasiswa (SEMA)
1. Anggota SEMA adalah perwakilan mahasiswa terpilih dari setiap
program studi yang mengajukan diri pada saat pendaftaran anggota.
2. Kepengurusan SEMA terdiri atas Ketua umum, Sekretaris
jendral,Sekretaris umum, bendahara umum dan anggota lainnya yang
terbagi dalam beberapa komisi.
3. Masa Bakti Kepengurusan SEMA 1 (satu) tahun dan Ketua tidak dapat
dipilih kembali untuk kepengurusan masa bhakti berikutnya.
4. Kepengurusan SEMA disahkan oleh Ketua Sekolah Tinggi dengan surat
keputusan.
5. Tata Kerja kepengurusan SEMA ditetapkan oleh rapat pengurus yang
bersangkutan yang dinyatakan dalam AD/ART organisasi tersebut.
6. Pengurus SEMA bertanggung jawab kepada Wakil Ketua III.
2. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
1. Anggota kepegurusan BEM adalah seluruh mahasiswa terpilih
STISIPOL PAHLAWAN 12.
2. Kepengurusan BEM terdiri atas, Ketua, wakil,sekretaris,bendahara dan
anggota pengurus lainnya yang terbagi dalam kementrian.
3. Ketua dan wakil BEM adalah mahasiswa aktif yang mencalonkan diri
dan dipilih oleh para mahasiswa STISIPOL PAHLAWAN 12
Sungailiat.
4. Masa Bakti Kepengurusan BEM 1 (satu) tahun dan Ketua tidak dapat
dipilih kembali untuk kepengurusan massa bhakti berikutnya.
5. Kepengurursan BEM disahkan oleh Ketua Sekolah Tinggi dengan surat
keputusan.
6. Pengurus BEM bertanggung jawab kepada Wakil Ketua III.
7. Tata kerja kepengurusan BEM ditetapkan oleh rapat pengurus BEM
yang dinyatakan dalam AD/ART organisasi.
3. Himpunan Mahasiswa (HIMA)
1. Anggota HIMA adalah seluruh mahasiswa sesuai dengan program
jurusan masing - masing.
2. Kepengurusan HIMA terdiri atas, Ketua,wakil,sekretaris,bendahara dan
anggota pengurus lainnya yang terbagi dalam beberapa divisi.
3. Ketua dan Wakil HIMA adalah mahasiswa aktif sesuai dengan program
jurusan masing – masing yang mencalonkan diri dan dipilih oleh para
mahasiswa sesuai dengan program jurusan masing – masing.
4. Masa Bakti Kepengurusan HIMA 1 (satu) tahun dan Ketua tidak dapat
dipilih kembali untuk kepengurusan massa bhakti berikutnya
5. Kepengurursan HIMA disahkan oleh Ketua Sekolah Tinggi dengan
surat keputusan.
6. Pengurus HIMA bertanggung jawab kepada Wakil Ketua III.
7. Tata kerja kepengurusan HIMA ditetapkan oleh rapat pengurus HIMA
yang dinyatakan dalam AD/ART organisasi.
4. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
1. Anggota UKM pada dasarnya adalah seluruh mahasiswa aktif.
Keanggotaan resmi UKM bagi mahasiswa dilakukan dengan cara
mendaftarkan diri kepada pengurus UKM yang bersangkutan dan telah
ditetapkan dalam surat keputusan.
2. Pengurus UKM adalah anggota resmi UKM yang dipilih oleh para
anggota resmi UKM bersangkutan dalam rapat pemilihan.
3. Kepengurusan UKM terdiri atas, Ketua,wakil,Sekretaris,Bendahara dan
anggota pengurus lainnya yang terbagi dalam beberapa bidang.
4. Masa bhakti kepengurusan UKM 1 (satu) tahun, dan Ketua tidak dapat
dipilih kembali untuk kepengurusan masa bhakti berikutnya.
5. Kepengurusan UKM diketahui oleh Wakil Ketua III.
6. Tata kerja kepengurusan UKM ditetapkan oleh rapat pengurus UKM
yang dinyatakan dalam AD/ART UKM.
7. Pengurus UKM bertanggung jawab kepada Wakil Ketua III.
8. Dalam melaksanakan tugasnya, Pengurus UKM dibantu oleh Pembina
UKM.
9. Pembina UKM adalah dosen atau pegawai non akademik atau seseorang
yang mempunyai kemampuan dibidangnya yang ditunjuk dan
ditetapkan oleh Wakil Ketua III, dan/atau Dosen yang diusulkan oleh
Pengurus UKM dan disetujui oleh Wakil Ketua III.

BAB III
Kedudukan dan Keabsahan Organisasi Kemahasiswaan

PASAL 3

1. Organisasi kemahasiswaan di STISIPOL PAHLAWAN 12 merupakan :


1. Perwakilan mahasiswa untuk menampung dan menyalurkan aspirasi mahasiswa
dan mengorganisasikan kegiatan kemahasiswaan;
2. Wadah pengembangan potensi jati diri mahasiswa sebagai insan akademis,
ilmuwan dan intelektual di masa depan;
3. Wadah pembinaan dan pengembangan generasi pemimpin bangsa yang
berpotensi dalam melanjutkan kesinambungan pembangunan daerah dan
nasional;
4. Wadah pembinaan keterampilan, manajemen dan kepemimpinan
kemahasiswaan;
5. Wadah pemeliharaan dan pengembangan ilmu dan teknologi, serta seni yang
dilandasi oleh norma-norma agama, akademik, etika, moral dan wawasan
kebangsaan.
2. Organisasi kemahasiswaan STISIPOL PAHLAWAN 12 diselenggarakan berdasarkan
prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa dengan berpedoman pada peraturan yang ada
di STISIPOL PAHLAWAN 12 diatur dalam peraturan dan tata tertib organisasi
mahasiswa STISIPOL PAHLAWAN 12 ;
3. Organisasi Kemahasiswaan STISIPOL PAHLAWAN 12 wajib terdaftar dan diakui di
STISIPOL PAHLAWAN 12;
4. Anggota organisasi kemahasiswaan adalah seluruh mahasiswa yang berminat dan
terdaftar di STISIPOL PAHLAWAN 12.
5. Organisasi kemahasiswaan berkedudukan di kampus STISIPOL Pahlawan 12

PASAL 4

1. Organisasi kemahasiswaan STISIPOL PAHLAWAN 12 harus terdaftar secara resmi


melalui Surat Keputusan Ketua STISIPOL Pahlawan 12
2. Pendaftaran organisasi kemahasiswaan dilakukan setahun sekali sesuai dengan
ketentuan yang diatur oleh Sekolah Tinggi
BAB IV
Hak dan Kewajiban Organisasi Kemahasiswaan

Hak

PASAL 5

Organisasi kemahasiswaan STISIPOL PAHLAWAN 12 yang sah berhak memperoleh


pelayanan dan izin menggunakan fasilitas STISIPOL PAHLAWAN 12, sesuai dengan
ketentuan penggunaan fasilitas STISIPOL PAHLAWAN 12 yang berlaku.

Kewajiban

PASAL 6

1. Organisasi kemahasiswaan wajib mematuhi ketentuan dan peraturan yang berlaku di


STISIPOL PAHLAWAN 12;
2. Organisasi kemahasiswaan wajib melaksanakan kegiatan secara bersungguh-sungguh
dan bertanggung jawab serta bermanfaat bagi mahasiswa, baik perorangan maupun
kelompok/organisasi sekaligus bermanfaat bagi kegiatan pendidikan;
3. Organisasi kemahasiswaan wajib menjaga dan menegakkan nama baik serta wibawa
STISIPOL PAHLAWAN 12;
4. Organisasi kemahasiswaan wajib memberi pemberitahuan untuk semua kegiatan yang
akan dilakukan, seusai peraturan yang ada.
5. Organisasi kemahasiswaan wajib mengisi form kegiatan yang dibuat SEMA apabila
ingin mengadakan kegiatan paling lambat 2 ( dua ) minggu sebelum kegiatan diadakan.
6. Organiasi kemahasiswaan wajib memberikan laporan secara tertulis kepada SEMA dan
Wakil Ketua III selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah penyelengarakan setiap
kegiatan.
BAB V
Tatacara pendirian Organisasi Kemahasiswaan

PASAL 7

1. Pendirian organisasi kemahasiswaan hanya dimungkinkan selama organisasi tersebut


bertujuan mendukung pendidikan di STISIPOL PAHLAWAN 12, dan merupakan
wahana pengembangan diri;
2. Pendirian organisasi kemahasiswaan diusulkan oleh kelompok mahasiswa yang
memiliki minat dan ketertarikan di bidang yang sama, dengan mengikuti persyaratan
sebagai berikut:
1. Organisasi Kemahasiswaan memiliki anggota sekurang-kurangnya 10 orang,
yang dinyatakan dengan identitas dan tanda tangan seluruh anggota;
2. Mengisi dan melengkapi formulir pendaftaran organisasi kemahasiswaan yang
disediakan oleh Wakil Ketua III dan membawa surat rekomendasi dari BEM
yang diketahui oleh SEMA.
3. Memiliki peraturan dan tata tertib organisasi (AD/ART);
4. Memiliki usulan pembina organisasi;
5. Memiliki program kerja selama 1 (satu) tahun.
3. Organisasi yang telah memenuhi dan melengkapi persyaratan, serta telah dinyatakan
sah oleh Wakil Ketua III, mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagaimana yang
telah disebutkan pada pasal 5 dan pasal 6.

BAB VI

Tatacara Pengajuan Kegiatan

PASAL 8

1. Organisasi Kemahasiswaan yang ingin mengajukan kegiatan harus mengisi form


pengajuan kegiatan yang telah disediakan oleh Senat Mahasiswa selambat – lambatnya
2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan kegiatan.
2. Kegiatan yang diajukan sesuai dengan hasil rapat kerja yang telah dilaksanakan
sebelumnya.
3. Apabila ingin mengajukan kegiatan diluar hasil rapat kerja yang telah dilaksanakan
maka diwajibkan mengkoordinasikan dengan Kepala Bagian Kemahasiswaan dan
mengisi form yang telah disediakan oleh Senat Mahasiswa.
4. Laporan Pertanggung Jawaban Kegiatan harus diserahkan kepada SEMA dan Wakil
Ketua III selambat – lambatnya 1 (minggu) setelah kegiatan diadakan.

BAB VII
Sanksi

PASAL 9

1. Apabila organisasi kemahasiswaan tidak melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan


maka akan diberikan surat peringatan pertama (SP 1).
2. Satu minggu setelah pemberian surat peringatan pertama, organisasi yang
bersangkutan belum bisa melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan maka akan
diberikan surat peringatan kedua (SP 2) yaitu pemanggilan Ketua organisasi yang
bersangkutan.
3. Satu minggu setelah pemberian surat peringatan kedua, organisasi yang bersangkutan
belum bisa melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan maka akan diberikan surat
peringatan ketiga (SP 3) yaitu pemberhetian ketua dengan digantikan oleh wakilnya,
apabila wakilnya tidak bersedia maka akan diputuskan melalui rapat internal.

BAB VIII
Pembiayaan Organisasi Kemahasiswaan

PASAL 10

Pembiayaan untuk keperluan organisasi dapat diperoleh dari sumber-sumber keuangan sebagai
berikut:

1. Dana Kemahasiswaan;
2. Bantuan yang tidak mengikat;
3. Usaha organisasi kemahasiswaan yang dilakukan secara sah dan legal sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
BAB IX
Pencabutan Hak Organisasi

PASAL 11

STISIPOL PAHLAWAN 12 dalam hal ini adalah wakil Ketua III, dapat mencabut hak
organisasi kemahasiswaan apabila terbukti :

1. Melakukan kegiatan yang mengganggu keamanan, ketertiban, dan kelancaran


pelaksanaan proses pendidikan serta hal-hal lain yang merugikan Sekolah Tinggi;
2. Tidak ada aktifitas organisasi selama 4 (empat) semester berturut-turut;
3. Melanggar ketentuan dan peraturan Sekolah Tinggi.

BAB X
Aturan Peralihan

PASAL 12

Apabila terdapat keliruan dalam menetapkan pedoman maka akan dibahas oleh senat
mahasiswa melalui sidang istimewa :

Anda mungkin juga menyukai