MAKALAH
Disusun oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya, Makalah Model
Manajemen Mutu: Europen Quality Management (EQM) dapat terselesaikan dengan baik.
Shalawat dan Salam selalu disampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, para
sahabat dan segenap orang yang mengikuti Beliau
Makalah ini adalah materi pembelajaran dalam mata kuliah Manajemen Mutu Pendidikan
Islam di Program Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang diampu oleh Dr. M.
Fahim Tharaba, M.Pd
Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada para pihak yang telah banyak
membantu, karena tanpa partisipasinya, penyusunan makalah ini tidak dapat diwujudkan.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran konstruktif senantiasa kami harapkan. Semoga karya ini bermanfaat dan mendapatkan
berkah dari Allah SWT. Amin.
Penyusun
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sudah jamak di ketahui, bahwa hari ini bisa dikatakan dan diakui system pendidikan
berkiblat di eropa. Sekalipun hasil survei yang telah diluncurkan masih membawa dampak reaksi
perdebatan pro dan kontra, namun kita patut memberikan apresiasi pada sistem pendidikan di
eropa terlepas di perdebatan tersebut.
Sedikit sebagai contoh yang perlu kita kaji bersama adalah hasil penelitian yang
dilakukan oleh Timo Lankinen yang berjudul Basic Education Reform in Filandia; How to
Develop The Top Ranked Education System,[1]menyebutkan bahwa kemajuan system
pendidikan di barat terkhusus di Finlandia dikarenaka adanya keterkaitan learning culture, ethos
of thrust serta education system. Learning culture terkait dengan high standars for all, ethos of
thrust terkait dengan supportive ethos, education system terkait dengan profesionalisme of
teacher.Komponen-komponen tersebut berjalan seirama dengan apik.
Adapun fakta pendidikan nasional kita, mutu pendidikan (sebagai contoh pendidikan
dasar dan menegah) masih belum sepenuhnya seperti yang diharapkan. Bukan dalam hal
membandingkan dengan mutu pendidikan barat, namun disini kita perlu adanya kesadaran untuk
koreksi bersama mutu pendidikan nasional kita agar lebih baik. Karena faktanya hasil pemetaan
mutu pendidikan nasional tahun 2014 menunjukkan hanya berkisar 16% satuan pendidikan yang
memenuhi standar nasional pendidikan (SNP).[2]
Padahal, peserta didik, orang tua dan masyarakat adalah pelanggan yang bebas
menentukan pilihan yang tepat terhadap institusi mana yang layak memberikan jaminan terhdap
masa depan anak-anaknya. Artinya, kualitas layanan baik dalam bentuk sarana prasarana,
birokrasi, kurikulum, kecakapan tenaga pengajar, kompetensi pimpinan dan karyawan sekolah,
budaya serta lingkungan sekolah yang mendukung, akan memungkinkan suatu lembaga
pendidikan dipercaya dan menjadi pilihan masyarakat.[3]
Persaingan global saat ini juga menuntut institusi untuk lebih memperhatikan kualitas
produk dan proses terkait dengan pemasaran, operasi maupun fungsi-fungsi lain, bahkan sampai
dengan penetapan strategi keuangan. Usaha perbaikan kualitas dapat diartikan sebagai
pencapaian tujuan dengan membentuk strategi yang dimulai dari tahap kontrak desain teknis
sampai dihasilkan produk, proses, jasa atau sistem yang sesuai dengan keinginan.[4]
Pada akhirnya, melirik pencapaian pendidikan di barat yang begitu pesat akan mutu yang
selalu terjamin dan inovasi re-search-nya, tidak sedikit system pendidikan melalui penjaminan
mutu di Indonesia mengimpor beberapa model penjaminan mutu sebagaimana yang diterapkan
di barat. Hal ini bisa dilacak melalui mandat pada beberapa undang-undang sistem pendidikan
nasional Indonesia.[5]
Adapun terkait model pejaminan mutu bagaimanakah yang baik dan tepat kiranya untuk
bisa mendongkrak kualitas mutu pendidikan nasional kita saat ini? Quality award seringkali
dipakai untuk melakukan self-assessment. Organisasi dapat memanfaatkan elemen-elemen dalam
quality award untuk mengukur kemajuan dari implementasi manajemen kualitas. Hardjono
menerangkan terdapat tiga model quality award yang secara luas diadopsi oleh perusahaan di
dunia untuk melakukan pengukuran atau evaluasi diri, yaitu Deming Prize (Jepang), Malcolm
Balridge National Quality Award (Amerika), dan European Quality Award (Eropa). Elemen
yang digunakan dalam model-model tersebut memang berbeda, namun membagi konsep dan
prinsip yang sama.[6]Diantara model-model tersebut ada istilah European Quality Management.
Model inilah yang akan penulis kaji sebagai bentuk pengantar untuk mendalami model
penjaminan mutu European Quality Management.
2. Rumusan Masalah
Dalam pemaparan serta identifikasi latar belakang tersebut terlihat jelas bahwa perlu
adanya kajian analisis terhadap European quality managemant. Maka penulis dapat mengambil
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah kemunculan european quality management?
2. Apa kelebihan european quality management?
3. Bagaimana kriteria european quality management?
3. Tujuan
Adapun arah tujuan penulisan makalah ini, penulis merinci kedalam tujuan-tujuan yang
lebih khusus, yaitu:
1. Untuk Menganalisis sejarah kemunculan european quality management?
2. Untuk menganalisis kelebihan european quality management?
3. Untuk menganalisis kriteria european quality management?
B. PEMBAHASAN
Secara umum dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan penjaminan mutu adalah
perencanaan, penerapan, pengendalian, dan pengembangan standar mutu pendidikan secara
konsisten dan berkelanjutan (continuous improvement-Kaizen) sehingga stakeholders baik
internal maupun eksternal memperoleh kepuasan.[7]
Adapun european quality management adalah alat sederhana untuk membantu organisasi
menerapkan sistem jaminan mutu dengan mengukur kinerja sistem tersebut dibandingkan dengan
kondisi istimewa/idealnya; membantu organisasi dalam memahami perbedaan; dan menstimulasi
solusi.[8]
European quality management menyediakan system mutu yang berfokus pada pemecahan
solusi dalam rangka pencapaian perbaikan organisasi secara terus menerus berkelanjutan.
Dengan demikian sebuah organisasi tidak akan beku dan tetap mengikuti kerangka pergerakan
perkembangan zaman. Hal ini sangat akan membantu seorang manajer dalam memahami makna
TQM dalam mengelola sebuah organisasi.
Hari ini, banyak kalangan mulai dari sector pendidikan, bisnis, organisasi lainnya beramai-
ramai menerapkan europen quality management. Hal ini dalam rangka mengejar perbaikan
kualitas mutu masing-masing sector. Melihat fenomena tersebut, saat ini terdapat organisasi
nirlaba yang bernama European Founding for Quality Managemnt. Organisasi ini menyediakan
beragam jaringan, dan pelatihan bagi para manajer untuk mengikuti perkembangan trend terbaru
dalam menejemen serta penelitian terkait total quality menejemen.
C. KESIMPULAN
Setelah melalui pembahasan di atas, baik yang bersifat teoritik maupun yang bersifat
analisis dari berbagai sumber, maka berikut ini perlu kiranya disampaikan kesimpulan dan saran
sebagi berikut;
1) The European Quality Award atau Penghargaan Mutu Eropa diperkenalkan pada tahun
Oktober 1991 dalam pertemuan Forum Manajemen Mutu Eropa (EFQM) di Paris.
2) Kelebihan European Quality Management meliputi Peningkatan efektivitas biaya; orientasi
pada hasil; fokus pada pelanggan; kerja sama; manajemen pengetahuan; performa dan
pembelajaran. Model ini didesain sederhana (mudah dimengerti dan digunakan); holistik
(mencakup semua aspek aktivitas dan hasil organisasi); dinamis (menyediakan alat manajemen
yang mendukung perbaikan dan berwawasan masa depan); fleksibel (dapat diaplikasikan pada
berbagai jenis organisasi dan unit dalam organisasi); dan inovatif.
3) Ada sembilan kriteria dalam European Quality Management; kepuasan pelanggan, kepuasan
karyawan, manajemen tenaga kerja,hasil bisnis, proses,kepemimpinan, sumber daya, strategi dan
kebijakan serta pengaruh terhadap masyarakat.
[1]Timo Lankinen.Basic Education Reform in Filandia; How to Develop The Top Ranked
Edcation System. JURNAL FINNISH NATIONAL BOARD OF EDUCATION. September
2010. Toronto Canada
[2] Lihat di dokumen DIREKTORAT JENDERAL PENDIIDKAN DASAR DAN
MENENGAH KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Pedoman Umum Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menegah. 2016. Jakarta. Hlm. 3
[3] Yudisanto E. Parerungan. Manajemen Mutu Pendidikan Berbasis Pelayanan Prima.
Universitas Negeri Manado. Hlm. 1.
[4] Masduki.Pengujian Model TQM European Quality Award (EQA) untuk Beberapa
Perusahaan di Indonesia.JURNAL OPTIMUM, Vol 4, No. 1, 2003. Hlm. 83.
[5]Amanat ini tertera dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayan wajib menerapkan penjaminan mutu pendidikan di
satuan pendidikan dasar dan menegah
[6] Retno Wulan Damayanti. Quality Award untuk Mengevaluasi Pencapaian Implementasi
Manajemen Kualitas Perusahaan dalam Jurnal Perform. Vol. 7, No. 1, 2008. Hlm. 55.
[7] Putu Bagus Aris Wismaya. Pengaruh Sistem Penjaminan Mutu Internal dan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kinerja Organisasi di Universitas Warmadewa.
JURNAL PUBLIC INSPIRATION. Universitas Warmadewa. Hlm. 69
[8]M. Harda, S. K. Kristanti, Nadiah, S.Tsaqqofa, E.P. Okkytania. GUIDELINES QUALITY
MANAGEMENT SYSTEM MENCAKUP PRINSIP QM, QA, QC HASIL MODIFIKASI DARI SIX
SIGMA, EUROPEAN FOUNDATION FOR QUALITY MANAGEMENT (EFQM) EXCELLENCE
MODEL, DAN ISO 9001:2008. JURNAL MANAJEMEN MUTU DAN INDUSTRI PANGAN.
No.9 Volume I, Tahun 2011. Hlm.
[9]Arfan Bakhtiar Amalia, dkk., Analisis Perbandingan Penghargaan Kualitas Malcolm
Baldrige National Quality Award dengan European Quality Award, h. 136-137.Unlike other
awards, the European Quality Award is a regional program that currently involves 16 countries.
Lihat: Robert J. Vokurka, Gary L. Stading and Jason Brazeal, A Comparative Analysis of
National and Regional Quality Awards dalam Quality Progress, August 2000, h. 43.
[10]Edward Sallis, Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan (Jogjakarta: Penerbit IRCiSoD,
2011), Cet. 2, h. 148.“The European Foundation for Quality Management (EFQM) was founded
by 14of the leading Western European businesses in 1988 when many of the major companies in
Europe had realized that their only way of surviving in business was to pay much greater
attention to quality. In recognition of achievement as a feature of the policy of the EFQM, the
European Quality Award (EQA) was established in 1991 with the support of the European