Anda di halaman 1dari 11

Volume 10 Nomor 2, Oktober 2017 Hlm 135-145

http://journal.trunojoyo.ac.id/pamator
ISSN: 1829-7935
Received: Agustus 2017; Accepted: Oktober 2017

Peran Pesantren Mahasiswa dalam Pembentukan Karakter Tertib, Santun dan


Peduli pada Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura
Ahmad Musadad, Khoirun Nasik

Program Studi Hukum Bisnis Syariah Universitas Trunojoyo Madura


ABSTRAK
Pesantren mahasiswa merupakan lembaga pendidikan yang khas, baik dari sisi subjek (santri) maupun objeknya
(kurikulum dan kegiatannya). Sistem pendidikannya bersifat holistik integratif. Internalisasi pendidikan karakter
ditekankan untuk menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal yang baik sehingga santri menjadi paham
(kognitif) tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya
(psikomotor). Diantara karaker yang baik dan penting dimiliki mahasiswa adalah karakter tertib, santun dan peduli.
Mahasiswa yang memiliki tiga karakter ini maka harapannya tentu akan berpengaruh terhadap aspek kognitif, afektif
dan psikomotor di dalam kampus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pendidikan di 4 pesantren
mahasiswa sekitar kampus Universitas Trunojoyo Madura. Mendeskripsikan pola pendidikan dan pembentukan
karakter tertib, santun dan peduli pada 4 pesantren mahasiswa tersebut dan menganalisis pengaruh pola pendidikan
tersebut dalam pembentukan karakter tertib, santun, peduli pada santri mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura.
Penelitian ini menggunakan pendekatan sosio-historis. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara
mendalam dengan stakeholder di pesantren mahasiswa dan observasi langsung untuk mendapatkan data primer baik
berupa data, dokumentasi, berkas maupun bahan-bahan lainnya. wawancara juga dilakukan kepada dosen untuk
mengetahui tingkat implementasi karakter tertib, santun, peduli di perkuliahan (di kampus). Setelah itu data yang
didapatkan dikaji secara konseptual dan komprehensif dengan menggunakan teknik analisa data deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan dua hal, pertama, dari kegiatan sehari hari, pendidikan karakter tertib, santun dan
peduli sangat ditekankan di 4 pesantren tersebut. Pola pendidikan karakter telah berjalan dengan efektif, tinggal butuh
inovasi dan metode yang lebih kreatif agar nilai-nilai tersebut lebih up to date dengan perkembangan zaman tanpa
meninggalkan substansi pembentukan karakter yang dikehendaki. Kedua, Pola pengajaran dan pendidikan pesantren
memberikan peran efektif terhadap pembentukan karakter tertib, santun dan peduli pada mahasiswa Universitas
Trunojoyo Madura.
Kata Kunci : pesantren, mahasiswa, karakter, tertib, santun, peduli

ABSTRACT
Student boarding school is a typical educational institution, either from the subject (santri) or the object (curriculum
and activities). Its education system is integrative holistic. The internalization of character education is intentionally
emphasized to inculcate habit (habituation) about good things so students can understand completely (cognitive) about
what is actually right and wrong, can feel (affective) good grades and always do well (psychomotor). Among the good
and important character possessed by students is the character of orderly, polite and caring. Students who have these
three characters then will hopefully affect certain aspects of cognitive, affective and psychomotor in the campus. The
purpose of this research is mainly to know the pattern of education in 4 student boarding schools around the campus
of Trunojoyo University Madura. To describe the pattern of education and the establishment of orderly, polite and
caring character on the four pesantren students and analyze the influence of the pattern of education in the formation
of orderly, polite, caring character to students of Trunojoyo Madura University. This study uses a socio-historical
approach. Data collection techniques used are in-depth interviews with stakeholders in student boarding school and
directly observe to obtain primary data in the form of both data, documentation, files and other materials. Interviews
also conduct lecturers to know the level of implementation of orderly, polite, caring character in the lecture (on
campus). After that the data obtained is reviewed conceptually and comprehensively by using qualitative descriptive
data analysis technique. The results show two things, first, from daily activities, orderly, polite and caring character
education is emphasized in the 4 student boarding schools. Character education patterns have been running effectively,
merely need innovation and more creative methods so that values are more up to date with the development of the
times without leaving the substance character formation. Secondly, the pattern of teaching and education of student
boarding school provides an effective role towards the establishment of orderly, polite and caring character in students
of Universitas Trunojoyo Madura.
Keywords: boarding school, students, character, orderly, polite, caring


Corresponding author : 135
Address : Jl. Raya Telang No. 2 Kamal-Bangkalan © 2017 LPPM-UTM
Email : Musadadadad81@gmail.com
136 |Ahmad Musadad, Khoirun Nasik: Peran Pesantren Mahasiswa dalam Pembentukan Karakter

PENDAHULUAN Proses di dalam pesantren mahasiswa ini tentu se-


Saat ini kita berada pada era global, dimana sekat laras dengan cita-cita Universitas Trunojoyo Ma-
ataupun batas negara sudah tidak ada pengaruhnya. dura, yang ingin membentuk mahasiswa yang ung-
Arus globalisasi telah melanda di seluruh dunia. gul dan berkualitas, baik dalam bidang pendidikan,
Tentunya ini membawa dampak terhadap pemban- riset dan berkarakter yang baik (good character).
gunan karakter bangsa dan masyarakatnya. Glo- Diantara karakter yang baik dan penting dimiliki
balisasi memunculkan pergeseran nilai. Nilai lama mahasiswa adalah karakter tertib, santun dan pedu-
semakin meredup, yang digeser dengan nilai-nilai li. Mahasiswa yang memiliki tiga karakter ini maka
baru yang belum tentu pas dengan nilai-nilai ke- harapannya tentu akan berpengaruh terhadap aspek
hidupan di masyarakat. kognitif, afektif dan psikomotor di dalam kampus.
Sudah tidak diragukan lagi bahwa pesant- Artinya mahasiswa yang tinggal di pesantren maha-
ren – dengan segala jenis dan modelnya - memiliki siswa mempunyai nilai plus dibanding mahasiswa
kontribusi nyata dalam pembangunan pendidikan. yang tidak tinggal di pesantren
Apalagi dilihat secara historis, pesantren memiliki Penelitian ini ingin mengungkapkan peran
pengalaman yang luar biasa dalam membina dan pesantren mahasiswa di sekitar kawasan kampus
mengembangkan (karakter) masyarakat. Bahkan, Universitas Trunojoyo Madura, Desa Telang yaitu
pesantren mampu meningkatkan perannya secara Pesantren Mahasiswa Darul Asmail Husna, Pesant-
mandiri dengan menggali potensi yang dimiliki ren Mahasiswa Al-Qur’an Al-Mashduqie, Pesantren
masyarakat di sekelilingnya. Mahasiswa Al-Kayyis, Pesantren Mahasiswa Tebu
Pesantren, lebih spesifik pesantren maha- Falah dalam pembentukan karakter mahasiswa Uni-
siswa merupakan lembaga pendidikan yang khas, versitas Trunojoyo Madura, dalam hal ini karakter
baik dari sisi subjek (santri) maupun objeknya (kuri- tertib, santun dan peduli. Tiga karakter inilah yang
kulum dan kegiatannya). Kegiatan pesantren maha- sudah diterapkan di negara Finlandia dan berhasil,
siswa terangkum dalam “Tri Dharma Pesantren” dimana negara ini adalah negara yang dinilai paling
yaitu: 1) Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah maju dunia pendidikannya.
SWT; 2) Pengembangan keilmuan yang berman-
faat; dan 3) Pengabdian kepada agama, masyarakat, METODE PENELITIAN
dan negara. Penelitian yang lakukan penulis adalah peneli-
Oleh karena itu, pesantren mahasiswa tian sosio historis yaitu penelitian yang dilakukan
memiliki posisi strategis untuk turut mengawal di lapangan dan dikaitkan dengan melihat fenom-
pengembangan pendidikan karakter. Pendidikan ena pola interaksi dan ajaran yang berlangsung
karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan berkembang dalam lingkungan pesantren ma-
dan dilaksanakan secara sistematis untuk mem- hasiswa yang dilengkapi dengan penelitian kepus-
bantu santri memahami nilai-nilai perilaku manusia takaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam praktik kehidupan dalam masyarakat. Dalam adalah wawancara mendalam dengan stakeholder
proses pendidikan, internalisasi nilai-nilai budaya di pesantren mahasiswa dan observasi langsung
dan karakter merupakan salah satu upaya untuk untuk mendapatkan data primer baik berupa data,
mencegah terjadinya degradasi etika dan moral di dokumentasi, berkas maupun bahan-bahan lain-
kalangan santri mahasiswa. nya. wawancara juga dilakukan kepada dosen untuk
Pesantren mahasiswa merupakan salah mengetahui tingkat implementasi karakter tertib,
satu lembaga pendidikan yang holistik integratif. santun, peduli di perkuliahan (di kampus). Setelah
Internalisasi pendidikan karakter di pesantren ma- itu data yang didapatkan dikaji secara konseptual
hasiswa ditekankan untuk menanamkan kebiasaan dan komprehensif dengan menggunakan teknik ana-
(habituation) tentang hal yang baik sehingga santri lisa data deskriptif kualitatif.
menjadi paham (kognitif) tentang mana yang benar
dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang Hasil Dan Pembahasan
baik dan biasa melakukannya (psikomotor). 4.1. Pola Pendididkan Pesantren
Berdasarkan penelitian di Harvard Univer- 4.1.1. Pesantren Mahasiswa Darul Asmail Husna
sity Amerika Serikat, ternyata kesuksesan seseorang 4.1.1.1. Profil dan Sejarah Pesantren Darul As-
tidak semata-mata ditentukan oleh pengetahuan dan mail Husna
kemampuan teknis dan kognisinyan (hard skill) Pengasuh Pondok Pesantren Darul Asma’il Husna
saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri adalah K.H. Achmad Faqih Bahar dan Nyai Siti
dan orang lain (soft skill). Ini menambah pentingn- Masnunah, S.Ag. Pondok Pesantren Darul Asmail
ya peran pesantren mahasiswa dalam pembentukan Husna merupakan pondok yang didomisili oleh ma-
karakter mahasiswa, kususnya di kampus Universi- hasiswa, yang didirikan oleh Drs. K.H. Mashduqie
tas Trunojoyo Madura. Fadly (Alm.) pada tahun 2002 bertepatan pada ta-
Jurnal Pamator, 10(2) Oktober 2017: 143-145 137

hun kelahiran anak ke-4 pengasuh yaitu Gus Danial a. Ngaji kitab
Ramadlana. Berdirinya Pondok Pesantren Darul b. Sholawat diba’iyah
Asmail Husna ini didasarkan Syiar islam, disisi lain
c. Tahlil dan yasin
berdirinya pondok mahasiswa darul asma’il husna
karena sebagai wadah bagi masyarakat Telang d. Ngaji 9 surat
umumnya dan untuk mahasiswa khususnya untuk e. Sholawat
mengembangkan ilmu agama Islam. 3. Kegiatan bulanan: Khotmil qur’an
Sebelum Pondok Pesantren Darul Asma’il
4. Kegiatan tahunan
Husna dibangun, terlebih dahulu Drs. K.H. Mash-
duqie Fadly (Alm.) membangun masjid Baitul a. Peringatan maulid nabi
Fadlillah, yang didirikan pada tahun 2000 bertepa- b. Peringatan isro’ mi’raj
tan pada tahun kelahiran anak ke-3 pengasuh yaitu
Gus Imadudin Rajabi. 4.1.1.3 Model Pembelajaran
Perkembangan Pondok Pesantren Darul Model pembelajaran yang diterapkan di Pondok
Asma’il Husna dimulai pada tahun 2006 dimana Pesantren Darul Asmail Husna (disebut juga Al-
jumlah santri awalnya hanya sebanyak 6 santri, na- Husna) ialah menggunakan model bandongan, yang
mun karena kegigihan dari pengasuh akhirnya pada artinya seorang pengasuh membacakan, mengarti-
tahun 2014 jumlah santri Putra dan Putri sebanyak kan, kemudian menjelaskan makna dari kitab yang
90 santri. Sekarang (2017) jumlah santri sudah lebih diajarkan tersebut. Kajian kitab Ta’limul Muta’allim
dari seratus, tepatnya 140 santri putra dan putri den- ditujukan untuk pembinaan karakter atau akhlak se-
gan jumlah pengurus ada 24 santri, dengan jumlah cara kognitif.
ustazd ada 3 orang. Kurikulumnya dibuat berdasar urutan fasal
Pada awalnya pondok ini hanya 1 bangu- dengan target sampai khatam, sehingga jangka wak-
nan masjid, 2 bangunan depan masjid dan 1 ban- tunya tidak pasti satu tahun khatam. Titik tekannya
gunan rumah pengasuh. Seiring dengan berjalannya lebih pada pengarahan dan pendalaman nilai-nilai
waktu pada tahun 2014 Pondok pesantren darul akhlaq bagi seorang santri atau mahasiswa dalam
asma’il husna mendapatkan bantuan dari H. Djan menempuh pendidikannya agar menjadi orang yang
Farid selaku Kemenpera RI (Kementerian Peruma- sukses.
han Rakyar Republik Indonesia) yang membangun Di pesantren Al-Husna ini bisa dikatakan
pondok dengan 3 lantai. pesantren yang sangat kuat dalam pembinaan akhlak
santri. Ini bisa disaksikan mulai dari cara jalan (ber-
4.1.1.2. Kurikulum jalan dengan menggunakan dengkul sebagai pijakan
Untuk mendukung tujuan didirikannya Pondok berjalan), melepas sandal ketika memamsuki hala-
Pesantren Darul Asma’il Husna maka diprogram- man ndalem, tidak menyalakan dan menaiki motor
kan serangkaian kegiatan, baik pengajian maupun di dalam pondok. Disamping itu, santun disini juga
ubudiyah rutin sehari-hari. Adapun pengajian ada- tercermin dari sikap terhadap tamu, orang yang leb-
lah ngaji kitab kuning baik yang diampu oleh pen- ih tua dan lain sebagainya sampai doktrin khidmah
gash sendiri maupun oleh para ustadz. Kitab yang (melayani) dan ta’dhim pada pengasuh maupun ahl-
diajarkan adalah:1 ain (keluarga) nya.
1. Kitab Bidayatul Bidayah (Akhlaq Tasawuf)
2. Kitab Ta’limul Muta’alim (Kajian Akhlaq) 4.1.1.4 Pembiasaan
3. Kitab Nurud Dholam (Tauhid) Pembiasaan karakter tertib di lingkungan Pondok
Adapun kegiatan ubudiyah yang dipro- Pesantren Darul Asmaiul Husna adalah ditandai
gramkan dan dilakukan santri dapat dibagi menjadi dengan adanya jam malam pukul 22.00, membia-
tiga sebagai berikut” sakan sholat berjamaah tepat waktu, sholat dhuha
1. Kegiatan rutin harian berjamaah dengan ada sanksi bagi santri yang telat
a. Sholat berjamaah atau meninggalkannya, sanksinya disuruh ngimami
atau sholat di halaman ndalem. Juga adanya absen
b. Yasin fadhilah
harian keluar masuk nya santri untuk kegiatan di
c. Surat al-waqi’ah luar pondok, semisal kuliah ataupun acara kampus,
d. Murojaah al-qur’an sangat-sangat terkontrol santri-santri di pesantren
2. Kegiatan mingguan Al-Husna ini.
Karakter santun dibiasakan dengan mem-
1 Wawancara dengan Kyai Ahmad biasakan salam, salim (salaman), sungkem baik ke-
Faqih Bahar dan Nyai Siti Masnunah, pada pak Kyai bagi santri putra, bu Nyai bagi santri
Pengasuh Pon-Pes Darul Asmail Husna putri, kepada tamu yang hadir ke ndalem dan lain-
138 |Ahmad Musadad, Khoirun Nasik: Peran Pesantren Mahasiswa dalam Pembentukan Karakter

lain. Juga karakter tawadlu (sikap rendah hati) ter- ini jumlah santri di Pesantren Al-Mashduqie ber-
hadap pengasuh, keluarga maupun tamu pengasuh. jumlah 92 orang.
Sikap ini tercermin dari karakter pada santri-santri
pesantren Al-Husna ini. 4.1.2.2. Kurikulum
Karakter peduli dibiasakan dengan adanya Di pesantren Al-Qur’an al-Mashduqie diseleng-
piket masak di dapur ndalem, adanya roan untuk garakan program-program baik yang menunjang
menjaga kebersihan lingkungan pondok tiap hari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Untuk
minggu, melayani hajat masyarakat yang meminta mengetahui kurikulum pondok bisa dilihat dari jad-
bantuan doa maupun tenaga, sehingga santri-santri wal kegiatan baik yang sifatnya harian, mingguan
pesantren Al-Husna ini besok tanggap terhadap maupun bulanan sebagai berikut:
lingkungan dan siap terjun di masyarakat. 1. Jamaah Sholat 5 waktu
: Setiap hari
4.1.2. Pesantren Mahasiswa Al-Qur’an Al-Mash-
duqie 2. Yaasiin, Waqiah, dan Asmaul Husna
: Setiap ba’da Sholat Subuh dan Magrib
4.1.2.1. Profil Dan Sejarah Pondok Pesantren 3. Kajian Kitab
Mahasiswa Al-Qur’an Al Mashduqie a. Kajian Ustadzah Faizah (Tajwid)
Pondok pesantren Al-Qur’an Al-Mashduqie adalah
sebuah pondok pesantren Al-Qur’an yang terle- : Ahad ba’da Magrib
tak tidak jauh dari kampus Universiats Trunojoyo 1) Ustadzah Afifah, Ustadzah Dewi,
Madura dan merupakan salah satu pondok yang 2) Ustadzah Vina
didomisili oleh mahasiswa. Pondok pesantren Al- b. Kajian Ustadzah Yulisara (Fiqih)
Qur’an Al-Mashduqie berdiri pada tahun 2013 M.
Didasari oleh keinginan untuk syi’ar Islam (izzul : Senin Ba’da magrib
Islam wal Muslimin). Disamping itu, Tuntutan dan c. Kajian Ustadzah Ma’rifah (Akhlaq)
dorongan kondisi bacaan Al-Qur’an serta hafa- : Selasa ba’da Magrib
lan Al-Qur’an mahasiswa Universitas Trunojoyo d. Kajian Ustadz Mondzir
Madura yang cukup memprihatinkan dan adanya
keinginan menjadikan mahasiswa yang berjiwa : Rabu ba’da Magrib
Qur’ani. 4. Pembacaan tahlil
Berangkat dari cita-cita dan kondisi yang : Kamis ba’da Magrib
demikian itulah, kemudian Pondok pesantren Al- 5. Majlis Sholawat Dziba’
Qur’an Al-Mashduqie berdiri dan berkembang serta
mendapat kepercayaan masyarakat luas. Dukun- : Kamis ba’da Tahlil
gan tersebut berasal dari para kyai, ulama, tokoh 6. Mushofahah (Jabat Tangan)
masyarakat, dosen, serta masyarakat sekitar agar : Kamis ba’da Dziba’
Pondok pesantren Al-Qur’an Al-Mashduqie dapat 7. Khotmil Quran
membantu memperbaiki kondisi mahasiswa mau-
pun masyarakat menjadi lebih baik dan ideal teru- : Juma’at Legi
tama dalam hal keilmuan Al-Qur’an sesuai ajaran Di samping itu, khusus untuk Program
nilai luhur agama Islam. Tahfidz maka diselenggarakan pengajian dengan
Selanjutnya, KH Ahmad Agus Ramdlny, sistem berikut:
SH., M.H. dan Nyai Hj Choirun Nisa’, selaku pen-
diri dan pengasuh bekerja keras mengembangkan 1. Setoran ke Bu Nyai (Minimal 1 Kaca/Halaman):
pondok pesantren Al-Qur’an Al-Mashduqie sesuai Setiap hari Ba’da Subuh
dengan cita-cita dasarnya tersebut. Untuk itu, be- 2. Murojaah Kartu Hijau(Min Seperempat Juz):
liau berusaha dan berupaya dengan berbagai macam Setiap Hari
cara untuk membina pengajaran Al-Qur’an dalam
lingkungan pesantren. Salah satunya yaitu dengan 3. Khotmil Qur’an Bil Ghoib: Sabtu ke 2 dan 4
mewajibkan hafalan juz 30 bagi yang tidak mengi- Untuk Program Tahfidz khusus Juz ‘Amma sistem
kuti program tahfidz selain itu juga melalui khata- dan jadwalnya adalah:
man Al-Qur’an di setiap bulannya dan pada hari 1. Setoran dan Murojaah dengan masing-masing
besar Islam, sehingga harapannya pondok pesantren
Al-Qur’an Al-Mashduqie mampu manjadi mercu- mentor: Setiap Hari
suar Al-Qur’an bagi mahasiswa dan masyarakat di 2. Setoran dan tes dengan Bu Nyai: Ahad Ba’da
sekitar kampus Universitas Trunojoyo Madura. Saat Maghrib dan Subuh
Jurnal Pamator, 10(2) Oktober 2017: 143-145 139

Secara spesifik, pembinaan karakter atau masih belum berada di pondok tersebut melainkan
akhlak secara kognitif di Pesantren Al-Mashduqie masih bertempat tinggal di Graha Kamal selama
dapat dilihat dari program ngaji akhlak dengan kurang lebih 1 tahun. Kemudian setelah tahun 2012
menggunakan referensi kitab Ta’limul Muta’allim. pengasuh melakukan pembangunan dilantai dua dan
Kurikulumnya dibuat mengalir berdasar pada uru- di resmikan oleh pengasuh pondok Al-Kayyis di Pu-
tan fasal dalam kitab dengan target sampai khatam. jon yaitu KH Ihya’ Ulumiddin Malang karena Al-
Titik tekannya lebih pada pengarahan dan pen- Kayyis yang di telang bangkalan termasuk cabang
dalaman nilai-nilai akhlaq bagi seorang santri atau dari malang, setelah bertemu dengan KH Ihya’ Ulu-
mahasiswa dalam menempuh pendidikannya agar middin pengasuh Al-Kayyis telang disindir karena
menjadi orang yang sukses sering tidak berada di pondok. Kemudian setelah
itu pada tahun 2013 sampai 2014 pengasuh baru
4.1.2.3. Model Pengajaran mendirikan rumah yang berada di sebelah pondok,
Model pengajaran di Pesantren Al-Mashduqie den- dan saat itu juga pengasuh sudah tidak tinggal di
gan menggunakan dua model: graha melainkan sudah menempati rumah yang dis-
1. Sistem musyafahah, yaitu santri ngadep ke bu amping pondok.
Setelah itu dari santri yang ada setiap min-
nyai untuk menyetorkan hafalan yang telah
ggunya mengadakan kajian atau mengaji yang men-
dihafalkan dengan target tertentu. Model datangkan ustadz dari malang yaitu ustadz Junaidi
ini khusus digunakan dalam pengajaran al- alumni dari pondok Al-Kayyis Pujon, kemudian
Qur’an, khususnya yang bil ghaib. setelah setahun berjalan dengan metode tematik
tersebut yakni mengaji hanya setiap minggu, pada
2. Sistem bandongan, yaitu santri berkumpul
tahun 2015 untuk ustadz atau pengajar ditambah
dengan kyai di depan untuk membacakan kitab dari Arosbaya yakni ustadz farhat abdurrahman
tertentu, santri menyimah dan mendengarkan kemudian pengasuh juga ikut mengajar tapi untuk
keterangan dari kyai tersebut. Pada model kitab bidayatul hidayah dikhususkan diajar oleh
ustadz Farhat Abdurrahman dari arosbaya selama
pengajaran akhlak dengan menggunakan kitab
3 tahun, kemudian tahun selanjutnya ustadz Farhat
ta’limul muta’allim adalah menggunakan Abdurrahman mengajar kitab mafahim karangan
metode ini. Sehingga santri mempunyai Sayyid Abu Sayid Muhammad Al-Maliki dari Mak-
pengetahuan tentang nilai-nilai akhlak dalam kah,
Kemudian kegiatan ditambah setiap hari
menuntut ilmu agar meraih kesuksesan.
rabu setelah magrib yaitu mengaji kitab arba’in
4.1.2.4. Pembiasaan nawawi oleh ustadz muhammad bin masru’i yang
Pembiasaan yang dilakukan di pesantren Al-Mash- mulai mengajar kitab pada tahun 2015. Pada tahun
duqie bisa dilihat dari program atau kegiatan yang 2015 untuk sitem mengaji masih bersifat wajib,
dilaksanakan: hanya santri yang mau bersungguh-sungguh saja,
1. Nilai tertib: adanya aturan Jam Malam, dimana dan masih banyak santri yang masih belum disip-
jam 22.00 harus sudah masuk pondok, pembi- lin, karena saat mengaji masih menggunakan Hand-
asaan sholat berjamaah, adanya absensi untuk phone dan laptop untuk bermain. Kemudian setelah
kontrol kedisiplinan santri sekaligus sebagai memasuki tahun 2015 sampai 2017 pertengahan
alat evaluasi dari pengasuh dan pengurus. sudah mulai ada aturan yang mewajibkan untuk
2. Nilai santun: dengan membiasakan senyum santri mengaji kitab dan aturan-aturan yang lainnya,
salam sapa, sowan jika mau kuliah atau acara seperti kewajiban berjamaah pada saat subuh, jika
kampus. tidak melanggar akan ada sanksi atau takzir yaitu
3. Nilai peduli: dengan pembiasaan study club se- mencuci sajadah sebanyak 2 buah jika diulang maka
habis shalat isya berjamaah, saling membantu akan bertambah kelipatannya. Saat ini jumlah santri
dalam mengatasi kesulitan perkuliahan, adanya di Pesantren Al-Kaayyis sebayak 33 orang (putra
roan untuk menjaga kebersihan pesantren. semua).

4.1.3.2 Kurikulum dan Program


4.1.3 Pesantren Mahasiswa Al-Kayyis Kurikulum ibarat ruh yang mengatur regulasi dalam
instansi pendidikan. Kurikulum di Pesantren Al-
4.1.3.1 Profil dan Sejarah Pesantren Mahasiswa
Kayyis dibuat dengan program kegiatan sebagai
Al-Kayyis
berikut:2
Sejarah berdirinya pondok mahasiswa Al-Kayyis
pada awalnya tahun 2011 baru dirintis dan pengasuh
2 Wawancara dengan Suhardi (Pengurus di
140 |Ahmad Musadad, Khoirun Nasik: Peran Pesantren Mahasiswa dalam Pembentukan Karakter

1. Majlis qur’an 11. Menjaga dan peduli kebersihan dan hemat


2. Halaqoh (sharing haring dan motivasi) energi
3. Ngaji Kitab mafahim 12. Tidak boleh bermalam di luar pondok kecuali
4. Majlis Tafsir Al-qur’an izin pengasuh
5. Majlis tsaqofah/hadits 13. Tidak boleh bawa peralatan elektronik
6. Tahlil dan sholawat nabi (kecuali HP dan Laptop)
7. Qiyamullail 14. Pintu gerbang pondok di tutup pada jam 23.00
8. Dzikir jama’i (semacam istighosah) Sehingga dapat disimpulkan bahwa upaya
pembiasaan karakter tertib santun peduli di pesant-
9. Ro’an kecil
ren Al-Kayyis adalah:
10. Ro’an Besar
1. Nilai tertib: bisa dilihat dari keharusan shalat
11. Jama’ah setiap hari
jamaah di mushalla tiap hari, terutama shalat
4.1.3.3 Model Pengajaran subuh, jika melanggar maka akan kena sanksi
Model pengajaran adalah di pesantren Al-Kayyiz atau takzir yaitu mencuci sajadah sebanyak
adalah dengan istem bandongan yaitu model pen- 2 buah jika diulang maka akan bertambah
gajaran dengan sistem tatap muka antara ustadz kelipatannya, harus mengikuti pengajian
yang mengisi pengajian dengan mahasiswa yang
mendengarkan dan menyimak langsung. Disini ter- sesuai jadwal yang sudah ditetapkan, adanya
dapat interaksi yang intens antara santri dan pen- jam malam dimana seluruh santri harus sudah
gasuh. masuk ke pesantren maksimal jam 23.00 WIB.
2. Nilai Santun, dengan dibiasakannya senyum,
4.1.3.4 Pembiasaan
Untuk mendukung terinternalisasinya nilai-nilai salam, sapa di lingkungan pesantren. Adanya
karakter yang telah diajarkan lewat pengajian-pen- kewajiban sowan ke pengasuh jika ada acara
gajian yang terjadwal secara rutin maka di pesant- di kampus.
ren Al-Kayyis dibuat aturan sebagai berikut:3 3. Nilai peduli, dengan dibiasakannya roan
1. Wajib di pondok hari senin-jum’at kecil tiap minggu dan roan besar tiap dua
2. Sholat harus di musholla, tidak boleh di bulan sekali, menjaga dan peduli kebersihan
kamar lingkungan pondok dan hemat energi.
3. Memakmurkan musholla pondok dengan
tadarus, jama’ah dan ta’lim 4.1.4 Pesantren Mahasiswa Tebu Falah
4. Setelah sholat wajib, harus ikut dzikir imam
4.1.4.1 Profil dan Sejarah Pesantren Mahasiswa
sampai selesai Tebu Falah
5. Wajib mengikuti majlis (kecuali udzur) dan Pesantren Mahasiswa Tebu Falah didirikan pada
wajib mencatat tangggal 1 Rabiul Awal 1430 H / 26 Pebruari 2009
M, di bawah lembaga sosial dan pendidikan “Ji-
6. Musyrif kamar (ketua kamar) harus
hadul Jazirah” yang dibina oleh Bapak H. Moham-
mengkoordinasi, menjadwal kebersihan dan ad Djasuli dengan akte notaris Nomor 14 tertang-
kerapian kamar gal 20 Pebruari Tahun 2009. Pendirian pesantren
7. Izin majlis sesuai dengan peraturan (udzur) mahasiswa ini berikhtiar untuk menggabungkan
dimensi positif perguruan tinggi dan pesantren, di-
8. Harus melaksanakan amanah dan khidmah
mana keduanya harus dicapai bersama-sama untuk
dengan tanggung jawab mewujudkan generasi yang mempunyai penguasaan
9. Tidak boleh pulang hari sabtu atau ahad pada ilmu pengetahuan dan terknologi serta memiliki ke-
minggu ke 4 kecuali udzur pribadian dan moralitas yang baik.
Pada tataran keilmuan menjadi sangat
10. Barang bekas atau tidak dipakai tidak boleh
penting untuk dapat meletakkan nilai tauhid (aqi-
ditaruh kamar dah) dan akhlak ke dalam wilayah keilmuan yang
dikaji mahasiswa sehingga Ilmu pengetahuan dan
divisi ibadah dan dirasah)
Teknologi akan memperoleh signifikasi metafisik
3 Wawancara dengan fatoni (Ketua dan spiritual dari ajaran agama, sebaliknya ajaran
Pesantren Al-Kayyis)
Jurnal Pamator, 10(2) Oktober 2017: 143-145 141

agama akan mendapatkan signifikasi dan justifikasi 3. Hifdzil Qur’an (juz 30 wajib)
secara objektif dalam alur disiplin ilmiah. 4. Kajian Kitab Tafsir Jalalain (bersama
Selain itu dalam wilayah sosial ke-
pengasuh)
masyarakatan saat ini nampak semakin nyata ter-
lihat adanya fenomena elitis kelompok terpelajar 5. Kajian Kitab An-Nisa’
yang pintar ketika di sekolah tetapi mereka teri- 6. Istighosah & Sholawat Qur’an
solasi oleh ilmu mereka sendiri di tengah-tengah 7. Bimbingan Bahasa Inggris
masyarakatnya sehingga mereka menjadi kehilan-
8. Pondok Ramadhan
gan kepekaan terhadap lingkungan sosialnya.
Dampak dari kenyataan ini adalah semakin jauhnya 9. Musabaqah Akhir Sanah
jarak antara sekolah/ perguruan tinggi dengan ke-
butuhan dan masalah-masalah riel di masyarakat 4.1.4.3 Model Pengajaran
akhirnya pendidikan seperti berdiri di atas menara Model pengajaran di Pesantren Mahasiswa Tebu
gading yang asing dari realita masyarakat dan bu- Falah adalah dengan menggunakan dua model:
dayanya. 1. Sistem musyafahah, yaitu santri ngadep ke
Disamping itu juga tidak dapat disangkal ustadz untuk menyetorkan hafalan yang telah
bahwa produk pendidikan saat ini ditambah dengan
budaya pragmatis yang berkembang di masyarakat dihafal oleh santri, baik yang tahfidz juz 30
Indonesia, menjadikan manusia (mahasiswa) maupun yang selain juz 30.
bergerak di ruang yang sangat sempit. Akan tetapi 2. Sistem bandongan, yaitu santri berkumpul di
ruangan superfisial telah menjadi arus utama dari Alua, ustadz membacakan kitab tertentu, santri
budaya yang berkembang yakni trend, popularitas
dan material. Dari ruang-ruang inilah tolok ukur ke- menyimak dan mendengarkan keterangan dari
berhasilan dan kegagalan dibuat. ustadz tersebut.
Hal inilah yang menjadi salah satu ke- Adapun ustadz-ustadz yang menjadi pengajar di
prihatinan Pesantren Mahasiswa Tebu Falah, yang Pondok Pesantren Mahasiswa Tebu Falah adalah:
menurut bahasa orang alim, “Mahasiswa belajar di 1. Ustadz Ahmad Taufiqur Rahman (Ketua
fakultas hukum akan tetapi jauh dari realitas keadi- Pondok)
lan, belajar di fakultas ekonomi tetapi tidak dididik
untuk mensejahterakan, fakultas agama tetapi asing 2. Ustadz Syamsuri (Sekretaris)
dari perilaku agama.” 3. Ustadz Ghofur (Bendahara)
Melihat fenomena tersebut Pesantren Ma- 4. Ustadz Homaidi (Peribadatan)
hasiswa Tebu Falah menyelenggarakan pendidikan 5. Ustadz Misbahul Munir (Keamanan &
non formal (diniyah) yang berusaha mengoptimal-
kan potensi fitrah manusia secara holistik sehingga Kebersihan)
akan terwujud generasi dengan karakter yang utuh.
Sehat secara jasmani, cerdas dalam berfikir, terampil 4.1.4.4 Pembiasaan
dalam bekerja dan selalu dilandasi oleh nilai-nilai Pembiasaan karakter tertib santun peduli di Pondok
ajaran Islam. Dengan kata lain akan diikhtiarkan Pesantren Mahasiswa Tebu Falah bisa dilihat dari
terwujudnya santri mahasiswa yang akan mampu tat tertib pondok:
berperan secara optimal di masyarakat sesuai den- 1. Ketertiban dan keamanan
gan keahlian dan bidang ilmunya masing-masing a. Semua santriwati wajib menjaga
yang saleh secara sosial dan saleh secara ritual. Saat keamanan dan ketertiban pesantren.
ini jumlah santri Pesantren Tebu Falah adalah 28
orang. b. Semua santriwati wajib menjaga nama
baik pesantren.
4.1.4.2 Kurikulum dan program c. Semua santriwati wajib memenuhi
Kurikulum di Pesantren Mahasiswa Tebu Falah me- administrasi dan pembayaran syahriyah
nekankan pada pengajaran Al-Qur’an, disamping
pengajaran kitab kuning. Kurikulumnya didesain (bulanan) paling lambat tanggal 10 setiap
dengan program kegiatan sebagai berikut:4 bulannya (apabila telat akan diberikan
1. Sholat Berjamaah surat peringatan oleh pengurus).
2. Bimbingan Al-Qur’an d. Semua santriwati wajib mengikuti segala
bentuk kegiatan pesantren dengan penuh
4 Wawancara dengan saudara
keikhlasan dan ketekunan.
Taufiq sebagai ketua Pondok Tebu Falah
142 |Ahmad Musadad, Khoirun Nasik: Peran Pesantren Mahasiswa dalam Pembentukan Karakter

e. Semua santriwati dilarang melakukan 3. Ta’limiyah


kegiatan yang akan mengganggu a. Semua santriwati mengikuti kegiatan
jalannya kegiatan pesantren. setoran Al-qur’an setelah subuh dan
f. Menerima tamu putra ditempat yang setelah maghrib kepada pembimbing
telah disediakan. yang telat ditentukan.
g. Menerima tamu putrid yang berpakaian b. Semua santriwati wajib mengikuti
rapi (menutup aurat). kegiatan pembelajaran kitab bersama
h. Semua santriwati yang memiliki pengasuh pesantren pada malam rabu
kendaraan (sepeda maupun motor) harap dan malam kamis.
melapor kepada pengurus. c. Semua santriwati wajib mengikuti
i. Semua santriwati wajib melapor kepada kegiatan pembelajaran fiqh nisa’ pada
pengurus bila ada tamu yang menginap malam senin.
(penerimaan tamu inap yang berlangsung d. Semua santriwati mengikuti kegiatan
hanya dalam keadaan darurat). pembelajaran tajwid atau tahsin pada
j. Semua santriwati dilarang nongkrong jum’at pagi setelah subuh.
(duduk-duduk) di area pesantren. e. Apabila berhalangan hadir dalam
k. Semua santriwati dilarang menerima kegiatan ta’limiyah, santriwati wajib
titipan berupa barang (khususnya sepeda melapor atau izin kepada pengurus.
motor). f. Semua santriwati wajib hafal jus 30
l. Semua santriwati dilarang membawa dalam jangka waktu satu semester
barang-barang berbau tajam dan dibuktikan dengan I’lan.
membahayakan.
m. Gerbang pesantren akan ditutup dan 4. Kebersihan
dikunci paling lambat pukul 22.00 WIB. a. semua santriwati wajib menjaga
n. Semua santriwati wajib meminta izin kebersihan kamar dan semua lingkungan
kepada pengurus bila ingin pulang, pesantren.
bepergian dan ada keluarga yang ingin b. Semua santriwati wajib mengikuti
menginap di pesantren. kegiatan bersih-bersih bersama yang
dilaksanakan satu minggu sekali setiap
2. Ubudiyah hari jum’at.
a. Semua santriwati wajib mengikuti sholat
berjamaah khususnya sholat subuh, 5. Sanksi
maghrib dan isya’ beserta wirit dan do’a. a. Semua santriwati yang melanggar akan
b. Semua santirwati berpakaian rapi menerima teguran, panggilan pribadi,
(menutup aurat) selama berada surat peringatan, panggilan dari pengasuh
dilingkungan pesantren. serta pengusiran dari pesantren.
c. Semua santriwati wajib mengikuti b. Semua santriwati yang tidak mengikuti
kegiatan istighosah dan tahlil pada kegiatan yang telah ditentukan pesantren
malam jum’at. akan menerima sanksi berupa :
d. Apabila berhalangan mengikuti kegiatan 1) Panggilan dan peringatan satu
ubudiyah, santriwati wajib melapor atau 2) Panggilan dan peringatan dua
izin kepada pengurus. 3) Panggilan dan peringatan tiga
e. Semua santriwati diarang melakukan 4) Panggilan dan pemberitauan kepada
kegiatan yang melanggar syariah wali santriwati
5) Dikeluarkan dari pesantren
Jurnal Pamator, 10(2) Oktober 2017: 143-145 143

4.2 Pengaruh Pola Pendidikan Pesant- ketika bertemu dosen, karyawan atau
ren dalam Pembentukan Karakter mahasiswa yang lain
Karakter adalah nilai yang diharapkan oleh negara. c. Santun menyapa ketika bertemu
Tidak hanya program presiden Jokowi dengan revo-
dosen, karyawan atau mahasiswa
lusi mental, namun negara melalui presiden juga
mengeluarkan peraturan pemerintah tentang pro- yang lain
gram penguatan karakter disebut PPK. d. Santun bersalaman ketika bertemu
Karakter dan prestasi adalah impian bang- dosen atau mahasiswa yang lain
sa Indonesia termasuk kampus. Dua hal tersebut
e. Santun dalam sungkem (cium tangan)
menjadi kebutuhan yang urgen bagi bangsa. Presta-
si saja tidak cukup untuk menyelesaikan persoalan. ketika bersalaman dengan dosen
Generasi yang berprestasi tetapi tidak berkarakter (sesama jenis)
justru akan membahayakan bangsa Indonesia. 3. Karakter peduli
Sebaliknya karakter baik, sering mempen-
a. Peduli terhadap kerapian dalam
garuhi prestasi seseorang. Negara negara maju sep-
erti Finlandia dan Jepang meyakini bahwa karakter berpakaian
adalah sesuatu yang urgen. Islam sejatinya juga b. Peduli terhadap kerapian kelas
menempatkan karakter menjadi tujuan utama seba- c. Peduli kerapian rambut/jilbab
gaimana tujuan diutusnya Rasulullah SAW adalah
d. Peduli terhadap kerapian tempat
menyempurnakan akhlaq yang mulia, bukan sek-
edar prestasi. duduk dan sampah di kelas
Pesantren mahasiswa memberikan andil e. Peduli terhadap saran dan masukan
cukup besar dalam pembentukan karakter bangsa
(nasehat) dari dosen
Indonesia. Dalam skup lebih kecil, pesantren maha-
Untuk mengetahui pengaruh pola pendidikan di
siswa juga memberikan peran terbentuknya karak-
pesantren mahasiswa dalam pembentukan karakter
ter tertib, santun peduli pada mahasiswa universitas
tertib, santun dan peduli maka dilakukan penye-
Trunojoyo Madura.
baran angket yang berisi tolok ukur dan kriteria tert-
Sebelum masuk dalam menganalisa pen-
ib, santun peduli di atas. Hasilnya dapat dijelaskan
garuh pola pendidikan di pesantren mahasiswa
sebagai berikut:
dalam pembentukan karakter tertib, santun dan
peduli maka perlu dijelaskan tolok ukur yang men- 1. Mahasiswa Pesantren Mahasiswa Al-
jadi acuan dalam mengukur apakah seseorang terse- Husna
but telah masuk kriteria tertib, santun dan peduli. Ada enam dosen yang kita
Tolok ukur tersebut adalah:
tanya terkait dengan karakter mahasiswa
1. Karakter tertib
yang nyantri di Pesantren Mahasiswa
a. Tertib dalam hadir masuk kuliah
Darul Asmail Husna, mereka adalah
(tatap muka dosen)
bapak Dahruji, bapak Hammam, bapak
b. Tertib dalam ketepatan waktu masuk
firman Setiawan, bapak Rudi Hermawan
kelas (dispilin tepat waktu masuk
(Fakultas KeIslaman), ibu Nurita dari
ruangan kelas)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan bapak
c. Tertib dalam mengerjakan tugas dari
Rifal Hanif dari Fakultas Ilmu Pendidikan.
dosen (mengerjakan tugas)
Dari sampel 10 mahasiswa yang nyantri di
d. Tertib dalam mengumpulkan tugas
Pesantren Mahasiswa Darul Asmail Husna
sesuai time line yang ditetapkan
ternyata ditemukan fakta jika karakter
e. Tertib kegiatan pembelajaran di kelas
tertib, santun dan peduli yang dosen temui
(teratur dan fokus dalam perkuliahan)
ketika belajar dengan dosen-dosen tersebut
2. Karakter santun
rata-rata mengatakan sangat baik dan baik,
a. Santun dalam bersenyum ketika hanya sedikit sekali yang berada pada level
bertemu dosen, karyawan atau
cukup atau kurang baik.
mahasiswa yang lain
2. Mahasiswa Pesantren
b. Santun dalam mengucapkan salam Untuk mahasiswa yang nyantri
144 |Ahmad Musadad, Khoirun Nasik: Peran Pesantren Mahasiswa dalam Pembentukan Karakter

di Pesantren Mahasiswa Al-Qu’an Qadariyah dan Ibu Lilis Suwaibah dari


Al-Mashduqie, ada lima dosen yang Fakultas KeIslaman, Ibu Sinar Sunaryati
memberikan penilaian yaitu bapak bapak dari Fakultas Pertanian, Ibu Sri Hidayati
Rifal Hanif, Fahmi Faradisya Ekapti dan dan Ibu Afifah dari Fakultas FISIB, bapak
bapak Wanda Ramansyah dari Fakultas Alfan Biroli dan Ibu Laila Khamsatul
Ilmu Pendidikan, Ibu Uswatun dari Muharrani dari Fakultas Ilmu Pendidikan,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, bapak Bapak Junaidi dari Fakultas Ekonomi
bapak Hammam dari Fakultas KeIslaman. dan Bisnis, dan bapak Rifal Hanif dari
Dari sampel 10 mahasiswa yang nyantri Fakultas Ilmu Pendidikan. Dari sampel
di Pesantren Mahasiswa Al-Qu’an Al- 10 mahasiswa yang nyantri di Pesantren
Mashduqie ternyata ditemukan fakta yang Mahasiswa Tebu Falah ditemukan fakta
hampir sama dengan data yang ditemukan jika karakter tertib, santun dan peduli yang
di Pesantren Darul Asmail Husna, yaitu dosen temui ketika belajar dengan dosen-
jika karakter tertib, santun dan peduli dosen tersebut rata-rata masih menilai
yang dosen temui ketika belajar dengan sekitar 80 % sangat baik dan baik, hanya
dosen-dosen tersebut rata-rata mengatakan sektar 20 % an yang berada pada level
sekitar 95 % sangat baik dan baik, hanya cukup atau kurang baik.
5% an (sedikit sekali) yang berada pada Secara singkat dapat dikatakan bahwa
level cukup baik (sedang). penelitian ini telah menemukan korelasi antara
3. Mahasiswa Pesantren Mahasiswa Al- pembentukan karakter mahasiswa yang berada
Kayyis dipesantren mempunyai kaitan erat dengan
Ada lima dosen yang ditanya karakter mahasiswa tersebut di kampus
terkait dengan karakter mahasiswa yang dalam menjalankan aktivitas akademiknya.
nyantri di Pesantren Mahasiswa Al- Dan ternyata rangkingnya/skalanya semua
Kayyis, mereka adalah bapak Fauzin dan diatas rata rata, baik pada aspek karakter
ibu azizah dari Fakultas Hukum, bapak tertib, santun, peduli. Mereka tertib dalam
Fiqhi Ibadillah dari Fakultas Teknik, bapak melaksanakan tugas, tertib dalam kehadiran
Moh Ishaq Abdul Salam dari Fakultas kuliah dan tertib dalam ibadah. Mereka juga
FISIB, dan bapak Sigit Dwi Saputro dari santun saat berinteraksi dengan teman, dosen
Fakultas Ilmu Pendidikan. Dari sampel dan karyawan. Begitu juga karakter peduli,
10 mahasiswa yang nyantri di Pesantren mereka meemiliki kesadaran yang lebi diatas
Mahasiswa Al-Kayyis ditemukan fakta rata rata.
jika karakter tertib, santun dan peduli yang
SIMPULAN
dosen temui ketika belajar dengan dosen-
Dari uraian diatas dapat disimpulkan sebagai beri-
dosen tersebut mayoritas (sekitar 80 %) kut: (1) Pesantren mahasiswa dan asrama menem-
masih menilai sangat baik dan baik, hanya patkan karakter pada skala prioritas yang penting
sektar 20 % an yang berada pada level dengan menyediakan waktu khusus untuk kajian
karakter, kontrol karakter dan pembiasaan. Pen-
cukup atau kurang baik.
didikan karakter dilakukan dengan tiga prosedur
4. Mahasiswa Pesantren Mahasiswa Tebu sebagaimana konsep Thomas Licona. (2) Peran pen-
Falah didikan karakter pesantren berperan efektif dalam
Ada sepuluh dosen yang ditanya membantu pembentukan karakter mahasiswa UTM.
Ini bisa dilihat dari tiga pesantren mahasiswa yang
terkait dengan karakter mahasiswa yang
ada di sekitar kampus UTM yaitu pesantren maha-
nyantri di Pesantren Mahasiswa Tebu siswa Darul Asmail Husna, Pesantren Al-Qur’an
Falah, mereka adalah bapak Sabarudin Al-Mashduqie, Pesantren Mahasiswa Al-Kayyis,
Ahmad dari Fakultas Teknik, Ibu Lailatul Pesantren Mahasiswa Tebu Falah yang rata-rat
Jurnal Pamator, 10(2) Oktober 2017: 143-145 145

mendapat penilaian yang bagus dari dosen yang


mengajarnya, baik dalam karakter tertibnya, santun
maupun pedulinya.

DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin, Tamyiz, Akhlak Pesantren
: Solusi Bagi Kerusakan Akhlak.
Yogyakarta: Ittiqa Press, 2001.

Dhofier, Zamakhsyari, 2011, Tradisi


Pesantren; Studi Pandangan
Hidup Kyai dan Visinya Mengenai
Masa Depan Indonesia, LP3ES:
Jakarta

Kamus KBBI online

Madjid, Nurcholish, Bilik-bilik Pesantren;


Sebuah Potret Perjalanan. Cet. I;
Jakarta:Paramadina, 1977.

Maunah, Binti, 2009, Tradisi Intelektual


Santri, Teras, Yogyakarta

Mua’wanah, Manajemen Pesantren Maha-


siswa, cet. I, Kediri: STAIN Kediri
Press, 2009

Prasodjo, Sudjoko, Profil Pesantren. Jakar-


ta: LP3ES, 1982.

Sumardjono, Maria SW., 2007, Diktat


Kuliah Metodologi Penelitian Ilmu
Hukum, UGM, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai