Fadhil Mubarok……...
Email dosen
rajolangitfarm123@@gmail.com,
Abstrak :
Abstract :
This study aims to be able to describe how to implement student character education
activities at MTS Muhammadiyah 1 Ponorogo through student discipline which includes
discipline in the spiritual field such as reciting the Koran, praying dhuha, muThis study aims
to be able to describe how to implement student character education activities at MTS
Muhammadiyah 1 Ponorogo through student discipline which includes discipline in the
spiritual field such as reciting the Koran, praying dhuha, murojaah juz 30 and so on. The
research method used is a qualitative research method which in this method is fixed by the
researcher himself. In this study using data collection techniques in the form of interviews,
observations and documentation. This research was carried out at MTS Muhammadiyah 1
Ponorogo on 29 August 29 -29 Septembery 2023. In this study the researchers used
triangulated data. And the results of this study indicate that the application of character
education through disciplinary activities at MTS Muhammadiyah 1 Ponorogo has been going
quite well, from its activities to the ceremonial activities held every Monday and dhikrul
ghofilin. Then, activities such as the dhuha prayer and morning wirid prayers were also held
at the mosque, followed by teaching and learning activities in the classroom and zuhur prayer
in congregation in the mosque. Which in this activity are all very good habituation activities
which of course must be carried out every day in order to form good, honest and good
character students wherever they are. So that the application will be able to produce honest,
responsible, disciplined, independent individuals in the school environment and in the
community. Through the application of discipline like this, students are required to always
obey school regulations, especially the MTS Muhammadiyah 1 Ponorogo school environment
adjacent to the cottage environment. So it should apply discipline and behavior that reflects
like a child MA
Seperti yang telah dijelaskan dalam UU NO.20 Tahun 2003 bahwa : “Dasar, fungsi,
dan juga tujuan sistem dalam pendidikan nasional prinsip penyelenggara kegiatan pendidikan,
juga memiliki hak dan juga kewajiban warga negara, termasuk orang tua, masyarakat, dan
juga lingkungan sekitar, dan juga peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangkan
mencerdaskan kehidupan negara, manusia yang beriman kepada Tuhan-Nya, sehat, berilmu,
berakhlak mulia, mandiri, kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis dan juga
bertanggung jawab.”1
Dalam dunia pendidikan pada zaman sekarang ini, banyak sekali masalah yang
ditemukan salah satunya merupakan masalah dalam karakter siswa misalnya : merokok, bolos
pelajaran maupun sekolah, perkelahian atau tawuran antar pelajar, pungli (pungutan liar) oleh
guru atau pihak lain yang bersangkutan dan bolos kegiatan (pramuka, upacara,
ekstrakulikuler). Di dalam hal ini dapat kita ketahui bahwa fator ini semua bisa terjadi karena
1
Septi Wahyu Utami, “ Penerapan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Kedisiplinan Siswa”. Vol.
04 No. 01, Tahun 2019, hal. 63
kurangnya kedisiplinan siswa dan moral siswa yang kurang baik. Seperti yang kita ketahui
bahwa moral anak jaman sekarang sangatlah kurang, dikarenakan arus globalisasi yang
berpengaruh buruk pada karakter siswa. Terutama siswa di zaman sekarang lebih
mengedepankan gengsi atau gaya . Contohnya dalam kasus tawuran sendiri . Tentu saja
banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan siswa itu ikut dalam aksi tawuran misalnya
karena masalah amtar sekolah atau hanya gengsi jika tidak ikut tawuran akan dimusuhi
ataupun dikata cupu. Maka dari itu pentig sekali kita sebagai guru juga ikut menanamkan
pendidikan karakter supaya siswa tidak terbawa kepada hal hal yang bentuknya negatif. Dan
sebagai seorang guru tentu saja harus memberikan suri tauladan yang baik pula agar siswa
juga bisa meniru dan memilah mana yang baik dan buruk. Penanaman pendidikan karakter
juga harus diperkuat dan diterapkan sesering mungkin guna mengetahui betapa
berpengaruhnya pendidikan ini dalam kehidupan mereka. Siswa itu tidak hanya menerima
satu pendidikan saja contoh pendidikan pelajaran, akan tetapi juga memerlukan pendidikan
karakter, guna menjadikan mereka sebagai anak yang bermoral dan juga berkarakter baik.
Dan sebaiknya pendidikan karakter ini diterapkan atau di gunakan sesering mungkin, agar
berpengaruh dalam kegiatan sehari-harinya, dan lebih baik diterapkan sejak dini, dalam
pendidikan karakter ini peran keluarga sangat diperlukan untuk mendukung proses
berkembangnya karakter anak.2
Ada beberapa alasan mengapa pendidikan karakter itu harus diterapkan: (1)
membentuk sifat yang baik, (2) dapat menghargai prestasi orang lain, (3) menunjang karakter
2
Nopan Omeri, “Pentingnya Pendidikan Karakter Dalam Dunia Pendidikan”. Vol. 09 No. 03, Tahun
2015, hal. 464-468
3
Nurul Faizah, “Pembentukan Karakter Siswa Melalui Disiplin Tata Tertib Sekolah di SMA Negeri 2
Klaten”. Edisi 21, September 2019, hal. 109
dan moral anak itu sendiri, (4) sebagai uswah atau contoh bagi orang orang disekitarnya. Ada
alasan mengapa penelitian ini menjadi cara terbaik untuk proses berlangsungnya penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Oktober 2022-November 2022. Dalam penelitian ini menggunakan
uji credibility , uji yang menggukan teknik, pengamatan, diskusi, analisis kasus negatif dan
juga wawancara. Metode analisis ini data yang digunakan ini adalah analisis dalam kegiatan
di lapangan. Aktivitas dalam analisis datakualitatif deskriptif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerussampai tuntas, sehingga mendapatkan hasil data yang
akurat.
METODE
Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen dan sebagai alat penelitian adalah peneliti
itu sendiri dan subyek penelitian adalah siswa MTS Muhammadiyah 1 Ponorogo. Proses
pengumpulan data ini menggunakan beberapa cara guna memperoleh data yang cukup dan
akurat. Dalam pengumpulan data ini meliputi kegiatan wawancara, dokumentasi, observasi .
Penelitian dilaksanakan di MTS Muhammadiyah 1 Ponorogo. Meliputi kegiatan pembiasaan
siswa yang diunakan sebagai pengalaman belajar dan kegiatan siswa guna diamalkan seumur
hidup mereka. Pembiasaan merupakan kegiatan yang meminimalisir kegiatan yang tidak ada
gunannya, menggunakan pembiasaan yang sebelumnya sudah diterapkan dan akan melekat
pada kehidupan yang berkelangsungan. Dalam pendidikan psikologi dikenal dengan istilah
operan conditioning, yang mengajarkan anak didik untuk terbiasa dalam berperilaku baik,
disiplin, bekerja keras, rajin belajar, jujur, ikhlas, dan juga bertanggung jawab atas setiap
tugas tugas yang telah dibebankan.
Pendidikan karakter dapat dilaksanakan secara terprogram dalam kehidupan sehari hari
dalam kurun waktu tertentu dan juga dalam arahan tertentu yang suatu saat dapat berubah
ubah sesuai kebutuhan, kegiatan yang sudah terprogram akan dapat dilaksanakan secara:
a. Spontan
b. Rutin
c. Keteladanan
Pada penerapan pendidikan karakter di sekolah ini memang sudah seharusnya dilakukan
sesuai kebiasaan yang terprogram atau tersusun, dan dengan adanya penerapan karakter ini
diharapkan anak didik akan sedikit demi sedikit merubah kebiasaan yang sebelumnya kurang
baik.4
Misalnya seperti ada salah seorang siswa yang telat mengikuti upacara maka ini bisa
dikatakan sebagai siswa yang kurang menerapkan kedisiplinan terutama jika sudah masuk
kedalam tingkatan MTS maka tentu saja sudah faham dan sangat mengerti arti kedisiplinan itu
sendiri. Selain kegiatan ini banyak juga kegiatan pendukung lainnya misalnya seperti adamya
sholat dhuha bersama alalu dilajutkan dengan wirid pagi lalu dilanjutkan dengan tadarus al-
qur’an bersama.
4
Op.cit., 109
Dalam kelas siswa MTS Muhammadiyah 1 Ponorogo, selalu menerapkan pembiasaan
tersebut dengan baik, mulai dari kegiatan upacara, sholat dhuha, maupun dilanjutkan dengan
murojaah, membaca maupun menghafal juz ‘amma sebelum dimulainnya suatu kegiatan
dalam kelas. Pendidikan pembiasaan itu dapat terlaksana secara terprogram dalam kegiatan
pembelajaran, dan kegiatan yang tidak terprogram merupakan kegiatan sehari hari, dalam
kegiatan yang terprogram akan memerlukan rencana yang khusus dan dalam jangka waktu
yang tertentu guna berjalannya perkembangan anak didik secara individu maupun secara
berkelompok . dan kegiatan secara tidak terprogram akan dapat terlaksana secara:
Dengan adanya penerapan kegiatan ini akan berdampak juga terhadap kedekatan anak
terhadap Tuhan-Nya maupun kepedulian terhadap sesama, dengan saling mengingatkan dan
saling memberi tahu kapan waktunya untuk upacara bendera, kapan waktunya untuk sholat
dhuha, kapan waktunya untuk melaksanakan zikrul ghofilin, diharapkan akan seterusnya
memberikan dampak yang posotif bagi anak-anak. Selain dengan penerapan di kegiatan
kedisiplinan siswa ini ada beberapa kegiatan pembelajaran di kelas yang dapat mempengaruhi
karakter anak, yaitu kegiatan pembelajaran agama di mata pelajaran akidah akhlak, Al-Qur’an
hadits, fiqih, yang dimana peran guru itu memberikan motivasi karakter baik, guna
membangkitkan rasa tanggung jawab mereka akan kegiatan pendidikan karakter yang
semestinya akan dilaksanakan maupun di terapkan seterusnya, berbagai macam karakter baik
di dalam kegiatan pembelajaran karakter tersebut. Semua pembiasaan yang diterapkan MTS
Muhammadiyah 1 Ponorogo dilakukan secara berulang ulang agar sesuatu yang telah tersusun
maupun terprogram berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Pembiasaaan pertama
dilaksanakan pada hari Senin yaitu upacara bendera dan dzikrul ghofilin, kedua kegiatan ini
dilaksanakan secara bergantian (rolling), misal apabila minggu pertama dilaksanakan upacara
bendera, maka pada minggu kedua dilaksanakan dzikrul ghofilin, dan begitu seterusnya.
Dzikrul ghofilin, melatih keregiliusan anak di dalam pedekatan dan tanggung jawabnya
terhadap tuhan, disiplin untuk selalu membawa Al-Quran maupun kertas yang bertuliskan
dzikir, dan wajib berwudhu sebelum melaksanakan kegiatan zikrul ghofilin. Kegiatan dzikrul
ghofilin ini dipimpin oleh kepala sekolah dan dilaksanakan untuk semua guru dan siswa di
masjid sekolahan.
Pembiasaan kedua yaitu dengan adanya kegiatan muroja’ah juz ‘amma bersama-sama,
kegiatan ini dilaksanakan sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Muroja’ah disini
berfungsi untuk memperkuat hafalan itu sendiri . Karena semakin kita sering melakukan
muroja’ah maka akan semakin kuat hafalan tersebut. Dan biasanya para siswa harus bisa
memanfaatkan waktu untuk muroja’ah tersebut.
Pembiasaan ketiga yaitu dengan adanya kegiatan sholat dhuha yang dilakukan setiap
hari di jam 06.15. Dengan adanya penerapan seperti ini, telah terlihat perubahan karakter baik
anak yang mulai terlihat, yang diharapkan dengan kegiatan ini anak akan sedikit demi sedikit
mulai menunjukkan perubahan karakternya, walaupun mungkin ada sebagian anak yang
belum atau kurang mempunyai karakter baik.
5
Ahmad Kristiani, M Thohari, Suhono, “Desain Pembelajaran SMA Plus Negeri 02 Banyuasin III
Berbasis Karakter di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”. Iqra [Educational Journal], 2, (2), 404-432
bahwa sebagian anak juga belum bisa memanfaatkan waktunya dengan baik, nah dengan
adanya kegiatan pembiasaan ini diharapkan anak akan lebih bisa menghargai waktunya
dimana dia harus membagi waktu itu dengan sebaik baiknya. Faktor lingkungan dan pengaruh
dari orang sekitar juga akan mempengaruhi kegiatan pembiasaan anak, mulai dari pengaruh
baik maupun buruk itu semua tergantung bagaimana pihak sekolah meminimalisir pengaruh
buruk yang datang kepada mereka. Aspek disiplin siswa dalam pergaulan dapat dibuktikan
dengan disiplinnya mereka dalam kegiatan pembiasaan yang telah dilakukan di rumah
maupun sekolahan, contoh saja disiplin dalam pinjam meminjam barang yang harus
dikembalikan secara tepat waktu dan juga pemanfaatan waktu yang telah ada dengan tepat. 6
Tujuan dari kegiatan pembiasaan karakter ini adalah guna menigkatkan mutu dalam
penyelenggaraan dan hasil bagaimana karakter anak setelah melakukan pembiasaan yang
telah mereka lakukan dalam sekolahan.
Kegiatan upacara contohnya dapat ketepatan waktu yang harus dilakukan misal
upacara harus jam 06.10 jadi sebelum jam itu harus sudah siap dan mengatur barisan di
lapangan sebelum upacara di mulai, disiplin dalam barisan, saat upacara berlangsung setiap
barisan diharapkan menaati peraturan saat upacara berlangsung, contoh perauran saat upacara
yaitu tidak boleh ramai atau berbicara sendiri dalam barisan upacara, dan jika ada yang
merasa kurang sehat boleh mundur dari barisan sebelum pingsan. Kegiatan upacara ini
dipimpin oleh kepala sekolah dan diikuti oleh semua civitas guru dan juga semua siswa.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
6
Feris Arik, Sri Lestari, Melik Budiarti, “Analisis Pendidikan Karakter Disiplin Siswa Melalui
Kegiatan Pembiasaan di SD Negeri Banjarejo”. Vol. o2. tahun 2020, hal. 292