KEPERAWATAN
DIABETES MELLITUS
Kelompok 4
KMB II
Owh… Gulaku Naik?
Objektif
09 Asuhan keperawatan Diabetes Mellitus?
Menurut Lufthiani (2020), Diabetes Mellitus (DM) adalah
gangguan proses metabolisme gula darah yang
berlangsung kronik ditandai dengan tingginya kadar gula
darah yang diakibatkan oleh gangguan pengeluaran
insulin, resistensi insulin, atau keduanya.
Klasifikasi
Diabetes Mellitus Tipe 3 atau Tipe Lain
DM tipe 3 terjadi akibat penyakit pankreas dan sindrom hormonal yang
dapat mengganggu kinerja insulin, mengkonsumsi obat-obatan yang
Diabetes mengganggu penghasil insulin dan faktor genetik. DM tipe ini terjadi
akibat penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh kenaikan kadar
Mellitus
glukosa darah akibat faktor genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja
insulin, penyakit eksokrin pankreas, penyakit metabolik endokrin lain,
iatrogenik, infeksi virus, penyakit autoimun dansindrom genetik lain yang
berkaitan dengan penyakit DM.
Menurut (Tjokroprawiro, 2006) Penyebabnya adalah kurangnya produksi
dan ketersediaan insulin dalam tubuh yang mencukupi maka tidak dapat
bekerja secara normal atau terjadinya gangguan fungsi insulin. Insulin
berperan utama dalam mengatur kadar gula glukosa dalam darah.
Asupan Makanan
Asupan makanan yang berlebihan merupakan factor risiko pertama yang
diketahui menyebabkan DM. Salah satu asupan tersebut adalah
karbohidrat. Semakin berlebihan asupan makanan semakin besar
kemungkinan terjangkitnya DM
Obesitas
Retensi insulin paling sering dihubungkan dengan kegemukan atau
obesitas. Pada kegemukan atau obesitas, sel-sel lemak juga ikut gemuk
dan sel seperti ini akan menghasilkan beberapa zat yang digolongkan
sebagai adiptosi toksin yang jumlahnya lebih banyak pada keadaan waktu
tidak gemuk.
Tanda Kadar gula darah sewaktu ≥ 200 mg/dl, kadar gula darah puasa ≥ 126
mg/dl, poliuri (frekuensi buang air kecil yang berlaebih), polidipsi
(merasa haus sehingga memiliki keinginan minum yang berlebih),
Diabetes
Mudah mengantuk, kesemutan pada kaki, kulit terasa panas dan tebal,
penglihatan berkurang, sering merasa kram pada kaki, timbul rasa gatal
di organ genetalia, rangsang seksual yang menurun, bagi penderita
Sering buang air kecil dengan volume banyak, yaitu lebih sering
daripada biasanya terutama pada malam hari (polyuria). Hal ini terjadi
karena kadar gula darah melebihi nilai ambang ginjal (>180 mg/dl),
sehingga gula akan keluar bersama urine. Untuk menjaga agar urine
yang keluar tidak terlalu pekat, tubuh akan menarik air sebanyak
Tanda mungkin ke dalam urine sehingga urine keluar dengan volume yang
banyak dan buang air kecil pun menjadi sering.
Gejala
mengatasi hal tersebut tubuh akan menimbulkan rasa haus sehingga
penderita selalu ingin minum.
Berat badan turun dan menjadi kurus. Ketika tubuh tidak bisa
mendapatkan energi yang cukup, tubuh akan bergegas mengolah lemak
dan protein dalam tubuh untuk diubah menjadi energi.
Ominous Octet
Resistensi insulin dan penurunan sekresi insulin akan menyebabkan
Patofisiologi terjadinya ominous octet yang menyebabkan terjadinya hiperglikemia.
Ominous octet adalah gabungan dari kondisi berikut:
Diabetes 1. Penurunan sekresi insulin pancreas
2. Penurunan efek inkretin
Mellitus 3. Peningkatan lipolysis
4. Peningkatan reabsorpsi glukosa
5. Penurunan uptake glukosa perifer
6. Disfungsi neurotransmitter
7. Peningkatan produksi glukosa oleh hepar
8. Peningkatan sekresi glukagon dari sel-sel alfa pulau Langerhans
Phatway Diabetes
Mellitus, Nanda (2013)
Phatway Diabetes
Mellitus, Nanda (2013)
Phatway Diabetes
Mellitus, Nanda (2013)
Phatway Diabetes
Mellitus, Nanda (2013)
Komplikasi menurut Wahyuni KI (2019) sebagai berikut :
Komplikasi Akut :
Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah kadar gula darah yang rendah. Salah satu bentuk
dari kegawatan hipoglikemik adalah koma hipoglikemik.
Komplikasi Sindrom Hiperglikemik Hiperosmolar Non Ketotik (HHNC/ HONK)
Mikrovaskular
Mikrovaskular (penyakit pembuluh darah kecil), mengenai mata
(retinopati) dan ginjal nefropati). Kontrol kadar glukosa darah untuk
memperlambat atau menunda awitan baik komplikasi mikrovaskular
maupun makrovaskular.
Komplikasi Penyakit Neuropati
Diabetes Penyakit neuropati, mengenai saraf sensorik-motorik dan autonomi serta
menunjang masalah seperti impotensi dan ulkus pada kaki.
Mellitus Ulkus/Gagren/Kaki Diabetik
Kelainan tungkai bawah secara menyeluruh pada penderita diabetes
mellitus yang diawali dengan adanya lesi hingga terbentuknya
ulkus.Pada tahap selanjutnya dapat dikategorikan dalam gangrene, atau
disebut gangrene diabetik pada penderita di abetes mellitus.(Wahyu, KI.
2019).
Komplikasi Spesifik
Komplikasi spesifik adalah komplikasi akibat kelainan pembuluh
darah kecil atau mikroangiopati diabetika (MI.DM) jenis-jenis
komplikasi spesifik adalah (Utami, P & Tim Lentera, 2003):
Edukasi
Penyuluhan untuk merancanakan pengelolaan sangat penting untuk
mendapatkan hasil yang maksimal. Edukator bagi pasien diabetes yaitu
pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan dan keterampilan yang
bertujuan menunjang perubahan perilaku untuk meningkatkan
pemahaman pasien akan penyakitnya, yang diperlukan untuk mencapai
keadaan sehat yang optimal.
A. Pengkajian
1.Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke RS dengan keluhan utama gatal-gatal pada kulit
yang disertai bisul/lalu tidak sembuh-sembuh, kesemutan/rasa berat, mata
kabur, kelemahan tubuh. Disamping itu klien juga mengeluh poli urea,
polidipsi, anorexia, mual dan muntah, BB menurun, diare kadang-kadang
disertai nyeri perut, kramotot, gangguan tidur/istirahat, haus-haus, pusing-
pusing/sakit kepala, kesulitan orgasme pada wanita dan masalah impoten
pada pria.
Asuhan 2.Riwayat Kesehatan Dahulu
•Neuro sensori
Disorientasi, mengantuk, stupor/koma, gangguan memori, kekacauan
mental, reflek tendon menurun, aktifitas kejang.
•Kardiovaskuler
Asuhan Takikardia / nadi menurun atau tidak ada, perubahan TD postural,
hipertensi dysritmia, krekel, DVJ (GJK)
keperawatan •Pernafasan
Takipnoe pada keadaan istirahat/dengan aktifitas, sesak nafas, batuk
Diabetes dengan tanpa sputum purulent dan tergantung ada/tidaknya infeksi,
panastesia/paralise otot pernafasan (jika kadar kalium menurun tajam),
Mellitus RR > 24 x/menit, nafas berbau aseton.
•Gastro intestinal
Muntah, penurunan BB, kekakuan/distensi abdomen, aseitas, wajah
meringis pada palpitasi, bising usus lemah/menurun.
•Eliminasi
Urine encer, pucat, kuning, poliuria, urine berkabut, bau busuk, diare
(bising usus hiper aktif).
•Reproduksi/sexualitas
Asuhan Rabbas vagina (jika terjadi infeksi), keputihan, impotensi pada pria, dan
sulit orgasme pada wanita
keperawatan •Muskulo skeletal
Diabetes Tonus otot menurun, penurunan kekuatan otot, ulkus pada kaki, reflek
tendon menurun kesemuatan/rasa berat pada tungkai.
Mellitus •Integumen
Kulit panas, kering dan kemerahan, bola mata cekung, turgor jelek,
pembesaran tiroid, demam, diaforesis (keringat banyak), kulit rusak,
lesi/ulserasi/ulkus.
5.Aspek psikososial
1. Stress, anxientas, depresi
2. Peka rangsangan
3. Tergantung pada orang lain
6.Pemeriksaan diagnostik
a. Gula darah meningkat > 200 mg/dl
b. Aseton plasma (aseton): positif secara mencolok
c. Osmolaritas serum: meningkat tapi < 330 m osm/lt
d. Gas darah arteri pH rendah dan penurunan HCO3 (asidosis
Asuhan e.
metabolik)
Alkalosis respiratorik
Asuhan Pantau tanda vital Hipovolemia dapat ditandai dengan hipotensi dan
takikardi.
keperawatan Kaij suhu, warna kulit dan kelembaban. Demam, kulit kemerahan,
kering sebagai cerminan dari dehidrasi.
Diabetes Pantau masukan dan pengeluaran, catat bj urin Memberikan
Mellitus perkiraan kebutuhan akan cairanpengganti, fungsi ginjal dan
keefektifan terapi.
keperawatan Kolaborasi
Mellitus Tipe dan jumlah cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan
dan respons pasien secara individual.
Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan
Asuhan makanan yang dihabiskan pasien. Mengidentifikasi kekurangan dan
penyimpangan dari kebutuhan.
keperawatan Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri, abdomen, mual, muntah.
Hiperglikemi dapat menurunkan motilitas/ fungsi lambung (distensi atau ileus
Diabetes paralitik) yang akan mempengaruhi pilihan intervensi.
Mellitus Identifikasi makanan yang disukai. Jika makanan yang disukai dapat
dimasukkan dalam pencernaan makanan, kerjasama ini dapat diupayakan setelah
pulang.
Pertahankan teknik aseptik prosedur invasif. Kadar glukosa tinggi akan menjadi
keperawatan media terbaik bagi pertumbuhan kuman.
Diabetes Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sugguh, massage daerah
yang tertekan. Jaga kulit tetap kering, linen tetap kering dan kencang. Sirkulasi
perifer bisa terganggu yang menempatkan pasien pada peningkatan resiko
Mellitus terjadinya iritasi kulit dan infeksi.