Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN

KEPERAWATAN
DIABETES MELLITUS
Kelompok 4
KMB II
Owh… Gulaku Naik?

Seorang wanita, berusia 37 tahun dirawat di ruang penyakit


dalam dengan keluhan: letih, lesu, gatal, pandangan kabur,
pruritus vulvae, kelelahan, sering pusing, mual, polyuria,
polydipsia, dan polyphagia. Satu hari yang lalu, hasil
pemeriksaan gula darah sewaktu (GDS) 470 mg/dL. Keadaan
saat ini konjungtiva anemis, pasien kelihatan lemah dan berat
badan turun 3 kg dalam 2 bulan terakhir, tekanan darah 170/90
Skenario mmHg, frekuensi nadi 98 kali/menit, pemeriksaan HbA1c
(hemoglobin A1c/glycated hemoglobin) 8,7%. Terapi yang
diberikan injeksi insulin, obat oral glimepiride 2 mg; 1x1,5
tablet/hari, sebelum makan pagi dan metformin 500 mg, 1x1/hari
sebelum tidur. Sebelum dirawat, pasien minum Glybenclamide,
resep dari dokter di puskesmas. Dokter menyarankan untuk
dilakukan Screening diabetes mellitus. Pasien sangat cemas
karena merasakan tubuhnya semakin lemah dan sakit kepala.
01 Defenisi Diabetes Mellitus?

02 klasifikasi Diabetes Mellitus?

Learning 03 Penyebab Diabetes Mellitus?

Objektif 04 Tanda dan gejala Diabetes Mellitus?

05 Patofisiologi Diabetes Mellitus?


06 Pemeriksaan penunjang untuk Diabetes
Mellitus?

07 Komplikasi Diabetes Mellitus?

Learning 08 Cara penanganan / perawatan Diabetes


Mellitus?

Objektif
09 Asuhan keperawatan Diabetes Mellitus?
Menurut Lufthiani (2020), Diabetes Mellitus (DM) adalah
gangguan proses metabolisme gula darah yang
berlangsung kronik ditandai dengan tingginya kadar gula
darah yang diakibatkan oleh gangguan pengeluaran
insulin, resistensi insulin, atau keduanya.

Trinovita (2020), menyebutkan bahwa Diabetes Mellitus


Definisi adalah suatu jenis penyakit yang disebabkan oleh
menurunnya hormon insulin yang diproduksi oleh

Diabetes kelenjar pankreas. Penurunan hormon ini


mengakibatkan seluruh gula (glukosa) yang dikonsumsi
oleh tubuh tidak dapat diproses secara sempurna,
Mellitus sehingga kadar glukosa didalam tubuh akan meningkat.

Menurut Prapti Utami, Diabetes mellitus merupakan


kelainan metabolisme heterogen yang ditandai dengan
adanya hiperglikemia akibat gangguan metabolisme
sekresi insulin, terganggunya kerja insulin, ataupun
akibat keduanya.
 
Menurut Arisman (2011), klasifikasi Diabetes Mellitussebagai
berikut:
Diabetes Mellitus Tipe 1
merupakan adanya kerusakan pada sel beta pankreas ditandai
kadar gula dalam darah meningkat yang diakibatkan
ketidakmampuan pankreas oleh untuk menghasilkan insulin.
Diabetes tipe ini dapat ditemui sebelum usia 25-30 tahun tetapi
tidak menutup kemungkinan orang dewasa dan lansia dapat
mengalami diabetes mellitus tipe 1.
Klasifikasi
 Diabetes Mellitus Tipe 2
Diabetes DM Tipe 2 terjadi pada usia lebih dari 40 tahun. Pada DM Tipe 2
ini pankreas mampu menghasilkan insulin tetapi glukosa sulit
Mellitus masuk ke dalam sel. Pada penderita DM tipe ini terjadi
hiperinsulinemia tetapi insulin tidak bisa membawa glukosa
masuk ke dalam jaringan karena terjadi resistensi insulin yang
merupakan turunnya kemampuan insulin untuk merangsang
pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk
menghambat produksi glukosa oleh hati.
Diabetes Gestasional (Diabetes pada Kehamilan)
Kejadian diabetes gestasional ini sering muncul pada kehamilan
trimester kedua atau ketiga (minggu ke-24).Apabila penanganannya
kurang baik berakibat pada bayi dengan berat badan lahir mencapai ≥
4kg.

Klasifikasi
Diabetes Mellitus Tipe 3 atau Tipe Lain
DM tipe 3 terjadi akibat penyakit pankreas dan sindrom hormonal yang
dapat mengganggu kinerja insulin, mengkonsumsi obat-obatan yang
Diabetes mengganggu penghasil insulin dan faktor genetik. DM tipe ini terjadi
akibat penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh kenaikan kadar

Mellitus
glukosa darah akibat faktor genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja
insulin, penyakit eksokrin pankreas, penyakit metabolik endokrin lain,
iatrogenik, infeksi virus, penyakit autoimun dansindrom genetik lain yang
berkaitan dengan penyakit DM.
Menurut (Tjokroprawiro, 2006) Penyebabnya adalah kurangnya produksi
dan ketersediaan insulin dalam tubuh yang mencukupi maka tidak dapat
bekerja secara normal atau terjadinya gangguan fungsi insulin. Insulin
berperan utama dalam mengatur kadar gula glukosa dalam darah.

Ada beberapa factor penyebab Diabetes Mellitus (Maulana, 2008)


adalah sebagai berikut :
Genetik atau Faktor Keturunan
Diabetes mellitus cenderung diturunkan atau diwariskan, bukan
ditularkan.Anggota keluarga penderita DM memiliki kemungkinan lebih
besar terserang penyakit dibandingkan dengan anggota keluarga yang
tidak menderita DM.
Penyebab Virus dan Bakteri

Diabetes Virus menyebabkan


cosackievirus B4.
DM adalah rubella, mumps dan human

Mellitus Bahan Toksin atau Beracun


Ada beberapa toksin yang mampu merusak sel beta secara langsung
yakni allixan, pyrinuron (rodentisida), streptozotocin (produk sejenis
jamur)

Asupan Makanan
Asupan makanan yang berlebihan merupakan factor risiko pertama yang
diketahui menyebabkan DM. Salah satu asupan tersebut adalah
karbohidrat. Semakin berlebihan asupan makanan semakin besar
kemungkinan terjangkitnya DM
Obesitas
Retensi insulin paling sering dihubungkan dengan kegemukan atau
obesitas. Pada kegemukan atau obesitas, sel-sel lemak juga ikut gemuk
dan sel seperti ini akan menghasilkan beberapa zat yang digolongkan
sebagai adiptosi toksin yang jumlahnya lebih banyak pada keadaan waktu
tidak gemuk.

Penyebab Diabetes melitus dibedakan menjadi (Maria, 2021):

Penyebab Diabetes Mellitus Tipe 1


DM tipe 1 disebabkan destruktur sel beta autoimun biasanya memicu

Diabetes terjadinya defisiensi insulin absolut.Faktor herediter berupa antibodi sel


islet, tingginya insiden HLA tipe DR3 dan DR 4.Faktor lingkungan berupa
infeksi virus (Virus Coxsackie, enterovirus, retrovirus, mumps), defisiensi
Mellitus vitamin D, toksin lingkungan, menyusui jangka pendek, paparan dini
terhadap protein kompleks.

Diabetes Mellitus Gestasional


DM gestasional terjadi pada 2-5% perempuan hamil namun menghilang
ketika kehamilannya berakhir.DM terjadi karena dengan adanya riwayat
keluarga DM atau lebih dari 4 kg saat lahir, obesitas juga merupakan faktor
risiko.
Diabetes Mellitus Tipe Lainnya
DM tipe spesifik lain ( 1%-2% kasus terdiagnosis). Mungkin sebagai akibat
dari defek genetik fungsi sel beta, penyakit pankreas (misal kistik fibrosis),
atau penyakit yang diinduksi oleh obat-obatan.DM mungkin juga akibat
dari gangguan-gangguan lain atau pengobatan.Defek genetik pada sel
beta dapat mengarah perkembangan DM.

Menurut (Mistra, 2004) berikut ini beberapa penyebab DM. Diabetes


Penyebab mellitus merupakan penyakit degenerative yang disebabkan:

Diabetes Perubahan gaya hidup tidak sehat, lingkungan, dan usia


Pola makan yang berubah kearah makanan cepat saji (instan) yang
memiliki gengsi dan lemak tinggi dibandingkan makanan alamiah
Mellitus Perokok
Ada riwayat keluarga yang ada terkena DM (turun-an)
Stres menghadapi hidup atau persoalan lain
Kegemukan
Kerusakan kelenjar pankreas (tidak lagi mem-produksi hormon insulin
atau sedikit memproduksi hormon tersebut)
Tanda dan gejala Diabetes Mellitus adalah (Simatupang, 2020):

 Tanda gejala akut.

Tanda Kadar gula darah sewaktu ≥ 200 mg/dl, kadar gula darah puasa ≥ 126
mg/dl, poliuri (frekuensi buang air kecil yang berlaebih), polidipsi
(merasa haus sehingga memiliki keinginan minum yang berlebih),

dan polifagi (nafsu makan meningkat), berat badan menurun 5-10 kg


dalam waktu cepat (2-4 minggu), merasa mudah lelah, timbul rasa
mual dan muntah.
Gejala  Tanda gejala kronik

Diabetes
Mudah mengantuk, kesemutan pada kaki, kulit terasa panas dan tebal,
penglihatan berkurang, sering merasa kram pada kaki, timbul rasa gatal
di organ genetalia, rangsang seksual yang menurun, bagi penderita

Mellitus yang sedang hamil sering mengalami keguguran, dan apabila


melahirkan, berat badan bayi lebih atau sama dengan 4 kg.
Menurut Simatupang (2017), tanda dan gejala Diabetes Mellitus
adalah sebagai berikut:

Sering buang air kecil dengan volume banyak, yaitu lebih sering
daripada biasanya terutama pada malam hari (polyuria). Hal ini terjadi
karena kadar gula darah melebihi nilai ambang ginjal (>180 mg/dl),
sehingga gula akan keluar bersama urine. Untuk menjaga agar urine
yang keluar tidak terlalu pekat, tubuh akan menarik air sebanyak

Tanda mungkin ke dalam urine sehingga urine keluar dengan volume yang
banyak dan buang air kecil pun menjadi sering.

dan Sering merasa haus dan ingin minum sebanyak-banyaknya (polydipsi).


Dengan banyaknya urine yang keluar, badan akan dehidrasi. Untuk

Gejala
mengatasi hal tersebut tubuh akan menimbulkan rasa haus sehingga
penderita selalu ingin minum.

Diabetes Nafsu makan meningkat (polyphagi) dan merasa kurang tenaga.


Insulin menjadi bermasalah pada penderita Diabetes Mellitus sehingga
pemasukkan gula ke dalam sel-sel tubuh kurang dan energi yang

Mellitus dibentuk menjadi kurang.

Berat badan turun dan menjadi kurus. Ketika tubuh tidak bisa
mendapatkan energi yang cukup, tubuh akan bergegas mengolah lemak
dan protein dalam tubuh untuk diubah menjadi energi.

Gejala lain, seperti kesemutan, luka yang tidak sembuh, pruritus


vulvae pada wanita, dan ujung penis terasa sakit pada pria (balanitis).
Patofisiologi diabetes mellitus tipe 1 berupa penurunan sekresi insulin
akibat autoantibodi yang merusak sel-sel pulau Langerhans pada
pancreas.

Kerusakan Sel Pulau Langerhans Pankreas akibat Mekanisme


Autoimun
Kerusakan sel pulau Langerhans pankreas pada diabetes mellitus tipe 1
terjadi akibat terbentuknya autoantibodi.Mekanisme autoimun ini masih
tidak diketahui penyebabnya, tetapi diduga berhubungan dengan faktor
genetik dan paparan faktor lingkungan.
Patofisiologi Hiperglikemia dan Komplikasinya
Diabetes Kerusakan sel-sel β pankreas akan menyebabkan terjadinya penurunan
sekresi insulin. Defisit insulin ini kemudian akan menyebabkan
Mellitus terjadinya hiperglikemia yang bila terus memburuk akan menyebabkan
penderita mengalami hiperosmolaritas dan dehidrasi.

Penurunan Sekresi Insulin


Penurunan sekresi insulin terjadi akibat disfungsi sel-sel β
pankreas.Suatu penelitian menemukan bahwa gangguan fungsi sel
pankreas ini terjadi secara dini bahkan sebelum adanya resistensi
insulin.
 Resistensi Insulin
Resistensi insulin akan terjadi bila alur penyimpanan nutrisi yang
bertugas memaksimalkan efisiensi penggunaan energi terpapar terus
menerus dengan surplus energi. Surplus energi ini akan menurunkan
sensitifitas insulin. Paparan surplus energi dalam jangka panjang akan
menyebabkan sensitifitas insulin semakin menurun hingga terjadi
resistensi insulin, terutama pada jaringan otot, hepar, dan lemak.

Ominous Octet
Resistensi insulin dan penurunan sekresi insulin akan menyebabkan
Patofisiologi terjadinya ominous octet yang menyebabkan terjadinya hiperglikemia.
Ominous octet adalah gabungan dari kondisi berikut:
Diabetes 1. Penurunan sekresi insulin pancreas
2. Penurunan efek inkretin
Mellitus 3. Peningkatan lipolysis
4. Peningkatan reabsorpsi glukosa
5. Penurunan uptake glukosa perifer
6. Disfungsi neurotransmitter
7. Peningkatan produksi glukosa oleh hepar
8. Peningkatan sekresi glukagon dari sel-sel alfa pulau Langerhans
Phatway Diabetes
Mellitus, Nanda (2013)
Phatway Diabetes
Mellitus, Nanda (2013)
Phatway Diabetes
Mellitus, Nanda (2013)
Phatway Diabetes
Mellitus, Nanda (2013)
Komplikasi menurut Wahyuni KI (2019) sebagai berikut :

Komplikasi Akut :
 Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah kadar gula darah yang rendah. Salah satu bentuk
dari kegawatan hipoglikemik adalah koma hipoglikemik.
Komplikasi  Sindrom Hiperglikemik Hiperosmolar Non Ketotik (HHNC/ HONK)

Diabetes HONK merupakan keadaan hiperglikemi dan hiperosmolaritas tanpa


terdapatnya ketosis.

Mellitus  Ketoasidosis Diabetic (Kad)


DM Ketoasidosis adalah komplikasi akut diabetes mellitus yang ditandai
dengan dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis.
Komplikasi Kronik
Makrovaskular
Makrovaskular (penyakit pembuluh darah besar), mengenai sirkulasi
koroner, vaskular perifer dan vascular serebral.

Mikrovaskular
Mikrovaskular (penyakit pembuluh darah kecil), mengenai mata
(retinopati) dan ginjal nefropati). Kontrol kadar glukosa darah untuk
memperlambat atau menunda awitan baik komplikasi mikrovaskular
maupun makrovaskular.
Komplikasi Penyakit Neuropati
Diabetes Penyakit neuropati, mengenai saraf sensorik-motorik dan autonomi serta
menunjang masalah seperti impotensi dan ulkus pada kaki.
Mellitus Ulkus/Gagren/Kaki Diabetik
Kelainan tungkai bawah secara menyeluruh pada penderita diabetes
mellitus yang diawali dengan adanya lesi hingga terbentuknya
ulkus.Pada tahap selanjutnya dapat dikategorikan dalam gangrene, atau
disebut gangrene diabetik pada penderita di abetes mellitus.(Wahyu, KI.
2019).
Komplikasi Spesifik
Komplikasi spesifik adalah komplikasi akibat kelainan pembuluh
darah kecil atau mikroangiopati diabetika (MI.DM) jenis-jenis
komplikasi spesifik adalah (Utami, P & Tim Lentera, 2003):

Retinopati diabetika (RD). gejalannya penglihatan mendadak


buram atau seperti berkabut.

Nefropati diabetika (ND) gejalanya ada protein dalam air


kecing, terjadi pembekakan, hipertensi, dan kegagalan fungsi
Komplikasi ginjal yang menahun.

Diabetes Neuropati diabetika (Neu. D) gejalanya perasaan terhdap


getaran berkurang, rasa panas seperti terbakar, dibagian ujung
Mellitus tubuh terasa nyeri, rasa kesemutan, serta rasa terhadap dingin
dan panas berkurang.

Diabetic foot (DF) dan kelainan kulit, seperti tidak berfungsi


kulit (dermatopati), adanya gelembung berisi cairan di bagian
kulit (bullae diabetic) dan kulit mudah terinfeksi.
Komplikasi Tak Spesifik (Non Diabetes)
Namun terjadi lebih awal atau lebih mudah, penyakit yang
termasuk ke dalam komplikasi tak spesifik sebagai berikut:

Kelainan pembuluh darah besar atau makrongiopati


Komplikasi diabetika (Ma. DM). kelainan ini berupa tumbuhan zat lemak di
dalam dan dibawah pembuluh darah.
Diabetes Kekeruhan pada lensa mata (katarak lentis)
Mellitus Adanya infeksi seperti saluran kencing dan tuberculosis
(tbc) paru.
Pemeriksaan Penunjang Diabetes Mellitus

a. Pemeriksaan HbAIc ( hemobglobin AIc) Pemeriksaan


HbAIc fungsinya untuk mengukur rata-rata jumlah hemoglobin AIc
yang berkaitan dengan gula darah selama 3 bulan terakhir.

b. Kadar albuman glikosilase. Konsentrasi albumin glikosilase


mencerminkan kadar glukosa darah rata-rata lebih dari 7-10 hari
sebelumnya. Pengukuran ini bermanfaat ketika penentuan glukosa
Pemeriksaan darah rata-rata jangka pendek diperlukan

Penunjang c. Kadar conruting peptide (c-peptide) . Pemeriksaan ini


mengindentifikasikan jumlah produk insulin, endogen.Klien
Diabetes dengan DM tipe 1 biasanya memiliki konsentrasi c-peptida rendah
atau tidak ada. Klien dengan DM tipe 2 cenderung memiliki kadar
Mellitus normal atau peningkatan c-peptide (Black. M. Jayee, 2014)

d. Ketonulia. Mengindentifikasikan bahwa tubuh memakai lemak


kadar keton utama energi. Kadar keton dapat di tes dengan tablet
atau di pstrip dari klien .
Diabetes Mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan
berbagai penyakit dan diperlukan kerjasama semua pihak ditingkat
pelayanan kesehatan. Penatalaksanaan yang diberikan yaitu (Astriani
dan Made, 2020).
Cara
Perencanaan Makan
Penanganan Standar yang dan anjurkan adalah makanan dengan komposisi yang
seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak yang sesuai dengan
/ Perawatan kecukupan gizi baik.

Diabetes Latihan Jasmani


Dianjurkan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu) selama
Mellitus kurang lebih 30 menit yang disesuaikan dengan kemampuan dan
kondisi penyakit penyerta.Sebagai contoh olahraga ringan adalah
berjalan kaki biasa selama 30 menit, olahraga sedang berjalan cepat
selama 20 menit dan olahraga berat jogging.
Latihan Farmakologis

Obat Hipoglikemik :Sulfonilurea


1. Obat golongan sulfonylurea bekerja dengan cara :
a. Menstimukasi pelepasan insulin yang tersimpan.
b. Menurunkan ambang sekresi insulin.
c. Meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan
glukosa.
2. Biguanid
Preparat yang ada dan aman dipakai yaitu metformin.
Cara 3. Insulin
Indikasi pengobatan dengan insulin adalah :
Penanganan a. Semua penderita DM dari setiap umur (baik IDDM maupun NIDDM)
dalam keadaan ketoasidosis atau pernah masuk kedalam
/ Perawatan ketoasidosis.
b. DM dengan kehamian DM gestasional yang tidak terkendali dengan
Diabetes diet (perencanaan makanan).
c. DM yang tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemik oral dosif
Mellitus maksimal.

 Edukasi
Penyuluhan untuk merancanakan pengelolaan sangat penting untuk
mendapatkan hasil yang maksimal. Edukator bagi pasien diabetes yaitu
pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan dan keterampilan yang
bertujuan menunjang perubahan perilaku untuk meningkatkan
pemahaman pasien akan penyakitnya, yang diperlukan untuk mencapai
keadaan sehat yang optimal.
A. Pengkajian
1.Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke RS dengan keluhan utama gatal-gatal pada kulit
yang disertai bisul/lalu tidak sembuh-sembuh, kesemutan/rasa berat, mata
kabur, kelemahan tubuh. Disamping itu klien juga mengeluh poli urea,
polidipsi, anorexia, mual dan muntah, BB menurun, diare kadang-kadang
disertai nyeri perut, kramotot, gangguan tidur/istirahat, haus-haus, pusing-
pusing/sakit kepala, kesulitan orgasme pada wanita dan masalah impoten
pada pria.
Asuhan 2.Riwayat Kesehatan Dahulu

keperawatan a. Riwayat hipertensi/infark miocard akut dan diabetes gestasional


b. Riwayat ISK berulang
c. Penggunaan obat-obat seperti steroid, dimetik (tiazid), dilantin dan
Diabetes penoborbital
d. Riwayat mengkonsumsi glukosa/karbohidrat berlebihan
Mellitus 3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya riwayat anggota keluarga yang menderita DM
4. Pemeriksaan Fisik

•Neuro sensori
Disorientasi, mengantuk, stupor/koma, gangguan memori, kekacauan
mental, reflek tendon menurun, aktifitas kejang.

•Kardiovaskuler
Asuhan Takikardia / nadi menurun atau tidak ada, perubahan TD postural,
hipertensi dysritmia, krekel, DVJ (GJK)

keperawatan •Pernafasan
Takipnoe pada keadaan istirahat/dengan aktifitas, sesak nafas, batuk
Diabetes dengan tanpa sputum purulent dan tergantung ada/tidaknya infeksi,
panastesia/paralise otot pernafasan (jika kadar kalium menurun tajam),
Mellitus RR > 24 x/menit, nafas berbau aseton.

•Gastro intestinal
Muntah, penurunan BB, kekakuan/distensi abdomen, aseitas, wajah
meringis pada palpitasi, bising usus lemah/menurun.
•Eliminasi
Urine encer, pucat, kuning, poliuria, urine berkabut, bau busuk, diare
(bising usus hiper aktif).

•Reproduksi/sexualitas
Asuhan Rabbas vagina (jika terjadi infeksi), keputihan, impotensi pada pria, dan
sulit orgasme pada wanita
keperawatan •Muskulo skeletal

Diabetes Tonus otot menurun, penurunan kekuatan otot, ulkus pada kaki, reflek
tendon menurun kesemuatan/rasa berat pada tungkai.

Mellitus •Integumen
Kulit panas, kering dan kemerahan, bola mata cekung, turgor jelek,
pembesaran tiroid, demam, diaforesis (keringat banyak), kulit rusak,
lesi/ulserasi/ulkus.
5.Aspek psikososial
1. Stress, anxientas, depresi
2. Peka rangsangan
3. Tergantung pada orang lain

6.Pemeriksaan diagnostik
a. Gula darah meningkat > 200 mg/dl
b. Aseton plasma (aseton): positif secara mencolok
c. Osmolaritas serum: meningkat tapi < 330 m osm/lt
d. Gas darah arteri pH rendah dan penurunan HCO3 (asidosis
Asuhan e.
metabolik)
Alkalosis respiratorik

keperawatan f. Trombosit darah: mungkin meningkat (dehidrasi), leukositosis,


hemokonsentrasi, menunjukkan respon terhadap stress/infeksi.
g. Ureum/kreatinin: mungkin meningkat/normal lochidrasi/penurunan
Diabetes h.
fungsi ginjal.
Amilase darah: mungkin meningkat > pankacatitis akut.
Mellitus i. Insulin darah: mungkin menurun sampai tidak ada (pada tipe I),
normal sampai meningkat pada tipe II yang mengindikasikan
insufisiensi insulin.
j. Pemeriksaan fungsi tiroid: peningkatan aktivitas hormon tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
k. Urine: gula dan aseton positif, BJ dan osmolaritas mungkin
meningkat.
l. Kultur dan sensitivitas: kemungkinan adanya infeksi pada saluran
kemih, infeksi pada luka.
B. Diagnosa keperawatan

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan osmotik,


kehilangan gastrik berlebihan, masukan yang terbatas.
2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidak cukupan insulin penurunan
masukan oral, status hipermetabolisme.
Asuhan 3. Resti infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi,
penurunan fungsi leukosit, perubahan sirkulasi.
keperawatan 4. Resti perubahan sensori perseptual berhubungan dengan
perubahan kimia endogen (ketidak seimbangan
Diabetes glukosa/insulin dan elektrolit.
5. Ketidakberdayaan berhubungan dengan ketergantungan
Mellitus pada orang lain, penyakit jangka panjang.
6. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan
kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal
sumber informasi.
C. Intervensi

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik,


kehilangan gastrik berlebihan, masukan yang terbatas. Data yang
mungkin muncul : buruk. Hasil yang diharapkan : Tanda vital stabil,
turgor kulit baik, haluaran urin normal, kadar elektrolit dalam batas
normal.

Intervensi Rasional Mandiri

Asuhan  Pantau tanda vital Hipovolemia dapat ditandai dengan hipotensi dan
takikardi.

keperawatan  Kaij suhu, warna kulit dan kelembaban. Demam, kulit kemerahan,
kering sebagai cerminan dari dehidrasi.
Diabetes  Pantau masukan dan pengeluaran, catat bj urin Memberikan
Mellitus perkiraan kebutuhan akan cairanpengganti, fungsi ginjal dan
keefektifan terapi.

 Ukur BB setiap hari Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dan


status cairan yang sedang berlangsung dan selanjutnya dalam
memberikan cairan pengganti.
asupan secara oral sudah dapat diberikan. Mempertahankan
hidrasi/volume sirkulasi

Tingkatkan lingkungan yang nyaman selimuti dengan selimut tipis


Menghindari pemanasan yang berlebihan pada pasien yang akan
menimbulkan kehilangan cairan.

Catat hal-hal yang dilaporkan seperti mual, nyeri abdomen, muntah,


distensi lambung. Kekurangan cairan dan elektrolit mengubah motilitas

Asuhan lambung, yang sering menimbulkan muntah sehingga terjadi kekurangan


cairan atau elektrolit.

keperawatan Kolaborasi

Diabetes Berikan terapi cairan sesuai indikasi

Mellitus Tipe dan jumlah cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan
dan respons pasien secara individual.

Pasang selang NGT dan lakukan penghisapan sesuai dengan indikasi.


Mendekompresi lambung dan dapat menghilangkan muntah.
2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral,
hipermetabolisme. Data : Masukan makanan tidak adekuat, anorexia,
kelamahan, keleahan, tonus otot buruk, diare.Kriteria Hasil : Mencerna
jumlah nutrien yang tepat, menunjukkan tingkat energi

Intervensi Rasional Mandiri


Timbang BB setiap hari Mengkaji pemasukan makananyang adekuat
(termasuk absorpsi).

Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan
Asuhan makanan yang dihabiskan pasien. Mengidentifikasi kekurangan dan
penyimpangan dari kebutuhan.

keperawatan Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri, abdomen, mual, muntah.
Hiperglikemi dapat menurunkan motilitas/ fungsi lambung (distensi atau ileus
Diabetes paralitik) yang akan mempengaruhi pilihan intervensi.

Mellitus Identifikasi makanan yang disukai. Jika makanan yang disukai dapat
dimasukkan dalam pencernaan makanan, kerjasama ini dapat diupayakan setelah
pulang.

Libatkan keluarga pada perencanaan makan sesuai indikasi. Memberikan


informasi pada keluarga untuk memahami kebutuhan nutrisi pasien.

Kolaborasi dengan ahli diet Sangat bermanfaat dalam perhitungan dan


penyesuaian diet untuk memenuhi kebutuhan pasien.
3.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi,
penurunan fungsi lekosit/perubahan sirkulasi.
Data : –. Kriteria hasil : Infeksi tidak terjadi

Intervensi Rasional Mandiri


Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan. Pasien mungkin masuk dengan
infeksi yang biasanya telah mencetuskan keadaan ketuasidosis atau infeksi
nasokomial.

Tingkatkan upaya pencegahan dengan mencuci tangan bagi semua orang


yangberhubungan dengan pasien, meskipun pasien itu sendiri. Mencegah

Asuhan timbulnya infeksi nasokomial.

Pertahankan teknik aseptik prosedur invasif. Kadar glukosa tinggi akan menjadi
keperawatan media terbaik bagi pertumbuhan kuman.

Diabetes Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sugguh, massage daerah
yang tertekan. Jaga kulit tetap kering, linen tetap kering dan kencang. Sirkulasi
perifer bisa terganggu yang menempatkan pasien pada peningkatan resiko
Mellitus terjadinya iritasi kulit dan infeksi.

Bantu pasien melakukan oral higiene. Menurunkan resiko terjadinya penyakit


mulut.

Anjurkan untuk makan dan minum adekuat. Menurunkan kemungkinan


terjadinya infeksi.

Kolaborasi tentang pemberian antibiotik yang sesuai Penanganan awal dapat


membantu mencegah timbulnya sepsis.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai