Anda di halaman 1dari 6

Petunjuk Bagi Penulis Jurnal Kesehatan Mulai Mei 2021

JURNAL KESEHATAN
Vol No Tahun

Dukungan Keluarga Dengan Fungsi Kognitif Pada Penderita DM Tipe 2 di Bantul


Ircho Nur Hidayat1, Brune Indah Yulitasari2, R. Agus Siswanto3
Progam Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Keperawatan Universitas Alma
1,2,3

Ata Yogyakarta, RSUD R.A.A TJOKRONEGORO Purworejo, Indonesia.

1
irchohidayat18@gmail.com / 0815 2883 3072

Info Artikel
Abstrak
Latar Belakang: Salah satu akibat yang dapat ditimbulkan bagi penderita DM tipe 2 yaitu
Sejarah Artikel: penurunan fungsi kognitif. Namun masalah ini dapat diatasi dengan dukungan keluarga yang baik.
Diterima Februari 2021 Tujuan: Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan fungsi kognitif pada penderita diabetes
Disetujui April 2021 mellitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Sedayu 2. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian
Di Publikasi Mei 2021 kuantitatif non eksperimental, dengan pendekatan cross sectional. Tehnik sampel yang digunakan
pada penelitian ini adalah tehnik simple random sampling dengan 110 responden dengan DM tipe 2
tanpa komplikasi. Instrument penelitian ini menggunakan kuesioner Hensarling Diabetes Family
Keywords:
Support Scale (HDFSS) dan Mini Mental State Examination (MMSE). Uji analisis data
Dukungan keluarga, fungsi menggunakan Kendall’s Tau. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas dukungan
kognitif, DM tipe 2 keluarga sebesar 56,4% dan untuk fungsi kognitif normal sebesar 34,5%. Hasil uji statistik
menunjukan adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan fungsi kognitif yang ditunjukan
DOI : dengan nilai p value 0,000 (p<0,05).Kesimpulan: Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dukungan
keluarga yang baik pada penderita DM tipe 2 cenderung memiliki fungsi kognitif baik.

Family Support With Cognitive Function in Patients with Type 2 DM in Bantul

Abstract
Background: One of the consequences that can be affected to people with type 2 DM is a decrease
in cognitive function. However, this problem can be solve with good family support. Objective: To
identify the relationship between family support and cognitive function in patients with type 2
diabetes mellitus in the working area of the Puskesmas Sedayu 2. Methods: This study was a non-
experimental
quantitative study, with a cross sectional approach. The sampling technique used in this study was a
simple random sampling technique with 110 respondents with type 2 diabetes without
complications.
The research instrument used the Hensarling Diabetes Family Support Scale (HDFSS) and Mini
Mental State Examination (MMSE) questionnaires. Test data analysis using Kendall&#39;s Tau.
Results: This study shows that the majority of family support is 56.4% and for normal cognitive
function is 34.5%. The results of statistical tests revealed that there was a relationship between
family support and cognitive function. It was indicated by a p- value of 0.000 (p &lt;0.05).
Conclusion: This study can be concluded that good family support in type 2 DM patients tends to
have good cognitive function..

🖂
Alamat korespondensi:
Universitas Alma Ata, Yogyakarta, Indonesia. ISSN 2597-7520
Email: irchohidayat18@gmail.com

© 2021 Poltekkes Kemenkes Ternate

Hal
Petunjuk Bagi Penulis Jurnal Kesehatan Mulai Mei 2021

Pendahuluan
Diabetes mellitus tipe 2 (DM) merupakan Manfaat dari dukungan ini bermanfaat karena
suatu keadaan hipergliklemi kronik yang timbul stressor dapat ditekan sehingga informasi yang
pada seseorang disertai kelainan metabolik akibat disampaikan dapat memberiakn aksi sugesti yang
gangguan hormonal seperti kegagalan sekresi khusus pada individu. (Rahmawati, Idriansari and
insulin, kinerja insulin, ataupun keduanya. Muharyani, 2018).
Penyakit DM tipe 2 tanpa disadari dapat
Dukungan keluarga menghasilkan dampak
berkembang dan tanpa terdiagnosis selama
yang positif terhadap manajemen perawatan
bertahun-tahun, sehingga penderita tidak
penyandang DM, yaitu pasien yang mendapatkan
menyadari komplikasi jangka panjang dari
dukungan dari keluarga lebih cenderung semangat
penyakit yang dideritanya. Penyakit ini memiliki
melakukan perubahan perilaku sehat bila
komplikasi yang amat berbahaya dalam
dibandingkan dengan pasien yang kurang
keberlangsungan hidup, dimana komplikasi DM
mendapatkan dukungan keluarga (Friedman,
tipe 2 akan mengakibatkan kerusakan organ tubuh,
Bowden and Jones, 2010).
salah satunya sistem saraf pusat (Ndraha S., 2014).
Penyakit DM tipe 2 sudah menjadi permasalahan Metode
global karena prevalensinya mengalami
peningkatan tiap tahun di seluruh dunia, tidak Penelitian ini adalah penelitian kuatitatif
terkecuali Indonesia. Hal tersebut dibuktikan data dengan rancangan pendekatan cross sectional.
dari International Diabetes Federation (IDF) yang Sample penelitian ini menggunakan simple
menunjukkan bahwa prevalensi DM tipe 2 secara random sampling, yaitu teknik pengambilan
global pada tahun 2019 diperkirakan 9,3% (463 sampel dari populasi yang dilakukan secara acak
juta penderita)(4).Tatalaksana dan pengobatan tanpa memperhatikan strata yang ada pada
DM tipe 2 memerlukan fungsi kognitif yang baik. populasi tersebut. Responden yang terlibat dalam
Keduanya merupakan penentu penting dari penelitian ini adalah pasien yang terdiagnosa DM
kondisi terkait dengan pengobatan seperti tipe 2 tanpa komplikasi, berusia ≥ 45 tahun,
hipoglikemia berat. Selain itu, fungsi status responden yang berdomisili di Wilayah Kerja
kognitif dapat mempengaruhi kemampuan Puskesmas Sedayu 2 Bantul, sementara kriteria
fungsional penyandang DM tipe 2 (PERKENI, eksklusi dalam penelitian ini yaitu pasien yang
2019). tidak bersedia menjadi responden penelitian.
Penelitian ini melibatkan 110 responden DM tipe
Salah satu masalah pada penderita DM tipe 2 2.
yaitu fungsi kognitif tersebut selanjutnya
mempengaruhi pola interaksi mereka dengan Penelitian ini menggunakan 2 instrumen yaitu
lingkungan tempat tinggal, dengan anggota HDFSS (Hensarling Diabetes Family Support
keluarga lain, juga pola aktivitas sosialnya, Scale) dan instrumen MMSE (Mini Mental State
sehingga akan menambah beban keluarga, Exam) untuk mengetahui fungsi kognitif. MMSE
lingkungan dan masyarakat. Banyak permasalahan yang digunakan memodifikasi dari Folstein oleh
kesehatan yang menyebabkan penderita DM tipe 2 Universitas Sumatera Utara (Komalasari,
dengan kognitif tersebut menjadi tidak produktif 2014).Kuesioner HDFSS dikembangkan oleh
lagi diantaranya imobilisasi, instabilitas dan jatuh, Hensarling dan dimodifikasi oleh Yusra nilai
inkontinensia, gangguan/penurunan fungsi validitas yang didapatkan adalah r 0,395-0,856
kognitif. Namun masalah ini dapat di atasi dengan dan nilai reliabilitasnya dengan Alpha Cronbach
baiknya dukungan keluarga. (Meloh, Pandelaki 0,940. Kuesioner MMSE adalah kuesioner baku
and Sugeng, 2015). yang telah dilakukan uji validitas menggunakan
Person Product Momen didapatkan hasil r 0,357
Dukungan keluarga menjadi sangat penting dan nilai r pada tabel 0,355. Instrumen ini juga
dalam proses pengobatan penyakit DM tipe 2. sudah dilakukan uji reliabilitas dengan
Adapun gambaran dukungan keluarga yang menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan nilai
diberikan kepada penyandang DM tipe 2 yaitu 0,765 dan nilai r hasil 38 dalam uji reliabilitas
berupa dukungan informasional merupakan ≥0,6 pada penelitian sebelumnya (Widyantoro,
keluarga mempunyai fungsi sebagai sebuah Widhiastuti and Atlantika, 2021).
diseminator dan kolektor (penyebar) informasi
tentang dunia. Memberi penjelasan mengenai Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Pusk
pemberian saran, sugesti, informasi yang bisa esmas Sedayu 2 pada tanggal 10-18 juni 2022. Pen
digunakan untuk mengungkapkan masalah. eliti melakukan pengambilan data dibantu dengan

Hal
Petunjuk Bagi Penulis Jurnal Kesehatan Mulai Mei 2021
enumerator sejumlah 4 orang. Cara pengambilan d orang (29,1%) dan gangguan kognitif ringan 28
ata dilakukan secara door to door dengan uji analis orang (25,5%) dan hanya sedikit dari seluruh
is data menggunakan Kendall’s Tau. responden yang mengalami gangguan kognitif
berat sebanyak 12 orang (10,9%).
Hasil dan Pembahasan
Tabel 3. Tabulasi Silang Dukungan Keluarga
Berikut ini hasil penelitian dukungan keluarga dan dengan Gangguan Kognitif pada
fungsi kognitif penderita Diabetes Mellitus tipe 2
Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2
di wilayah kerja Puskesmas Sedayu 2
di Wilayah Kerja Puskesmas
Tabel 1. Distribusi Dukungan Keluarga Sedayu 2
Respoden di Wilayah Kerja
Puskesmas Sedayu Gangguan Kognitif

Dukunga P
Normal Ringan Sedang Berat Total
Dukungan Frekuensi n Value
Keluarga
Keluarga
F % f % F % F % F %

Baik 62 30, 2 19,


Baik 33 6 5,5 2 1,8 62 56,4
0 1 1
Kurang 48
0,000
2 23, 1
Kurang 5 4,5 7 6,4 9,1 48 43,6
6 6 0

34, 2 25, 3 29, 1


Total 110 Total 38
5 8 5 2 1 2
10,9 110 100

Tabel 3 menunjukkan bahwa responden yang


Sumber: Data Primer menerima dukungan keluarga dengan kategori
baik sebagian besar memiliki fungsi kognitif
Tabel 1. menunjukkan bahwa dukungan keluarga
normal, yaitu sebanyak 33 orang (30%).
yang diterima oleh responden sebagian besar
Sementara responden yang mendapat dukungan
dalam kategori baik dengan jumlah 62 orang
keluarga dengan kategori kurang sebagian besar
(56,4%) dan 48 orang (43%) mendapatkan
mengalami gangguan kognitif sedang, yaitu
dukungan keluarga yang kurang.
sebanyak 26 orang (23,6%). Tabel tersebut
menunjukkan hasil analisis pada kedua varibel
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Fungsi Kognitif menggunakan uji Kendall’s tau-b didapatan nilai
Responden di Wilayah Kerja signifikansi atau P-value = 0,000 (p<0,05), artinya
Puskesmas Sedayu 2 bahwa ada hubungan yang bermakna antara
dukungan keluarga dengan gangguan kognitif
Fungsi Frekuessi Persentase (%)
pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di wilayah
kognitif
kerja Puskesmas Sedayu 2
38 34,5

Normal
Dukungan keluarga yang diterima oleh
Ringan 28 25,5 penderita DM tipe 2 sebagian besar dalam kategori
baik dengan jumlah 62 orang (56,4%). Responden
tersebut memiliki dukungan keluarga yang baik
karena anggota keluarga memberikan penguatan
Sedang 32 29,1 satu sama lain, memberikan kenyamanan secara
fisik dan psikologis saat menderita DM tipe 2.
Berat 12 10,9 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa dukungan
Total 110 100 keluarga yang diterima oleh penderita DM
sebagian besar dalam kategori baik (Winandar,
Anggraini2 and Nurinda, 2017). Dukungan
Sumber: Data Primer keluarga yang telah diterima tersebut yaitu
memberikan solusi ketika pasien DM cemas
Tabel 1.2 menunjukkan bahwa fungsi kognitif dengan penyakitnya serta mengingatkan pasien
responden terbanyak adalah normal dengan untuk mengatur pola diet. Adanya dukungan dari
jumlah 38 orang (34,5%) diikuti oleh responden keluarga akan berdampak baik terhadap penderita
dengan gangguan kognitif sedang sebanyak 32

Hal
Petunjuk Bagi Penulis Jurnal Kesehatan Mulai Mei 2021
DM tipe 2 seperti menjadi akan lebih lebih tenang makrovaskuler, hipertensi, dan lama seseorang
dan merasa diperhatikan. menderita DM memegang peranan penting dalam
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa perburukan fungsi kognitif sesorang (Yudia,
banyak penderita DM tipe 2 mendapatkan Syafrita and Machmud, 2017).
dukungan dari keluarga yang kurang, yaitu
sebanyak 48 orang (43%). Hal ini disebabkan Uji bivariat menunjukkan dukungan keluarga
karena keluarga tidak memahami bahwa memiliki hubungan yang signifikan dengan
responden mengalami sedih karena diabetes dan gangguan kognitif pada pasien DM tipe 2 di
kurang mengerti mengenai penyakit yang diderita wialayah kerja Puskesmas Sedayu 2, yaitu
sehingga dukungan keluarga yang kurang tentu dibuktikan dengan P-value = 0,000 (p<0,05). Hal
saja berdampak buruk terhadap penderita DM tipe ini dibuktikan pula dari hasil tabulasi silang antara
2, sperti akan merasa kurang diperhatikan dan varibel dukungan keluarga dengan varibel
berpengaruh terhadap psikologi pasien yang akan gannguan fungsi kognitif bahwa responden yang
meningkatkan resiko stress. menerima dukungan keluarga dengan kategori
Hal ini sejalan dengan teori bahwa stress baik sebagian besar memiliki fungsi kognitif
memicu reaksi biokimia tubuh melalui 2 jalur, normal, yaitu sebanyak 33 orang (30%).
yaitu neural dan neuroendokrin. Reaksi pertama Sementara responden yang mendapat dukungan
respon stress yaitu skresi norepinefrin yang keluarga dengan kategori kurang sebagian besar
dikeluarkan dari sistem saraf simpatis yang dapat mengalami gangguan kognitif sedang, yaitu
mengakibatkan frekuensi jantung meningkat. sebanyak 26 orang (23,6%).
sehingga glukosa darah naik sebagai sumber Sejalan dengan penelitian sebelumnya
energi untuk perfusi. Adanya peningkatan kortisol menyebutkan bahwa semakin mendukung
tersebut maka mempengaruhi peningkatan glukosa dukungan keluarga yang diterima lansia maka
darah melalui glukoneogenesis, katabolisme dan semakin baik status fungsi kognitif lansia. Hal ini
lemak (Damayanti, 2015). karena dukungan dari keluarga yang diberikan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fungsi kepada lansia terbukti dapat menurunkan angka
kognitif responden yang terbanyak adalah dalam kematian dan dapat meningkatkan fungsi kognitif,
kategori normal dengan jumlah 38 orang (34,5%). kesehatan fisik dan emosional lansia (Nitami,
Namun jika dilihat dari keseluruhan responden, Yuliana and Prasetya, 2019). Dapat disimpulkan
lebih banyak mengalami gangguan fungsi kognitif bahwa kehadiran orang terdekat seperti keluarga
yang diantaranya gangguan kognitif sedang dapat mempengaruhi fungsi kognitif pasien DM
sebanyak 32 orang (29,1%) dan gangguan kognitif tipe 2.
ringan 28 orang (25,5%) dan dari seluruh
responden yang mengalami gangguan kognitif Sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa
berat sebanyak 12 orang (10,9%). Beberapa dukungan keluarga merupakan sikap, tindakan
responden mengalami penurunan fisik yang penerimaan keluarga terhadap anggota
mencetuskan masalah kognitif sehingga responden keluarganya, berupa dukungan informasional,
sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar. dukungan penilaian, dukungan instrumental dan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dukungan emosional. Keluarga memiliki fungsi
menunjukkan bahwa pasien DM tipe 2 memiliki sebagai pendukung terhadap anggota keluarga
proporsi terbesar fungsi kognitif adalah pada yang lain yang selalu siap memberikan bantuan
fungsi kognitif terganggu sebanyak 62 orang
saat diperlukan. Dukungan sosial keluarga yaitu
(64,6%) dan hanya sedikit proporsi a fungsi
sebuah proses yang terjadi sepanjang masa
kognitif normal yaitu sebanyak 34 orang (35,4%)
(Siman, 2017). kehidupan (2013). Dukungan dari keluarga
adalah unsur paling penting untuk membantu
Oleh sebab itulah fungsi kognitif penderita DM seseorang menyelesaikan masalah. rasa percaya
tipe 2 dengan non DM tentunya berbeda. Hal ini diri akan meningkat dan motivasi dalam
disebutkan oleh penelitian sebelumnya yang menangani masalah juga akan baik jika terdapat
membandingkan fungsi rata-rata kognitif pasien dukungan dari keluargayang terjadi akan
DM dengan non DM, yaitu mendapatkan hasil meningkat (Harmoko, 2012).
pada penderita DM memiliki skor mean 19,12
Selain itu, pasien DM yang mendapatkan
dengan SD 4,50 sedangkan fungsi kognitif non
dukungan dari keluarga akan meningkatkan
DM memperoleh skor mean 24,0 dengan SD
motivasinya untuk rutin mengontrol dirinya,
2,39. Hasil tersebut disimpulkan bahwa terdapat termasuk gula darahnya yang dapat menurunkan
perbedaan yang signifikan fungsi kognitif pasien risiko mengalami gangguan fungsi kognitifnya.
DM dengan non DM. Seseorang yang menderita Hal ini sesuai dengan yang disebutkan oleh
DM dengan komplikasi kondisi fungsi penelitian sebelumnya yang mengatakan bawah
kognitifnya akan semakin buruk sehingga dukungan keluarga dapat mencegah kekambuhan
mendapatkan skor yang lebih rendah. Selain itu, penyakit kronis. Hal tersebut bisa terjadi karena
retinopati proliferative, komplikasi dukungan keluarga dapat meningkatkan motivasi
pasien, sehingga dapat pula meningkatkan kuliatas
Hal
Petunjuk Bagi Penulis Jurnal Kesehatan Mulai Mei 2021
hidup pasien (Widyastuti, 2021), (Puspitasari1, tipe 2 memiliki fungsi kogniti berat. Hasil Analisa
Mahfud and Brune, 2017), (Winandar, Anggraini2 data menunjukan bahwa ada hubungan antara
and Nurinda, 2017). Penelitian ini sejalan dengan dukungan keluarga dan fungsi kognitif.
penetian sebelumnya yang menyebutkan bahwa
dukungan keluarganya baik memiliki motivasi Daftar Pustaka
yang tinggi dalam mengontrol kadar glukosa
darah. Karena dukungan dari keluarga baik berupa Jurnal:
informasi, penghargaan, instrumen maupun
Azis, M. R. N., Tombokan, M. and Saini, S.
emosional dapat mempengaruhi kenyamanan fisik
(2019) ‘Hubungan Dukungan Keluarga dengan
maupun psikologi dalam meningkatkan rasa
Motivasi dalam Mengontrol Kadar Gula Darah
percaya diri, merasa berharga dan dicinta sehingga
pada Penderita Diabetes Melitus di Wilayah Kerja
meningkatkan motivasi penderita DM dalam
Puskesmas Pampang Kecamatan Panakkukang
mengontrol kadar glukosa darah (Azis, Tombokan
Kota Makassar.’, Media Keperawatan, 8(2), pp.
and Saini, 2019).
39–45.
Namun kenyataannya berdasarkan dari hasil
tabulasi silang mendapatkan hasil bahwa Damayanti, S. (2015) Diabetes Melitus dan
responden yang memperoleh dukungan keluarga Penatalaksanaan Keperawatan. Yogyakarta:
baik namun mengalami gangguan kognitif dengan Nuha Medika.
kategori ringan (19,1%) dan gangguan fungsi
kognitif sedang dan berat (5,5%). Hal ini tidak Faisyal, J. (2019) ‘Faktor yang Berhubungan
terlepas dari faktor yang dapat mempengaruhi dengan Gangguan Fungsi Kognitif pada Penderita
fungsi kognitif pada pasien DM tipe yang tidak Diabetes Melitus Tipe 2 di Poli Penyakit Dalam
diteliti dalam penelitian ini, sementara banyak Rsud Dr. Soedarso Kota Pontianak.’, JUMANTIK:
faktor yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif, Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan,
seperti status gula darah dan lama menderita DM 6(2), pp. 59–64.
tipe 2. Faktor status gula darah sangat
Friedman, M. (2013) Buku ajar keperawatan
mempengerahui fungsi kognitif pasien DM,
keluarga: Riset, Teori dan Praktek. 5th edn.
dimana kontrol glukosa darah mempunyai peran
Jakarta: EGC.
penting dalam menentukan gangguan fungsi
kognitif pasien DM tipe 2. Begitu pula dengan Friedman, M. M., Bowden, V. R. and Jones, E. G.
lamanya menderita DM tipe 2 yang dikaitkan (2010) Family nursing textbook: Research, theory,
dengan risiko terjadinya beberapa komplikasi and practice. Jakarta: EGC.
yang timbul sesudahnya (Faisyal, 2019).
Tidak hanya itu, hasil dari penelitian ini juga Harmoko (2012) Asuhan keperawatan keluarga.
menunjukkan bahwa responden yang menerima Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
dukungan keluarga kurang tetapi memiliki fungsi
kognitif normal (4,5%). Hal tersebut bias saja Komalasari, R. (2014) ‘Domain funngsi kognitif
dimungkinkan karena walaupun penderita DM setelah stimulasi kognitif’, Jurnal Keperawatan
tipe 2 dalam penelitian ini tidak memperoleh Indonesia, 17(1), pp. 11–78.
dukungan yang baik dari keluarga tapi ia memiliki Meloh, M. L., Pandelaki, K. and Sugeng, C.
motivasi yang baik untuk kesembuhan dirinya (2015) ‘Hubungan Kadar Gula Darah Tidak
sendiri, karena itu akan rutin untuk mengontrol Terkontrol Dan Lama Menderita Diabetes Melitus
dirinya sehingga terhindar dari komplikasi Denganfungsi Kognitif Pada Subyek Diabetes
gangguan fungsi kognitif. Melitus Tipe 2.’, e-CliniC, 3(1), pp. 321–327. doi:
Namun demikian, untuk meningkatkan https://doi.org/10.35790/ecl.v3i1.6837.
motivasi pasien DM tipe dalam mengontrol
dirinya dengan maksimal dibutuhkan dukungan Ndraha S. (2014) ‘Diabetes Melitus Tipe 2 dan
keluarga. Peran keluarga dalam menjaga Tatalaksana Terkini. J Dep Penyakit Dalam’,
kesehatan keluarga dan meminimalkan masalah Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana
mental (kognitif) pada anggota keluarga yang Jakarta, 27.
sudah sudah menderita DM terlebih sudah lansia
sangat membutuhkan dukungan atau motivasi, Nitami, A. D., Yuliana, W. and Prasetya, A. W.
menjaga perubahan sosial dan ekonomi, dan (2019) ‘Dukungan sosial keluarga dan fungsi
merawat anggota keluarga serta melatih ketahanan kognitif pada lansia.’, Jurnal Penelitian
fisik dan mentalnya (Harmoko, 2012). Kesehatan, 9(1), pp. 26–31.
PERKENI (2019) Pedoman Pemantauan Glukosa
Kesimpulan
Darah Mandiri. Jakarta: PB Perkeni.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
Puspitasari1, S., Mahfud and Brune, I. Y. (2017)
bahwa dukungan keluarga pada penderita DM tipe 2 Hubungan Dukungan Keluarga Dan Diet
mayoritas baik dan fungsi kognitif mayoritas Hipertensi Dengan Frekuensi Kekambuhan
normal tetapi masih terdapat juga penderita DM Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah Kerja

Hal
Petunjuk Bagi Penulis Jurnal Kesehatan Mulai Mei 2021
Puskesmas Pandak Ii Bantul Yogyakarta. Skripsi.
Universitas Alma Ata Yogyakarta.
Rahmawati, F., Idriansari, A. and Muharyani, P.
W. (2018) ‘Upaya Meningkatkan Dukungan
Keluarga Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2
Dalam Menjalankan Terapi Melalui Telenursing’,
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, 5(2), pp. 1–7.
Siman, P. (2017) ‘Gambaran Fungsi Kognitif Pada
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas
Purnama Kota Pontianak Periode Maret–Juni
2016.’, Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas
Tanjungpura, 5(1).
Widyantoro, W., Widhiastuti, R. and Atlantika, A.
P. (2021) ‘Hubungan Antara Demensia Dengan
Activity of Daily Living (Adl) Pada Lanjut Usia’,
Indonesian Journal for Health Sciences, 5(2), pp.
77–85.
Widyastuti (2021) Hubungan Dukungan Keluarga
Dan Kebutuhan Spiritual Terhadap Kualitas
Hidup Penderita Hipertensi Di Puskesmas
Bandongan. Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Magelang.
Winandar, D., Anggraini2, A. N. and Nurinda, E.
(2017) Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Motivasi Belajar Mahasiswa Keperawatan Dan
Gizi Semester 6 Universitas Alma Ata Yogyakarta.
Skripsi. Universitas Alma Ata Yogyakarta.
Yudia, N., Syafrita, Y. and Machmud, R. (2017)
‘Perbedaan Fungsi Kognitif Antara Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 dan Non Diabetes Melitus
di RSUP DR M Djamil Padang.’, Jurnal
Kesehatan Andalas, 6(2), pp. 311–317.

Hal

Anda mungkin juga menyukai