Anda di halaman 1dari 19

Paper Orthopaedi & Traumatologi

FROZEN SHOULDER

Oleh:

Muhammad Faiz Tanjung 140100151

Yandri Erwin Ginting 140100200

Dewi Sartika 140100159

Pembimbing:

dr. Heru Rahmadhany, Sp.OT

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


DEPARTEMEN ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI
RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
berkat serta karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan paper yang
berjudul “Frozen Shoulde” tepat pada waktunya.
Dalam penyelesaian paper ini, penyusun banyak mendapat bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Untuk itu penyusun mengucapkan banyak terima kasih
kepada dr. Heru Rahmadhany, Sp.OT atas kesediaannya untuk meluangkan waktu
dan pikiran untuk membimbing, mendukung, dan memberikan masukan kepada
penyusun sehingga penyusun dapat menyelesaikan paper ini dengan sebaik-
baiknya.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan paper ini masih jauh dari
sempurna, baik dalam isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penyusun
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai masukan dalam penyusunan
paper selanjutnya. Semoga paper ini dapat bermanfaat, akhir kata penyusun
mengucapkan terima kasih.

Medan, Desember 2019

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar ......................................................................................................i

Daftar Isi ................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1


1.2 Tujuan ...............................................................................................................1
1.3 Manfaat .............................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Anatomi ……………………………………………………........……..……... 3
2.2.Definisi ………………………………………………………………...……... 5
2.3.Epidemiologi ……………………………………………………….….……... 5
2.4.Etiopatogenesis………………………………………………………..……….6
2.5.Gambaran Klinis……………………………………………………….……....7
2.6.Diagnosis……………………………………………………………….………8
2.7.Penatalaksanaan……… ………………………………………………….……9
2.8.Komplikasi…… ………………………………………………………….…..12
2.9.Prognosis……..……… ………………………………………………….…,,,13

BAB III KESIMPULAN.......................................................................................14

Daftar Pustaka.......................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Frozen shoulder atau bahu beku adalah suatu kondisi yang dialami ketika
bahu terasa nyeri dan kaku. Hal ini mungkin terjadi setelah terjadi cedera bahu
yang relatif ringan tetapi sering dapat menyebabkan terjadinya frozen shoulder
tanpa adanya alasan yang jelas. Dengan kondisi ini, rasa sakit dan kekakuan yang
dialami dapat membatasi kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan
sehari-hari yang sederhana seperti berpakaian dan menyikat rambut. 1
Frozen shoulder dapat terjadi pada 2% sampai 5% dari jumlah populasi
umum. Frozen shoulder biasanya terjadi pada orang dewasa berusia antara 40
sampai 65 tahun. Masalah ini dapat dialami seseorang selama 1 hingga 2 tahun.
Faktor-faktor seperti diabetes, gangguan tiroid, riwayat trauma pada bahu, dan
imobilisasi bahu dalam waktu yang lama dapat menyebabkan frozen shoulder.
Wanita juga berisiko lebih tinggi. Biasanya frozen shoulder juga lebih sering
terjadi pada bahu yang tidak dominan. Kadang-kadang, seseorang dapat
mengalami frozen shoulder setelah operasi bahu. 2
Orang yang mengalami frozen shoulder biasanya mengalami gejala-gejala
awal seperti bahu pegal saat istirahat, sakit yang parah saat bergerak, dan sulit
tidur karena rasa sakit di bahu. Hal ini menyebabkan hilangnya gerakan pada bahu
secara progresif dan fungsi bahu menjadi terbatas selama beberapa bulan, yaitu
saat ketika rasa sakit sudah berkurang tetapi menjadi lebih sulit untuk melakukan
tugas sehari-hari.1

1.2 Tujuan
Penyusunan telaah pustaka mengenai frozen shoulder ini bertujuan untuk
mengkaji terutama mengenai patofisiologi, penegakan diagnosis dan
penatalaksanaan frozen shoulder yang merupakan kasus sering di bidang

1
orthopaedi dan traumatologi sehingga bisa menjadi acuan dan bahan referensi
untuk para tenaga kesehatan.

1.3 Manfaat
Penyusunan telaah pustaka ini diharapkan dapat mengembangkan
kemampuan dan pemahaman penyusun serta pembaca khususnya peserta P3D
untuk lebih memahami dan mengenal frozen shoulder.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANATOMI
Sendi bahu adalah persendian ball-and-socket yang dibentuk oleh kepala
humerus dan kavitas glenoid skapula. Sendi ini juga disebut sebagai sendi
humeroskapular atau glenohumeral.3

Gambar 2.1 Sendi Bahu Tampak Anterior


Kapsul articular adalah kantung tipis dan longgar yang sepenuhnya
membungkus sendi dan memanjang dari kavitas glenoid ke leher humerus. Bagian
inferior dari kapsul adalah bagian yang paling lemah. 3
Ligamentum korakohumeral merupakan ligamentum yang luas dan kuat dan
berfungsi untuk memperkuat bagian superior kapsul artikular. Ligamen
korakohumeral membentang dari proses koracoid skapula ke tuberculum mayor
humerus. Ligamentum korakohumeral juga memperkuat bagian anterior kapsul
artikular. 3

3
Ligamentum glenohumeral berasal dari penebalan kapsul artikular di atas
permukaan anterior sendi yang membentang dari kavitas glenoid ke tuberkulum
minor dan leher humerus. Ligamen ini sering tidak jelas terlihat dan hanya
memberikan kekuatan minimal pada persendian. Ligamentum glenohumeral
meiliki peran dalam stabilisasi sendi ketika humerus mendekati atau melampaui
batas geraknya. 3
Ligamentum humerus tranversal memiliki struktur seperti lembaran atau
lpaisan yang sempit dan memanjang dari tuberkulum mayor ke tuberkulum yang
minor pada humerus. Ligamen ini berfungsi sebagai retinakulum (penahan pita
jaringan ikat) untuk menahan ujung dari otot biceps brachii. 3

Gambar 2.2 Gambar Sendi Bahu Tampak Lateral


Labrum glenoid berupa lingkaran fibrokartilago yang sempit di yang berada
sekitar tepi kavitas glenoid yang sedikit memperdalam dan memperbesar kavitas
glenoid. 3
Bursae adalah kantong yang berisi cairan. Ada empat bursae yang terdapat
pada sendi bahu. Empat bursae tersebut terdiri dari adalah bursa subskapular,
bursa subdeltoid, bursa subakromial, dan bursa subkoroid. 3
Sendi bahu dapat membuat gerakan fleksi, ekstensi, hiperekstensi, abduksi,
adduksi, rotasi medial, rotasi lateral, dan sirkumduksi lengan. Sendi bahu
memiliki pergerakan yang lebih bebas dibanding dengan pergerakan sendi tubuh

4
yang lainnya. Pergerakan yang bebas ini dihasilkan dari kapsul articular yang
longgar dan kavitas glenoid yang dangkal dan dengan ukuran kepala humerus
yang besar.
Meskipun ligament pada sendi bahu dapat menguatkan persendian sampai
batas tertentu tetapi sebenarnya sebagian besar kekuatan untuk memperkuat sendi
berasal dari otot-otot yang mengelilingi sendi, terutama otot-otot rotator cuff.
Otot-otot ini terdiri dari otot supraspinatus, infraspinatus, teres minor, dan
subscapularis. Otot-otot ini melekatkan humerus ke skapula. 3
Tendon otot rotator cuff mengelilingi sendi (kecuali untuk bagian inferior)
dan mengelilingi kapsul artikular. Otot rotator cuff bekerja sebagai suatu
kelompok otot yang berperan untuk mempertahankan kepala humerus di kavitas
glenoid. 3

2.2 DEFINISI
Frozen shoulder atau yang disebut juga kapsulitis adesif adalah
perlengketan kapsul pada kepala humerus yang mengakibatkan penyusutan kapsul
sehingga menghambat pergerakan sendi yang menyebabkan sendi terkunci dan
melekat pada satu posisi. Frozen shoulder ditandai dengan rasa sakit dan
kehilangan gerak sendi bahu.2,4
Berdasarkan AAOS, frozen shoulder adalah suatu kondisi dengan tingkat
keparahan yang bervariasi yang ditandai dengan perkembangan bertahap dari
keterbatasan global gerakan bahu aktif dan pasif di mana tidak ditemukan temuan
radiografi selain osteopenia.5

2.3 EPIDEMIOLOGI
Frozen shoulder biasanya menyerang pasien berusia 40-60 tahun. Insiden
dari frozen shoulder tidak diketahui secara pasti. Namun, diperkirakan 2% hingga
5% dari populasi umum mengalami penyakit ini sepanjang hidup mereka. Kondisi
ini paling umum terjadi pada dekade kelima dan keenam kehidupan, dengan usia
puncak pada pertengahan 50-an. Onset sebelum usia 40 jarang terjadi. Wanita
lebih sering terkena daripada pria. Bahu yang tidak dominan sedikit lebih

5
mungkin terkena. Pada 6 hingga 17 persen pasien, bahu yang lainnya dapat
mengalami frozen shoulder dalam lima tahun.6

Diabetes mellitus adalah faktor risiko independen untuk terjadinya frozen


shoulder. Pasien diabetes 5 kali lebih mungkin untuk mengalami kapsulitis
adhesif dibandingkan dengan pasien non-diabetes. Tidak ada perbedaan yang
signifikan dalam prevalensi terjadinya frozen shoulder pada pasien diabetes tipe 1
dibanding diabetes tipe 2 atau antara pasien yang menggunakan terapi insulin dan
pasien yang menggunakan terapi hipoglikemik oral.5

Frozen shoulder sebagian besar terjadi secara unilateral dan biasanya


sembuh sendiri, walaupun bukti tentang prognosis terbatas, dan perjalanannya
dapat memanjang, dalam beberapa kasus dapat berlangsung selama dua hingga
tiga tahun. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hingga 40 persen pasien
memiliki gejala persisten tetapi sebagian besar gejala menjadi ringan setelah tiga
tahun, dan 15 persen memiliki cacat jangka panjang.6

2.4 ETIOPATOGENESIS
Etiologi dari frozen shoulder masih belum diketahui. Suatu penelitian
menunjukkan bahwa frozen shoulder dimulai dengan peradangan pada lapisan
sendi di bahu. Peradangan tersebut akan menyebabkan perlengketan pada lapisan
sendi bahu. Perlahan-lahan area ini menebal dan menyebabkan bahu menjadi
lebih kaku dan lebih menyakitkan.4,5
Frozen shoulder diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:7
1. Primary frozen shoulder
Ini terjadi tanpa sebab yang dapat diidentifikasi.
2. Secondary frozen shoulder
Ini terjadi sebagai akibat dari cedera, operasi, atau penyakit.
Beberapa faktor yang membuat seseoramg lebih berisiko terkena frozen
shoulder, adalah:8
 Usia

6
Orang dengan usia 40 sampai 60 tahun lebih sering mengalami frozen
shoulder.
 Imobilisasi
Frozen shoulder dapat berkembang setelah bahu telah diimobilisasi
untuk jangka waktu tertentu karena pembedahan, patah tulang, atau
cedera lainnya.
 Diabetes
Frozen shoulder lebih sering terjadi pada penderita diabetes. Alasannya
tidak diketahui. Selain itu, pasien diabetes dengan frozen shoulder
cenderung memiliki tingkat kekakuan yang lebih besar yang berlanjut
untuk waktu yang lebih lama sebelum fase "thawing."
 Penyakit lain
Beberapa penyakit lain yang terkait dengan frozen shoulder yaitu,
hipotiroidisme, hipertiroidisme, penyakit Parkinson, dan penyakit
jantung.
Perubahan imun, inflamasi dan fibrotik tampaknya terlibat dalam
patofisiologi frozen shoulder. Hipotesis saat ini mengemukakan peradangan
dalam kapsul sendi diikuti oleh perkembangan adhesi dan fibrosis pada lapisan
synovial. Setelah proses inflamasi sinovial, sejumlah besar fibroblast dan
miofibroblast menunjukkan proses fibrotik dalam kapsul. Kondisi ini diduga
sebagai hasil dari fibrosis progresif dan akhirnya kontraktur pada kapsul sendi
glenohumeral yang menyebabkan rasa sakit dan kaku. Penebalan dan kontraksi
kapsul sendi glenohumeral dan pembentukan jaringan kolagen di sekitar sendi
mengurangi volume sendi sehingga sendi bahu kaku saat bergerak.5

2.5 GAMBARAN KLINIS


Ada beberapa kondisi pada bahu yang menyebabkan rasa sakit dan gerakan
berkurang. Diagnosis frozen shoulder harus berasal dari dokter yang
berpengalaman dalam membedakan berbagai penyakit bahu. Gejala utama bahu
beku adalah rasa sakit dan kaku. Nyeri mungkin lebih buruk di malam hari, dan
dipicu dengan berbaring di bahu yang sakit. Ketika bahu kehilangan geraknya,

7
bahkan aktivitas normal seperti berpakaian, menjawab telepon, atau bekerja akan
menjadi sulit.7
Frozen shoulder memiliki tiga tahap perkembangan yang berbeda. Setiap
tahap biasanya membutuhkan berbulan-bulan untuk berkembang. Perkembangan
normal frozen shoulder melalui ketiga tahap adalah antara enam minggu dan dua
tahun. Tanpa adanya upaya yang dilakukan untuk mengembalikan gerakan pada
bahu maka efek dari frozen shoulder dapat menjadi permanen.7,8
Ketiga tahap dari frozen shoulder, yaitu:8
 Freezing stage
Nyeri pada bahu adalah tanda pada tahap ini. Nyeri secara bertahap
meningkat. Akibat dari nyeri pada bahu yang semakin parah, maka
gerakan pada bahu akan menjadi berkurang. Karena nyeri yang dirasakan
maka pasien akan kesulitan tidur dan biasanya ketika berbaring tidur maka
pasien akan berbaring ke arah yang tidak sakit. Tahap ini berlanjut selama
6 minggu sampai 9 bulan.
 Frozen stage
Rasa nyeri pada tahap ini mungkin sudah berkurang, tetapi kekakuan pada
bahu menjadi lebih buruk. Selama 4 hingga 6 bulan pada tahap ini,
aktivitas sehari-hari akan sulit untuk dikerjakan.
 Thawing stage
Gerakan pada sendi bahu secara bertahap membaik pada tahap ini.
Kekuatan dan gerakan sendi bahu akan kembali normal membutuhkan
waktu sekitar 5 bulan hingga 2 tahun. Pada tahap ini sendi bahi lebih
responsive terhadap latihan peregangan dan perawatan.
Pasien dengan diabetes dan pasien yang lebih muda lebih mungkin dapat
mengalami kapsulitis adhesif idiopatik kontralateral pada 6 bulan sampai 7 tahun
setelah mulai muncul gejala awal frozen shoulder.5

2.6 DIAGNOSIS

Diagnosis dilakukan mulai dari anamnesis. Pada anamnesis dapat dijumpai rasa
sakit di lengan dan bahu dengan adanya riwayat trauma yang pernah dialami. Pada

8
pemeriksaan fisik dapat dijumpai adanya keterbatasan gerak pada bahu yang sakit dan
adanya rasa sakit yang timbul pada saat bahu digerakkan. Tanda utama adalah
pergerakan aktif dan pasif yang kurang kuat ke segala arah. 9

Diagnosis frozen shoulder adalah melalui gejala klinis, berdasarkan pada dua
karakteristik:9

• Pembatasan gerakan yang menyakitkan dengan adanya hasil sinar-X yang


normal

• Perkembangan alami melalui tiga fase berturut-turut.

Pada hasil sinar-X sering dijumpai hasil normal kecuali ada penurunan
kepadatan tulang akibat tidak digunakan. Selain itu, juga bisa terlihat kelainan seperti
arthritis. Kadang-kadang MRI dapat mengkonfirmasi temuan frozen shoulder, tetapi
seringkali tidak diperlukan.9

2.7 PENATALAKSANAAN
Salah satu perhatian utama dalam pengobatan frozen shoulder adalah
mengelola rasa frustrasi pasien dan menyesuaikan dengan harapan pasien. Akan
ada rasa sakit dan perkembangan yang lambat selama proses penyembuhan dan
beberapa pasien akan memiliki gejala yang menetap. Penyembuhan mungkin
merupakan proses yang lama dan lambat yang disertai dengan periode nyeri dan
fungsi bahu yang berkurang. Fokus perawatan adalah untuk mengontrol rasa sakit
dan memulihkan gerakan dan kekuatan melalui terapi fisik.8

Tatalaksana Non-operatif

Kebanyakan orang dengan frozen shoulder dapat membaik dengan


perawatan yang relatif sederhana untuk mengendalikan rasa sakit dan
mengembalikan gerakan. 8

 Non-steroidal anti-inflammatory medicines (NSAID)


Obat seperti aspirin dan ibuprofen dapat mengurangi nyeri dan bengkak. 8
 Injeksi steroid
Kortison adalah obat anti-inflamasi yang kuat yang dapat disuntikkan
langsung ke sendi bahu. 8

9
 Hidrodilatasi
Prosedur ini melibatkan penyuntikan cairan steril dalam volume besar ke
dalam sendi bahu untuk mengembang dan meregangkan kapsul sendi
bahu. Hidrodilatasi dilakukan oleh ahli radiologi yang menggunakan
pencitraan untuk memandu penempatan cairan. 8
 Terapi fisik
Latihan khusus akan membantu memulihkan gerakan. Ini dapat dilakukan
di bawah pengawasan ahli terapi fisik atau melalui program rumah. Terapi
termasuk peregangan atau berbagai latihan gerakan untuk bahu. Terkadang
panas digunakan untuk membantu melemaskan bahu sebelum melakukan
peregangan. Di bawah ini adalah contoh dari beberapa latihan yang
mungkin direkomendasikan. 8
̶ Rotasi eksterna-peregangan pasif. Berdirilah di ambang pintu dan
tekuk siku lengan yang sakit hingga 90 derajat untuk mencapai
ambang pintu. Pertahankan tangan di tempat dan putar tubuh Anda
seperti yang ditunjukkan dalam ilustrasi. Tahan selama 30 detik.
Santai dan ulangi. 8

Gambar 2.3 Rotasi


eksterna-peregangan pasif

10
̶ Fleksi ke depan – posisi terlentang. Berbaringlah telentang dengan
kaki lurus. Gunakan lengan yang tidak sakit untuk mengangkat
lengan yang sakit ke atas sampai merasakan regangan lembut.
Tahan selama 15 detik dan perlahan-lahan turun sampai ke posisi
awal. Santai dan ulangi. 8

Gambar 2.4 Fleksi ke depan – posisi terlentang

̶ Peregangan lengan menyilang. Tarik perlahan satu tangan di depan


dada tepat di bawah dagu sejauh mungkin tanpa menimbulkan rasa
sakit. Tahan selama 30 detik. Santai dan ulangi. 8

Gambar 2.5 Peregangan lengan menyilang

11
Tatalaksana Operatif

Jika gejala Anda tidak berkurang dengan terapi dan metode konservatif
lainnya, maka dapat dipertimbangkan untuk melakukan operasi. Pembedahan
untuk frozen shoulder biasanya disarankan selama "stage 2: Frozen." Tujuan
operasi adalah untuk meregangkan dan melepaskan kapsul sendi yang kaku.
Metode yang paling umum adalah manipulasi di bawah anestesi dan artroskopi
bahu. 8

 Manipulasi di bawah anestesi.


Selama prosedur ini, pasien akan tertidur. Dokter akan memaksa bahu
pasien untuk bergerak yang menyebabkan kapsul dan jaringan parut
meregang atau robek. Tindakan ini akan melepaskan perlekatan dan
meningkatkan rentang gerak. 8
 Artroskopi bahu
Dalam prosedur ini, dokter akan memotong bagian kapsul yang ketat.
Hal ini dilakukan dengan menggunakan instrumen seukuran pensil yang
dimasukkan melalui sayatan kecil di bahu pasien. 8
Pada banyak kasus, manipulasi dan artroskopi digunakan secara bersamaan
untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Banyak pasien memiliki hasil yang baik
dengan prosedur kombinasi ini. 8
Setelah operasi, terapi fisik diperlukan untuk mempertahankan gerakan yang
dicapai dengan operasi. Waktu pemulihan bervariasi, dari 6 minggu hingga 3
bulan. Meskipun ini adalah proses yang lambat, komitmen pasien untuk menjalani
terapi adalah faktor paling penting dalam proses ini. 8

2.8 KOMPLIKASI
Komplikasi utama yang timbul dari frozen shoulder adalah kekakuan atau
nyeri bahu. Beberapa laporan telah mengindikasikan bahwa sebagian besar pasien
mungkin terus mengalami nyeri dan / atau kekakuan hingga 3 tahun setelah
perawatan konservatif. Selain itu, fraktur humerus, ruptur tendon biseps, dan
ruptur subscapularis telah dilaporkan setelah manipulasi bahu. 5

12
2.9 PROGNOSIS
Frozen shoulder umumnya merupakan kondisi yang dapat sembuh sendiri
dan dapat diobati dengan terapi fisik dan biasanya sembuh dalam 1-3 tahun.
Waktu untuk pemulihan tidak berbeda antara frozen shoulder primer dan
sekunder. Tidak ada perbedaan dalam rasa sakit dan kecacatan frozen shoulder
pada pasien dengan dan tanpa diabetes.5
Namun, beberapa penelitian telah menunjukkan nyeri jangka panjang dan
kekakuan bahu setelah perawatan konservatif. Cacat jangka panjang telah
dilaporkan sebanyak 15%, kehilangan fungsi secara permanen sebanyak 7-15%,
dan gejala yang persisten sebanyak 40%.5

13
BAB III
KESIMPULAN

Frozen shoulder atau yang disebut juga kapsulitis adesif adalah


perlengketan kapsul pada kepala humerus yang mengakibatkan penyusutan kapsul
sehingga menghambat pergerakan sendi yang menyebabkan sendi terkunci dan
melekat pada satu posisi. Frozen shoulder ditandai dengan rasa sakit dan
kehilangan gerak sendi bahu. Etiologi dari frozen shoulder masih belum diketahui.
Frozen shoulder dimulai dengan peradangan pada lapisan sendi di bahu yang
kemudian diikuti proses adhesi di sendi bahu.
Diagnosis dilakukan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada anamnesis
dapat dijumpai rasa sakit di lengan dan bahu dengan adanya riwayat trauma yang
pernah dialami. Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai adanya keterbatasan gerak
pada bahu yang sakit dan adanya rasa sakit yang timbul pada saat bahu digerakkan.
Tanda utama adalah pergerakan aktif dan pasif yang kurang kuat ke segala arah.

Penatalaksanaan frozen shoulder meliputi dua aspek, yaitu non operatif dan
operatif. Tindakan non operatif berupa teaoi medikamentosa dengan mengguakan
anti inflamasi dan terpi fisik. Tindakan operatif diperlukan hanya bila terapi non
operatif gagal. Tindakan operatif yang dapat dilakukan adalah manipulasi di
bawah anestesi dan artroskopi bahu atau kombinasi keduanya.

Komplikasi utama yang timbul dari frozen shoulder adalah kekakuan atau
nyeri bahu. Frozen shoulder umumnya merupakan kondisi yang dapat sembuh
sendiri dan dapat diobati dengan terapi fisik dan biasanya sembuh dalam 1-3
tahun.

14
15
DAFTAR PUSTAKA

1. J Orthop Sports Phys Ther 2013;43(5):351. doi:10.2519/jospt.2013.0503


2. Wolf BR. 2016. Sports Tip. Frozen Shoulder. The American Orthopaedic
Society for Sports Medicine.
3. Tortora GJ, Derrickson B. 2014. Principle of Anatomy and Physiology.
14th edition. USA: Wiley.
4. Rasjad, Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Edisi 3, 2009.
Jakarta: PT. Yarsif Watampone
5. https://emedicine.medscape.com/article/1261598-overview
6. https://www.uptodate.com/contents/frozen-shoulder-adhesive-
capsulitis#H50715762
7. Morgan WE, Potthoff S. Managing The Frozen Shoulder. Walter Reed
National Military Medical Center.
8. https://orthoinfo.aaos.org/en/diseases--conditions/frozen-shoulder/
9. Blom A, Warwick D, Whitehouse MR. 2018. Apley and Solomon’s System
of Orthopaedics and Trauma. 10th edition. CRC Press.

16

Anda mungkin juga menyukai