Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Bronkiolitis adalah penyakit obstruktif akibat inflamasi akut pada saluran nafas kecil
(bronkiolus). Pada anak < 2 tahun ditandai oleh sindrom klinik yaitu, napas cepat, retraksi
dada dan wheezing.1,2
Bronkiolitis merupakan infeksi saluran nafas tersering pada bayi. Paling sering terjadi
pada usia 2-24 bulan dan puncaknya pada usia 2-8 bulan. Sekitar 95% kasus terjadi pada
anak dibawah usia 2 tahun dan 75% diantaranya dibawah usia 1 tahun. Bronkiolitis lebih
banyak terjadi pada anak laki-laki dibanding perempuan. Sebanyak 11,4% anak berusia
dibawah 1 tahun dan 6% anak berusia 1-2 tahun di Amerika Serikat pernah mengalami
bronkiolitis. Bronkiolitis mencakup 17% dari semua perawatan rumah sakit pada bayi.
Frekuensi bronkiolitis di negara berkembang hampir sama dengan di Amerika Serikat. Rerata
insiden perawatan setahun pada anak berusia dibawah 1 tahun adalah 21,7 per 1000 dan
semakin menurun seiring dengan pertambahan usia, yaitu 6,8 per 1000 pada usia 1-2
tahun.1
Sekitar 95% dari kasus bronkiolitis disebabkan oleh invasi Respiratory syncytial virus
(RSV).2,3 Penyebab lain yaitu Adenovirus, virus influenza, virus parainfluenza, rhinovirus dan
mikoplasma. Cara transmisi yaitu melalu udara dan melalui kontak dengan permukaan yang
terkontaminasi.2
Faktor resiko terjadinya bronkiolitis yaitu kadar antibodi yang rendah pada darah tali
pusar, usia, bulan kelahiran, pemberian Air susu ibu yang kurang ataupun tidak ada, kondisi
tempat tinggal yang padat, kembar, dan sosioekonomi yang rendah.2
Prediktor untuk beratnya bronkiolitis meliputi prematuritas, adanya kelainan
jantung bawaan, adanya paparan asap rokok pasca natal, sianosis, saturasi oksigen < 90%,
laju pernafasan > 70x/menit, adanya ronki, riwayat bronkopulmoner displasia. Angka
morbiditas dan mortalitas lebih tinggi di negara-negara berkembang karena rendahnya
status gizi, sosioekonomi rendah, kurangnya tunjangan medis dan penduduk yang padat.1
Infeksi virus pada epitel bersilia bronkiolus yang menyebabkan respon inflamasi
akut, ditandai dengan obstruksi bronkiolus akibat edema, sekresi mukus, timbunan debris
selular kemudian diikuti dengan infiltrasi limfosit peribronkial dan edema submukosa.

Penebalan mukosa tersebut akan menyebabkan diameter bronkus semakin sempit dan
resistensi pada bronkiolus meningkat. Hal tersebut akan menyebabkan air trapping dan
hiperinflasi. Atelektasis dapat terjadi pada obstruksi total dan udara yang terjebak
diabsorpsi.1,2
Tujuan laporan kasus ini adalah untuk melaporkan suatu kasus bronkiolitis pada
anak perempuan usia 5 bulan.

Anda mungkin juga menyukai