Aktifitas NK Cell, CTL dan Makrofag dan Percepatan Apoptosis Berdasarkan Sekresi
Penulis :
Pembimbing :
PENDAHULUAN
mesenchymal cells. Osteosarcoma umumnya adalah tumor yang agresif dan cenderung
yang paling umum dan dibagi lagi berdasarkan tipe sel (osteoblastik, chondroblastic
dan fibroblastic).1
penyakit kanker sebesar 1,4 per mil (%). Tumor tulang didapatkan odds ratio sebesar
4.2 Sedangkan insidens tumor tulang ganas di Indonesia didapatkan sebesar 1.6% dari
sebesar 1.3%. Berdasarkan data sistem informasi rumah sakit tahun 2005, osteosarcoma
termasuk dalam lima besar kasus kanker pada usia 1-17 tahun. Pada evaluasi profil
73.7% kasus merupakan kasus osteosarcoma. Di RSUD dr. Soetomo sendiri pada
evaluasi profil tahun 1991-1995 didapatkan tumor ganas tulang sebanyak 373 kasus,
dengan tumor ganas tulang primer sebanyak 183 kasus, dengan perbandingan pria :
wanita 1.4 : 1, dengan jumlah kasus primer 44 kasus per tahun, terutama osteosarcoma
umum dengan estimasi insidens 4-5/1.000.000 per tahun. Di eropa, didapatkan insidens
0,2-3/100.000 per tahun dalam grup usia 15-19 tahun.1 Di Indonesia, telah ada postulasi
hubungan antara masa pertumbuhan tulang yang cepat dan osteosarcoma, sehingga
Angka 2 tahun pada survival rate di Taiwan didaptkan sebesar 46.9%, dengan
tahun overall survival hanya 10-20%. Dengan perkembangan teknik operasi dan
karakteristik yang tidak sesuai dengan gambaran klinis osteosarcoma secara umum
karakteristik klinis pasien osteosarcoma yang tidak sesuai dengan gambaran klasik
1.2.Rumusan Masalah
1. Apakah PBMC dengan penambahan sekreton dan GMCSF atau CSF dapat
2. Apakah PBMC yang diaktifkan dengan crude sekretom dan GMCSF atau CSF
mempercepat Apoptosis ?
1.3.Tujuan
DNA.
1. Analisis NK, CTL, Makrofag berdasarkan ekspresi TNF , iL-2, iL-2, iL-6 dan CD
– 8.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Osteosarcoma
mesenchymal stem cell.6 Berdasarkan data SERR (Survelillance, Epidemiology and End Result)
National Cancer Institute, Angka kejadian osteosarcoma sekitar 0,2% dari total neoplasma dan
merupakan keganasan terbanyak ke delapan dari seluruh keganasan pada anak dan remaja
(2,4% dari seluruh keganasan pada anak dan remaja).7 Namun dari seluruh keganasan primer
pada tulang, osteosarcoma ini adalah tumor tulang ganas dengan insiden atau angka kejadian
dilaporkan sebesar 4.0 (3.5 – 4.6) per tahun per satu juta penduduk untuk rentang usia 0-14
tahun dan 5.0 (4.6 – 5.6) per tahun per satu juta penduduk untuk rentang usia 0-19 tahun.6
dibandingkan keganasan yang lain yaitu adanya dua puncak distribusi (bimodal distribution)
dengan puncak pertama pada dekade kedua kehidupan dan puncak kedua pada usia lebih dari
60 tahun.8 Puncak pertama dari insiden osteosarcoma ini terjadi pada usia sekitar 15 tahun dan
menurun secara signifikan pada dekade berikutnya. Angka kejadian ini meningkat kembali
pada usia lebih dari 60 tahun (second peak distribution) yang seringkali dihubungkan dengan
adanya preexisting conditon dari pasien tersebut misalnya adanya paget’s disease, riwayat
radiasi, bone infark, kronik osteomyelitis dan adanya kista dari degenerative joint disesase.9
Daerah yang paling sering terkena adalah metafisis tulang panjang. Klasik atau
konvensional osteosarkoma pertama kali akan muncul di dalam kavum medularis, kemudian
menyebar ke kortex tulang dan jaringan lunak di sekitarnya, lokasi tersering osteosarkoma
adalah pada daerah sendi lutut yaitu pada distal femur atau proximal tibia.10
Osteosarkoma merupakan derivate dari sel mesenchymal primitif yang berasal dari
tulang dan jarang berasal dari soft tissue. Karakteristik yang khas dari sel osteosarkoma adalah
sel ini akan memproduksi matriks osteoid. Menurut WHO classification of Tumor, terdapat 8
tipe osteosarcoma dengan tipe terbanyak adalah konvensional osteosarcoma (80 – 90% total
kasus), osteoblastik, chondroblastik type dan fibroblastic type adalah tiga tipe yang paling
Sebagian besar kasus osteosarcoma, jika tidak di terapi dengan baik akan cepat
Gejala klinis pada osteosarcoma seringkali tidak spesifik. Nyeri dan diikuti oleh
pembengkakakn lokal pada daerah yang terserang serta terbatasnya pergerakan sendi yang
terkena merupakan gejala yang sering dikeluhkan oleh pasien dengan osteosarcoma. Lokasi
yang tersering adalah distal femur, proximal tibia dan proximal humerus.11
radiologis dan histoplatologis. Pemeriksaan radiologis yang baik akan menentukan lokasi,
ukuran tipe matriks dan adanya periosteal reaction. Gambaran secara umum dari pemeriksaan
radiologis osteosarcoma adalah adanya lesi pada daerah metaphyseal tulang panjang dengan
gambaran periosteal reaction khas untuk osteosarcoma yaitu sunburst apperance pada foto
polos.9
Diagnosis secara pasti membutuhkan pemeriksaan histologi dan patologi anatomi yang
sediannya didapat dari open biopsi tumor. Secara histopatologis, sel malignant tumor harus
sub tipe yang lain antara lain telengectasic, small cell osteosarcoma, low grade osteosarcoma,
secondary osteosarcoma, parosteal osteosarcoma, periosteal osteosarcoma dan high grade
surface osteosarcoma.8
Tumor primer harus dievaluasi secara radiologis melalui 2 proyeksi, dimana hal ini
sangat membantu untuk menjelaskan perubahan yang terjadi pada osseus, pemeriksaan MRI,
kedua pemeriksaan ini harus dilakukan sebelum pemeriksaan biopsy. MRI dipertimbangkan
sebagai pemeriksaan yang paling tepat dalam mengevaluasi osteosarcoma intramedular dan
menilai terlibatnya jaringan lunak, nerve dan pembuluh darah di sekitarnya. Distribusi dan
metastasis osteosarcoma dapat dilihat pada gambar 2.1. dan dinilai oleh MRI harus meliputi
Penyebaran secara sistemik difokuskan pada paru dan tulang lainnya, dimana tempat
tersebut merupakan tempat yang paling sering terjadinya metastasis dari osteosarcoma dengan
menggunakan foto thoraks, ct scan serta pemeriksaaan bone scan. Semua pemeriksaan tersebut
dan lactat dehydrogenase tidak spesifik untuk osteosarcoma akan tetapi peningkatan keduanya
Berbagai maam tes laboratorium diperlukan sebelum terapi multidisiplin dimulai, test
golongan darah, pembekuan darah, fungsi hati, dan fungsi ginjal serta tes HIV dan hepatitis
serta pemeriksaan echocardiogram dan fungsi jantung karena terapi kemo akan mempengaruhi
Faktor – faktor yang mempegaruhi perburukan antara lain lokasi tumor yang berada
pada proximal tulang, volume tumor yang besar, serta peningkatan serum LDH.11
2.1.3. Terapi
Terapi kuratif untuk penderita ostosarcoma meliputi pembedahan dan kemoterapi. Terapi
multimodal jika dibandingkan dengan hanya melakukan terapi pembedahan saja dapat
meningkatkan angka probabilitas disease free survival selama 5 tahun dari hanya 10-20%
Tujuan dari pembedahan adalah untuk membuang tumor sebanyak mungkin tetapi
sedapat mungkin tetap mempertahankan fungsi penderita, penderita osteosarcoma harus dapat
dipertimbangkan untuk menjalani terapi limb salvage.12,13 Saat ini doxorubicin, cisplatin dan
metotrexat dosis tinggi diperhitungkan sebagai agen aktif untuk melawan osteosarcoma
meskipun demikian kombinasi ideal dari terapi tersebut tetap harus di definisikan secara lebih
lanjut di kemudian hari. Waktu yang diperlukan dalam menjalani terapi biasanya sekitar 6 – 12
bulan. Penggunaan Growth Factor teryata tidak meningkatkan angka survival menjadi lebih
tinggi seperti yang diharapkan. Protokol kemoterapi saat ini telah dimulai sejak sebelum
operasi, meskipun hal ini belum dapat dibuktikan dapat menambah angka survival bila
Multimodal terapi dapat berlaku untuk penderita anak – anak, remaja, dewasa muda
hingga penderita dewasa sampai yang berumur 60 tahun.9 Terapi pada osteosarcoma yang
mengalami metastasis dan osteosarcoma yang berulang adalah hampir sama pada kasus
tumor yang bermetastasis di tempat – tempat tertentu seperti melakukan trakotomi untuk
eksplorasi paru.
buruk, tumor yang dibuang dan telah bermetastase harus dilakukan pembuangan. Secara
kesuluruhan penggunaan CT Scan untuk menilai adanya metastase pada paru bisa saja
menghasilkan suatu hasil yang salah, oleh karena itu pembedahan thorakotomi lalu eksplorasi
Terapi kemoterapi lini kedua belum ada regimen yang disepakati, pilihannya bisa saja
ditambah dengan ifosfamide, etoposide dan carboplatin. Terapi radioterapi untuk daerah yang
Secara umum biomarker atau tumor marker didefinisikan sebagai protein yang
disekresikan atau dihasilkan oleh jaringan neoplasma. Saat ini istilah tumor marker mencakup
semua substansi atau molekul yang membantu dalam proses diagnosis atau terapi terhadap
neoplasma. Tumor marker yang ideal adalah molekul yang berasal dari sel tumor dalam jumlah
yang secara mudah bisa dideteksi pada sirkulasi atau cairan tubuh penderita dan tidak muncul
pada penyakit lain. Berdasarkan asal pengambilannya, tumor marker dibagi menjadi : 1. Serum
patogenesis neoplasma karena hubungan antara biomarker yang dilepaskan dari jaringan tumor
dan distribusi cairan tubuh dan eksresinya. Kadar serum biomarker tidak selalu berhubungan
dengan kadar jaringan tumor.14 Pada kasus osteosarcoma belum terdapat biomarker yang
spesifik untuk proses penegakan diagnosa. Namun terdapat beberapa biomarker yang dapat
digunakan untuk menunjang diagnosa dan kepentingan evaluasi terapi atau prognosa dari
Lactat dehydrogenase (LDH) adalah enzim yang terlibat dalam metabolisme anerob
Lingkungan yang hipoksik dan hiperproliferasi dari sel kanker akan meningkatkan
metabolisme anaerobic dalam rangka untuk mendapatkan suplai energi yang adekuat.14 Pada
osteosarcoma LDH ini lebih berperan sebagai faktor prognostik pada osteosarcoma belum
menunjukkan hasil yang konsisten dan meyakinkan. Beberapa penelitian menunjukkan hasil
yang lebih buruk pada pasien dengan kadar LDH yang tinggi, sebaliknya sebagian yang lain
tidak.16
Alkaline phospathase (ALP) adalah anggota dari zinc metaloproteinase yang diproduksi
dan berlokasi di membrane cell osteoblast. ALP mengkatalis proses defosfolirisasi dari
pyrophosphate inorganic extracelluer yang mengatur maturasi matrix dan mineralisasi tulang.
Transformasi sel osteoblast pada osteosarcoma mengganggu kontrol yang ketat dari proliferasi
dan secara progresif menyebabkan kadar ALP meningkat secara konstan.14,16,17 Hubungan
antara aktifitas total ALP dan kondisi klinis pasien osteosarcoma telah dikenal selama leih dari
50 tahun. Tetapi, sama dengan LDH, pnelitian terkait peranan kadar ALP terhadap prognostic
Paru – paru merupakan organ tersering yang menjadi tempat metastasis dari
osteosarcoma. Pada tahun 1970 disebutkan semua penderita anak maupun remaja
osteosarcoma yang bermetastasis ke paru dinyatakan meninggal dunia dalam rentang waktu 5
tahun. Saat ini meskipun sudah digunakan kemoterapi multiagent, 76-85% relaps masih
muncul di paru-paru akan tetapi lebih dari 25% penderita yang telah menjalani thorakotomi
berhasil survive lebih dari 5 tahun. Reseksi dari paru yang telah terkena metastasis telah
paru.18
Reseksi metastase paru untuk mengurangi massa tumor pada paru ini dilakukan dengan
bedah thorakoskopi. Teknik ini dikatakan sebagai suatu teknik bedah yang bermanfaat untuk
pasien yang mengalami metastasis paru dari osteosarcoma karena tekniknya yang minimal
infasif bila dibandingkan dengan bedah thorakotomi mekskipun demikian reseksi tersebut
membutuhkan keakuratan yang tinggi apakah lesinya terlihat jelas di permukaan paru atau
terjadi metastasis ke paru atau belum dan juga penetuan jika sudah bermetastasis ke paru,
berapa banyak lesi yang metastasis ke paru – paru dibandingkan perabaan langsung pada
Studi saat ini mengatakan bahwa adanya karakteristik ekspresi dari tingginya sitokrom
p450, ekspresi dari Her-2/neu dan ekspresi dari telomerase dikaitkan dengan prognosa
ostersarcoma yang buruk. Saat ini bedah thoraskopi lebih disukai oleh para ahli sebagai cara
pengambilan sample biopsi, sedangkan untuk bedah thorakotomi dipilih sebagai teknik
dengan sel yang memproduksi osteoid matriks. Tipe ostersarcoma ini adalah tipe yang paling
Lokasi tumor yang paling sering didapatkan pada konvensional osteosarcoma adalah
pada metafisis tulang panjang (91%) dan (<9%) pada diaphysis. Epifisis pada osteosarcoma
keluhan nyeri, peradangan dengan keterbatasan gerak serta biasanya didapatkan adanya massa
pada daerah yang terkena. Fraktur patologis didapatkan sebesar 5 – 10% dari osteosarcoma
tipe ini.8 Gambaran radiologis dari osteosarcoma konvensional ini sangat bervariasi dengan
Teori Cancer Stem Cells dijelaskan bahwa ada beberapa kecil sub-populasi dari sel
dengan jenis tumornya, Cancer Stem Cells dibedakan secara asimetris, diproduksi dan
diidentifikasi seperti sel anak dari stem cell dan beberapa jenis sel, dimana setelahnya secara
umum sebagian besar adalah tumor dalam jumlah yang besar, yang pada dasarnya adalah tumor
jinak. Stem Cell seperti ini dianggap bertanggung jawab untuk menginisiasi dan pertumbuhan
dari tumor dan jika lengkap diberantas dengan pembedahan ekstipasi atau lokal kemoterapi 23.
Cancer Stem Cells pertama kali diperkenalkan oleh Bonnet dan Dick pada studi yang
meneliti tentang Acute Myeloid Leukemia (AML).24 Mereka mengidentifikasi populasi langka
dari human Severe Combined Immunodeficiency (SCID) leukemia yang menginisiasi sel yang
mampu merambat pada AML pada sistem transplant xenograft. Graft dari pasien yang
mengalami leukemia biasanya mereprensentasikan genotip dari penyakit asal pasien. Mereka
mendemonstrasikan bahwa AML stem cells pada manusia berasal dari sample pasien yaitu
CD34+ CD38-, menyerupai fenotip normal hematopoetic stem cell. Pendapat lain
mengungkapkan bahwa implikasi dari stem cell pada patogenesis dari otak, payudara, colon,
pankreas, prostat dan tulang dan beberapa lainnya yang menunjukkan keterlibatan yang lebih
Di sisi lain, bukti menunjukkan bahwa Cancer Stem Cells resistant terhadap terapi
kanker seperti kemoterapi dan radiasi. Cancer Stem Cells mempunyai beberapa properti yang
membuat mereka menjadi resistant terhadap tradisoonal terapi dari kanker, yang meliputi
pengankutan obat ke tempat tujuan, dan meningkatnya resisten terhadap apoptosis 25.
Studi baru menunjukkan identifikasi dari eksistensi Cancer Stem Cells (CSC) pada
osteosarcoma. Gibbs et al. adalah yang pertama kali mengisolasi CSC subpopulasi dari 9 biopsi
dari osteosarcoma yang tidak diterapi dan sel osteosarcoma MG-63 menggunakan sphere
formation assay. Sel tumbuh beberapa koloni, disebut sebagai sarcospheres, dimana pada
waktu pengkulturan dengan epidermal growth factor dan basic fibroblast growth factor
Selain osteosarcoma, sel mirip CSC juga telah dicirikan pada sarkoma lain, termasuk
Ewing’s Sarcoma dan rhabdomyosarcoma, dengan menggunakan formasi bola dan analisis
penanda CD133 dan ALDH.26 Sarkoma Ewing adalah tumor tulang ganas kedua yang paling
umum dan serupa dengan osteosarcoma. Dikaitkan dengan prognosis buruk dan tingkat
kelangsungan hidup yang rendah. Suva et al. Mengisolasi subpopulasi sel tumor CD133 + dari
tumor sarkoma Ewing primer.26 Mereka menunjukkan bahwa sel – sel ini mampu memulai dan
mempertahankan pertumbuhan tumor melalui transplantasi serial pada tikus dengan kekebalan
tubuh. Sel CD133 + juga mengekspresikan tingkat penanda sel induk Oct4 dan Nanog yang
2.6.1. Isolasi dan karakterisasi Fungsional Cancer Stem Cell dari Osteosarcoma
Sebagian besar teknik untuk isolasi CSC (Cancer Stem Cells) dari osteosarcoma
bergantung pada metode yang memanfaatkan perbedaan antara CSC dan sebagian
besar populasi tumor. Perhatian utama dari metode tersebut yaitu asumsi bahwa
perbedaan tersebut tidak dapat diubah dan itu terutama ada satu jenis populasi CSC.
Ulasan lebih jelas dari berbagai metode yang digunakan untuk isolasi dan
permukaan marker yaitu pada sel CSC tumor. Di dalam tumor asal mesenchymal
mengisolasi osteosarcoma CSCs. Dari jumlah tersebut, hanya sedikit yang berguna
untuk mengisolasi sebagian kecil sel dengan karakteristik CSC. Normal sel induk
pada jaringan mesenchymal tidak memiliki defiisi yang jelas, urutan sel seperti pada
folikel rambut, usus atau sistem hematopoetik dan tidak adanya konsensus yang jelas
berbeda pada sel cenderung dikenali dengan berbeda permukaan marker yang bisa
menunjukkan bahwa lebih dari satu jenis Stem Cell ada pada populasi massal.
2.6.3. Isolasi berdasarkan sifat seluler intrinsik
Secara umum pedoman yang dipegang bahwa CSC relatif tenang, dengan tingkat
proliferasi lambat dan menjalani sel asimetris. PKH26 dan PKH67 adalah pewarna
lipofilik yang labelnya seragam dimana membran sel dan dibagi rata ke anak sel
setelah sel yang diberi label telah mengalami pembelahan sel. Sejak CSC berada
membran untuk periode yang lebih lama dibandingkan ke sel anak yang
tumor.27
karena ekspresi yang tinggi pada pengantaran obat seperti ABC penggunaan obat
yang berlebihan. Kejadian seperti ini telah diketahui mengisolasi CSC osteosarcoma
dari sel yang berasal dari keduanya dan biopsi dari osteosarcoma manusia,
populasi pembentuk, dan dapat juga secara cepat menginisiasi tumor pada frekuensi
yang tinggi.27
Ini adalah gold satndart pemeriksaan sejak mengidentifikasi sel seperti CSC. Pengujian
ini tergantung dari kemampuan dari CSCs merubah tumor dalam dosis tergantung dari
cara menunjukkan hubungan secara linear. Dengan kata lain, sel tumor di desain CSC
jika dapat menginisiasi tumor sebanyak mungkin frekuensi tinggi dan terendah dari
jumlah sel, sebagai perbandingan ke tumor yang besar atau ke sel tumor yang lainnya.27
Pengujian Limiting Dilution Assay (LDA) dapat diaplikasikan untuk menilai formasi
secara in vitro. Bagaimanapun juga mekanisme dimana stem cells secara istimewa
membentuk klonal yang kebanyakn tidak diketahui asalnya, pengujian ini berdasarkan
penilai terhadap kemampuan memperbaiki diri pada populasi sel tumor yang dapat
2.6.5. Multipotency
Tidak seperti fraksi tumor yang besar, CSCs menjalani secara simetris dan asimetris
untuk membedakan menjadi beberapa tipe sel yang dapat ditemukan pada jaringan asal
dan oleh karena itu dianggap multipotent. Seperti MSCs, seperti pada gambar 2.2.
skematik dari Mesechymal Stem Cell (MSCs) differentiation to another soft tissue
Komponen penting dari program diferensiasi osteoblas adalah bentuk sel induk dari
sumsum tulang. Sumsum tulang (Bone Marrow) adalah sel induk hematopoetik dan sel
mesenchymal dan dapat dibedakan berdasarkan fenotip dan pengujian secara assay.30
MSCs dapat mempertahankan sel osteosarcoma dalam keadaan yang tidak berdiferensiasi
melalui sekresi sitokin sebagai interleukin-6.31 Pendapat terbaru dari Brune dkk,
menyarankan bahwa mesenchymal stem cells (MSCs) yang diisolasi dari osteosarcoma
manusia secara genetis berbeda dari sel tumor, menunjukkan secara genetis berbeda dari
sel tumor, hal itu dikarenakan MSC yang terpisah karena dalam ruang lingkup sebenarnya
Selain sel induk mesenchymal, sumsum tulang kaya beberapa faktor yang mempengaruhi
program diferensiasi tulang.33,34 Pada gambar 2.3. dapat dilihat skematik dari Mesenchymal
Stem Cell (MSCs) dan Progressi dari linear sel l Fibroblast Growth Factor (FGF) telah
terlibat dalam perawatan CSC26 dan berfungsi sebagai pengembangan mekanistik dari sel
induk osteosarcoma. Fungsi FGFs adalah mengikat pertumbuhan fibroblast secara kognitif
yaitu faktor reseptor (FGFRs).35 FGF merangsang proliferasi dan menghalangi diferensiasi
pada osteoblast yang belum matang dan menginduksi ekspresi Sox2. FGF stimulasi
meningkatkan proliferasi sel osteosarcoma manusia, dan FGFRs dilaporkan terlalu banyak
menyebabkan penurunan ekspresi Sox2 dan proliferasi sel menurun pada penilitian yang