BAB II
LAPORAN KASUS
2.1
Identitas Pasien
Pada tanggal 16 Oktober 2014 seorang pasien datang ke Instalasi
Radiologi RSUD Mardi Waluyo Blitar. Data pasien tersebut adalah sebagai
berikut :
Nama
Tn. R
Umur
36 tahun
Jenis kelamin
laki laki
Alamat
Blitar
Klinis
CRS
Permintaan Foto :
2.2
Cervical Ap/Lateral/Oblique
Riwayat Pasien
Pasien tersebut mengeluh nyeri pada leher belakang yang dirasakan
semakin lama semakin berat.
2.3
Pelaksanaan Pemeriksaan
Posisi pasien :
Cervical AP-Lateral dan Oblique:
2.4
Foto Cervical AP
Aligment baik
Kurva melurus
Trabekulasi tulang baik
Superior dan inferior endplate tampak baik
Tampak lipping pada corpus vertebra cervicalis 5,6 pedicle dan spatium
intervertebralis tampak baik
Tampak lipping pada prosesus uncocervicalis VC 5,6 kiri dan prosesus articularis
VC
4,5,6,7
kiri
yang
tidak
menyebabkan
penyempitan
foramen
intervertebralis
Tampak lipping pada prosesus uncocervicalis VC 7 kanan dan prosesus
articularis VC 4,5,6,7 kanan yang
Kesimpulan :
Spondilosys Cervicalis
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
yang mengubah gerakan dari rotasi ke fleksi dan ekstensi. Terjadi sekitar 10 fleksi
pada masing-masing segmen dengan fleksi terbesar pada C4-C5 dan C5-C6. Fleksi
lateral terjadi terutama di C3-C4 dan C4-C5. Pemindahan horizontal (horizontal
displacement) vertebra >3,5 mm saat fleksi dan ekstensi atau deformitas angular
>11 menandakan instabilitas spina.
Semua gerakan servikal berpasangan sehingga rotasi dikaitkan dengan fleksi
lateral dan sebaliknya. Pembatasan lingkup gerak (ROM) dalam satu bidang
memungkinkan klinisi mendeteksi segmen yang terlibat terutama letaknya apakah
di regio servikal atas atau bawah.1
vertebra. Pada dekade ketiga diskus menjadi avaskuler, dan nutrisi diskus melalui
difusi dialisat melalui endplate serta imbibisi tekanan osmotik (osmotic gradient)
ion yang larut di dalam substansi diskus. Terdapat juga faktor mekanik untuk
imbibisi. Pada saat diskus mengalami penekanan ia mengeluarkan cairan dan saat
relaks menyerap cairan, penekanan-relaksasi bergantian tersebut memungkinkan
diskus menyerap (imbibition) seperti busa. Elastisitas serabut annular dan
kompresibilitas nukleus memungkinkan aksi menyerap secara mekanik.1
Nukleus berupa gel proteoglikan sangat terhidrasi (80% air) dan mengandung
serabut kolagen yang tersebar (<5%). Gel proteoglikan mengandung banyak
kelompok sulfat bermuatan negatif yang menarik dan mengikat air serta mencegah
difusi ke luar. Nukleus secara utuh terkandung di dalam tabung annular yang
mempertahankan tekanan intrinsik.
Serabut kolagen dikelilingi secara esensial terkandung di dalam, lapisan gel
proteoglikan yang terhidrasi, yang memberi lubrikasi dan nutrisi pada fibril
kolagen. Caranya serabut annular melekat di endplate dan interface dengan setiap
lapisan memungkinkan gerakan vertebra berseberangan di unit fungsional
memberi gerakan fleksi, ekstensi dan sedikit rotasi.
Mobilitas unit fungsional vertebra servikal dibatasi oleh elastisitas terbatas
serabut annular setiap annulus intervertebral serta ligamen longitudinal anterior
dan posterior (yang terikat pada setiap vertebra dari kranium sampai sakrum).
Fleksi dibatasi oleh ligamen longitudinal posterior, ligamen intervertebra posterior,
elastisitas terbatas fascia otot ekstensor (erektor spina). Fleksi berlebihan melewati
batas fisiologis juga dibatasi oleh ligamen spinosum posterior dan interspinosum
serta elastisitas fascia otot erektor spina. Ekstensi berlebihan dibatasi oleh kontak
langsung lamina, faset dan prosesus spinosus posterosuperior. Gerakan unit
fungsional ke arah manapun menyebabkan sedikit distorsi pada diskus
intervertebralis. Pada fleksi ke depan, ruang anterior diskus mengalami penekanan
dengan pemisahan simultan elemen posterior. Juga terjadi gerakan meluncur
(gliding) vertebra superior di atas vertebra berikut yang di bawahnya. Diskus
intervertebralis tertekan di anterior serta melebar di posterior, dan fleksi ini disertai
10
11
3. Otot yang lebih panjang seperti splenius capitis dan splenius cervicis terutama
untuk rotasi kepala, akan tetapi dapat juga menjadi ekstensor apabila
berkontraksi bersamaan/bilateral.
4. Otot panjang dari spina torasik dan skapula yang membuat ekstensi, rotasi dan
fleksi lateral spina servikal, yaitu trapesius, levator scapulae, dll.
Massa terbesar otot leher terletak di bagian ekstensor segmen servikal atas:
daerah atlantoaksial, yang menandakan kebutuhan akan otot kuat di regio tersebut
untuk menjaga terhadap trauma. Massa terbesar otot fleksor terletak di region
servikal tengah (C4-C5) adalah regio segmen servikal bawah yang mempunyai
derajat gerak terbesar. Oleh karena itu merupakan daerah yang mengalami pakaiaus mekanik (mechanical wear & tear) serta paparan trauma dan stress besar.
Saraf servikal dengan formasi pleksus servikobrakhial dan saraf ke kepala
berperan penting pada fungsi ekstremitas atas dan juga terlibat dalam produksi
nyeri serta kecacatan. Semua saraf servikal mengandung serabut sensoris dan
motorik kecuali saraf C1 yang hanya mempunyai serabut motorik. Karena itu
penekanan pada saraf servikal akan memunculkan gejala sesuai dengan dermatom
yang terkena.1
12
Tekanan
Stres
Postur
13
Pada usia muda, radikulopati cervikalis merupakan akibat dari herniasi diskus
intervertebralis atau cedera akut yang menyebabkan tubrukan foramen dari saraf
yang keluar. Herniasi diskus intervertebralis
radikulopati cervikalis. Pada pasien yang lebih tua, radikulopati cervikalis sering
merupakan akibat penyempitan foramen dari pembentukan osteofit, penurunan
ketinggian diskus, perubahan degeneratif prosesus uncinatus vertebra dari anterior
dan facet dari posterior.2
Penyebab paling sering radikulopati cervikalis (pada 70 sampai 75 persen dari
kasus) adalah gangguan foramen saraf spinal karena kombinasi faktor-faktor di
antaranya penurunan puncak diskus dan perubahan degeneratif dari sendi
uncovertebral anterior dan zygapophyseal sendi posterior (yaitu, spondylosis
cervical). Berbeda dengan gangguan lumbal, herniasi nukleus pulposus hanya
sekitar untuk 20 sampai 25 persen dari kasus. Penyebab lainnya yang jarang yaitu
tumor tulang belakang serta infeksi tulang belakang. 3
Radikulopati cervikalis merupakan disfungsi dari akar saraf vertebralis. Akar
saraf vertebralis yang paling sering terkena adalah C7 sekitar 60% dan C6 sekitar
25%. Radikulopati cervikalis adalah kondisi neurologis yang ditandai dengan
disfungsi dari saraf cervikalis, akar saraf, atau keduanya. Radikulopati cervikalis
adalah kerusakan atau gangguan fungsi saraf akibat kompresi salah satu akar saraf
dekat vertebra cervikalis . Kerusakan akar saraf di daerah cervikalis dapat
menyebabkan rasa sakit dan gangguan sensibilitas pada ekstremitas atas,
tergantung di mana akar yang rusak berada.3,4
Ciri khas radikulopati cervikalis adalah rasa nyeri radikuler pada leher dan
bahu yang menyebar ke lengan, yang akan bertambah pada perubahan posisi leher
dan dapat diikuti terbatasnya gerakan leher dan rasa sakit pada penekanan tulang
dan kadang-kadang disertai parastesia pada lengan. Namun seringkali gejala nyeri
radikuler tersebut tidak terlokalisasi baik sesuai dermatom. Hal ini dikarenakan
adanya tumpang tindih daerah persarafan.4
3.6 Penegakan Diagnosis Cervical Root Syndrome
a) Anamnesis
14
Dalam menanggapi keluhan tentang nyeri leher perlu ditanyakan lebih lanjut
mengenai ada tidaknya penjalaran nyeri serta daerah-daerah kulit yang
parestetik/hipestetik.
melakukan anamnesa pada penderita dengan keluhan nyeri pada leher ialah:4
Apakah sakitnya menjadi lebih berat atau sama seperti waktu pertama kali
terjadi
Lokasi sakitnya : apakah menjadi hebat jika berdiri, duduk atau berbaring
b) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik umumnya diperlukan untuk mengetahui penyakit penyerta
sedangkan pemeriksaan neurologis untuk mengetahui hal-hal yang lebih
khusus.4Pemeriksaan lainnya berupa : fungsi motorik, lingkup gerak sendi,
sensorik, dan refleks.
15
Tes Kompresi-Spurling
Tes Distraksi
Pada pasien yang datang ketika dalam keadaan nyeri, dapat dilakukan
distraksi servikal secara manual dengan cara pasien dalam posisi supinasi
kemudian dilakukan distraksi leher secara perlahan. Distraksi kepala akan
menghilangkan nyeri yang diakibatkan oleh kompresi terhadap radiks
syaraf. Hasil dinyatakan positif apabila nyeri servikal berkurang.
16
Tes Valsava
Dengan tes ini tekanan intratekal dinaikkan, bila terdapat proses desak
ruang di kanalis vertebralis bagian cervical, maka dengan di naikkannya
tekanan intratekal akan membangkitkan nyeri radikuler. Nyeri syaraf ini
sesuai dengan tingkat proses patologis dikanalis vertebralis bagian
cervical. Cara meningkatkan tekanan intratekal menurut valsava ini
adalah pasien disuruh mengejan sewaktu ia menahan nafasnya. Hasil
positif bila timbul nyeri radikuler yang berpangkal di leher menjalar ke
lengan.
c) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan, antara lain:4
Foto rontgen yang perlu dibuat harus mencakup foto dengan proyeksi
anteroposterior, lateral, oblique kanan dan kiri.
17
Posisi objek : Tempatkan lR (kaset radiograf) ke dalam Bucky, dan pusat IR pada
level aksis (V. Cervical 2).Sesuaikan kepala pasien sehingga bidang midsagittal tegak
lurus terhadap bidang meja.Pilih faktor eksposur, dan atur posisi tube x-ray sehingga
setiap sedikit perubahan dapat dilakukan dengan cepat setelah pengaturan akhir
18
kepala pasien. Meskipun posisi ini tidak mudah untuk dinahan, pasien biasanya dapat
bekerja
sama
sepenuhnya
kecuali
ia
tetap
dalam
posisi,
akhir
tegang
terlalu lama.Atur agar pasien membuka mulut lebar sebanyak mungkin, dan
kemudian sesuaikan kepala sehingga garis dari tepi bawah gigi seri atas ke ujung
prosesus mastoid (bidang oklusal) tegak lurus terhadap IR. Sebuah pengganjal kecil
di bawah bagian belakang kepala mungkin diperlukan untuk mempermudah
membuka mulut ketika keselarasan yang tepat dari gigi seri atas dan mastoid tips
dipertahankan.
Proteksi Radiasi : Gunakan Perisai gonad.
Respirasi : Anjurkan pasien untuk menjaga mulut terbuka lebar dan perlahan
mengucapkan Hah selama eksposur. Serta letakkan lidah di dasar mulut sehingga
tidak diproyeksikan pada atlas dan axis dan akan mencegah gerakan mandibula.
Central ray : Arah sinar tegak lurus ke pusat IR dan masuk ke titik tengah mulut
yang terbuka
Struktur ditunjukkan : Gambar yang dihasilkan menunjukkan proyeksi AP dari
atlas dan axis melalui mulut yang terbuka. Jika pasien memiliki kepala yang dalam
atau rahang panjang. Keseluruhan atlas tidak dapat ditunjukkan. Ketika bayangan
persis superposisi dengan permukaan oklusal dari gigi seri tengah atas dan dasar
tengkorak yang sesuai dengan orang-orang dari ujung proses mastoid, posisi tidak
dapat diperbaiki. Jika pasien tidak dapat membuka mulut, tomografi mungkin
diperlukan untuk melihat axis dan atlas.
Kriteria Evaluasi
Berikut ini perlu dibuktikan dengan jelas:
Tampak dens, atlas, sumbu, dan artikulasi antara Cervical 1 dan cervical 2.
Permukaan artikular seluruh atlas dan axis (untuk memeriksa perpindahan lateral)
Superposisi bidang oklusal dari gigi seri tengah atas dan dasar tengkorak
19
Posisi objek : Pusatkan bidang midsagittal dari tubuh pasien ke garis tengah meja
atau perangkat grid vertikal. Extendsikan dagu sehingga bidang oklusal tegak lurus
terhadap ujung meja. Hal ini mencegah superimposisi tulang mandibula dan
pertengahan cervical. Kemudian pusatkan IR pada level C4. Atur kepala sehingga
20
bidang midsagittal selaras lurus dan tegak lurus terhadap IR. Berikan pengganjal
untuk kepala pasien yang memiliki lengkungan lordotic. Pengganjal ini akan
membantu mengimbangi lengkungan dan mengurangi distorsi gambar.
Proteksi radiasi : Gunakan perisai gonad.
Respirasi : Tahan nafas.
Central ray : Diarahkan melalui C4 pada sudut 15 sampai 20 derajat cephalad. Sinar
sentral masuk pada atau sedikit lebih rendah ke titik yang paling menonjol dari tulang
rawan tiroid.
Struktur ditunjukkan : Gambar yang dihasilkan menunjukkan lima bagian bawah
corpus servical dan dua atau tiga bagian atas corpus toraks, ruang interpediculate,
superimposed transversus dan prosesus artikular, dan dalam ruang disk tervertebral.
Proyeksi ini juga digunakan untuk menunjukkan ada atau tidak adanya tulang rusuk
cervical.
Kriteria Evaluasi
Berikut ini perlu dibuktikan dengan jelas:
Tampak area dari bagian superior dari C3 ke T2 dan sekitarnya jaringan lunak
Tampak bayangan dari tengkuk mandibula dan superimposed di atas atlas dan
sebagian besar aksis
21
Posisi objek : Pusatkan bidang koronal yang melewati mastoid tips ke garis tengah
IR.Pindahkan pasien agar dekat dengan perangkat grid vertikal untuk memungkinkan
bahu yang dekat bersandar terhadap perangkat sebagai dukungan. (Proyeksi ini dapat
dilakukan tanpa menggunakan grid.)Putar bahu anterior atau posterior sesuai dengan
kyphosis alami vertebra: jika pasien itu bulat bahu, putar bahu anterior, jika tidak,
putar ke posterior.Sesuaikan bahu agar terletak dalam bidang horizontal yang sama,
tekan sebisa mungkin, dan imobilize dengan memasang satu karung pasir kecil ke
pergelangan tangan masing-masing. Karung pasir harus dari bobot yang sama.Hatihati dan pastikan bahwa pasien tidak mengangkat bahu.Tinggikan dagu sedikit, atau
pasien menjulur mandibula untuk mencegah superimposisi ramus mandibula dan
22
tulang belakang. Pada waktu yang sama dan dengan bidang midsagittal kepala
vertikal, mintalah pasien untuk melihat terus di satu tempat di dinding. Bantuan ini
mempertahankan posisi kepala.
Proteksi radiasi : Gunakan perisai gonad.
Respirasi : Tahan respirasi pada akhir ekspirasi penuh untuk mendapatkan depresi
yang maksimum bagian bahu.
Central ray : Horisontal dan tegak lurus terhadap C4. Dengan pemusatan seperti,
garis yang diperbesar dari bahu terjauh dari IR yang akan diproyeksikan di bawah
tulang leher bawah.
Struktur ditunjukkan : Gambar yang dihasilkan menunjukkan proyeksi lateral
corpus servical dan interspaces mereka, pilar artikular, lima bawah sendi
zygapophyseal, dan prosesus spinosus. Tergantung pada seberapa baik bahu dapat
ditekan, sebuah proyeksi lateral yang baik harus mencakup C7, kadang-kadang T1
dan T2 juga dapat dilihat.
Kriteria Evaluasi
Berikut ini perlu dibuktikan dengan jelas:
Tampak ketujuh cervical dan setidaknya sepertiga dari T1. (Kalau radiograf
terpisah dari wilayah cervicothoracic direkomendasikan.)
Leher diekstensikan sehingga mandibula tidak tumpang tindih atlas atau axis.
23
Tidak ada rotasi atau kemiringan cervical spine yang ditunjukkan oleh sendi
zygapophyeal yang terbuka.
C4 di tengah radiograf.
Posisi objek : Posisikan tubuh pasien dengan sudut45 derajat, dan pusatkan cervical
di tengah IR.Aturpusat IR pada cervical tiga (1 inch [2,5 cm] superior ke titik yang
24
paling menonjol dari kartilago tiroid) untuk mengimbangi angulasi cephalic dari
pusat sinar.
Posisi Berdiri : Mintalah pasie dukuk atau berdiri lurus dan rileks. Kemudian
sandarkan bahu yang berdekatan dengan grid vertikal bertujuan untuk dukungan.
Pastikan bahwa rotasi tubuh adalah 45 derajat. Pasien diminta melihat lurus ke depan,
dan jika diperlukan angkat dan julurkan dagu sehingga mandibula tidak tumpang
tindih tulang belakang. Hindari rotasi dagu untuk mencegah superposisi dengan
cervical.
Posisi Semisupine : Putar kepala pasien dan tubuh sekitar 45 derajat. Kemudian
pusatkan cervical spine pada garis tengah grid. Berikan pengganjal di bawah dada dan
pinggul ditinggikan. Selain itu beri pengganjal di bawah kepala pasien, dan sesuaikan
sehingga kolumna servical mendatar. Periksa kembali dan sesuaikan rotasi tubuh 45
derajat. Tinggikan dagu pasien dan julurkan rahang seperti untuk posisi berdiri.
Hindari rotasi dagu untuk mencegah superposisi dengan cervical.
Proteksi Radiasi : Gunakan Perisai gonad.
Respirasi : Tahan nafas
Central ray : Sinar diarahkan ke C4 pada sudut 15-20 derajat cephalad sehingga
sinar pusat bertepatan dengan sudut foramina
Struktur
ditunjukkan
: Gambar
yang
dihasilkan
menunjukkan
foramina
intervertebralis dan pedikel terjauh dari IR dan proyeksi miring dari badan dan bagian
lain dari vertebra cervical.
Kriteria Evaluasi
Berikut ini perlu dibuktikan dengan jelas:
Dengan mengangkat dagu sehingga tidak menyababkan overlaping pada atlas dan
axis
25
26
Posisi objek :
Posisi Upright : Mintalah pasien untuk duduk atau berdiri tegak dengan lengan di
samping dan bahu menempel pada grid. Putar tubuh pasien dengan sudut 45 derajat
untuk menempatkan lubang foramina sejajar dengan IR. Pusatkan cervical spine ke
garis tengah grid.
Semiprone Posisi : Atur tubuh pasien pada sudut 45 derajat dan cervical spine
berpusat pada garis tengah grid. Mintalah pasien menggunakan lengan dan menekuk
lutut untuk mengangkat tubuh dan mempertahankan posisi. Tempatkan pengganjal
yang sesuai di bawah kepala pasien untuk menempatkan kolumn cervical sejajar
dengan IR. Untuk memungkinkan penyudutan caudal dari sinar pusat, maka pusat IR
di tingkat dari C5 (1 inch [2,5 cm] caudal ke titik yang paling menonjol dari tiroid
kartilago). Sesuaikan posisi kepala pasien sehingga midsagittal plane sejajar dengan
bidang tulang belakang. Tinggikan dan julurkan dagu pasien secukupnya untuk
mencegah superimposisi mandibula dengan vertebra servikal bagian atas. Hindari
rotasi dagu untuk mencegah superposisi dengan cervical. (Dagu harus menoleh
sedikit untuk posisi semiprone.)
Proteksi Radiasi : Gunakan Perisai gonad.
Respirasi : Tahan nafas
Central ray : Diarahkan ke C4 pada sudut 15 sampai 20 derajat caudad sehingga
bertepatan dengan sudut foramina
Struktur
ditunjukkan
: Gambar
yang
dihasilkan
menunjukkan
foramina
intervertebralis dan pedikel pada IR dan proyeksi obliq dari tubuh serta bagian lain
dari kolumna cervical.
Kriteria Evaluasi
Berikut ini seharusnya tak secara jelas menunjukkan:
27
28
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada tanggal 26 Oktober 2014 Pasien Tn. R usia 36 tahun dating ke ruang
radiologi untuk melakukan pemeriksaan foto cervical AP lateral dan oblique atas
anjuran dokter. Pasien tersebut dikirim dengan tanda klinis CRS dengan diagnosis
berdasarkan anamnesis yaitu pasientersebut mengeluh nyeri pada leher belakang
yang dirasakan semakin lama semakin berat.
29
Sehingga dari hasil foto radiologi tersebut dapat disimpulkan terjadinya gejalagejala yang dialami oleh pasien disebabkan oleh :
Spondilosys Cervicalis
30
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Cervical root syndrome (CRS) adalah kumpulan gejala yang disebabkan oleh
iritasi atau kompresi dari akar saraf cervikal yang akan menimbulkan nyeri, ngilu,
kesemutan, kram-kram serta rasa tidak enak pada leher bagian belakang dan bisa
menjalar ke bahu, lengan atas dan lengan bawah tergantung dari akar mana yang
terkena.
CRS dapat ditegakkan diagnosisnya dengan cara melakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan melakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan
radiologi. Pemeriksaan radiologi pada kasus ini menggunakan foto cervical AP,
Lateral dan Oblique dari hasil foto cervical tersebut didapatkan :
Spondilosys Cervicalis
31
DAFTAR PUSTAKA
G.
2009.
Cervical
Radiculopathy
Clinical
Presentation.
http://emedicine.medscape.com/article/94118-clinical#showall
3. Jackson R. 2010. The Classic: The Cervical Syndrome.
http://www.springerlink.com/content/1r7004736x033820/fulltext.html
4. Noerjanto M. 1996. Nyeri Tengkuk. Dalam: Hardinoto S, Setiawan, Soetedjo.
Nyeri Pengenalan dan Tatalaksana. Semarang: Badan Penerbit UNDIP
5. Mardjono M. dan Sidharta P. 2008. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Penerbit
Dian Rakyat
6. Tejo B. 2009. Cervical Root Syndrome.
http://bimaariotejo.wordpress.com/2009/05/31/cervical-root-syndrome/
7. Turana Y. 1995. Pendekatan Diagnosis dan Tatalaksana Pada Radikulopati
Servikal. Jakarta: FK UI
8. Turana Y, Rasyid A, Wibowo BS. Gambaran klinis, radiologis dan EMG pada
nyeri servikal. Departemen Neurologi FKUI / RSCM
9. Bocah radiografi, 2014 www.google.com/Teknik Pemeriksaan Radiografi
Vertebra Cervical diakses tanggal 28 oktober 2014 (Ballinger 2003 volume
1)