Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY.S DNG OA HIP JOINT PRO THR


DNG MASALAH KEPERAWATAN RESIKO PERDARAHAN INTRAOPERATIF

UMAR FARUK
197509142006041007

Pembimbing Klinik:
TITIK ISBANDIYAH,S.Kep.,Ns

RSUD KABUPATEN SIDOARJO


2021
DEFINISI
• .
Osteoartritis (OA) adalah bentuk dari arthritis yang
berhubungan dengan degenerasi tulang dan kartilago yang paling
sering terjadi pada usia lanjut

Sendi pinggul adalah salah satu tempat paling sering terserang


osteoartritis, meskipun pada beberapa masyarakat sendi ini
tampak sangat kebal terhadap penyakit OA

Faktor predisposisi tertentu mempengaruhi insidensi


EPIDEMIOLOGI
Memang telah diperkirakan setelah usia 60 tahun, 25 % dari wanita
dan 15 % pria telah terkait gejala penyakit sendi degeneratif. Setelah
usia 75 tahun, lebih dari 80% dari perempuan dan laki-laki yang
terpengaruh.

Jenis primer, atau tipe idiopatik yang lebih sering terjadi pada wanita
dewasa, berkembang secara spontan pada usia pertengahan dan
berkembang perlahan-lahan sebagai proses penuaan normal sendi
yang berlebihan. Kebanyakan pada usia 60-70 tahunan.

Jenis sekunder yang lebih umum pada laki-laki dewasa, berkembang


pada usia berapa pun sebagai akibat dari cedera, deformitas, atau
penyakit yang merusak tulang rawan artikular. Kebanyakan usia 30-40
tahun.
ETIOLOGI
Tekanan abnormal Defek kartilago Tulang abnormal

Subluksasi Infeksi Fraktura

Koksa magna Rheumatoid Nekrosis

Koksa vara Kalsinosis Paget’s Disease

Deformitas ringan protrusio Kondrolisis Penyebab lain sklerosis


FAKTOR RESIKO
• UMUR
• JENIS KELAMIN
• GENETIK
• SUKU
• GENETIC
• CEDERA FISIK/TRAUMA
• KEPADATAN TULANG
• DAMPAK PENYAKIT RADANG SENDI
• Joint Mallignment
• PENYAKIT ENDOKRIN
Patofisiologi OA Hip Joint
Pembentukan
Pembentukan kista
sklerosis

Hipertrofi sinovial

Fibrosis kapsul

Kekakuan sendi

Kerusakan sendi yang dapat terjadi bahkan secara progresif disertai erosi
kaput femoris atau asetabulum, berlanjut menjadi perforasi pelvis

OA HIP JOINT
Gejala Klinis

• Biasanya pada usia > 40 tahun namun tidak jarang OA


sekunder mengenai usia 20-30 tahun
• Nyeri sendi saat aktivitas berat, diperingan dengan istirahat,
namun kadang – kadang nyeri saat istirahat pun terjadi
• Deformitas pada sendi
• Pembengkakan pada sendi tersebut
• Gerakan terbatas
• Kelemahan otot yang mengalami artritis
• Pincang
Anamnesis

 Perlu ditanyakan hal-hal di bawah ini:


• Adakah nyeri pada lipat paha tapi menjalar ke lutut?
• Apakah nyeri timbul setelah melakukan aktivitas?
• Apakah nyeri menetap bahkan mengganggu tidur?

 Kekakuan mula-mula diketahui terutama setelah istirahat, kemudian


makin lama makin progresif hingga sulit untuk melakukan hal-hal
kecil.

 Pincang, pasien mengira kakinya menjadi lebih pendek.


Pemeriksaan Fisik

• Pemendekan kaki pada pinggul yang lesi


• Tradelenburg tes positif
• Thomas tes positif
• Terdapat pengecilan otot
• Nyeri tekan (+)
• Fleksi menetap dan terbatas
• Deformitas pada adduksi dan fleksi
Pemeriksaan Penunjang

• Serum kolesterol sedikit meninggi


• Laju endap darah biasanya normal
• Pada foto polos didapatkan gambaran khas yaitu
penyempitan ruang sendi yang asimetris, sklerosis tulang
subkondral, densitas tulang normal atau tinggi, kista
tulang pada permukaan sendi terutama subkondral,
osteofit pada tepi sendi.
• MRI
Penatalaksanaan

• Fisioterapi
• Membatasi mobilitas
Non
farmakologi

• Sistemik
• Topikal
• Injeksi intra kutan
• Pembedahan
• - Realignment osteotomi
Farmakologi • - Arthroplasty
Prognosis

Gerakan penderita mungkin menjadi sangat terbatas.


Pengobatan umumnya meningkatkan fungsi.

Apabila terkena sendi pada extermitas bawah


prognosisnya buruk karena sendi bawah untuk
menyangga berat badan dan untuk berjalan
Prognosis
• Ad vitam / hidup : Dubia ad bonam
• Ad fungsionam / fungsi : dubia ad bonam
• Ad sanationam / sanationam : dubia ad bonam
Tinjauan kasus
• Identitas pasien
• Nama : Ny. S
• Umur : 70 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Alamat : lemah putro gg 3 sidoarjo
• Suku : Jawa
• Tanggal masuk : 23 desember 2020 08:30
• Tanggal pemeriksaan : 25 desember 2020 09:00
Anamnesis
Keluhan utama
• Nyeri pada pinggul dan susah digerakkan selama 1 tahun
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang ke RSUD sidoarjo pada jam 08.30 WIB hari
senin dengan menggunakan mobil bersama keluarga dengan
keadaan sadar dan kaki kiri susah jika dibuat jalan. Keluarga
menyebutkan sudah sering ke Rumah Sakit dengan penyakit
yang sama ± 8x. Ketika di anamnesis pasien mengeluh
pinggul sebelah kiri nyeri dan susah digerakkan
Riwayat Penyakit Dahulu
• Hipertensi (-) Diabetes melitus (-) Hiperkolesterolemia (+)
Riwayat Penggunaan Obat
• Allupurinol, Propanolol

Riwayat penyakit keluarga


• disangkal
Pemeriksaan fisik
• Status Generalis
• Keadaan Umum : baik
• Kesadaran : Allert
• Vital Sign :
TD : 160/90 mmHg
Nadi : 100 x/menit, regular dan kuat
RR: 18 x/menit
Suhu Axila : 36.8oC
 
• Kulit : Turgor kulit normal, purpura (-), ptekie (-)
• Kepala – leher : Konjungtiva anemis -/-, sclera ikterus -/-, edema
palpebra -/-, refleks cahaya +/+, secret dari hidung dan telinga (-),
darah dari hidung dan telinga (-), cyanosis (-), dyspneu (-),
pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-).
Thorax
Cor:
• Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : ictus cordis tidak teraba
• Perkusi : redup di ICS IV – V MCL Sinistra
• Auskultasi : S1S2 tunggal, regular, suara tambahan (-)
Pulmo
• Inspeksi : simetris, retraksi -/-, ketertinggalan gerak -/-
• Palpasi : krepitasi (-)
• Perkusi : sonor
• Auskultasi : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen
• Inspeksi : flat
• Auskultasi : BU (+) 8x/menit
• Perkusi : redup
• Palpasi : soepel
Ekstremitas
• Superior : akral hangat +/+, edema -/-
• Inferior : akral hangat +/+, edema -/-
Pemeriksaan khusus
Status lokalis :
• Regio : Pelvis
• Look : deformitas (+) hiperemi (-)
• Feel : nyeri tekan (+) oedema (-) krepitasi (-)
• Movement : ROM terbatas
Analisi data
N Tangga Data Fokus Etiologi Problem
o l/Jam
1 25/12/20 S: Peradangan sendi Resiko
Jam 10:00 Pasien mengatakan bahwa sendi Perdarahan
pinggul kirinya terasa nyeri jika Proses inflamasi
intra operatif
dibuat berjalan Eritema pada daerah
O:
radang
 Pasien pre op.
 Pengisian kapiler daerah yang ↓
trauma  3 detik. Proses penatalaksanaan
 Persetujuan tindakan operatif operasi THR
dengan prosedur THR
 Form SSC lengkap ↓
 Persiapan 2 bag WB Perdarahan Intra Operatif
 Obs Vital Sign :
 
T. 160/90 mmhg
N. 100 x /menit
S. 36,8 C RR : 18x/menit
Prioritas diagnosa keperawatan

• Risiko perdarahan berhubungan dengan terputusnya


kontinuitas jaringan dalam intra operatif pada
prosedur pembedahan
• Risiko disfungsi neurovaskuler perifer berhubungan
dengan pemakaian elektro surgical unit/ESU pada
prosedur pembedahan
NO No Dx Data – data Nursing Outcome Implementasi Evaluasi
Nursing Intervention
           
INTRA OPERATIF
25 1 S: Setelah dilakukan Observasi 1. memposisikan S:
Pasien intervensi selama 1. Identifikasi sumber
Dese pasien secara -
mengatakan 3 jam resiko perdarahan selama
mber bahwa sendi perdarahan intra operasi (arteri/vena) anatomis O:
2020 pinggul kirinya operatif bisa 2. Monitor produksi lateral - TD : 140/80
  terasa nyeri jika teratasi perdarahan selama 2. membatu mmHg
10:30 dibuat berjalan Kriteria hasil: operasi operator - N : 92 X /
O: -Perdarahan intra 3. Monitor hemodinamik tindakan menit
 Pasien pre op. operatif menurun selama operasi
-Tekanan darah (tekanan darah,
operasi berupa - RR : 20
 Pengisian
membaik tekanan jantung, SpO2) artoplasty THR X/menit
kapiler daerah
yang trauma  -Frekuensi Terapeutik 3. Mengidentifika - S : 36 C
3 detik.
tekanan nadi 4. Siapkan peralatan ESU si sumber - KU lemah
membaik (Electro Surgical Unit) perdarahan - Drainage 50
 Persetujuan
-Acral suhu tubuh secara lengkap selama operasi
tindakan
membaik 5. Siapkan ESU snoor
cc
operatif -Jumlah 6. Pasang ESU snoor (arteri/vena) - UP 500 cc
dengan perdarahan 7. Asistensi operator 4. Memonitor - Luka operasi
prosedur THR menurun selama operasi selama produksi tidak ada
 Form SSC proses penghentian perdarahan
lengkap
perdarahan
perdarahan bila terjadi selama operasi
 Persiapan 2 - Tak ada luka
8. Hitung jumlah kassa 5. Memonitor
bag WB yang akan hemodinamik efek
 Obs Vital dipergunakan selama operasi pemakaian
Sign : Kolaboratif (tekanan ECU
T. 160/90 mmhg 9. Asistensi jahitan lapis darah, tekanan
N. 100 x /menit 10. demi lapis jantung, SpO2)  
S. 36,8 C RR : 11. Wound dressing 6. Menyiapkan A : Masalah teratasi
18x/menit setelah selesai peralatan ESU P : Lanjutkan intervensi
(Electro berikutnya
Surgical Unit) Monitoring pemeriksaan
secara lengkap Hb
7. Monitor tanda Foto rotgen kontrol pasca
vital selama operasi
prosedur Infus RL;D5% 2:1 dalam
pembedahan 24 jam
8. Monitor tepi Kolaboratif pemberian
luka incisie antibiotik dan
Evaluasi keperawatan
Hari /Tanggal: Selasa , 25/12/ 2020 JAM : 13:45 (Post Operasi)
Jam Evaluasi Nomor Respon Subjektif dan obyektif Analisis Masalah (A) Perencanaan Selanjutnya (P)
Daignosa

1 13:45 1 S: Masalah teratas Lanjutkan ke intervemsi


-
  berikutnya
O:
  - TD : 140/80 mmHg
  - N : 92 X / menit
- RR : 20 X/menit
- S : 36 C
- KU lemah
- Drainage 50 cc
- UP 500 cc
- Luka operasi tidak ada perdarahan
- Tak ada luka efek pemakaian ECU
 
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi berikutnya
Monitoring pemeriksaan Hb
Foto rotgen kontrol pasca operasi
Infus RL;D5% 2:1 dalam 24 jam
Kolaboratif pemberian antibiotik dan analgetik :
Inj cefazolin 2 x 1 gr
Inj antrain 3 x 500 mg
Ondancentron 3 x 20 mg
Transamin 3 x 500 mg
 
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai