Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KASUS

Maret 2021

NEGLECTED FRAKTUR OS TIBIA FIBULA


SINISTRA
Oleh :
Debi Ningtyas, S.Ked
K1A1 14 062
Pembimbing :
dr. Muhammad Rizal Alisi, M.Kes., Sp.OT
KEPANITERAAN KLINIKBAGIAN ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
IDENTITAS

Nama: Tn. A

Umur: 30 thn

Alamat: Dusun III Ulana Kec. Samaturu

Pekerjaan: Wiraswasta

No. RM: 5825xx

Tanggal masuk: 28 Maret 2021


Anamnesis

Keluhan utama : Nyeri pada betis kiri


Anamnesis terpimpin: Dialami sejak 1 bulan yang lalu akibat kecelakaan
kerja.

Mekanisme of trauma : Pasien sedang bekerja memotong kayu dihutan,


saat berjalan untuk mengumpulkan kayu pasien tersandung oleh batang
pohon dan terjatuh. Posisi jatuh dengan tumpuan pada lutut dan betis
mengenai batang pohon.

Riwayat pingsan saat terjatuh (-)


Riwayat mual dan muntah (-)
Riwayat konsumsi alkohol dan obat-obatan (-)
Riwayat pengobatan sebelumnya di urut oleh dukun.
Riwayat penyakit Fraktur os tibia fibula 10 tahun lalu dan tidak diobati.
Keluhan lain (-)
PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis (E4M6V5)
Gizi : Baik
Tanda vital
Tekanandarah : 117/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit, reguler, kuat angkat
Pernapasan : 20 x/menit, reguler, simteris kiri dan kanan
Suhu : 36,5oC/aksila
VAS : 5/10 (nyeri sedang)
Status Present

: Kepala Bentuk normocephal, laserasi (-)

Konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)


Mata:

: Leher Pembesaran KGB (-), JVP dalam batas normal

Pergerakan dinding dada spontan, simetris, vesikuler


: Paru (+), rhonki (-/-) wheezing(-/-)

Iktus kordis tidak tampak, Bunyi Jantung I/II reguler


: Jantung
Inspeksi : Cembung, ikut gerak nafas
Auskultasi : Peristaltik kesan normal
:Abdomen Perkusi : Timpani (+)
Palpasi : Nyeri tekan (-)

:Ekstremitas Superior: Dalam batas Normal


Inferior: Status Lokalis Regio Cruris

Status Lokalis
Regio Cruris Sinistra:
I : deformitas (+), hematom (-), edema (+), luka (+) 2 ulkus dengan
ukuran + 1 x 2 cm dan + 0,3 x 0,5 cm,
P: nyeri tekan (+)
ROM : Pergerakan aktif dan pasif dari ankle joint dan knee joint tidak
dilakukan karena nyeri.
NVD : Sensibilitas baik
Foto Klinis Pasien Pre Operasi

Foto Intra-operasi Open


Reduction Tibia fibula Sinistra
Darah Rutin:
WBC: 16.47 x 103/ul
HB: 12 g/dL
PLT: 266 x 103/ul

GDS: 96 mg/dl

Foto Rontgen
Cruris AP/Lateral
Resume
Pasien Tn. A 30 tahun datang dengan keluhan nyeri pada region
cruris sinistra yang dirasakan sejak 1 bulan yang lalu akibat
kecelakaan kerja. Mot: pasien sedang bekerja memotong kayu
dihutan, saat berjalan untuk mengumpulkan kayu pasien tersandung
oleh batang pohon dan terjatuh. Posisi jatuh dengan tumpuan pada
lutut dan betis mengenai batang pohon. Riwayat pengobatan
sebelumnya di urut oleh dukun. Riwayat Fraktur os tibia fibula 10
tahun lalu dan tidak diobati. Pemeriksaan fisik sakit sedang, compos
mentis, pasien nyeri sedang (VAS 5/10). Pada region cruris sinistra,
inspeksi tampak deformitas (+), Edema (+), luka (+) 2 ulkus dengan
ukuran + 1 x 2 cm dan + 0,3 x 0,5 cm. Palpasi didapatkan nyeri
tekan. Pemeriksaan ROM Pergerakan aktif dan pasif dari ankle dan
knee join tidak dinilai karena nyeri. NVD : Sensibilitas baik.
Pemeriksaan darah rutin dan glukosa darah dalam batas normal.
Radiologi X-ray Tibia fibula sinistra AP/Lateral kesan Fraktur
nonunion 1/3 distal os Tibia sinistra, fraktur malunion os Fibula
Sinistra
DIFERENSIAL
DIAGNOSIS
DIAGNOSA KERJA Open fraktur os tibia
Neglected Fraktur fibula sinistra
Nonunion Os Tibia Ruptur tendon achiles
Sinistra + Neglected Ruptur calcaneofibular
Fraktur Malunion Os ligament
Fibula Sinistra Medial gastrocnemius
strain

Farmakologi
Non Farmakologi: - IVFD RL
- Rest TATALAKSANA
- Ceftriaxone 1g/ 12 j/IV
- Immobilization - Ketorolac 30 mg/ 8 j/
- Education IV
- Ranitidin 50mg /8 j/ IV

Konsul Bedah
Orthopedi
Follow up
Defenisi

Neglegted Fraktur
Fraktur
Fraktur tibia fibula

Delayed Union Malunion

Nonunion
Anatomi os tibia fibula
Epidemiologi
Pada tahun 2011, World Health Organization (WHO)
mencatat lebih dari 5,6 juta orang meninggal akibat
kecelakaan dan 1,3 juta orang menderita fraktur ekstremitas
bawah
Di Amerika serikat 100.000 kasus fraktur berlanjut menjadi
nonunion, tingkat semua fraktur nonunion adalah sekitar
1,9%- 10%

Menurut Depkes RI 2011, Dari sekian banyaknya kasus


fraktur di Indonesia, Fraktur pada ekstremitas bawah
memiliki prevalensi yang tinggi yaitu sekitar 46,2%.
Dan sekitar 14.027 orang mengalami fraktur pada cruris
Etiologi

Fraktur:
- Fraktur traumatik
- Fraktur Stress
- Fraktur Patologis Nonunion:
- Penurunan suplai darah
- Nutrisi
- Merokok dan hygine
Diagnosis
Anamnesis
Keluhan utama: nyeri pada region cruris, ada gangguan fungsi
ekstremitas yaitu kesulitan berjalan
MoT: dapat diduga kemungkinan politrauma dan fraktur multiple
HoT: Adanya keluhan yang berhub. Dengan trauma serta riwayat
pengobatan

Pemeriksaan Fisik
dilakukan assesment terhadap derajat nyeri, perlu diperhatikan adalah
adanya deformitas, pembengkakkan jaringan lunak pada tempat
fraktur, diperiksa secara teliti Perlu diberikan perhatian khusus untuk
mengenali tanda – tanda sindrom kompartemen

Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pengambilan foto x-ray anteroposterior dan lateral. Pada x-
ray harus tampak adanya sendi ankle dan lutut untuk melihat adanya
fraktur yang meluas hingga ke sendi
Tatalaksana

1. Non Operatif
2. Operatif
Indikasi absolute:
 Fraktur terbuka
 Fraktur dengan cedera vascular
 Fraktur dengan sindrom kompartemen
 Pasien dengan cedera multiple untuk meningkatkan mobilisasi,
mengurangi nyeri dan mengurangi pelepasan mediator – mediator
sehingga menurunkan resiko sindrom distress pernafasan.
Indikasi relative:
 Adanya shortening yang signifikan pada foto x-ray
 Cominutif yang signifikan
 Fraktur tibia dengan fibula yang intak
Jenis- jenis operasi

Intramedullary Nailing
Closed intramedullar nailing digunakan
untuk Open fraktur tibia tipe I, II, III A dan
fraktur tertutup tibia terutama fraktur tibia
segmental dan bilateral. Intramedullary
nailing menjaga jaringan lunak sekitar
tempat fraktur dan memberikan
keuntungan mobilisasi lebih awal. Locking
nails pada daerah proksimal dan distal
memberikan control panjang, aligment dan
rotasi pada fraktur tidak stabil dan
memberikan stabilisasi pada fraktur tibia
yang terletak 3-4 cm diatas sendi ankle.
Nailing tidak direkomendasikan untuk
pasien dengan fisis terbuka, deformitas
anatomis, luka bakar ataupun luka terbuka,
serta fraktur terbuka tipe III C.
Fiksasi External
Fikasi Plate dan Screw Tiga tipe fixators terdiri dari half-
Fiksasi dengan plating diindikasikan pin fixators, wire dan ring fixators
untuk frkatur tibia prokssimal dan dan hybrid fixators. Fikasi eksterna
distal yang displaced dan tidak stabil memberikan fiksasi stabil, menjaga
baik dengan atau tanpa keterlibatan vaskularitas tulang dan menjaga
intrartikular. Reduksi terbuka dan jaringan lunak, sedikit perdarahan.
plating memberikan hasil fiksasi Komplikasi tersering fiksasi
stabil, mobilisasi awal sendi knee eksterna adalah infeksi pin site,
dan ankle dan memelihara panjang malunion, joint stiffness, delayed
serta alignment. union. Fiksasi eksterna digunakan
pada fraktur terbuka berat (tipe
IIIB dan tipe C).
komplikasi
Komplikasi Fraktur:
Sindrom kompartemen
Infeksi
Cedera vascular
Malreduksi/Malalignment
Komplikasi terapi:
1. Penyembuhan luka
2.Osteomielitis
3.Sindrom kompartemen
4.Infeksi Pin track
ANALISIS KASUS
Kasus Teori

Laki-laki 30 tahun, keluhan nyeri pada betis Neglected fraktur tibia fibula adalah suatu
kiri. Dialami sejak 1 bulan yang lalu akibat fraktur yang tidak di tangani dengan
kecelakaan kerja. semestinya atau penanganan patah tulang
pada ekstremitas bawah yang salah oleh
MoT: pasien sedang bekerja memotong bone setter (dukun patah) sehingga
kayu dihutan, saat berjalan untuk menghasilkan keadaan keterlambatan dalam
mengumpulkan kayu pasien tersandung oleh penanganan atau kondisi yang lebih buruk
batang pohon dan terjatuh. Posisi jatuh dan bahkan kecacatan.
dengan tumpuan pada lutut dan betis
mengenai batang pohon ditinjau dari penyebab cederanya, cedera
akibat kecelakaan sepeda motor menempati
Riwayat penanganan sebelumnya: diurut peringkat kedua tertinggi setelah cedera
oleh dukun karena jatuh yaitu sebesar 46%
Kasus Teori

Pada pemeriksaan fisik didapatkan region


keluhan utama yang sering di keluhkan
cruris sinistra tampak deformitas (+),edema
oleh pasien fraktur adalah nyeri dan
(+) luka (+) 2 ulkus dengan ukuran + 1 x 2
kesulitan berjalan.
cm dan + 0,3 x 0,5 cm,. Palpasi nyeri tekan
(+). ROM : Pergerakan aktif dan pasif dari
Pemeriksaan fisik perlu diperhatikan
ankle joint dan knee joint tidak dilakukan
adalah adanya deformitas, pembengkakkan
karena nyeri. NVD : Sensibilitas baik
jaringan lunak pada tempat fraktur.
Pemeriksaan penunjang dilakukan foto
pemeriksaan penujang rontgen AP/Lat.
rontgen cruris sinistra posisi AP/Lateral
dapat mengetahui adanya fraktur maupun
Fraktur nonunion 1/3 distal os Tibia sinistra,
dislokasi pada ekstremitas bawah
fraktur malunion os Fibula Sinistra
Kasus Teori

indikasi untuk dilakukan ORIF yaitu


adanya shortening yang signifikan pada
foto x-ray dan nonunion formation,
Fraktur proximal dan distal displaced.
Pada pasien ini dilakukan open reduction Selain itu pada pasien ini juga dilakukan
internal fixation tibia fibula sinstra serta bonegraft penelitian yang dilakukan oleh
bonegraft. ong et all tahun 2012 pasien fraktur tibia
yang ditatalaksana dengan ORIF dan
bonegraft bertujuan untuk pemulihan
jangka panjang meskipun akan ada reaksi
inflamasi
KESIMPULAN
Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang rawan sendi,
tulang rawan epifisis baik yang bersifat parsial maupun total
Fraktur tibia fibula sering terjadi dibandingkan dengan
fraktur pada tulang panjang lainnya. Periosteum yang
melapisi tibia agak tipis sehingga mudah patah.
Neglected fraktur tibia fibula adalah suatu fraktur yang tidak
di tangani dengan semestinya sehingga menghasilkan
keadaan keterlambatan dalam penanganan bahkan
mengakibatkan kecacatan.
Neglected fraktur tibia fibula umumnya terjadi karena
terjatuh. Jenis cedera ini biasanya terjadi pada aktivitas
olahraga, tabrakan kendaraan bermotor dan terjatuh dari
ketinggian atau trauma langsung akibat benda keras.
Delayed union adalah proses penyembuhan fraktur lebih lambat dari
normal dengan pembentukan kalus dimulai pada minggu ke 4 setelah
terjadinya fraktur.
Nonunion adalah fraktur yang berlangsung 9 bulan tanpa tanda-tanda
penyembuhan selama 3 bulan setelah fraktur awal terjadi.
Malunion terjadi saat fragmen fraktur sembuh dalam kondisi yang
tidak tepat
Diagnosis Neglected fraktur tibia fibula dapat ditegakan berdasarkan
hasil anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang.
Penatalaksaan Neglected fraktur tibia fibula terdiri dari open
reduction dan bonegraft
Komplikasi Neglected fraktur tibia fibula adalah Sindrom
kompartemen, infeksi, Cedera vascular.

Anda mungkin juga menyukai