Anda di halaman 1dari 9

1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Definisi Hepatitis
Hepatitis Virus akut merupakan infeksi sistemik yang dominan
menyerang hati. Hampir semua kasus hepatitis virus disebabkan oleh salah
satu dari lima jenis virus yaitu : virus hepatitis A (HAV), virus hepatitis B
(HBV), virus hepatitis C (HCV), virus hepatitis D (HDV), dan virus
hepatitis E (HEV). Semua jenis hepatitis virus yang menyerang manusia
merupakan virus RNA kecuali virus hepatitis B, yang merupakan DNA.
Walaupun virus virus tersebut berbeda dalam sifat molekular dan antigen,
akan tetapi semua jenis virus tersebut memperlihatkan kesamaan dalam
perjalanan penyakitnya.
2.1.2 Gambaran klinis
Gambaran klinis hepatitis virus sangat bervariasi mulai infeksi
asimptomatik tanpa kuning sampai sangat berat yaitu hepatitis fulminan
yang dapat menimbulkan kematian hanya dalam beberapa hari. Gejala
hepatitis akut terbagi dalam empat tahap.

1. Fase Inkubasi
Fase ini merupakan waktu antara masuknya virus dan timbulnya
gejala dan ikterus. Fase ini berbeda beda lamanya untuk tiap virus
hepatitis.
2. Fase Prodromal (Pre ikterik)
Fase diantara timbulnya keluhan keluhan pertama dan timbulnya
gejala ikterus. Awitannya yang dapat singkat ditandai dengan malaise,
anoreksia, atralgia, mialgia, mudah lelah, mual muntah, diare atau
konstipasi dapat terjadi. Serum sickness

dapat muncul pada pada

hepatitis B akut iawali oleh infeksi. Demam drajat rendah dapat


dijumpai pada hepatitis A. Nyeri abdomen biasanya ringan dan
menetap pada kuadran kanan atas atau epigastrium, kadang diperberat
dengan aktifitas tetapi jarang menimbulkan kolesistitis.
3. Fase Ikterik
Ikterus biasanya muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga muncul
bersamaan dengan munculnya gejala. Pada banyak kasus fase ini tidak
terdeteksi .
4. Fase Konvalesen (Penyembuhan)
Diawali dengan menghilangnya ikterus dan keluhan lain,
tetapi hepatomegali dan abnormalitas fungsi hati tetap ada. Muncul
perasaan sudah lebih sehat dan kembalinya nafsu makan. Kedaan
akut biasanya membaik dalam dua sampai tiga minggu. Pada
hepatitis A perbaikan klinis dan laboratorium lengkap terjadi dalam
9 minggu dan 16 minggu untuk hepatitis B.
2.1.3 Klasifikasi

Secara umum agen penyebab hepatitis virus dapat diklasifikasikan


kedalam dua group yaitu hepatitis dengan transmisi enterik dan transmisi
melalui darah.
A. Transmisi secara enterik
Terdiri atas virus hepatitis A (HAV) dan virus hepatitis E (HEV)
- Virus tanpa selubung
- Tahan terhadap cairan empedu
- Ditemukan ditinja
- Tidak dihubungkan dengan penyakit hati kronik
1. Virus Hepatitis A ( HAV)
- Digolongkan dalam picornavirus, subklasifikasi sebagai hepatovirus
- Diameter 27-28 nm dengan bentuk kubus simetrik
- Menyebar pada primata non manusia dan galur sel manusia
- Masa inkubasi 15-50 hari (rata-rata 30 hari)
- Distribusi seluruh dunia: endemitas tinggi dinegara berkembang
- HAV dieksresikan di tinja oleh orang yang terinfeksi selama 1-2
-

minggu sebelum dan 1 minggu stelah awitas muncul


Viremia muncul singkat (tidak lebih dari 3 minggu) kadang kadang

sampai 90 hari pada infeksi yang kambuh


faktor resiko lain meliputi paparan pada: berpergian pada neara
berkembang, perilaku seks oral-anal.

2. Virus Hepatitis E (HEV)


- Diameter 27-34 nm
- Molekul RNA linier 7,2 kb
- Dapat menyebar pada sel embrio diploid paru
- Replikasi hanya pada hepatosit
- Masa inkubasi rata rata 40 hari
- Distribusi luas dalam bentuk epidemi dan endemi
- HEV RNA terdapat pada tinja dan serum selama fase akut
- Penyakit epidemi dengan sumber penularan melalui air
- Dinegara maju sering berasal dari orang yang kembali pulang
setelkah berpergia dari negara berkembang
- Zoonosis : Babi dan ninatang lain.
B. Transmisi Melalui darah
Terdiri atas virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis D (HDV), virus
hepatitis C (HCV)
- Virus dengan selubung (envelope)
- Rusak bila terpajan cairan empedu

- Tidak terdapat pada tinja


- Dihubungkan dengan penyakit hati kronik
- Dihubungkan dengan viremia yang persisten
1. Virus Hepatitis B (HBV)
- Virus DNA
- Masa inkubasi 15-180 hari ( rata-rata 60-90 hari)
- viremia berlangsung selama beberapa minggu sampai bulan setelah
infeksi aktif
- infeksi persisten dihubungkan dengan hepatitis kronik , dan sirosis dan
kangker hati.
- Distribusi di dunia : di USA < 1% , di Asia 5-15 %.
- HBV ditemukan di darah, Semen, sekret servikovaginal, saliva, cairan
tubuh lain
-

Cara Transmisi:
melalui darah:
penerima produk darah, IVDU: Pasien Hemodalisa, pekerja
kesehatan, pekerjaan yang terpapr darah
Transmisi seksual
Penetrasi jaringan (perkutan) dan permukosa: tertusuk jarum,
penggunaan ulang peralatan medis yang terkontaminasi, penggunaan
bersama pisau cukur dan silet, silet, tato, akupuntur, tindik, dan

penggunaan sikat gigi bersama.


2. Virus Hepatitis D (HDV)
- Masa inkubasi diperkirakan 4-7 minggu
- Endemis di mediterania, semenanjung balkan, bagian eropa
- Insidensi berkurang dengan adanya peningkatan pemakaian vaksin
- Viremia singkat (infeksi akut) atau memanjang (infeksi kronik)
- Infeksi HDV terjadi pada individu dengan resiko HBV ( koinfeksi

atau superinfeksi )
IVDU
Homoseksual atau biseksual
Resipien donor darah
Pasangan seksual
Cara penularan : melalui darah, transmisi seksual dan peneyebaran

neonatal.
3. Virus Hepatitis C (HCV)
- Masa inkubasi 15-160 hari (puncak pada sekitar 50 hari)
- Viremia yang berkepanjangan dan infeksi yang persisten umum
dijumpai (55-85%). Distribusi geografis luas

Infeksi yang menetap ndihubungkan dengan hepatitis kronik, sirosis

dan kangker hati.


Cara transmisi : Darah: IVDU dan penetrasi jaringan, resepien produk
darah
Transmisi seksual: efisiensi rendah, frekuensi rendah
Maternal-neonatal: efisiensi rendah, frekuensi rendah
Tak terdapat bukti transmisi Fecal oral

2.1.4

Terapi
Hati yang normal halus dan kenyal bila disentuh. Ketika hati
terinfeksi oleh suatu penyakit, hati menjadi bengkak. Sel hati mulai
mengeluarkan enzim alanin aminotransferase ke dalam darah. Dengan
keadaan ini dokter dapat memberitahukan pasien apakah hati sudah rusak
atau belum. Bila konsentrasi enzim tersebut lebih tinggi dari normal,
menandakan hati mulai rusak. Sewaktu penyakit hati berkembang
perubahan

dan

kerusakan

hati

meningkat.

Pengendalian

atau

penanggulangan penyakit hati yang terbaik adalah dengan terapi


pencegahan agar tidak terjadi penularan maupun infeksi. Terapipenyakit
hati dapat berupa:
a. Terapi tanpa obat
b. Terapi dengan obat
c. Terapi dengan vaksinasi
d. Terapi transplantasi hati
a. Terapi tanpa obat
Terapi tanpa obat bagi penderita hati adalah dengan diet seimbang,
jumlah kalori yang dibutuhkan sesuai dengan tinggi badan, berat badan,
dan aktifitas. Pada keadaan tertentu, diperlukan diet rendah protein,
banyak makan sayur dan buah serta melakukan aktifitas sesuai
kemampuan untuk mencegah sembelit, menjalankan pola hidup teratur

dan berkonsultasi dengan petugas kesehatan. Tujuan terapi diet pada


pasien penderita penyakit hati adalah menghindari kerusakan hati yang
permanen; meningkatkan kemampuan regenerasi jaringan hati dengan
keluarnya protein yang memadai; memperhatikan simpanan nutrisi dalam
tubuh; mengurangi gejala ketidaknyamanan yang diakibatkan penyakit
ini dan pada penderita sirosis hati, mencegah komplikasi asites, varises
esofagus dan ensefalopati hepatik yang seimbang. Terapi tanpa obat ini
harus disertai dengan terapi non farmakologi lainnya seperti segera
beristirahat bila merasa lelah dan menghindari minuman beralkohol.
b. Terapi dengan obat
Terapi tanpa obat tidak menjamin kesembuhan, untuk itu dilakukan
cara lain dengan menggunakan obat obatan. Golongan obat yang
digunakan antara lain adalah aminoglikosida, antiamuba, antimalaria,
antivirus, diuretik, dan multivitamin dengan mineral.
c. Terapi dengan vaksinasi
Interferon mempunyai sistem imun alamiah tubuh dan bertugas untuk
melawan virus. Obat ini bermanfaat dalam menangani hepatitis B, C dan
D. Imunoglobulin hepatitis B dapat membantu mencegah berulangnya
hepatitis B setelah transplantasi hati.

d. Terapi transplantasi hati


Transplantasi hati dewasa ini merupakan terapi yang diterima untuk
kegagalan hati fulminan yang tak dapat pulih dan untuk komplikasi
kompilkasi penyakit hati kronis tahap akhir. Penentuan saat transplantasi
hati sangat kompleks. Para pasien dengan kegagalan hati fulminan

dipertimbangkan

untuk

transplantasi

bila

terdapat

tanda-tanda

ensefalopati.
Pengobatan Hepatitis
1. Lamivudin
Indikasi :

2.1.6 Pencegahan
Sebagian besar penyakit hati disebabkan oleg virus maka upaya pencegahan
penyakit hati yang akan dibicarakan adalah hepatitis virus. Penularan
hepatitis A dan E melalui fecal oral sedangkan penulanan hepatitis B/D dan
C melalui parenteral, seksual, perinatal dan Transfusi darah maka usaha
pencegahan yang harus dilakukan adalah:

A. Pencegahan penyebaran dengan:


1. Perbaikan/ peningkatan kebersihan lingkungan dan sanitasi
2. Peningkatan mutu air minum
3. Kebersihan perseorangan dengan selalu mencuci tangan sebelum
makan
4. Pemberian darah hanya dilakukan pada kondisi yang benar benar
diperlukan.

5. Pemeriksaan darah, semen, jaringan organ, donor.


6. Peringatan dan pelaksanaan proses penyuntikan yang aman
7. Penggunaan sarung tangan, masker dan penutup badan saat
menangani material yang menular atau terkontaminasi
8. Sterilisasi semua material dan instrumen untuk operasi atau penganan
gigi yang tidak sekali pakai
9. Penggunaan jarum injeksi yang steril pada pengguna obat-obatan
terlarang.
10. Penyuluhan data konseling untuk masyarakat dan penderita
b. Imunisasi
1. Imunisasi dengan Imunoglobulin (ig) yang dapat memproteksi
serangan virus secara pasif
2. imunisasi dengan vaksin, pencegahan secara aktif terhadap serangan
virus. Belum ada vaksin atau ig untuk imunisasi hepatitis C dan E.
Vaksin dan ig yang sudah ada hanyalah hepatitis A dan B
- Vaksinasi hepatitis A
Imunoglobulin untuk pencegahan hepatitis A: ig anti HAV.
Pemberian ig pada hepatitis A dapat menurunkan insiden sampai
90%, tetapi harus sering diulang karena hanya memberi proteksi
selama 6 bulan. Pemberian bersama dengan vaksin MMR dan
varisela harus dihindari karena kan melemahkan vaksin, berikan
selang waktu 3 bulan untuk MMR dan 5 bulan untuk Varisella.
Vaksin virus Hepatitis A yang dilemahkan dapat memberikan
proteksi panjang (20 tahun).
Dapat diberikan bersamaan dengan beberapa vaksin seperti dpt dan
hepatitis
2.1.7 Anatomi Hepar
Hati adalah organ intestinal terbesar dengan berat antara 1,2-1,8
kg atau kurang lebih 25%

berat badan orang dewasa yang

menempati sebagian besar kuadran kanan atas abdomen dan

merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi yang sangat


kompleks. Batas atas hati berada sejajar dengan ruang interkostal v
kanan dan batas bawah menyerong keatas dari iga IX kanan ke iga
VIII kiri.
Permukaan posterior hati berbentuk cekung dan terdapat celah
transversal sepanjang 5cm

Anda mungkin juga menyukai