JANIN
Pendahuluan
Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan
struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur.
Kelainan kongenital dapat merupakan sebab penting terjadinya
abortus, lahir mati atau kematian segera setelah lahir.
Di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (I975-1979), secara
klinis ditemukan angka kejadian kelainan kongenital sebanyak 225
bayi di antara 19.832 kelahiran hidup atau sebesar 11,61 per
1000 kelahiran hidup
Di Rumah Sakit Dr. Pringadi, Medan (1977-1980) sebesar 48 bayi
(0,33%) di antara 14.504 kelahiran bayi
Di Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada (1974-1979) sebesar
1.64% dari 4625 kelahiran bayi.
Etiologi
1. Kelainan Genetik dan Kromosom
2. Faktor Infeksi
3. Faktor Obat
4. Faktor Umur Ibu
5. Faktor Hormonal
6. Faktor Radiasi
7. Faktor Gizi
8. Faktor-faktor Lain
Diagnosis
Tujuan Diagnosis
Untuk memastikan bahwa kehamilan tersebut tidak terkomplikasi
dan dapat melahirkan bayi yang sehat
Mengidentifikasi dan melakukan penatalaksanaan jika ada keadaan
yang beresiko
Mengindividualisasikan tingkat pelayanan kesehatan yang
diperlukan
Membantu ibu hamil dalam persiapan kehamilan, melahirkan, dan
mengasuh anak
Skreening adanya penyakit umum yang kemungkinan dapat
mempengaruhi kesehatan ibu hamil / janinnya
Melatih kebiasaan sehat yang baik untuk ibu hamil dan keluarganya
Indikasi Tes Diagnostik
Anamnesis
Riwayat Obstetri Sebelumnya
Gravid (G)
Paritas (P)
Abortus (A)
Riwayat melahirkan preterm sebelumnya (< 34 minggu)
Riwayat abortus spontan rekuren (3 kali atau lebih)
Riwayat Merokok
Riwayat Minum Alkohol
Riwayat Medis dan Operasi
Riwayat Keluarga
Sikap Pasien
Pemeriksaan Fisis
Pemeriksaan fisis pada ibu
Tinggi badan
Berat badan
BMI
Pemeriksaan fisis lengkap
Pemeriksaan pelvis
Pemeriksaan fisis janin
Denyut jantung janin
Tinggi fundus dan penilaian pertumbuhan janin
Presentasi janin
Pemeriksaan Penunjang
USG umum
1. Mengetahui usia kehamilan
Spina bifida -
myelomeningocele
lumbosacral. Dapat dihindari
dengan pemberian asam
folat
4. Defek pada jantung
Tetralogi Fallot. Aorta (a)
bersusun dengan
septum interventrikular
(s)
5. Malformasi gastrointestinal (gastroschisis,
exomphalos)
Karyotype normal
Proses
pembelahan sel Karyotype
penderita sindrom
Down
Fluorescent in situ hybridization (FISH)