Deformation Disruption
Tujuan:
• Mendeteksi anomali kromosom
• Defek gen spesifik & aktivitas enzim yang abnormal
pada kehamilan/ penyakit turunan
Chorionic Villous Sampling (CVS)
Chorionic villus sampling
• Teknik transervikal/ transabdominal
• Sebelumnya dilakukan USG untuk konfirmasi DJJ &
letak plasenta
• Komplikasi:
- Abortus
- Reduksi anggota gerak
PEMERIKSAAN DARAH JANIN
= kordiosintesis, PUBS (percutaneus umbilical blood
sampling), fetal blood sampling atau furnipuncture,
Indikasi pemeriksaan:
• Diagnostik
• Terapeutik
• Ditemukan mosaik atau kegagalan kultur pada
amniosintesis dan biopsi plasenta
Komplikasi:
• Hematoma/ perdarahan tempat tusukan
• Bradikardi
• Infeksi
• Isoimunisasi rhesus
• Kematian janin (1%)
cordosintesis
BIOPSI JANIN
• Teknik invasif
• Digunakan untuk kelainan morbiditas tinggi dimana
pemeriksaan lain tidak memuaskan
• Jaringan yang diambil: kulit, otot, liver, ginjal & otak
• Indikasi: diagnosis geniodermatosis
• Dilakukan pada UK 17-20 minggu
DIAGNOSIS PRENATAL NON INVASIF
DIAGNOSIS PRAIMPLANTASI
• Klinis
• Biokimiawi
• Genetik
• Variabel biofisik janin
PEMANTAUAN SECARA KLINIS
• Kenaikan berat badan ibu
• Pengukuran kenaikan tinggi fundus uteri
• Ukuran lingkar perut ibu
• Perkiraan berat badan janin
• Palpasi kedudukan & letak janin
• Pemeriksaan denyut jantung janin
• Pemeriksaan keadaan kesehatan ibu
PEMANTAUAN SECARA BIOKIMIA
• Keuntungannya: > dapat meramalkan keadaan janin
karena yang diperiksa adalah kadar hasil
metabolisme/ bahan yang dihasilkan janin dan
plasenta. Kadar itu berubah bila terjadi gangguan
pada sirkulasi fetoplasenter
• Kerugiannya: hasil pemeriksaan lama dan biayanya
mahal dan dapat invasif
Pemeriksaan biokimiawi
• Nilai 10: janin normal dgn risiko rendah terjadi asfiksia kronik.
Ulangi pemantauan setiap minggu kecuali pd DM 2x dalam
seminggu.
• Nilai 8: janin normal dgn risiko rendah terjadi asfiksia kronik.
Bila tidak ada oligohidramnion ulangi pemeriksaan spt diatas,
bila ada oligohidramnion dilakukan terminal kehamilan.
• Nilai 6: kecurigaan adanya asfiksia kronis. Ulangi pemeriksaan
setiap 4-6 jam. Bila ada oligohidramnion lakukan terminasi
kehamilan.
• Nilai 4: kecurigaan adanya asfiksia kronis > besar. Pada
kehamilan 36 mgg/ > dgn rasio L/S < 2; ulangi pemeriksaan
dlm 24jam, bl nilai menurun, lakukan terminasi.
• Nilai 0-2: kecurigaan kuat adanya asfiksia kronik. Perpanjang
pemeriksaan selama 20 mnt bl menetap/menurun kehamilan
diakhiri
Kesejahteraan Janin dalam Persalinan
Asfiksia intrapartum dan komplikasi:
• Skor Apgar 0-3 selama >/=5 menit
• Sekuele neurologis neonatal
• Disfungsi multiorgan neonatal
• pH arteri tali pusat 7,0
• Defisit basa arteri tali pusat >/=16 mmol/L
• Asfiksia yang terjadi pada bayi kelanjutan dari
anoksia/hipoksia janin
• Diagnosis anoksia/hipoksia janin dapat dibuat dalam
persalinan dengan adanya tanda gawat janin
Ada 3 hal perlu perhatian yaitu:
1. Denyut jantung janin (DJJ)
2. Air ketuban hijau dan kental (mekonium)
3. Pemeriksaan pH darah janin
TERIMA KASIH
Lanjutan...
• Indikasi utama: pemeriksaan karyotipe janin pada
tahap metafase
• Sampel dari darah atau villi khorialis lebih baik
karena banyak mengandung DNA yang diperlukan
untuk kultur
• Usia kehamilan: 15-18 minggu jumlah air ketuban
memadai (±150 ml) & perbandingan sel viable: non
viable mencapai risiko terbesar
DIAGNOSIS PRENATAL NON INVASIF
DIAGNOSIS PRAIMPLANTASI
OCT positip 2
MAS 3
Maturasi paru 1