Anda di halaman 1dari 59

FISTULA OBSTETRI DAN

GINEKOLOGI
EPIDEMIOLOGI

bentuk hubungan yang paling sering ditemukan antara traktus


urinarius efferent dan traktus genital

Dunia : 1-2 kasus/1000 Afrika : 3-4 kasus/1000


wanita pada kelahiran wanita pada kelahiran
pervaginam pervaginam

angka kejadian terkini fistula yang tidak


50.000 hingga 100.000 ditangani
500.000 - 2.000.000
EPIDEMIOLOGI

Inggris : fistula akibat Akibat radiasi keganasan


histerektomi ginekologi
1 kasus/1330 operasi 1%-4%

Akibat Eksenterik pelvik Tinggi badan < 150 cm


10 % < 25 tahun : 65 %
Pendidikan rendah : 92 %

Primipara : 43 %-62.7 %
Multipara (>4 x Partus) : 20%-25%
Penyebab Obstetrik (8%) Penyebab Ginekologi (82%)
ETIOLOGI
 Persalinan macet/lama  Kanker genitalia
 Persalianan dengan forsep  Pembedahan pelvik
 Seksio sesarian  Radioterapi (6%)
 Ruptur uterus  Histerektomi
 Operasi destruktif - Total Abdominal (1.0/1000)
 Simfisiotomi - vaginal (0.2/1000)
Penyebab lain yang jarang - Laparoskopi (2.2/1000)
 Benda asing di dalam  Kolposuspensi
vagina  Suspensi Leher vesika
 Trauma saat koetus urinaria
 Infeksi
 Pesarium vagina
 Penyakit kongenital
FAKTOR RESIKO

• Riwayat operasi pelvic atau vaginal


• Riwayat radang panggul
• Iskemik
• Diabetes
• Karsinoma
• Endometriosis
• Myoma uteri
• Infeksi
PATOFISIOLOGI

Penekanan pada dinding vagina dan dinding vesica


urinaria atau urethra atau dinding rectum oleh kepala dan
os pubis atau os coxae  nekrosis jaringan  nekrotik
lepas dan keluar (10 hari)  inkontinensia urin

Histerektomi  perlukaan vesika urinaria 


urinoma  mencari bagian terlemah dan tipis
untuk mengalir  linea sutura vaginalis 
epitelisasi pada permukaanya
GEJALA KLINIK

• Keluar urin melalui vagina


• Infeksi saluran kencing berulang
• Adanya batu traktus urinarius
• Fistula urethovaginal bisa memberikan keluhan kontinens urine berbagai tingkat
• Keluarnya feses atau flatus melalui vagina
• Depresi berbagai tingkat
KLASIFIKASI ANATOMIK

• Fistula urethrovaginal
• Fistula vesikovaginal
• Fistula vesikoservikal
• Fistula vesikouterina
• Fistula ureterovaginal
• Fistula rektovaginal
DIAGNOSIS

1. Anamnesa
- Keluarnya urin terus menerus tanpa disadari dan tidak bisa
ditahan
- Keluarnya feses atau flatus melalui vagina
- Riwayat trauma melahirkan, operasi ginekologik, radiasi
- Adanya keganasan
Pemeriksaan fisik
• Ukuran, jumlah, lokasi, diameter, kedalaman.
• Penilaian inkontinensia dan mobilitas
• Spekulum
• Sukar dilihat : vesical urinaria diisi dengan Metilen Blue yang
diencerkan dan nilai cairan yang berada di vagina (tes Metile blue)
• Masih belum dapat dinilai :
- berikan tablet phenazopyridine oral
- vagina ditutup dengan kasa atau tampon, pasien boleh beraktifitas
kemudian ambil dan nilai kasa tadi.
- Positif bila tampon berwarna jingga.
• Fungsi sfingter : terutama untuk fistulaurethrovaginal
PENUNJANG

 Tes Metilen Biru dengan pemasangan tampon vagina


 Pemberian indigo carmine intravena

 Pemberian infuse CO2 ke vagina

 USG

 BNO - IVP

 sistoskopi, pyelography intravena (IVP)

 CT-Scan

 pemeriksaan dibawah pengaruh anastesi


TEST 3 SWAB

Vesica urinaria dimasukan metilen


biru melalui kateter
3 buaah tampon dinilai :
1. Tampon atas berwarna biru
(fistula veiculuvagina)
2. tampon atas basah tetapi tidak
berwarna biru (fistula
ureterovaginal)
3. Tampon paling bawah berwarna
biru (fistula urethrovaginal)
VCUG yang menampilkan hubungan antara vesica urinaria dan vagina.
PENATALAKSANAAN

1. Konservatif
- Fistula kecil : dengan adanya kateter tidak ada urin melalui
fistula
- Antibiotika untuk mengatasi infeksi
KLASIFIKASI FISTULA VESIKOVAGINAL

1. Simple : <2-3 cm, dekat cuff, tidak ada riwayat radiasi dan
keganasan, panjang vagina normal
2. Complicated : riwayat penyinaran, keganasan pelvik, vagina
pendek, fistula 3 cm, fistula jauh dari cuff mencapai daerah
trigonum
PEMBEDAHAN

• Pervaginam
• Perabdominal
• Kombinasi
• Laparoskopi
PEMBEDAHAN PERVAGINAM

• Teknik Latzko
• Teknik Futh Mayo
• Teknik Simon-Knapstein
• Teknik G. Doederlein
• Teknik Martius
TEKNIK LATZKO
TEKNIK FUTH MAYO
TEKNIK SIMON KNAPSTEIN
TRANSABDOMINAL

• Biasa dilakukan oleh bedah urologi


• Dapat dilakukan flap dengan omentum
• Untuk fistula tinggi
KOMBINASI

• Biasanya dilakukan perabdominal dulu untuk memisahkan


fasia vagina dan fasia vesika oleh ahli urologi dan
dilanjutkan penutupan defek fistula pada vagina oleh ahli
uroginekologi
LAPAROSKOPI

• Miklos
• Menggantikan cara perabdominal
• Harus terlatih menjahit pada laparoskopi
OPERASI REPARASI FISTULA URETHROVAGINAL
PERAWATAN PASKA OPERASI

• Foley kateter 2 minggu, yang terbaik dengan kateter hisap,


pakai tekanan air negative atau vacuum bag
• Luka operasi ditutup sofratul selama 24 jam sesudah operasi
• Bilas vesika setiap hari dengan aqua steril, bisa
ditambahkan antibitotik
• Mobilisasi tergantung kondisi operasi, makin cepat akin baik
• Mulai hari ke sepuluh kateter dilepas, tidak ada kebocoran,
miksi spontan, pasien dipulangkan
• Sanggama dilarang sampai 12 minggu sesudah pulang
KESIMPULAN

• Ada beberapa cara reparasi fistula


• Keberhasilan operasi tergantung kondisi fistula, kemampuan
operator
• Laparoskopi enjadi pilihan baru
• Konservatif masih mempunyai tempat dalam
penatalaksanaan fistula
• Kerjasama dengan bagian urologi erupakan pilihan terbaik
untuk fistula yang komplikated
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai