Anda di halaman 1dari 18

REFERAT

SEPTEMBER 2019

GLAUKOMA KONGENITAL
Sofiana Prasianty Goo
1408010016

PEMBIMBING:
dr. Eunike Cahyaningsih, Sp. M
dr. Komang Dian Lestari, Sp. M

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITASNUSA CENDANA

KUPANG
2019

1
Pendahuluan
2

Glaukoma Klasifikasi Epidemiologi


• Peningkatan • GK Primer • Insiden GIP adalah
TIOKerusakan • GK sekunder antara 1/10.000
serabut saraf optik dan 1/18.000 KHdi
• Penurunan lapangan Amerika Serikat
pandang • Laki-laki
>Perempuan

Glaukoma kongenital :terjadi pada bayi atau anak-anak akibat penutupan dari sudut iridokorneal
oleh suatu membran yang dapat menghambat aliran dari humor aqueous sehingga dapat meningkatkan
tekanan intra okuler.
3 Tinjauan Pustaka
Anatomi
4

Anatomi

(A) Jalinan Uveal;


(B) Jalinan Korneoskleral;
(C) Garis Schwalbe;
(D) Kanal Schlemm;
(E) Saluran Kolektor;
(F) Badan Siliaris;
(G)Sklera
TIO
5

 Keseimbangan tingkat produksi humor akuos dan aliran keluarnya,


(faktor-faktor termasuk resistensi dan tingkat tekanan vena episkleral)
 Nilai normal 11-21mmHg
Definisi
6

 Glaukoma kongenital :
Terjadi pada bayi atau anak-anak penutupan dari
sudut iridokorneal oleh suatu membran yang dapat
menghambat aliran dari humor aqueous  meningkatkan
tekanan intra okuler.
Klasifikasi
7

 Glaukoma Kongenital Primer :


(Autosomal resesif dan dominan
autosomal)

 Glaukoma Kongenital Sekunder :


(Berhubungan dengan penyakit
bawaan)
Epidemiologi
8

Insiden utama bawaan glaukoma (PCG) :1 di 10,000-18,000


kelahiran

Dalam 75% kasus, kedua mata terpengaruh.

90% kasus terjadi secara sporadis, 10% dari kasus memiliki frekuensi meningkat
dalam keluarga mereka, sebagian besar dengan autosomal resesif pola pewarisan.
Etiologi
9

 Terdapatnya membran kongenital


 Kelainan pembentukan kanal schlemm
 Saluran keluar cairan mata yang tidak sempurna terbentuk.

Glaukoma kongenital berhubungan dengan penyakit kongenital


lainnya. Seperti Sturge-Weber syndrome, neurofibromatosis, Lowe
syndrome, Pierre Robin syndrome/sequence, Marfan syndrome,
Axenfeld anomaly, dan Reiger syndrome.
Patofisiologi
10
Gejala Klinis
11

Gejala Tanda

 Trias (fotofobia, epiforia, blefarospasme)  Pembesaran optik cupping (cangkir untuk


 Corneal opacities ransum disc> 0,2) dan / atau bekam
asimetris
 Buphthalmos
 Baru lahir TIO> 10-12 mmHg
 Aniridia
 penyisipan anterior iris
 Iris heterochromia
 Haab-striae (retakan di membran
 Ectopia lentis Descemet
 nistagmus  Peningkatan horisontal diameter kornea
 edema microcystic (di atas 11mm pada tahun pertama
 Dislokasi lensa kehidupan, di atas 13 mm sesudahnya)
12

Optic disk cupping

Haab striae
13
Penegakan Diagnosis
14

Anamnesis Pemfis PP

• Kabut kornea • Haabstriae • Pengukuran TIO


• Buftalmos • Kabut kornea • Pemeriksaan
• Mata asimetris • Buftalmos ruang
• Epifora • Jaringan parut • Pemeriksaan
• fotofobia kornea cakram optik
• Blefarospasm • Optic disc cupping • Pengukuran
diameter kornea
• Gonioskopi
Tatalaksana
15

 Pembedahan
1. Goniotomy dan Trabeculotomy
2. Trabeculetomy dengan mitomycin C
3. Kombinasi trabeculetomy-trabeculeectomy
4. Molteno, Baerveldt, and Ahmed device implantation

 Konservatif
1. Cyclocryotherapy
2. Transscleral diode laser cyclophotocoagulation
3. Endolaser cyclophotocoagulation
4. Cycloablation
16

 Medical Management
1. Oral inhibitor anhydrase karbonat (misalnya, acetazolamide dan
methazolamide).
2. Topikal karbonat anhidrase inhibitor (misalnya, dorzolamide 2%, brinzolamide
1%).
3. Topikal beta-blocker (timolol 0,25%, levobunolol 0,25%, betaxolol).
4. Kombinasi tetes seperti timolol / dorzolamide (Cosopt).
5. Prostaglandin analog : (latanoprost 0,005%, travoprost 0,004%, Bimatoprost
0,03%).
6. Pilocarpine miotics.
7. The α2-adrenergik agonis apraclonidine.
8. Penggunaan brimonidine agonis α2-adrenergik
Prognosis
17

 Anak yang lahir dengan buftalmos kemungkinan besar memiliki


anomali perkembangan segmen anterior yang lebih signifikan
dan kemungkinan sudah memiliki kerusakan sekunder pada
struktur mata.
 Glaukoma infantil primer sebelum terbentuk ambliopia atau
kerusakan struktural yang parah pada kornea atau saraf optik,
dapat memperoleh hasil yang baik jika penyakit tersebut
dideteksi dan diobati segera.
18 Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai