Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN KASUS

“Close fraktur femur dextra 1/3 distal”

Pembimbing : dr. Widiyatmiko Arifin Putro, Sp.OT


Disusun Oleh :
Niki Ayu Rezeqi 114170048
Nirma Farhani Viara Rizqi 113170055

Bagian SMF Ilmu Penyakit Bedah


Fakultas Kedokteran Unswagati
RSUD WALED
• Nama : Ny.R
• Umur : 48 tahun
• Alamat : Batisari Pabedilan Kaler, Cirebon
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Tgl. pemeriksaan : 3-11-2019
Keluhan Utama : Nyeri pada kaki kanan dan sulit digerakan

Riwayat Penyakit Sekarang :


• Pasien datang ke IGD RSUD Waled setelah mengalami kecelakaan lalu lintas
satu jam sebelum masuk rumah sakit. Mekanisme kejadian dimulai saat pasien
sedang mengendarai sepeda motor kemudian ditabrak oleh sepeda motor
berkecepatan tinggi dari belakang lalu pasien di serempet dan jatuh dengan
posisi miring sebelah kanan dan membentur aspal. Pasien mengeluhkan sakit
pada kaki kanan dan sulit digerakan.
• Keluhan di sertai luka lecet pada lengan sebelah kanan dan kaki kanan,
luka lecet (+), perdarahan tidak aktif (+), Tidak ada riwayat penurunan
kesadaran dan tidak ada riwayat muntah dan tidak ada kejang setelah
kejadian.

Riwayat Penyakit Dahulu :


• Riwayat trauma : disangkal
• Riwayat DM : disangkal
• Riwayat Hipertensi : disangkal
• Riwayat Asma : disangkal
• Riwayat Alergi : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat DM : disangkal
• Riwayat Hipertensi : disangkal
• Riwayat Asma : disangkal
• Riwayat Alergi : disangkal
• Keadaan umum : tampak sakit sedang
• Kesadaran : composmentis
• Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 88x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36.5° C
SpO2 : 98%
• Primary survey
Airway = tidak ada sumbatan jalan nafas
Breathing = pernafasan adekuat
Circulation = tidak ada perdarahan aktif,
TD= 110/70 mmhg
Disability
1. Awake = pasien sadar
2. Verbal = berbicara terarah
3. Pain = respon nyeri
4. Unrespon = (-)
SECONDARY SURVEY

Status interna
Mata : Conjungtiva palpebra pucat -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : Discharge(-), epitaksis (-)
Mulut : Sianosis (-)
Leher : JVP 5±2 , pembesaran kelenjar getah bening (-)

Thoraks :
• Inspeksi: dinding dada simetris (+), ictus cordis terlihat di ICS VI linea axilaris
anterior.
• Palpasi: ictus cordis teraba di ICS VI linea axilaris anterior, kuat angkat (+),
fremitus taktil simetris, nyeri tekan (-)
• Perkusi: sonor seluruh lapang paru,
batas kiri jantung : ICS VI linea axilaris anterior
batas kanan : ICS V linea parasternalis dekstra.
batas atas : ICS III linea parasternalis sinistra
• Auskultasi:
Pulmo : VBS +/+, Rh -/-, wh -/-
Cor : BJ I = II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
• Inspeksi : datar, luka/ bekas luka (-), sikatrik (-)
• Palpasi : nyeri tekan (-), soepel, hepar dan lien tak teraba
• Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen
• Auskultasi : bising usus (+) 10 kali/ menit (normal)

Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik


Status lokalis
a/r femur dextra
• Look :
Tampak edema (+), deformitas (+), hematoma (-), perdarahan massive (-)
• Feel :
Nyeri tekan (+), capillary refill < 2 detik, krepitasi (+), parestesi (-),
paralisis (-)
• Move :
Pergerakan pasif terbatas oleh karena nyeri
Diagnosa banding:
Close fracture collum os. femur dextra
Dislokasi os. femur

Pemeriksaan Penunjang:
Darah lengkap
• Hb : 12,4 gram/dL
• Ht : 37%
• Leukosit : 20.800 /mm3
• Trombosit : 334.000 /mm3
Diagnosa:
Close fraktur femur dextra 1/3 distal
Penatalaksanaan
1. Farmakologi
a. IGD
IVFD NaCl 0,9% 500 cc/ 8 jam
Ketorolac 3x30 mg iv
Ranitidin 2x1 amp iv
Ceftriaxon 2x1 gram iv

b. Bangsal
Meloxicam 1x1
Oscal 1x1
Osfit1x1
Oniwa 3x1

2. Non farmakologi
Reposisi
General fixsasi (ORIF)

Prognosis
Quo at Vitam : Dubia ad bonam
Quo at Functionam : Dubia ad bonam
Quo at Sanationam : Dubia ad bonam
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, tulang rawan
sendi, tulang rawan epifisis baik yang bersifat total maupun
parsial (PERMENKES RI, 2014).

Fraktur femur atau patah tulang paha adalah rusaknya kontinuitas


tulang pangkal paha yang disaebabkan oleh trauma langsung,
kelelahan otot, dan kondisi tertentu, seperti degenerasi tulang atau
osteoporosis (Muttaqin, 2008)
1. Otot anterior femur
A. Quardriceps femoris
B. Rektus femoris
C. Vastus lateralis
D. Vastus medialis
E. Vastus intermedius
F. Pectineus
G. Sartorius
H. Iliopsoas

2. Otot medial femur


A. Adduktor longus
B. Adduktor brevis
C. Adduktor magnus
D. Gracilis
E. Osturator eksternus

3. Otot posterior femur


A. Semimembranousus
B. Semitendinosus
C. Bisep femoris
Sistem persyarafan yang berada pada tulang femur (Moffat & Faiz,
2002), antara lain:
1. Syaraf anterior femur, yaitu nervus femoralis adalah saraf yang
mensuplai otot fleksor paha dan kulit pada paha anterior, regia
panggul, dan tungkai bawah atau nervus yang menginnervasi
muskulus anterior.
2. Syaraf medial femur, yaitu nervus obturatorius adalah saraf perifer
utama dari ekstremitas bawah yang berfungsi menginnervasi
muskulus adduktor
3. Syaraf posterior femur, yaitu nervus iskiadikus adalah saraf yang
terbesar dalam tubuh manusia yang mempersarafi regio cruralis dan
pedis serta otot-otot bagian di bagian dorsal regio femoris, seluruh
otot pada crus dan pedis, serta seluruh persendian pada ekstremitas
inferior.
Fraktur Patologis

 Fraktur terjadi akibat beban ringan bahkan normal.


Terjadi pada tulang yang rapuh akibat penyakit tumor ,
Pagets dan osteoporosis.
Trauma
 Akibat dari trauma berat dengan gaya tembus, bending, crushing, twisting
dan tarikan.
 2 jenis gaya langsung dan tak langsung
Langsung : Cruris ditabrak bamper mobil.
Tak langsung : Dislokasi panggul saat lutut membentur dashboard mobil.
Stress Fractures

 Akibat trauma kecil berulang


 Sering dijumpai pada tulang tibia, fibula dan metatarsal.
 Pada kasus atlet yg berlari, senam / dancer, tentara baru latihan
1. Nyeri terus menerus dan bertambah berat

2. Deformitas

3. Pemendekan tulang

4. Krepitas

5. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit


LABORATORIUM DARAH RUTIN FOTO RONTGEN
Non Bedah

REDUCTION RETENTION
Mengembalikan fragmen tulang Imobilisasi untuk mengurangi nyeri,
yang fraktur ke alignment yang mencegah kerusakan jaringan lebih
normal dan posisi yang adekuat lanjut
Bedah

ORIF (Open Reduction Internal Fixation) OREF (Open Reduction External Fixation)
Pemeriksaan Radiologi
Klasifikasi Fraktur
Komplikasi
PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Penilaian foto pada pasien dengan


trauma muskuloskeletal

 Adakah fraktur, dimana letaknya?


 Tipe / jenis fraktur dan kedudukan fragmen?
 Bagaimana struktur tulang? Biasa / patologik?
 Apakah ada pelebaran sela sendi?
KLASIFIKASI

Berdasarkan hubungan dengan dunia luar

1. Fraktur tertutup 2. Fraktur terbuka


KLASIFIKASI

Berdasarkan garis patah

1. Fraktur Komplit 2. Fraktur Inkomplit


Berdasarkan jumlah garis patah

1. Simple 2. Kominutif 3. Segmental


Berdasarkan arah garis patah
Lokasi

1. 1/3
1/3 Proksimal Medial
2. 1/3 Mid
3. 1/3
1/3 Mid / Tengah Lateral

1/3 Distal
Dislokasi Fragmen

 Fragmen tulang searah

 Fragmen tulang membentuk sudut


 Fragmen distal menjauh

Displaced Undisplaced
General Cases of Fracture Complite

Fraktur Colles
Fraktur radius bagian distal
dengan angulasi atau
dislokasi fragmen distal ke
dorsal (posterior)
General Cases of Fracture Complite

Fraktur Galeazzi
Fraktur Radius bagian distal
dengan dislokasi ulna bagian
distal.
General Cases of Fracture Complite

Fraktur Smith
Fraktur radius bagian distal
dengan angulasi atau
dislokasi fragmen distal ke
volar (anterior)
General Cases of Fracture Complite

Fraktur Monteggia
Fraktur Ulna bagian proksimal
dengan dislokasi kaput radii.
Delayed Union
DEFINISI
Proses union (incomplete repair)
dan konsolidasi (complete repair)
yang lebih lambat dibandingkan
kondisi normalnya

garis fraktur masih tampak


dengan callus minimal.
Ujung-ujung tulang fragmen
fraktur TIDAK sklerosis atau
atrofi
Non Union
DEFINISI
Tidak terjadi
penyambungan fragmen
patahan tulang Secaraklinis
danradiologis
Hiypertrophic
garis fraktur masih tampak
hyperthropic
nonunion/athropic nonunion
Non Union

Atrophic
Mal Union

DEFINISI
Penyambungantulang yang
tidak disertai dengan koreksi
alignment yang baik,
sehinggamenimbulkan
deformitas

Alignment tulang buruk,


deformitas pada foto X-ray
Osteomyelitis
DEFINISI
Suatu kondisi dimana terjadi infeksi di
tulang atau sumsum tulang. Infeksi
pada tulang dapat terjadi melalui
aliran darah, trauma dan fiksasi
interna (implant).

infeksi mikroorganisme berupa


bakteri staphylococcus aureus,
mycobacterium, maupun jamur
Osteomyelitis
SUBAKUT
Terjadi pada infeksi baru (beberapa Terjadi dalam minggu pertama sampai
hari sampai minggu pertama) dimana beberapa bulan, dimana kondisi
tanda - tanda radang akut terlihat inflamasi lokal terlihat ringan dan
jelas disertai demam, malaise, dan tidak terdapat gejala sistemik yang
iritabilitas pasien. jelas.

AKUT Terjadi dalam beberapa bulan,


ditandai dengan kondisi inflamasi lokal
kronis dengan perubahan warna kulit,
jaringan parut, bengkak hilang timbul,
dan keluarnya cairan dari lubang di
KRONIS kulit (draining sinus) berulang.
Osteomyelitis
KASUS
Laki-laki usia paruh baya
Diketahui mengidap diabetes
dan sering mengeluh sakit
pada kaki kanan

Lesi litik (radiolusen) pada corpus


metatarsal digiti 5 dengan zona
transisi yang luas, terdapat cortical
disruption dan periosteal reaction.

Anda mungkin juga menyukai