Anda di halaman 1dari 29

CLOSED FRACTURE 1/3

DISTAL OS ULNA DEXTRA


dr. Septiana Wahyu Suryani
Deskripsi kasus

 Nama : Ny.J
 Usia : 76th
 Alamat : Berbah, Sleman
 BPJS PBI
Riwayat Penyakit Sekarang

 Pasien datang dengan keluhan nyeri pada tangan kanan post jatuh di
halaman rumah kurang lebih 3 jam SMRS. Bengkak (+), deformitas (+),
perdarahan aktif (-), pusing (-), mual (-).
RPD

 Riwayat HT (+) kontrol rutin di puskesmas,


 DM (-),
 Jantung (-)
Tanda Vital

 KU : E4 V5 M6
 TD : 160/100mmHg
 N : 86x/menit
 RR : 20x/menit
 T : 36,7°C
 SpO2 : 95%
Pemeriksaan Fisik

 Kepala : CA -/-, SI -/-


 Thorax : Simetris, retraksi (-)
 Pulmo : SDV +/+, Wh -/-, Rh -/-
 Cor : S1-S2 reguler, murmur (-)
 Abdomen : Supel, BU (+) dbn, timpani, hepar dan lien tak teraba, NT (-)
 Ekstremitas : bengkak(+), deformitas (+), krepitasi (+) pada tangan kanan.
Hasil Lab
Hasil Ro Antebrachii
Assessment

 Closed Frakture 1/3 distal OS ulna dextra


Tindakan di IGD

 - imobilisasi
 - Inf RL 20tpm
 - inj. Ranitidine 1A
 - inj. Ketorolac 1A
Tinjauan Pustaka
Definisi Fraktur

 Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis


dan luasnya yang umumnya ditandai oleh rasa nyeri, pembengkakan,
deformitas, gangguan fungsi, pemendekan, dan krepitasi.
 Fraktur radius-ulna tertutup adalah terputusnya hubungan tulang radius
dan ulna yang disebabkan oleh cedera pada lengan bawah, baik
trauma langsung maupun trauma tidak langsung.
 Fraktur Radius Ulna adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan
jenis dan luasnya terjadi pada tulang Radius dan Ulna.
 Menurut Nampira (2014) fraktur batang radius dan ulna biasanya terjadi
karena cedera langsung pada lengan bawah, kecelakaan lalu lintas,
atau jatuh dengan lengan teregang.
 Fraktur radius dan ulna biasanya merupakan akibat cedera hebat.
Cedera langsung biasanya menyebabkan fraktur transversa pada tinggi
yang sama, biasanya di sepertiga tengah tulang (Hartanto, 2013).
Penyebab

 1. Trauma
 2. Gerakan puntir mendadak
 3. Kontraksi otot ekstem
 4. Keadaan patologis : osteoporosis, neoplasma
Tanda dan Gejala

 1. Nyeri
 2. Hilangnya fungsi dan deformitas
 3. Pemendekan ekstremitas
 4. Krepitus
 5. Pembengkakan lokal dan Perubahan warna
Klasifikasi

 Secara umum :
 Fraktur segmental : garis patah lebih dari
satu tetapi tidak berhubungan. Bila dua
garis patah disebut pula fraktur bifokal.
 Fraktur kominutif : garis patah lebih dari
satu dan saling berhubungan.
 Transverse : trauma angulasi atau
langsung
 oblique : trauma angulasi
 spiral : trauma rotasi
Klasifikasi

 Fraktur yang mengenai tulang radius


ulna karena rudapaksa termasuk
fraktur dislikasi proximal atau distal
radioulnar joint
 Fraktur Galeazzi : adalah fraktur radius
distal disertai dislokasi atau subluksasi
sendi radioulnar distal.
 Fraktur Monteggia: adalah fraktur ulna
sepertiga proksimal disertai dislokasi ke
anterior dari kapitulum radius
 Klasifikasi Bado:
 Fraktur 1/3 tengah / proksimal ulna
dengan angulasi anterior disertai dislokasi
anterior kaput radius
 Fraktur 1/3 tengah / proksimal ulna
dengan angulasi posterior disertai
dislokasi posterior kaput radii dan fraktur
kaput radii
 Fraktur ulna distal processus coracoideus
dengan dislokasi lateral kaput radii
 Fraktur ulna 1/3 tengah / proksimal ulna
dengan dislokasi anterior kaput radii dan
fraktur 1/3 proksimal radii di bawah
kiberositas bicipitalis
Penanganan

 Prinsip penanganan fraktur adalah :


 Mengembalikan posisi patahan tulang ke posisi semula (reposisi)
 Mempertahankan posisi itu selama masa penyembuhan patah tulang
(imobilisasi).
 Pada anak-anak reposisi yang dilakukan tidak harus mencapai keadaan
sempurna seperti semula karena tulang mempunyai kemampuan remodeling.
 Dilakukan reposisi tertutup. Prinsipnya dengan melakukan traksi kearah
distal dan mengembalikan posisi tangan yang sudah berubah akibat
rotasi.
 Setelah ditentukan kedudukan baru dilakukan immobilisasai dengan gips
secara sirkular. Gips dipertahankan selama 6 minggu.
 Kalu hasil reposisi tertutup tak baik, dilakukan tindakan operasi (open
reposisi) dengan pemasangan internal fiksasi denga plate-screw.
Proses Penyembuhan

Tahapan dalam penyembuhan tulang yaitu:


 1: inflamasi
 2: proliferasi sel,
 3: pembentukan dan penulangan kalus (osifikasi),
 4: remodeling menjadi tulang dewasa
1) Inflamasi
 Respons tubuh pada saat mengalami fraktur sama dengan respons
apabila ada cedera di bagian tubuh lain.
 Terjadi perdarahan pada jaringan yang cedera dan pembentukan
hematoma pada lokasi fraktur.
 Ujung fragmen tulang mengalami devitalisasi karena terputusnya
pasokan darah.
 Tahap inflamasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan
berkurangnya pembengkakan dan nyeri.
2) Proliferasi sel
 Dalam sekitar lima hari, hematoma akan mengalami organisasi.
 Terbentuk benang-benang fibrin pada darah dan membentuk jaringan
untuk revaskularisasi, serta invasi fibroblast dan osteoblast.
3) Pembentukan kalus
 Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang rawan tumbuh
mencapai sisi lain sampai celah terhubungkan.
 Fragmen patahan tulang digabungkan dengan jaringan fibrus, tulang
rawan, dan serat tulang imatur.
 Perlu waktu tiga sampai empat minggu agar fragmen tulang tergabung
dalam tulang rawan atau jaringan fibrus.
4) Remodeling
 Tahap akhir perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan mati
dan reorganisasi tulang baru ke susunan struktural sebelumnya.
 Remodeling memerlukan waktu berbulan-bulan sampai bertahun-tahun
bergantung pada :
 beratnya modifikasi tulang yang dibutuhkan,
 fungsi tulang,
 stres fungsional pada tulang.
Komplikasi

 Malunion : Biasanya terjadi pada fraktur yang kominutiva sedang


immobilisasinya longgar, sehingga terjadi angulasi dan rotasi. Untuk
memperbaiki perlu dilakukan asteotomi.
 Delayed union : Terutama terjadi pada fraktur terbuka yang diikuti
dengan infeksi atau pada fraktur yang communitiva. Hal ini dapat diatasi
dengan operasi tandur alih tulang spongiosa.
 Non union : Disebabkan karena terjadi kehilangan segmen tulang yang
disertai dengan infeksi. Hal ini dapat diatasi dengan melakukan bone
grafting.
 Kekakuan sendi : Hal ini disebabkan karena pemakaian gips yang terlalu
lama. Hal ini diatasi dengan fisioterapi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai