Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR DENGAN NANDA, NOC, NIC

Diposkan oleh Rizki Kurniadi

 
A.    Pengertian:
Fraktur adalah terputusnya keutuhan tulang, umumnya akibat trauma. Fraktur
digolongkan sesuai jenis dan arah garis fraktur.
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya.
Fraktur dapat terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsi .

B.     Klasifikasi fraktur :


Menurut Hardiyani (1998), fraktur dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.       Berdasarkan tempat (Fraktur humerus, tibia, clavicula, dan cruris dst).
2.       Berdasarkan luas dan garis fraktur terdiri dari :
a.       Fraktur komplit (garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua korteks
tulang).
b.      Fraktur tidak komplit (bila garis patah tidak melalui seluruh garis penampang tulang).
3.       Berdasarkan bentuk dan jumlah garis patah :
a.       Fraktur kominit (garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan).
b.       Fraktur segmental (garis patah lebih dari satu tapi tidak berhubungan).
c.       Fraktur Multipel ( garis patah lebih dari satu tapi pada tulang yang berlainan tempatnya,
misalnya fraktur humerus, fraktur femur dan sebagainya).
4.       Berdasarkan posisi fragmen :
a.       Undisplaced (tidak bergeser) / garis patah komplit tetapi kedua fragmen tidak bergeser.
b.       Displaced (bergeser) / terjadi pergeseran fragmen fraktur
5.       Berdasarkan hubungan fraktur dengan dunia luar :
a.       Tertutup
b.       Terbuka (adanya perlukaan dikulit).
6.       Berdasar bentuk garis fraktur dan hubungan dengan mekanisme trauma :
a.       Garis patah melintang.
b.       Oblik / miring.
c.       Spiral / melingkari tulang.
d.      Kompresi
e.       Avulsi / trauma tarikan atau insersi otot pada insersinya. Missal pada patela.
7.       Berdasarkan kedudukan tulangnya :
a.       Tidak adanya dislokasi.
b.       Adanya dislokasi
         At axim : membentuk sudut.
         At lotus : fragmen tulang berjauhan.
         At longitudinal : berjauhan memanjang.
         At lotus cum contractiosnum : berjauhan dan memendek.

C.    Etiologi:
Menurut Apley dan Salomon (1995), tulang bersifat relative rapuh namun cukup mempunyai
kekuatan gaya pegas untuk menahan tekanan.
Fraktur dapat disebabkan oleh
-    Cedera dan benturan seperti pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan puntir mendadak,
kontraksi otot ekstrim.
-    Letih karena otot tidak dapat mengabsorbsi energi seperti berjalan kaki terlalu jauh.
-    Kelemahan tulang akibat penyakit kanker atau osteoporosis pada fraktur patologis.

D.    Patofisiologis :
Jenis fraktur :
 Fraktur komplit adalah patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami
pergeseran
 Fraktur inkomplit, patah hanya terjadi pada sebagian dari garis tengah tulang.
 Fraktur tertutup (fraktur simple), tidak menyebabkan robekan kulit.
 Fraktur terbuka (fraktur komplikata/kompleks), merupakan fraktur dengan luka pada kulit
atau membrana mukosa sampai ke patahan tulang. Fraktur terbuka digradasi menjadi : Grade
I dengan luka bersih kurang dari 1 cm panjangnya dan sakit jelas, Grade II luka lebih luas
tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif dan Grade III, yang sangat terkontaminasi dan
mengalami kerusakan jaringan lunak ekstensi, merupakan yang paling berat.
Penyembuhan/perbaikan fraktur :
Bila sebuah tulang patah, maka jaringan lunak sekitarnya juga rusak, periosteum terpisah dari
tulang dan terjadi perdarahan yang cukup berat. Bekuan darah terbentuk pada daerah tersebut.
Bekuan akan membentuk jaringan granulasi, dimana sel-sel pembentuk tulang premitif
(osteogenik) berdeferensiasi menjadi kondroblas dan osteoblas. Kondroblas akan mensekresi
fosfat yang akan merangsang deposisi kalsium. Terbentuk lapisan tebal (kalus disekitar lokasi
fraktur. Lapisan ini terus menebal dan meluas, bertemu dengan lapian kalus dari fragmen
yang satunya dan menyatu. Fusi dari kedua fragmen terus berlanjut dengan terbentuknya
trabekula oleh osteoblas, yang melekat pada tulang dan meluas menyebrangi lokasi
fraktur.Persatuan (union) tulang provisional ini akan menjalani
transformasi metaplastikuntuk menjadi lebih kuat dan lebih terorganisasi. Kalus tulang akan
mengalami re-modelling dimana osteoblas akan membentuk tulang baru sementara osteoklas
akan menyingkirkan bagian yanng rusak sehingga akhirnya akan terbentuk tulang yang
menyerupai keadaan tulang aslinya

E.     Manifestasi klinis:


1.      Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi. Spasme
otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang dirancang untuk
meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.
2.      Deformitas dapat disebabkan pergeseran fragmen pada fraktur lengan dan eksremitas.
Deformitas dapat di ketahui dengan membandingkan dengan ekstremitas normal. Ekstremitas
tidak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot bergantung pada integritas
tulang tempat melengketnya obat.
3.      Pemendekan tulang, karena kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah tempat fraktur.
Fragmen sering saling melingkupi satu sama lain sampai 2,5 sampai 5,5 cm
4.      Krepitasi yaitu pada saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang.
Krepitasi yang teraba akibat gesekan antar fragmen satu dengan lainnya.
5.      Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi akibat trauma dan perdarahan
yang mengikuti fraktur. Tanda ini baru terjadi setelah beberapa jam atau beberapa hari setelah
cedera.

F. Komplikasi fraktur
-          Malunion, adalah suatu keadaan dimana tulang yang patah telah sembuh dalam posisi yang
tidak pada seharusnya, membentuk sudut atau miring
-          Delayed union adalah proses penyembuhan yang berjalan terus tetapi dengan kecepatan yang
lebih lambat dari keadaan normal.
-          Nonunion, patah tulang yang tidak menyambung kembali.
-          Compartment syndroma adalah suatu keadaan peningkatan takanan yang berlebihan di
dalam satu ruangan yang disebabkan perdarahan masif pada suatu tempat.
-          Shock,
-          Fat embalism syndroma, tetesan lemak masuk ke dalam pembuluh darah. Faktor resiko
terjadinya emboli lemakada fraktur meningkat pada laki-laki usia 20-40 tahun, usia 70 sam
pai 80 fraktur tahun.
-          Tromboembolic complicastion, trombo vena dalam sering terjadi pada individu yang
imobiil dalm waktu yang lama karena trauma atau ketidak mampuan lazimnya komplikasi
pada perbedaan ekstremitas bawah atau trauma komplikasi paling fatal bila terjadi pada
bedah ortopedil
-          Infeksi
-          Avascular necrosis, pada umumnya berkaitan dengan aseptika atau necrosis iskemia.
-          Refleks symphathethic dysthropy, hal ini disebabkan oleh hiperaktif sistem saraf simpatik
abnormal syndroma ini belum banyak dimengerti. Mungkin karena nyeri, perubahan tropik
dan vasomotor instability.

G.     Pemeriksaan penunjang


Laboratorium :
Pada fraktur test laboratorium yang perlu diketahui : Hb, hematokrit sering rendah akibat
perdarahan, laju endap darah (LED) meningkat bila kerusakan jaringan lunak sangat luas.
Pada masa penyembuhan Ca dan P meengikat di dalam darah.
Radiologi :
X-Ray dapat dilihat gambaran fraktur, deformitas dan metalikment. Venogram/anterogram
menggambarkan arus vascularisasi. CT scan untuk mendeteksi struktur fraktur yang
kompleks.

Penanganan fraktur
Pada prinsipnya penangganan fraktur meliputi reduksi, imobilisasi dan pengembalian fungsi
dan kekuatan normal dengan rehabilitasi.
-          Reduksi fraktur berarti mengembalikan fragmen tulangpada kesejajarannya dan rotasi
anatomis. Metode dalam reduksi adalah reduksi tertutup, traksi dan reduksi terbuka, yang
masing-masing di pilih bergantung sifat fraktur
Reduksi tertutup dilakukan untuk mengembalikan fragmen tulang ke posisinya (ujung-ujung
saling behubungan) dengan manipulasi dan traksi manual.
Traksi, dapat digunakan untuk mendapatkan efek reduksi dan imobilisasi. Beratnya traksi
disesuaikan dengan spasme otot yang terjadi.
Reduksi terbuka , dengan pendekatan pembedahan, fragmen tulang direduksi. Alat fiksasi
internal dalam bentuk pin, kawat, sekrup, plat, paku atau batangan logam dapat digunakan
untuk mempertahankan fragmen tulang dalam posisinya sampai penyembuhan tulang yang
solid terjadi.
-          Imobilisai fraktur, setelah fraktur di reduksi fragmen tulang harus di imobilisasi atau di
pertahankan dalam posisi dan kesejajaranyang benar sampai terjadi penyatuan. Immobilisasi
dapat dilakukan dengan fiksasi eksternal atau inernal. Fiksasi eksternal meliputi pembalutan,
gips, bidai, traksi kontinui, pin dan teknik gips atau fiksator eksternal. Fiksasi internal dapat
dilakukan implan logam yang berperan sebagai bidai inerna untuk mengimobilisasi fraktur.
Pada fraktur femur imobilisasi di butuhkan sesuai lokasi fraktur yaitu intrakapsuler 24
minggu, intra trohanterik 10-12 minggu, batang 18 minggu dan supra kondiler 12-15 minggu.
-          Mempertahankan dan mengembalikan fungsi, segala upaya diarahkan pada penyembuhan
tulang dan jaringan lunak, yaitu ;
  Mempertahankan reduksi dan imobilisasi
  Meninggikan untuk meminimalkan pembengkakan
  Memantau status neurologi.
  Mengontrol kecemasan dan nyeri
  Latihan isometrik dan setting otot
  Berpartisipasi dalam aktivitas hidup sehari-hari
  Kembali keaktivitas secara bertahap.
Faktor yang mempengaruhi penyembuhan fraktur :
-          Imobilisasi fragmen tulang.
-          Kontak frgmen tulang minimal.
-          Asupan darah yang memadai.
-          Nutrisi yang baik.
-          Latihan pembebanan berat badan untuk tulang panjang.
-          Hormon-hormon pertumbuhan tiroid, kalsitonin, vitamin D, steroid anabolik.
-          Potensial listrik pada patahan tulang.

FRAKTUR FEMUR

A. Pengertian
Fraktur femur dapat terjadi pada beberapa tempat : bagian kaput, kolum atau trochanter,
batang femur dan daerah lutut /suprakondiler.

B. Klasifikasi

Ada 2 tipe utama fraktur pinggul :

1. fraktur kolum femur : intra kapsuler


2. fraktur trokhenter : ekstrakapsuler.

Fraktur kolum femur : penyembuhan akan lebih sulit disbandingkan dengan fraktur
trokhenter, karena system pembuluh darah yang memasok darah kekaput dan kolum femur
mengalami kerusakan karena fraktur.

C. Manifestasi Klinik

1.      tungkai mengalami pemendekan


2.      adduksi dan rotasi eksterna
3.      nyeri ringan selangkangan atau sisi medial lutut

D. Penanganan Fraktur

1.       Traksi kulit sementara untuk mereduksi spasme otot, untuk mengimobilisasi ekstremitas dan
mengurangi nyeri.
2.       ORIF

E. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul:

1.      Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (fraktur)


2.      Resiko terhadap cidera berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler, tekanan dan disuse
3.      Sindrom kurang perawatan diri berhubungan dengan hilangnya kemampuan menjalankan
aktivitas.
4.      Resiko infeksi berhubungan dengan trauma, imunitas tubuh primer menurun, prosedur
invasive
5.      Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan patah tulang
6.      Kurang pengetahuan tentang penyakit dan perawatannya b/d kurang paparan terhadap
informasi, terbatasnya kognitif

RENPRA FRAKTUR

No Diagnosa Tujuan Intervensi


1 Nyeri akut b/d Setelah dilakukan Manajemen nyeri :
agen injuri Asuhan       Kaji nyeri secara komprehensif termasuk
fisik, fraktur keperawatan …. lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
jam tingkat kualitas dan faktor presipitasi.
kenyamanan klien      Observasi reaksi nonverbal dari ketidak
meningkat, tingkat nyamanan.
nyeri terkontrol dg      Gunakan teknik komunikasi terapeutik
KH: untuk mengetahui pengalaman nyeri klien
   Klien melaporkan sebelumnya.
nyeri berkurang dg      Kontrol faktor lingkungan yang
scala 2-3 mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
   Ekspresi wajah pencahayaan, kebisingan.
tenang       Kurangi faktor presipitasi nyeri.
   klien dapat      Pilih dan lakukan penanganan nyeri
istirahat dan tidur (farmakologis/non farmakologis).
   v/s dbn       Ajarkan teknik non farmakologis
(relaksasi, distraksi dll) untuk mengetasi
nyeri..
      Berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri.
      Evaluasi tindakan pengurang
nyeri/kontrol nyeri.
      Kolaborasi dengan dokter bila ada
komplain tentang pemberian analgetik
tidak berhasil.

Administrasi analgetik :.
      Cek program pemberian analgetik; jenis,
dosis, dan frekuensi.
      Cek riwayat alergi.
      Tentukan analgetik pilihan, rute
pemberian dan dosis optimal.
      Monitor TV
      Berikan analgetik tepat waktu terutama
saat nyeri muncul.
      Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan
gejala efek samping.

2 Resiko Setelah dilakukan Memberikan posisi yang nyaman untuk


terhadap cidera askep … jam terjadi Klien:
b/d kerusakan peningkatan       Berikan posisi yang aman untuk pasien
neuromuskuler, Status dengan meningkatkan obsevasi pasien,
tekanan dan keselamatan beri pengaman tempat tidur
disuse Injuri fisik Dg      Periksa sirkulasi periper dan status
KH : neurologi
   Bebas dari cidera       Menilai ROM pasien
   Pencegahan Cidera       Menilai integritas kulit pasien.
      Libatkan banyak orang dalam
memidahkan pasien, atur posisi
3 Sindrom defisit Setelah dilakukan Bantuan perawatan diri
self care b/d akep … jam      Monitor kemampuan pasien terhadap
kelemahan, kebutuhan ADLs perawatan diri
fraktur terpenuhi dg KH:       Monitor kebutuhan akan personal
   Pasien dapat hygiene, berpakaian, toileting dan makan

   melakukan      Beri bantuan sampai pasien mempunyai


aktivitas sehari- kemapuan untuk merawat diri
hari.       Bantu pasien dalam memenuhi
   Kebersihan diri kebutuhannya.
pasien terpenuhi       Anjurkan pasien untuk melakukan
aktivitas sehari-hari sesuai
kemampuannya
      Pertahankan aktivitas perawatan diri
secara rutin

4 Risiko infeksi Setelah dilakukan Konrol infeksi :


b/d imunitas asuhan keperawatan        Bersihkan lingkungan setelah dipakai
tubuh primer … jam tidak pasien lain.
menurun, terdapat faktor        Batasi pengunjung bila perlu.
prosedur risiko infeksi dan        Intruksikan kepada pengunjung untuk
invasive, infeksi terdeteksi mencuci tangan saat berkunjung dan
fraktur dg KH: sesudahnya.
      Tdk ada tanda-        Gunakan sabun anti miroba untuk
tanda infeksi mencuci tangan.
      AL normal        Lakukan cuci tangan sebelum dan
      V/S dbn sesudah tindakan keperawatan.
       Gunakan baju dan sarung tangan sebagai
alat pelindung.
       Pertahankan lingkungan yang aseptik
selama pemasangan alat.
       Lakukan perawatan luka, dainage, dresing
infus dan dan kateter setiap hari.
       Tingkatkan intake nutrisi dan cairan
       berikan antibiotik sesuai program.
       Jelaskan tanda gejala infeksi dan anjurkan
u/ segera lapor petugas
       Monitor V/S
Proteksi terhadap infeksi
       Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik
dan lokal.
       Monitor hitung granulosit dan WBC.

       Monitor kerentanan terhadap infeksi..

       Pertahankan teknik aseptik untuk setiap


tindakan.
       Inspeksi kulit dan mebran mukosa
terhadap kemerahan, panas, drainase.
       Inspeksi kondisi luka, insisi bedah.

       Ambil kultur, dan laporkan bila hasil


positip jika perlu
       Dorong istirahat yang cukup.

       Dorong peningkatan mobilitas dan latihan


sesuai indikasi
5 Kerusakan Setelah dilakukan Terapi ambulasi
mobilitas fisik askep … jam terjadi      Kaji kemampuan pasien dalam
berhubungan peningkatan melakukan ambulasi
dengan patah Ambulasi :Tingkat      Kolaborasi dg fisioterapi untuk
tulang mobilisasi, perencanaan ambulasi
Perawtan diri Dg      Latih pasien ROM pasif-aktif sesuai
KH : kemampuan
      Peningkatan      Ajarkan pasien berpindah tempat secara
aktivitas fisik bertahap
      Evaluasi pasien dalam kemampuan
ambulasi

Pendidikan kesehatan
      Edukasi pada pasien dan keluarga
pentingnya ambulasi dini
      Edukasi pada pasien dan keluarga tahap
ambulasi
      Berikan reinforcement positip atas usaha
yang dilakukan pasien.
6 Kurang Setelah dilakukan Pendidikan kesehatan : proses penyakit
pengetahuan askep …. Jam      Kaji pengetahuan klien.
tentang pengetahuan klien      Jelaskan proses terjadinya penyakit, tanda
penyakit dan meningkat dg KH: gejala serta komplikasi yang mungkin
perawatannya       Klien dapat terjadi
b/d kurang mengungkapkan       Berikan informasi pada keluarga tentang
paparan kembali yg perkembangan klien.
terhadap dijelaskan.       Berikan informasi pada klien dan
informasi,       Klien kooperatif keluarga tentang tindakan yang akan
keterbatan saat dilakukan dilakukan.
kognitif
tindakan       Diskusikan pilihan terapi
      Berikan penjelasan tentang pentingnya
ambulasi dini
      jelaskan komplikasi kronik yang mungkin
akan muncul

Daftar Diagnosa Keperawatan NANDA, NOC dan NIC


1. Bersihan Jalan Nafas tidak efektif                                                                   (1)
2. Pola Nafas tidak efektif                                                                                       (2)
3. Gangguan Pertukaran gas                                                                                (3)
4. Kurang Pengetahuan                                                                                         (4)
5. Risiko Aspirasi                                                                                                     (4)
6. Hipertermia                                                                                                           (5)
7. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh                          (6)
8. Defisit Volume Cairan                                                                                        (7)
9. Kelebihan Volume Cairan                                                                                 (8)
10.Risiko infeksi                                                                                                       (8)
11.Intoleransi aktivitas                                                                                             (9)
12.Kerusakan integritas kulit                                                                                 (10)
13.Kecemasan                                                                                                          (11)
14.Takut                                                                                                                     12
15.Penurunan curah jantung                                                                                12
16.Perfusi jaringan kardiopulmonal tidak efektif                                                            13
17.Perfusi jaringan cerebral tidak efektif                                                                         14
18.Perfusi jaringan gastrointestinal tidak efektif                                                            15
19.Perfusi jaringan renal tidak efektif                                                                   16
20.Defisit perawatan diri                                                                                         17
21.Risiko gangguan integritas kulit                                                                      17
22.Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh                             18
23.Nyeri akut                                                                                                             19
24.Nyeri Kronis                                                                                                         20
25. Gangguan mobilitas fisik                                                                                 21
26.Risiko trauma                                                                                                      22
27.Risiko Injury                                                                                                         23
28.Mual                                                                                                                      24
29.Diare                                                                                                                     24
30.Konstipasi                                                                                                            25
31.Gangguan pola tidur                                                                                          26
32.Retensi urin                                                                                                         27
33.Kerusakan integritas jaringan                                                                         27
34.Gangguan body image                                                                                      28
35.Manejemen regimen terapeutik tidak efektif                                                  29
36.Kelelahan                                                                                                            29
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Bersihan Jalan Nafas tidak NOC:  Pastikan kebutuhan oral /
efektif berhubungan dengan:  Respiratory status : tracheal
- Infeksi, disfungsi Ventilation suctioning.
neuromuskular, hiperplasia  Respiratory status :  Berikan O2 ……l/mnt,
dinding bronkus, alergi Airway patency metode………
jalan nafas, asma, trauma  Aspiration Control  Anjurkan pasien untuk
- Obstruksi jalan nafas : Setelah dilakukan tindakan istirahat dan napas
spasme jalan nafas, sekresi keperawatan selama dalam
tertahan, banyaknya …………..pasien Posisikan pasien untuk
mukus, adanya jalan nafas menunjukkan keefektifan memaksimalkan
buatan, sekresi bronkus, jalan nafas dibuktikan ventilasi
adanya eksudat di alveolus, dengan kriteria hasil : Lakukan fisioterapi dada jika
adanya benda asing di jalan  Mendemonstrasika perlu
nafas. n batuk efektif dan Keluarkan sekret dengan
DS: suara nafas yang bersih, batuk atau
- Dispneu tidak ada sianosis dan suction
DO: dyspneu (mampu Auskultasi suara nafas, catat
- Penurunan suara nafas mengeluarkan sputum, adanya suara
- Orthopneu bernafas dengan tambahan
- Cyanosis mudah, tidak ada pursed Berikan bronkodilator :
- Kelainan suara nafas (rales, lips) - ………………………
wheezing)  Menunjukkan jalan - ……………………….
- Kesulitan berbicara nafas yang paten (klien - ………………………
- Batuk, tidak efekotif atau tidak merasa tercekik, Monitor status hemodinamik
tidak ada irama nafas, frekuensi Berikan pelembab udara
- Produksi sputum pernafasan dalam Kassa basah NaCl
- Gelisah rentang normal, tidak Lembab
- Perubahan frekuensi dan ada suara nafas Berikan antibiotik :
irama nafas abnormal) …………………….
 Mampu …………………….
mengidentifikasikan dan Atur intake untuk cairan
mencegah faktor yang mengoptimalkan
penyebab.
keseimbangan.
 Saturasi O2 dalam
Monitor respirasi dan status
batas normal
O2
 Foto thorak dalam
Pertahankan hidrasi yang
batas normal
adekuat untuk
mengencerkan sekret
Jelaskan pada pasien dan
keluarga tentang
penggunaan peralatan : O2,
Suction,
Inhalasi
Pola Nafas tidak efektif NOC: NIC:
berhubungan dengan :  Respiratory status : Posisikan pasien untuk
- Hiperventilasi Ventilation memaksimalkan
- Penurunan energi/kelelahan  Respiratory status : ventilasi
- Perusakan/pelemahan Airway patency Pasang mayo bila perlu
muskulo-skeletal  Vital sign Status Lakukan fisioterapi dada jika
- Kelelahan otot pernafasan Setelah dilakukan tindakan perlu
- Hipoventilasi sindrom keperawatan selama Keluarkan sekret dengan
- Nyeri ………..pasien menunjukkan batuk atau
- Kecemasan keefektifan pola nafas, suction
- Disfungsi Neuromuskuler dibuktikan dengan kriteria Auskultasi suara nafas, catat
- Obesitas hasil: adanya
- Injuri tulang belakang  Mendemonstrasikan suara tambahan
DS: batuk efektif dan suara Berikan bronkodilator :
- Dyspnea nafas yang bersih, tidak -…………………..
- Nafas pendek ada sianosis dan …………………….
DO: dyspneu (mampu Berikan pelembab udara
- Penurunan tekanan mengeluarkan sputum, Kassa basah
inspirasi/ekspirasi mampu bernafas dg NaCl Lembab
Penurunan pertukaran mudah, tidakada pursed Atur intake untuk cairan
udara per menit lips) mengoptimalkan
- Menggunakan otot Menunjukkan jalan nafas keseimbangan.
pernafasan tambahan yang paten (klien tidak Monitor respirasi dan status
- Orthopnea merasa tercekik, irama O2
- Pernafasan pursed-lip nafas, frekuensi  Bersihkan mulut, hidung
- Tahap ekspirasi pernafasan dalam dan secret
berlangsung sangat lama rentang normal, tidak Trakea
- Penurunan kapasitas vital ada suara nafas  Pertahankan jalan nafas
- Respirasi: < 11 – 24 x /mnt abnormal) yang paten
 Tanda Tanda vital dalam  Observasi adanya tanda
rentang normal (tekanan tanda
darah, nadi, pernafasan) hipoventilasi
 Monitor adanya kecemasan
pasien
terhadap oksigenasi
 Monitor vital sign
 Informasikan pada pasien
dan keluarga
tentang tehnik relaksasi
untuk
memperbaiki pola nafas.
 Ajarkan bagaimana batuk
efektif
 Monitor pola nafas
Gangguan Pertukaran gas NOC: NIC :
Berhubungan dengan :  Respiratory Status : Gas Posisikan pasien untuk
è ketidakseimbangan perfusi exchange memaksimalkan
ventilasi  Keseimbangan asam ventilasi
è perubahan membran Basa, Elektrolit Pasang mayo bila perlu
kapiler-alveolar  Respiratory Status : Lakukan fisioterapi dada jika
DS: ventilation perlu
è sakit kepala ketika bangun  Vital Sign Status Keluarkan sekret dengan
è Dyspnoe Setelah dilakukan tindakan batuk atau
è Gangguan penglihatan keperawatan selama …. suction
DO: Gangguan pertukaran Auskultasi suara nafas, catat
è Penurunan CO2 pasien teratasi dengan adanya
è Takikardi kriteria hasi: suara tambahan
è Hiperkapnia  Mendemo Berikan bronkodilator ;
è Keletihan nstrasikan peningkatan -………………….
è Iritabilitas ventilasi dan oksigenasi -………………….
è Hypoxia yang adekuat
Barikan pelembab udara
è kebingungan  Memeliha
Atur intake untuk cairan
è sianosis ra kebersihan paru paru
mengoptimalkan
è warna kulit abnormal dan bebas dari tanda
keseimbangan.
(pucat, kehitaman) tanda distress
Monitor respirasi dan status
è Hipoksemia pernafasan
O2
è hiperkarbia  Mendemonstrasikan
è AGD abnormal batuk efektif dan suara Catat pergerakan
è pH arteri abnormal nafas yang bersih, tidak dada,amati
ada sianosis dan kesimetrisan, penggunaan
èfrekuensi dan kedalaman
dyspneu (mampu otot tambahan,
nafas abnormal
mengeluarkan sputum, retraksi otot supraclavicular
mampu bernafas dengan dan
mudah, tidak ada pursed intercostal
lips) Monitor suara nafas, seperti
 Tanda tanda vital dengkur
dalam rentang normal Monitor pola nafas :
 AGD dalam batas bradipena, takipenia,
kussmaul, hiperventilasi,
normal cheyne stokes,
 Status neurologis biot
dalam batas normal Auskultasi suara nafas, catat
area
penurunan / tidak adanya
ventilasi dan
suara tambahan
Monitor TTV, AGD, elektrolit
dan ststus
mental
Observasi sianosis
khususnya membran
mukosa
Jelaskan pada pasien dan
keluarga
tentang persiapan tindakan
dan tujuan
penggunaan alat tambahan
(O2, Suction,
Inhalasi)
Auskultasi bunyi jantung,
jumlah, irama
dan denyut jantung
Kurang Pengetahuan NOC: NIC :
Berhubungan dengan :  Kowlwdge : disease Kaji tingkat pengetahuan
keterbatasan kognitif, process pasien dan
interpretasi terhadap  Kowledge : health keluarga
informasi yang salah, Behavior Jelaskan patofisiologi dari
kurangnya keinginan untuk Setelah dilakukan tindakan penyakit dan
mencari informasi, tidak keperawatan selama …. bagaimana hal ini
mengetahui sumber-sumber pasien menunjukkan berhubungan dengan
informasi. pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi, dengan
DS: Menyatakan secara proses penyakit dengan cara yang
verbal kriteria hasil: tepat.
adanya masalah  Pasien dan keluarga Gambarkan tanda dan
DO: ketidakakuratan menyatakan gejala yang biasa
mengikuti instruksi, pemahaman tentang muncul pada penyakit,
perilaku tidak sesuai penyakit, kondisi, dengan cara
prognosis dan program yang tepat
pengobatan Gambarkan proses penyakit,
 Pasien dan keluarga dengan
mampu melaksanakan cara yang tepat
prosedur yang Identifikasi kemungkinan
dijelaskan secara benar penyebab,
 Pasien dan keluarga dengan cara yang tepat
mampu menjelaskan Sediakan informasi pada
kembali apa yang pasien tentang
dijelaskan perawat/tim kondisi, dengan cara yang
kesehatan lainnya tepat
Sediakan bagi keluarga
informasi
tentang kemajuan pasien
dengan cara
yang tepat
Diskusikan pilihan terapi
atau
penanganan
Dukung pasien untuk
mengeksplorasi
atau mendapatkan second
opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
Eksplorasi kemungkinan
sumber atau
dukungan, dengan cara yang
tepat
Risiko Aspirasi NOC : NIC:
DO:  Respiratory Status :  Monitor tingkat kesadaran,
- Peningkatan tekanan Ventilation reflek batuk
dalam lambung  Aspiration control dan kemampuan menelan
- elevasi tubuh bagian atas  Swallowing Status  Monitor status paru
- penurunan tingkat Setelah dilakukan tindakan  Pelihara jalan nafas
kesadaran keperawatan selama….  Lakukan suction jika
- peningkatan residu pasien tidak mengalami diperlukan
lambung aspirasi dengan kriteria:  Cek nasogastrik sebelum
- menurunnya fungsi  Klien makan
sfingter esofagus dapat bernafas dengan  Hindari makan kalau residu
- gangguan menelan mudah, tidak irama, masih
- NGT frekuensi pernafasan banyak
- Penekanan reflek batuk normal  Potong makanan kecil kecil
dan gangguan reflek  Pasien  Haluskan obat
- Penurunan motilitas mampu menelan, sebelumpemberian
gastrointestinal mengunyah tanpa  Naikkan kepala 30-45
terjadi aspirasi, dan derajat setelah
mampumelakukan oral makan
hygiene
 Jalan
nafas paten, mudah
bernafas, tidak merasa
tercekik dan tidak ada
suara nafas abnormal
Hipertermia NOC: NIC :
Berhubungan dengan : Thermoregulasi  Monitor suhu sesering
- penyakit/ trauma Setelah dilakukan tindakan mungkin
- peningkatan keperawatan  Monitor warna dan suhu
metabolisme selama………..pasien kulit
- aktivitas yang menunjukkan :  Monitor tekanan darah,
berlebih Suhu tubuh dalam batas nadi dan RR
- dehidrasi normal dengan kreiteria  Monitor penurunan tingkat
DO/DS: hasil: kesadaran
kenaikan suhu  Suhu 36  Monitor WBC, Hb, dan Hct
tubuh diatas rentang – 37C  Monitor intake dan output
normal  Nadi dan  Berikan anti piretik:
serangan atau RR dalam rentang  Kelola Antibiotik:
konvulsi (kejang) normal ………………………..
kulit kemerahan  Tidak ada  Selimuti pasien
pertambahan RR perubahan warna kulit  Berikan cairan intravena
takikardi dan tidak ada pusing,  Kompres pasien pada lipat
Kulit teraba paha dan
panas/ hangat aksila
 Tingkatkan sirkulasi udara
 Tingkatkan intake cairan
dan nutrisi
 Monitor TD, nadi, suhu, dan
RR
 Catat adanya fluktuasi
tekanan
darah
 Monitor hidrasi seperti
turgor kulit,
kelembaban membran
mukosa)
Ketidakseimbangan nutrisi NOC:  Kaji adanya alergi
kurang dari kebutuhan a. Nutritional status: makanan
tubuh Adequacy of nutrient  Kolaborasi dengan ahli gizi
Berhubungan dengan : b. Nutritional Status : food untuk
Ketidakmampuan untuk and Fluid Intake menentukan jumlah kalori
memasukkan atau mencerna c. Weight Control dan nutrisi yang
nutrisi oleh karena faktor Setelah dilakukan tindakan dibutuhkan pasien
biologis, psikologis atau keperawatan  Yakinkan diet yang
ekonomi. selama….nutrisi kurang dimakan mengandung
DS: teratasi dengan indikator: tinggi serat untuk mencegah
- Nyeri abdomen  Albumin serum konstipasi
- Muntah  Pre albumin serum  Ajarkan pasien bagaimana
- Kejang perut  Hematokrit membuat
- Rasa penuh tiba-tiba  Hemoglobin catatan makanan harian.
setelah makan  Total iron binding  Monitor adanya penurunan
DO: capacity BB dan gula
- Diare  Jumlah limfosit darah
- Rontok rambut yang  Monitor lingkungan selama
berlebih makan
- Kurang nafsu makan  Jadwalkan pengobatan dan
- Bising usus berlebih tindakan tidak
- Konjungtiva pucat selama jam makan
- Denyut nadi lemah  Monitor turgor kulit
 Monitor kekeringan,
rambut kusam, total
protein, Hb dan kadar Ht
 Monitor mual dan muntah
 Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan
jaringan konjungtiva
 Monitor intake nuntrisi
 Informasikan pada klien
dan keluarga
tentang manfaat nutrisi
 Kolaborasi dengan dokter
tentang
kebutuhan suplemen
makanan seperti
NGT/ TPN sehingga intake
cairan yang
adekuat dapat
dipertahankan.
 Atur posisi semi fowler
atau fowler tinggi
selama makan
 Kelola pemberan anti
emetik:.....
 Anjurkan banyak minum
 Pertahankan terapi IV line
 Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas oval
Defisit Volume Cairan NOC: NIC :
Berhubungan dengan:  Fluid balance Pertahankan catatan intake
- Kehilangan volume cairan  Hydration dan
secara aktif  Nutritional Status : Food output yang akurat
- Kegagalan mekanisme and Fluid Intake
pengaturan Setelah dilakukan tindakan
Monitor status hidrasi
( kelembaban
DS : keperawatan selama…..
membran mukosa, nadi
- Haus defisit volume cairan
adekuat,
DO: teratasi dengan kriteria
tekanan darah ortostatik ),
- Penurunan turgor hasil:
jika
kulit/lidah  Mempertahankan urine
diperlukan
- Membran mukosa/kulit output sesuai dengan
kering usia dan BB, BJ urine Monitor hasil lab yang
- Peningkatan denyut nadi, normal, sesuai
penurunan tekanan darah,  Tekanan darah, nadi, dengan retensi cairan (BUN ,
penurunan suhu tubuh dalam batas Hmt ,
volume/tekanan nadi normal osmolalitas urin, albumin,
- Pengisian vena menurun  Tidak ada tanda tanda total
- Perubahan status mental dehidrasi, Elastisitas protein )
- Konsentrasi urine turgor kulit baik, Monitor vital sign setiap
meningkat membran mukosa 15menit – 1
- Temperatur tubuh lembab, tidak ada rasa jam
meningkat haus yang berlebihan Kolaborasi pemberian
- Kehilangan berat badan  Orientasi terhadap cairan IV
secara tiba-tiba waktu dan tempat baik
- Penurunan urine output  Jumlah dan
Monitor status nutrisi
- HMT meningkat iramapernapasan dalam Berikan cairan oral
- Kelemahan batas normal Berikan penggantian
 Elektrolit, Hb, Hmt nasogatrik
dalam batas normal sesuai output (50 –
 pH urin dalam batas 100cc/jam)
normal Dorong keluarga untuk
 Intake oral dan membantu
intravena adekuat pasien makan
Kolaborasi dokter jika tanda
cairan
berlebih muncul meburuk
Atur kemungkinan tranfusi
Persiapan untuk tranfusi
Pasang kateter jika perlu
Monitor intake dan urin
output
setiap 8 jam
Kelebihan Volume Cairan NOC : NIC :
Berhubungan dengan :  Electrolit Pertahankan catatan intake
- Mekanisme and acid base dan
pengaturan melemah balance output yang akurat
- Asupan cairan  Fluid
berlebihan balance
Pasang urin kateter jika
diperlukan
DO/DS :  Hydration
Berat badan Setelah dilakukan tindakan Monitor hasil lab yang
meningkat pada waktu yang keperawatan selama …. sesuai
singkat Kelebihan volume cairan dengan retensi cairan (BUN ,
Asupan berlebihan teratasi dengan kriteria: Hmt ,
dibanding output  Terbebas osmolalitas urin )
Distensi vena jugularis dari edema, efusi, Monitor vital sign
Perubahan pada pola anaskara Monitor indikasi retensi /
nafas, dyspnoe/sesak nafas,  Bunyi nafas kelebihan
orthopnoe, suara nafas bersih, tidak ada cairan (cracles, CVP , edema,
abnormal (Rales atau dyspneu/ortopneu distensi
crakles),  Terbebas vena leher, asites)
, pleural effusion dari distensi vena
Oliguria, azotemia jugularis, Kaji lokasi dan luas edema
Perubahan status  Memelihara Monitor masukan makanan /
mental, kegelisahan, tekanan vena sentral, cairan
kecemasan tekanan kapiler paru, Monitor status nutrisi
output jantung dan
vital sign DBN
Berikan diuretik sesuai
interuksi
 Terbebas
dari kelelahan, Kolaborasi pemberian obat:
kecemasan atau ....................................
bingung Monitor berat badan
Monitor elektrolit
Monitor tanda dan gejala
dari
Odema
Risiko infeksi NOC : NIC :
Faktor-faktor risiko :  Immune Status Pertahankan teknik aseptif
- Prosedur Infasif  Knowledge : Infection
- Kerusakan jaringan dan control
Batasi pengunjung bila
perlu
peningkatan paparan  Risk control
lingkungan Setelah dilakukan tindakan Cuci tangan setiap sebelum
- Malnutrisi keperawatan selama…… dan sesudah
- Peningkatan paparan pasien tidak mengalami tindakan keperawatan
lingkungan patogen infeksi dengan kriteria Gunakan baju, sarung
- Imonusupresi hasil: tangan sebagai
- Tidak adekuat pertahanan  Klien bebas dari tanda alat pelindung
sekunder (penurunan Hb, dan gejala infeksi Ganti letak IV perifer dan
Leukopenia, penekanan  Menunjukkan dressing sesuai
respon inflamasi) kemampuan untuk dengan petunjuk umum
- Penyakit kronik mencegah timbulnya
- Imunosupresi infeksi
Gunakan kateter intermiten
untuk
- Malnutrisi  Jumlah leukosit dalam
menurunkan infeksi kandung
- Pertahan primer tidak batas normal
kencing
adekuat (kerusakan kulit,  Menunjukkan perilaku
trauma jaringan, gangguan hidup sehat Tingkatkan intake nutrisi
peristaltik)  Status imun, Berikan terapi
gastrointestinal, antibiotik:................................
genitourinaria dalam .
batas normal Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik
dan lokal
Pertahankan teknik isolasi
k/p
Inspeksi kulit dan membran
mukosa
terhadap kemerahan, panas,
drainase
Monitor adanya luka
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan
gejala infeksi
Kaji suhu badan pada pasien
neutropenia
setiap 4 jam
Intoleransi aktivitas NOC : NIC :
Berhubungan dengan :  Self Care :  Observasi adanya
Tirah Baring ADLs pembatasan
atau imobilisasi  Toleransi klien dalam melakukan
Kelemahan aktivitas aktivitas
menyeluruh  Konservasi  Kaji adanya faktor yang
Ketidakseimb eneergi menyebabkan kelelahan
angan antara suplei Setelah dilakukan tindakan  Monitor nutrisi dan sumber
oksigen dengan keperawatan selama …. energi yang adekuat
kebutuhan Pasien bertoleransi terhadap  Monitor pasien akan
Gaya hidup yang aktivitas dengan Kriteria adanya
dipertahankan. Hasil : kelelahan fisik dan emosi
DS:  Berpartisipa secara
Melaporkan secara si dalam aktivitas fisik berlebihan
verbal adanya kelelahan tanpa disertai  Monitor respon
atau kelemahan. peningkatan tekanan kardivaskuler
darah, nadi dan RR terhadap aktivitas (takikardi,
Adanya dyspneu  Mampu disritmia,
atau ketidaknyamanan
melakukan aktivitas sesak nafas, diaporesis,
saat beraktivitas.
sehari hari (ADLs) pucat,
DO :
secaramandiri perubahan hemodinamik)
Respon abnormal  Keseimbang  Monitor pola tidur dan
dari tekanan darah atau an aktivitas dan istirahat lamanya
nadi terhadap aktifitas tidur/istirahat pasien
Perubahan ECG :  Kolaborasikan dengan
aritmia, iskemia Tenaga
Rehabilitasi Medik dalam
merencanakan progran terapi
yang
tepat.
 Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang mampu
dilakukan
 Bantu untuk memilih
aktivitas
konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi
dan sosial
 Bantu untuk
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang
diperlukan
untuk aktivitas yang
diinginkan
 Bantu untuk mendpatkan
alat
bantuan aktivitas seperti
kursi roda,
krek
 Bantu untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
 Bantu klien untuk
membuat
jadwal latihan diwaktu luang
 Bantu pasien/keluarga
untuk
mengidentifikasi kekurangan
dalam
beraktivitas
 Sediakan penguatan positif
bagi
yang aktif beraktivitas
 Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi
diri dan
penguatan
 Monitor respon fisik, emosi,
sosial
dan spiritual
Kerusakan integritas kulit NOC : NIC : Pressure Management
berhubungan dengan : Tissue Integrity : Skin and  Anjurkan pasien untuk
Eksternal : Mucous Membranes menggunakan
- Hipertermia atau Wound Healing : primer dan pakaian yang longgar
hipotermia sekunder Hindari kerutan pada
- Substansi kimia Setelah dilakukan tindakan tempat tidur
- Kelembaban keperawatan selama…..  Jaga kebersihan kulit agar
- Faktor mekanik (misalnya : kerusakan integritas kulit tetap bersih
alat yang dapat pasien teratasi dengan dan kering
menimbulkan luka, kriteria hasil: Mobilisasi pasien (ubah
tekanan, restraint)  Integritas posisi pasien)
- Immobilitas fisik kulit yang baik bisa setiap dua jam sekali
- Radiasi dipertahankan Monitor kulit akan adanya
- Usia yang ekstrim (sensasi, elastisitas, kemerahan
- Kelembaban kulit temperatur, hidrasi, Oleskan lotion atau
- Obat-obatan pigmentasi) minyak/baby oil pada
Internal :  Tidak ada derah yang tertekan
- Perubahan status luka/lesi pada kulit Monitor aktivitas dan
metabolik  Perfusi mobilisasi pasien
- Tonjolan tulang jaringan baik Monitor status nutrisi pasien
- Defisit imunologi  Menunjukka Memandikan pasien dengan
- Berhubungan dengan n pemahaman dalam sabun dan air
dengan perkembangan proses perbaikan kulit hangat
- Perubahan sensasi dan mencegah  Kaji lingkungan dan
- Perubahan status nutrisi terjadinya sedera peralatan yang
(obesitas, kekurusan) berulang menyebabkan tekanan
- Perubahan status cairan  Mampu Observasi luka : lokasi,
- Perubahan pigmentasi melindungi kulit dan dimensi,
- Perubahan sirkulasi mempertahankan kedalaman luka,
- Perubahan turgor kelembaban kulit dan karakteristik,warna
(elastisitas kulit) perawatan alami cairan, granulasi, jaringan
DO:  Menunjukka nekrotik, tandatanda
- Gangguan pada bagian n terjadinya proses infeksi lokal, formasi traktus
tubuh penyembuhan luka  Ajarkan pada keluarga
- Kerusakan lapisa kulit tentang luka dan
(dermis) perawatan luka
- Gangguan permukaan kulit  Kolaburasi ahli gizi
(epidermis) pemberian diae TKTP,
vitamin
Cegah kontaminasi feses
dan urin
 Lakukan tehnik perawatan
luka dengan
steril
 Berikan posisi yang
mengurangi tekanan
pada luka
Kecemasan berhubungan NOC : NIC :
dengan - Kontrol kecemasan Anxiety Reduction (penurunan
Faktor keturunan, Krisis - Koping kecemasan)
situasional, Stress, perubahan Setelah dilakukan asuhan Gunakan pendekatan yang
status kesehatan, ancaman selama ……………klien menenangkan
kematian, perubahan konsep kecemasan teratasi dgn Nyatakan dengan jelas
diri, kurang pengetahuan dan kriteria hasil: harapan
hospitalisasi  Klien mampu terhadap pelaku pasien
DO/DS: mengidentifikasi dan Jelaskan semua prosedur
- Insomnia mengungkapkan gejala dan apa
- Kontak mata kurang cemas yang dirasakan selama
- Kurang istirahat  Mengidentifikasi, prosedur
- Berfokus pada diri sendiri mengungkapkan dan Temani pasien untuk
- Iritabilitas menunjukkan tehnik memberikan
- Takut untuk mengontol keamanan dan mengurangi
- Nyeri perut cemas takut
- Penurunan TD dan denyut  Vital sign dalam batas Berikan informasi faktual
nadi normal mengenai
- Diare, mual, kelelahan  Postur tubuh, ekspresi diagnosis, tindakan prognosis
- Gangguan tidur wajah, bahasa tubuh Libatkan keluarga untuk
- Gemetar dan tingkat aktivitas mendampingi klien
- Anoreksia, mulut kering menunjukkan Instruksikan pada pasien
- Peningkatan TD, denyut berkurangnya untuk
nadi, RR kecemasan menggunakan tehnik
- Kesulitan bernafas relaksasi
- Bingung Dengarkan dengan penuh
- Bloking dalam pembicaraan perhatian
- Sulit berkonsentrasi Identifikasi tingkat
kecemasan
Bantu pasien mengenal
situasi yang
menimbulkan kecemasan
Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan,
persepsi
Kelola pemberian obat anti
cemas:........
Takut berhubungan dengan NOC :Anxiety control NIC:
efek terhadap gaya hidup, Fear control Coping Enhancement
kebutuhan injeksi secara Setelah dilakukan Jelaskan pada pasien tentang
mandiri, komplikasi DM, tindakan keperawatan proses
ditandai selama......takut klien penyakit
dengan teratasi dengan kriteria Jelaskan semua tes dan
DS : Peningkatan hasil : pengobatan pada
ketegangan,panik, penurunan - Memiliki informasi pasien dan keluarga
kepercayaan diri, cemas untuk mengurangi Sediakan reninforcement
DO : takut positif ketika
Penurunan produktivitas, - Menggunakan pasien melakukan perilaku
kemampuan belajar, tehnik relaksasi untuk
kemampuan menyelesaikan - Mempertahankan mengurangi takut
masalah, mengidentifikasi hubungan sosial dan Sediakan perawatan yang
obyek fungsi peran berkesinambungan
ketakutan, peningkatan - Mengontrol respon takut Kurangi stimulasi lingkungan
kewaspadaan, anoreksia, yang dapat
mulut menyebabkan
kering, diare, mual, pucat, misinterprestasi
muntah, perubahan tanda- Dorong mengungkapkan
tanda secara verbal
vital perasaan, persepsi dan rasa
takutnya
Perkenalkan dengan orang
yang mengalami penyakit
yang sama
Dorong klien untuk
mempraktekan tehnik
relaksasi
Penurunan curah jantung NOC : NIC :
b/d gangguan irama jantung, Cardiac Pump  Evaluasi adanya nyeri dada
stroke volume, pre load dan effectiveness  Catat adanya disritmia
afterload, kontraktilitas Circulation Status jantung
jantung. Vital Sign Status  Catat adanya tanda dan
DO/DS: Tissue perfusion: perifer gejala
- Aritmia, takikardia, Setelah dilakukan asuhan penurunan cardiac putput
bradikardia selama………penurunan  Monitor status pernafasan
- Palpitasi, oedem kardiak output klien yang
- Kelelahan teratasi dengan kriteria menandakan gagal jantung
- Peningkatan/penurunan JVP hasil:  Monitor balance cairan
- Distensi vena jugularis  Tanda Vital dalam  Monitor respon pasien
- Kulit dingin dan lembab rentang normal terhadap efek
- Penurunan denyut nadi (Tekanan darah, Nadi, pengobatan antiaritmia
perifer respirasi)  Atur periode latihan dan
- Oliguria, kaplari refill  Dapat mentoleransi istirahat untuk
lambat aktivitas, tidak ada menghindari kelelahan
- Nafas pendek/ sesak nafas kelelahan  Monitor toleransi aktivitas
- Perubahan warna kulit  Tidak ada edema paru, pasien
- Batuk, bunyi jantung S3/S4 perifer, dan tidak ada  Monitor adanya dyspneu,
- Kecemasan asites fatigue,
 Tidak ada penurunan tekipneu dan ortopneu
kesadaran  Anjurkan untuk
 AGD dalam batas menurunkan stress
normal  Monitor TD, nadi, suhu, dan
 Tidak ada distensi vena RR
leher  Monitor VS saat pasien
 Warna kulit normal berbaring, duduk,
atau berdiri
 Auskultasi TD pada kedua
lengan dan
bandingkan
 Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama,
dan setelah aktivitas
 Monitor jumlah, bunyi dan
irama jantung
 Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
 Monitor pola pernapasan
abnormal
 Monitor suhu, warna, dan
kelembaban
kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing
triad (tekanan
nadi yang melebar,
bradikardi,
peningkatan sistolik)
 Identifikasi penyebab dari
perubahan
vital sign
 Jelaskan pada pasien
tujuan dari
pemberian oksigen
 Sediakan informasi untuk
mengurangi
stress
 Kelola pemberian obat anti
aritmia,
inotropik, nitrogliserin dan
vasodilator
untuk mempertahankan
kontraktilitas jantung
 Kelola pemberian
antikoagulan untuk
mencegah trombus perifer
 Minimalkan stress
lingkungan
Perfusi jaringan NOC : NIC :
kardiopulmonal tidak  Cardiac pump  Monitor nyeri dada (durasi,
efektif b/d gangguan afinitas Effectiveness intensitas dan faktor-faktor
Hb oksigen, penurunan  Circulation status presipitasi)
konsentrasi Hb, Hipervolemia,  Tissue Prefusion :  Observasi perubahan ECG
Hipoventilasi, gangguan cardiac, periferal  Auskultasi suara jantung
transport O2, gangguan aliran  Vital Sign Statusl dan paru
arteri dan vena Setelah dilakukan asuhan  Monitor irama dan jumlah
DS: selama……… denyut
- Nyeri dada ketidakefektifan perfusi jantung
- Sesak nafas jaringan kardiopulmonal  Monitor angka PT, PTT dan
DO teratasi dengan kriteria AT
- AGD abnormal hasil:  Monitor elektrolit
- Aritmia  Tekana (potassium dan
- Bronko spasme n systole dan diastole magnesium)
- Kapilare refill > 3 dtk dalam rentang yang  Monitor status cairan
- Retraksi dada diharapkan  Evaluasi oedem perifer dan
- Penggunaan otot-otot  CVP denyut
tambahan dalam batas normal nadi
 Nadi  Monitor peningkatan
perifer kuat dan kelelahan dan
simetris kecemasan
 Tidak  Instruksikan pada pasien
ada oedem perifer dan untuk
asites tidak mengejan selama BAB
 Denyut  Jelaskan pembatasan
jantung, AGD, ejeksi intake kafein,
fraksi dalam batas sodium, kolesterol dan lemak
normal  Kelola pemberian obat-
 Bunyi obat:
jantung abnormal analgesik, anti koagulan,
tidak ada nitrogliserin,
 Nyeri vasodilator dan diuretik.
dada tidak ada  Tingkatkan istirahat (batasi
 Kelelah pengunjung, kontrol stimulasi
an yang ekstrim tidak lingkungan)
ada
 Tidak
ada
ortostatikhipertensi
Perfusi jaringan cerebral NOC : NIC :
tidak efektif b/d gangguan  Circulation status  Monitor TTV
afinitas Hb oksigen,  Neurologic status  Monitor AGD, ukuran pupil,
penurunan konsentrasi Hb,  Tissue Prefusion : ketajaman, kesimetrisan dan
Hipervolemia, Hipoventilasi, cerebral reaksi
gangguan transport O2, Setelah dilakukan asuhan  Monitor adanya diplopia,
gangguan aliran arteri dan selama……… pandangan
vena ketidakefektifan perfusi kabur, nyeri kepala
DO jaringan cerebral teratasi  Monitor level kebingungan
- Gangguan status mental dengan kriteria hasil: dan
- Perubahan perilaku  Tekana orientasi
- Perubahan respon motorik n systole dan diastole  Monitor tonus otot
- Perubahan reaksi pupil dalam rentang yang pergerakan
- Kesulitan menelan diharapkan  Monitor tekanan intrkranial
- Kelemahan atau paralisis  Tidak dan
ekstrermitas ada respon nerologis
- Abnormalitas bicara ortostatikhipertensi  Catat perubahan pasien
 Komuni dalam
kasi jelas merespon stimulus
 Menunj  Monitor status cairan
ukkan konsentrasi dan  Pertahankan parameter
orientasi hemodinamik
 Pupil  Tinggikan kepala 0-45o
seimbang dan reaktif tergantung
 Bebas pada konsisi pasien dan order
dari aktivitas kejang medis
 Tidak
mengalami
Perfusi jaringan NOC : NIC :
gastrointestinal tidak  Bowl Elimination  Monitor TTV
efektif b/d gangguan afinitas  Circulation status  Monitor elektrolit
Hb oksigen, penurunan  Electrolite and Acid  Monitor irama jantung
konsentrasi Hb, Hipervolemia, Base Balance  Catat intake dan output
Hipoventilasi, gangguan  Fluid Balance secara
transport O2, gangguan aliran  Hidration akurat
arteri dan vena  Tissue perfusion  Kaji tanda-tanda gangguan
DS: :abdominal organs keseimbangan cairan dan
- Nyeri Setelah dilakukan asuhan elektrolit
- perut selama……… (membran mukosa kering,
- Mual ketidakefektifan perfusi sianosis,
DO jaringan gastrointestinal jaundice)
- Distensi abdominal teratasi dengan kriteria  Kelola pemberian
- Bising usus turun/ tidak ada hasil: suplemen
 Jumlah, elektrolit sesuai order
warna, konsistensi dan  Kolaborasi dengan ahli gizi
bau feses dalam batas jumlah
normal kalori dan jumlah zat gizi
 Tidak yang
ada nyeri perut dibutuhkan
 Bising  Pasang NGT jika perlu
usus normal  Monitor output gaster
 Tekana
n systole dan diastole
dalam rentang normal
 Distensi
vena leher tidak ada
 Ganggu
an mental, orientasi
pengetahuan dan
kekuatan otot normal
 Na, K,
Cl, Ca, Mg dan Biknat
dalam batas normal
 Tidak
ada bunyi nafas
tambahan
 Intake
output seimbang
 Tidak
ada oedem perifer dan
asites
 Tdak
ada rasa haus yang
abnormal
 Membra
n mukosa lembab
 Hemato
krit dalam batas
normal
Perfusi jaringan renal NOC : NIC :
tidak efektif b/d gangguan  Circulation status  Observasi status hidrasi
afinitas Hb oksigen,  Electrolite and Acid (kelembaban membran
penurunan konsentrasi Hb, Base Balance mukosa, TD
Hipervolemia, Hipoventilasi,  Fluid Balance ortostatik, dan keadekuatan
gangguan transport O2,  Hidration dinding
gangguan aliran arteri dan  Tissue Prefusion : renal nadi)
vena  Urinari elimination  Monitor HMT, Ureum,
DO Setelah dilakukan asuhan albumin, total
- Penigkatan rasio ureum selama……… protein, serum osmolalitas
kreatinin ketidakefektifan perfusi dan urin
- Hematuria jaringan renal teratasi  Observasi tanda-tanda
- Oliguria/ anuria dengan kriteria hasil: cairan
- Warna kulit pucat  Tekana berlebih/ retensi (CVP
- Pulsasi arterial tidak teraba n systole dan diastole menigkat,
dalam batas normal oedem, distensi vena leher
 Tidak dan asites)
ada gangguan mental,  Pertahankan intake dan
orientasi kognitif dan output
kekuatan otot secara akurat
 Na, K,  Monitor TTV
Cl, Ca, Mg, BUN, Creat Pasien Hemodialisis:
dan Biknat dalam  Observasi terhadap
batas normal dehidrasi, kram
 Tidak otot dan aktivitas kejang
ada distensi vena  Observasi reaksi tranfusi
leher  Monitor TD
 Tidak  Monitor BUN, Creat, HMT
ada bunyi paru dan
tambahan elektrolit
 Intake  Timbang BB sebelum dan
output seimbang sesudah
 Tidak prosedur
ada oedem perifer dan  Kaji status mental
asites  Monitor CT
 Tdak Pasien Peritoneal Dialisis:
ada rasa haus yang  Kaji temperatur, TD,
abnormal denyut perifer,
 Membra RR dan BB
n mukosa lembab  Kaji BUN, Creat pH, HMT,
 Hemato elektrolit
krit dbn selama prosedur
 Warna  Monitor adanya respiratory
dan bau urin dalam distress
batas normal  Monitor banyaknya dan
penampakan cairan
 Monitor tanda-tanda infeksi
Defisit perawatan diri NOC : NIC :
Berhubungan dengan :  Self care : Activity of Self Care assistane : ADLs
penurunan atau kurangnya Daily Living (ADLs)  Monitor kemempuan klien
motivasi, hambatan Setelah dilakukan tindakan untuk
lingkungan, kerusakan keperawatan selama …. perawatan diri yang mandiri.
muskuloskeletal, kerusakan Defisit perawatan diri  Monitor kebutuhan klien
neuromuskular, nyeri, teratas dengan kriteria untuk alatalat
kerusakan persepsi/ kognitif, hasil: bantu untuk kebersihan diri,
kecemasan, kelemahan dan  Klien terbebas dari bau berpakaian, berhias, toileting
kelelahan. badan dan
DO :  Menyatakan makan.
ketidakmampuan untuk kenyamanan terhadap  Sediakan bantuan sampai
mandi, ketidakmampuan kemampuan untuk klien
untuk berpakaian, melakukan ADLs mampu secara utuh untuk
ketidakmampuan untuk  Dapat melakukan ADLS melakukan
makan, ketidakmampuan dengan bantuan self-care.
untuk toileting  Dorong klien untuk
melakukan
aktivitas sehari-hari yang
normal sesuai
kemampuan yang dimiliki.
 Dorong untuk melakukan
secara
mandiri, tapi beri bantuan
ketika klien
tidak mampu melakukannya.
 Ajarkan klien/ keluarga
untuk
mendorong kemandirian,
untuk
memberikan bantuan hanya
jika pasien
tidak mampu untuk
melakukannya.
 Berikan aktivitas rutin
sehari- hari
sesuai kemampuan.
 Pertimbangkan usia klien
jika
mendorong pelaksanaan
aktivitas
sehari-hari.
Risiko gangguan integritas NOC : NIC : Pressure Management
kulit - Tissue Integrity : Skin and  Anjurkan pasien untuk
Faktor-faktor risiko: Mucous Membranes menggunakan
Eksternal : - Status Nutrisi pakaian yang longgar
- Hipertermia atau - Tissue Perfusion:perifer  Hindari kerutan padaa
hipotermia - Dialiysis Access Integrity tempat tidur
- Substansi kimia Setelah dilakukan tindakan  Jaga kebersihan kulit agar
- Kelembaban udara keperawatan selama…. tetap bersih
- Faktor mekanik Gangguan integritas kulit dan kering
(misalnya : alat yang tidak terjadi dengan kriteria  Mobilisasi pasien (ubah
dapat menimbulkan luka, hasil: posisi pasien)
tekanan, restraint)  Integritas kulit yang setiap dua jam sekali
- Immobilitas fisik baik bisa dipertahankan  Monitor kulit akan adanya
- Radiasi  Melaporkan adanya kemerahan
- Usia yang ekstrim gangguan sensasi atau  Oleskan lotion atau
- Kelembaban kulit nyeri pada daerah kulit minyak/baby oil pada
- Obat-obatan yang mengalami derah yang tertekan
- Ekskresi dan sekresi gangguan  Monitor aktivitas dan
Internal :  Menunjukkan mobilisasi pasien
- Perubahan status pemahaman dalam  Monitor status nutrisi
metabolik proses perbaikan kulit pasien
- Tulang menonjol dan mencegah  Memandikan pasien
- Defisit imunologi terjadinya sedera dengan sabun dan air
- Berhubungan dengan berulang hangat
dengan perkembangan  Mampu melindungi kulit  Gunakan pengkajian risiko
- Perubahan sensasi dan mempertahankan untuk
- Perubahan status kelembaban kulit dan memonitor faktor risiko
nutrisi (obesitas, perawatan alami pasien (Braden
kekurusan)  Status nutrisi adekuat Scale, Skala Norton)
- Perubahan pigmentasi  Sensasi dan warna kulit  Inspeksi kulit terutama
- Perubahan sirkulasi normal pada tulang-tulang
- Perubahan turgor yang menonjol dan titik-titik
(elastisitas kulit) tekanan
- Psikogenik ketika merubah posisi pasien.
 Jaga kebersihan alat tenun
 Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk
pemberian tinggi protein,
mineral dan
vitamin
 Monitor serum albumin dan
transferin
Ketidakseimbangan nutrisi NOC : NIC :
lebih dari kebutuhan  Nutritiona Weight Management
tubuh l Status : food and  Diskusikan bersama pasien
Berhubungan dengan : Fluid Intake mengenai
Intake yang berlebihan  Nutritiona hubungan antara intake
terhadap kebutuhan l Status : nutrient makanan,
metabolisme tubuh Intake latihan, peningkatan BB dan
DS :  Weight penurunan
- Laporan adanya sedikit control BB
aktivitas atau tidak ada Setelah dilakukan tindakan  Diskusikan bersama pasien
aktivitas keperawatan selama …. mengani
DO: Ketidak seimbangan nutrisi kondisi medis yang dapat
- Lipatan kulit tricep > 25 lebih teratasi dengan mempengaruhi
mm untuk wanita dan > kriteria hasil: BB
15 mm untuk pria  Mengerti  Diskusikan bersama pasien
- BB 20 % di atas ideal factor yang mengenai
untuk tinggi dan meningkatkan berat kebiasaan, gaya hidup dan
kerangka tubuh ideal badan factor
- Makan dengan respon  Mengiden herediter yang dapat
eksternal (misalnya : tfifikasi tingkah laku mempengaruhi BB
situasi sosial, sepanjang dibawah kontrol klien  Diskusikan bersama pasien
hari)  Memodifi mengenai
- Dilaporkan atau kasi diet dalam risiko yang berhubungan
diobservasi adanya waktu yang lama dengan BB
disfungsi pola makan untuk mengontrol berlebih dan penurunan BB
(misal : memasangkan berat badan  Dorong pasien untuk
makanan dengan  Penuruna merubah kebiasaan
aktivitas yang lain) n berat badan 1-2 makan
- Konsentrasi intake pounds/mgg  Perkirakan BB badan ideal
makanan pada menjelang  Menggun pasien
malam akan energy untuk Nutrition Management
aktivitas sehari hari  Kaji adanya alergi
makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk
menentukan jumlah kalori
dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien.
 Anjurkan pasien untuk
meningkatkan
intake Fe
 Anjurkan pasien untuk
meningkatkan
protein dan vitamin C
 Berikan substansi gula
 Yakinkan diet yang
dimakan
mengandung tinggi serat
untuk
mencegah konstipasi
 Berikan makanan yang
terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan ahli
gizi)
 Ajarkan pasien bagaimana
membuat
catatan makanan harian.
 Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan
kalori
 Berikan informasi tentang
kebutuhan
nutrisi
 Kaji kemampuan pasien
untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
Weight reduction Assistance
 Fasilitasi keinginan pasien
untuk
menurunkan BB
 Perkirakan bersama pasien
mengenai
penurunan BB
 Tentukan tujuan
penurunan BB
 Beri pujian/reward saat
pasien berhasil
mencapai tujuan
 Ajarkan pemilihan
makanan
Nyeri akut berhubungan NOC : NIC :
dengan:  Pain Level,  Lakukan pengkajian nyeri
Agen injuri (biologi, kimia,  pain control, secara
fisik, psikologis), kerusakan  comfort level komprehensif termasuk
jaringan Setelah dilakukan tinfakan lokasi,
DS: keperawatan selama …. karakteristik, durasi,
- Laporan secara verbal Pasien tidak mengalami frekuensi, kualitas
DO: nyeri, dengan kriteria hasil: dan faktor presipitasi
- Posisi untuk menahan nyeri Mampu mengontrol nyeri  Observasi reaksi nonverbal
- Tingkah laku berhati-hati (tahu penyebab nyeri, dari
- Gangguan tidur (mata sayu, mampu menggunakan ketidaknyamanan
tampak capek, sulit atau tehnik nonfarmakologi  Bantu pasien dan keluarga
gerakan kacau, untuk mengurangi nyeri, untuk mencari
menyeringai) mencari bantuan) dan menemukan dukungan
- Terfokus pada diri sendiri Melaporkan bahwa nyeri  Kontrol lingkungan yang
- Fokus menyempit berkurang dengan dapat
(penurunan persepsi waktu, menggunakan mempengaruhi nyeri seperti
kerusakan proses berpikir, manajemen nyeri suhu ruangan,
penurunan interaksi dengan Mampu mengenali nyeri pencahayaan dan kebisingan
orang dan lingkungan) (skala, intensitas,  Kurangi faktor presipitasi
- Tingkah laku distraksi, frekuensi dan tanda nyeri) nyeri
contoh : jalan-jalan, Menyatakan rasa nyaman  Kaji tipe dan sumber nyeri
menemui orang lain setelah nyeri berkurang untuk
dan/atau aktivitas, aktivitas Tanda vital dalam rentang menentukan intervensi
berulang-ulang) normal  Ajarkan tentang teknik non
- Respon autonom (seperti Tidak mengalami farmakologi:
diaphoresis, perubahan gangguan tidur napas dala, relaksasi,
tekanan darah, perubahan distraksi, kompres
nafas, nadi dan dilatasi hangat/ dingin
pupil)  Berikan analgetik untuk
- Perubahan autonomic mengurangi nyeri:
dalam tonus otot (mungkin ……...
dalam rentang dari lemah  Tingkatkan istirahat
ke kaku)  Berikan informasi tentang
- Tingkah laku ekspresif nyeri seperti
(contoh : gelisah, merintih, penyebab nyeri, berapa lama
menangis, waspada, nyeri akan
iritabel, nafas berkurang dan antisipasi
panjang/berkeluh kesah) ketidaknyamanan
- Perubahan dalam nafsu dari prosedur
makan dan minum  Monitor vital sign sebelum
dan sesudah
pemberian analgesik pertama
kali
Nyeri Kronis berhubungan NOC: NIC :
dengan ketidakmampuan  Comfort level Pain Manajemen
fisik-psikososial kronis  Pain control - Monitor kepuasan pasien
(metastase kanker, injuri  Pain level terhadap
neurologis, artritis) Setelah dilakukan tindakan manajemen nyeri
DS: keperawatan selama …. - Tingkatkan istirahat dan
- Kelelahan nyeri kronis pasien tidur yang
- Takut untuk injuri ulang berkurang dengan kriteria adekuat
DO: hasil: - Kelola anti analgetik ...........
- Atropi otot  Tidak ada gangguan - Jelaskan pada pasien
- Gangguan aktifitas tidur penyebab nyeri
- Anoreksia  Tidak ada gangguan - Lakukan tehnik
- Perubahan pola tidur konsentrasi nonfarmakologis
- Respon simpatis (suhu  Tidak ada gangguan (relaksasi, masase punggung)
dingin, perubahan posisi hubungan interpersonal
tubuh , hipersensitif,  Tidak ada ekspresi
perubahan berat badan) menahan nyeri dan
ungkapan secara verbal
 Tidak ada tegangan otot
Gangguan mobilitas fisik NOC : NIC :
Berhubungan dengan :  Joint Movement : Exercise therapy : ambulation
- Gangguan metabolisme sel Active  Monitoring vital sign
- Keterlembatan  Mobility Level sebelm/sesudah latihan dan
perkembangan  Self care : ADLs lihat
- Pengobatan  Transfer respon pasien saat latihan
- Kurang support lingkungan performance  Konsultasikan dengan
- Keterbatasan ketahan Setelah dilakukan tindakan terapi fisik
kardiovaskuler keperawatan tentang rencana ambulasi
- Kehilangan integritas selama….gangguan sesuai
struktur tulang mobilitas fisik teratasi dengan kebutuhan
- Terapi pembatasan gerak dengan kriteria hasil:  Bantu klien untuk
- Kurang pengetahuan  Klien meningkat dalam menggunakan
tentang kegunaan aktivitas fisik tongkat saat berjalan dan
pergerakan fisik  Mengerti tujuan dari cegah
- Indeks massa tubuh diatas peningkatan mobilitas terhadap cedera
75 tahun percentil sesuai  Memverbalisasikan  Ajarkan pasien atau tenaga
dengan usia perasaan dalam kesehatan lain tentang teknik
- Kerusakan persepsi sensori meningkatkan ambulasi
- Tidak nyaman, nyeri kekuatan dan  Kaji kemampuan pasien
- Kerusakan muskuloskeletal kemampuan berpindah dalam
dan neuromuskuler  Memperagakan mobilisasi
- Intoleransi penggunaan alat Bantu  Latih pasien dalam
aktivitas/penurunan untuk mobilisasi pemenuhan kebutuhan ADLs
kekuatan dan stamina (walker) secara mandiri sesuai
- Depresi mood atau cemas kemampuan
- Kerusakan kognitif  Dampingi dan Bantu pasien
- Penurunan kekuatan otot, saat
kontrol dan atau masa mobilisasi dan bantu penuhi
- Keengganan untuk memulai kebutuhan
gerak ADLs ps.
- Gaya hidup yang menetap,  Berikan alat Bantu jika
tidak digunakan, klien
deconditioning memerlukan.
- Malnutrisi selektif atau  Ajarkan pasien bagaimana
umum merubah
DO: posisi dan berikan bantuan
- Penurunan waktu reaksi jika
- Kesulitan merubah posisi diperlukan
- Perubahan gerakan
(penurunan untuk berjalan,
kecepatan, kesulitan
memulai langkah pendek)
- Keterbatasan motorik kasar
dan halus
- Keterbatasan ROM
- Gerakan disertai nafas
pendek atau tremor
- Ketidak stabilan posisi
selama melakukan ADL
- Gerakan sangat lambat dan
tidak terkoordinasi
Risiko trauma NOC : NIC :
Faktor-faktor risiko Knowledge : Personal Environmental Management safety
Internal: Safety  Sediakan lingkungan yang
Kelemahan, penglihatan Safety Behavior : Fall aman untuk
menurun, penurunan sensasi Prevention pasien
taktil, penurunan koordinasi Safety Behavior : Fall  Identifikasi kebutuhan
otot, tangan-mata, kurangnya occurance keamanan pasien,
edukasi keamanan, Safety Behavior : sesuai dengan kondisi fisik
keterbelakangan mental Physical Injury dan fungsi
Eksternal: Tissue Integrity: Skin kognitif pasien dan riwayat
Lingkungan and Mucous Membran penyakit
Setelah dilakukan tindakan terdahulu pasien
keperawatan  Menghindarkan lingkungan
selama….klien tidak yang
mengalami trauma dengan berbahaya (misalnya
kriteria hasil: memindahkan
- pasien terbebas dari perabotan)
trauma fisik  Memasang side rail tempat
tidur
 Menyediakan tempat tidur
yang nyaman
dan bersih
 Menempatkan saklar
lampu ditempat
yang mudah dijangkau
pasien.
 Membatasi pengunjung
 Memberikan penerangan
yang cukup
 Menganjurkan keluarga
untuk menemani
pasien.
 Mengontrol lingkungan dari
kebisingan
 Memindahkan barang-
barang yang dapat
membahayakan
 Berikan penjelasan pada
pasien dan keluarga atau
pengunjung adanya
perubahan status kesehatan
dan
penyebab penyakit.
Risiko Injury NOC : NIC : Environment Management
Faktor-faktor risiko : Risk Kontrol (Manajemen lingkungan)
Eksternal Immune status  Sediakan lingkungan yang
- Fisik (contoh : rancangan Safety Behavior aman untuk
struktur dan arahan Setelah dilakukan tindakan pasien
masyarakat, bangunan dan keperawatan selama….  Identifikasi kebutuhan
atau perlengkapan; mode Klien tidak mengalami keamanan pasien,
transpor atau cara injury dengan kriterian sesuai dengan kondisi fisik
perpindahan; Manusia atau hasil: dan fungsi
penyedia pelayanan)  Klien terbebas dari kognitif pasien dan riwayat
- Biologikal ( contoh : tingkat cedera penyakit
imunisasi dalam  Klien mampu terdahulu pasien
masyarakat, menjelaskan cara/metode  Menghindarkan lingkungan
mikroorganisme) untukmencegah yang
- Kimia (obat-obatan:agen injury/cedera berbahaya (misalnya
farmasi, alkohol, kafein,  Klien mampu memindahkan
nikotin, bahan pengawet, menjelaskan factor risiko perabotan)
kosmetik; nutrien: vitamin, dari lingkungan/perilaku  Memasang side rail tempat
jenis makanan; racun; personal tidur
polutan)  Mampumemodifikasi  Menyediakan tempat tidur
Internal gaya hidup yang nyaman
- Psikolgik (orientasi afektif) untukmencegah injury dan bersih
- Mal nutrisi  Menggunakan fasilitas  Menempatkan saklar
- Bentuk darah abnormal, kesehatan yang ada lampu ditempat
contoh :  Mampu mengenali yang mudah dijangkau
leukositosis/leukopenia perubahan status pasien.
- Perubahan faktor kesehatan  Membatasi pengunjung
pembekuan,  Memberikan penerangan
- Trombositopeni yang cukup
- Sickle cell  Menganjurkan keluarga
- Thalassemia, untuk menemani
- Penurunan Hb, pasien.
- Imun-autoimum tidak  Mengontrol lingkungan dari
berfungsi. kebisingan
- Biokimia, fungsi regulasi  Memindahkan barang-
(contoh : tidak berfungsinya barang yang dapat
sensoris) membahayakan
- Disfugsi gabungan  Berikan penjelasan pada
- Disfungsi efektor pasien dan
- Hipoksia jaringan keluarga atau pengunjung
- Perkembangan usia adanya
(fisiologik, psikososial) perubahan status kesehatan
- Fisik (contoh : kerusakan dan
kulit/tidak utuh, berhubungan penyebab penyakit.
dengan
mobilitas)
Mual berhubungan dengan: NOC: NIC :
- Pengobatan: iritasi gaster,  Comfort level Fluid Management
distensi gaster, obat  Hidrasil - Pencatatan intake output
kemoterapi, toksin  Nutritional Status secara
- Biofisika: gangguan Setelah dilakukan tindakan akurat
biokimia (KAD, Uremia), keperawatan selama …. - Monitor status nutrisi
nyeri jantung, tumor intra mual pasien teratasi - Monitor status hidrasi
abdominal, penyakit dengan kriteria hasil: (Kelembaban
oesofagus / pankreas.  Melaporkan bebas dari membran mukosa, vital sign
- Situasional: faktor mual adekuat)
psikologis seperti nyeri,  Mengidentifikasi hal-hal - Anjurkan untuk makan
takut, cemas. yang mengurangi mual pelan-pelan
DS:  Nutrisi adekuat - Jelaskan untuk
- Hipersalivasi  Status hidrasi: hidrasi menggunakan napas
- Penigkatan reflek kulit membran mukosa dalam untuk menekan reflek
menelan baik, tidak ada rasa mual
- Menyatakan mual / haus yang abnormal, - Batasi minum 1 jam
sakit perut panas, urin output sebelum, 1 jam
normal, TD, HCT normal sesudah dan selama makan
- Instruksikan untuk
menghindari bau
makanan yang menyengat
- Berikan terapi IV kalau perlu
- Kelola pemberian anti
emetik........
Diare berhubungan dengan NOC: NIC :
- psikologis: stress dan Bowl Elimination Diare Management
cemas tinggi  Fluid Balance - Kelola pemeriksaan kultur
- Situasional: efek dari  Hidration sensitivitas
medikasi,  Electrolit and Acid Base feses
kontaminasi, penyalah Balance - Evaluasi pengobatan yang
gunaan laksatif, Setelah dilakukan tindakan berefek
penyalah gunaan keperawatan selama …. samping gastrointestinal
alkohol, radiasi, diare pasien teratasi - Evaluasi jenis intake
toksin, makanan per dengan kriteria hasil: makanan
NGT  Tidak ada diare - Monitor kulit sekitar perianal
- Fisiologis: proses  Feses tidak ada darah terhadap
infeksi, inflamasi, dan mukus adanya iritasi dan ulserasi
iritasi, malabsorbsi,  Nyeri perut tidak ada - Ajarkan pada keluarga
parasit  Pola BAB normal penggunaan
DS:  Elektrolit normal obat anti diare
- Nyeri perut  Asam basa normal - Instruksikan pada pasien
- Urgensi Hidrasi baik (membran dan keluarga
- Kejang perut mukosa lembab, tidak untuk mencatat warna,
DO: panas, vital sign volume,
- Lebih dari 3 x BAB perhari normal, hematokrit dan frekuensi dan konsistensi
- Bising usus hiperaktif urin output dalam batas feses
normaL - Ajarkan pada pasien tehnik
pengurangan stress jika perlu
- Kolaburasi jika tanda dan
gejala diare
menetap
- Monitor hasil Lab (elektrolit
dan
leukosit)
- Monitor turgor kulit, mukosa
oral
sebagai indikator dehidrasi
- Konsultasi dengan ahli gizi
untuk diet
yang tepat
Konstipasi berhubungan NOC: NIC :
dengan Bowl Elimination Manajemen konstipasi
o Fungsi:kelemahan otot  Hidration - Identifikasi faktor-faktor
abdominal, Aktivitas fisik Setelah dilakukan yang
tidak tindakan keperawatan menyebabkan konstipasi
mencukupi selama …. konstipasi - Monitor tanda-tanda ruptur
o Perilaku defekasi tidak pasien teratasi dengan bowel/peritonitis
teratur kriteria hasil: - Jelaskan penyebab dan
o Perubahan lingkungan  Pola BAB dalam rasionalisasi
o Toileting tidak adekuat: batas normal tindakan pada pasien
posisi  Feses lunak - Konsultasikan dengan dokter
defekasi, privasi  Cairan dan serat tentang
o Psikologis: depresi, stress adekuat peningkatan dan penurunan
emosi, gangguan mental  Aktivitas adekuat bising
o Farmakologi: antasid,  Hidrasi adekuat usus
antikolinergis, antikonvulsan, - Kolaburasi jika ada tanda
antidepresan, kalsium dan gejala
karbonat,diuretik, besi, konstipasi yang menetap
overdosis laksatif, NSAID, - Jelaskan pada pasien
opiat, sedatif. manfaat diet
o Mekanis: (cairan dan serat) terhadap
ketidakseimbangan eliminasi
elektrolit, hemoroid, - Jelaskan pada klien
gangguan konsekuensi
neurologis, obesitas, menggunakan laxative dalam
obstruksi waktu
pasca bedah, abses rektum, yang lama
tumor - Kolaburasi dengan ahli gizi
o Fisiologis: perubahan pola diet tinggi
makan dan jenis makanan, serat dan cairan
penurunan motilitas - Dorong peningkatan
gastrointestnal, dehidrasi, aktivitas yang
intake serat dan cairan optimal
kurang, perilaku makan yang - Sediakan privacy dan
buruk keamanan
DS: selama BAB
- Nyeri perut
- Ketegangan perut
- Anoreksia
- Perasaan tekanan pada
rektum
- Nyeri kepala
- Peningkatan tekanan
abdominal
- Mual
- Defekasi dengan nyeri
DO:
- Feses dengan darah segar
- Perubahan pola BAB
- Feses berwarna gelap
- Penurunan frekuensi BAB
- Penurunan volume feses
- Distensi abdomen
- Feses keras
- Bising usus hipo/hiperaktif
- Teraba massa abdomen
atau
rektal
- Perkusi tumpul
- Sering flatus
- Muntah
Gangguan pola tidur NOC: NIC :
berhubungan dengan:  Anxiety Control Sleep Enhancement
- Psikologis : usia tua,  Comfort Level - Determinasi efek-efek
kecemasan, agen biokimia,  Pain Level medikasi
suhu tubuh, pola aktivitas,  Rest : Extent and terhadap pola tidur
depresi, kelelahan, takut, Pattern - Jelaskan pentingnya tidur
kesendirian.  Sleep : Extent ang yang
- Lingkungan : kelembaban, Pattern adekuat
kurangnya privacy/kontrol Setelah dilakukan - Fasilitasi untuk
tidur, pencahayaan, medikasi tindakan keperawatan mempertahankan
(depresan, selama …. gangguan aktivitas sebelum tidur
stimulan),kebisingan. pola tidur pasien teratasi (membaca)
Fisiologis : Demam, mual, dengan kriteria hasil: - Ciptakan lingkungan yang
posisi,  Jumlah jam tidur nyaman
urgensi urin. dalam batas normal - Kolaburasi pemberian obat
DS:  Pola tidur,kualitas tidur
- Bangun lebih awal/lebih dalam batas normal
lambat  Perasaan fresh
- Secara verbal sesudah
menyatakan tidak fresh tidur/istirahat
sesudah tidur  Mampu
DO : mengidentifikasi halhal
- Penurunan kemempuan yang
fungsi meningkatkan tidur
- Penurunan proporsi tidur
REM
- Penurunan proporsi pada
tahap 3 dan 4 tidur.
- Peningkatan proporsi
pada tahap 1 tidur
- Jumlah tidur kurang dari
normal sesuai usia
Retensi urin berhubungan NOC: NIC :
dengan:  Urinary elimination Urinary Retention Care
Tekanan uretra  Urinary Contiunence - Monitor intake dan output
tinggi,blockage, hambatan Setelah dilakukan tindakan - Monitor penggunaan obat
reflek, spingter kuat keperawatan selama …. antikolinergik
DS: retensi urin - Monitor derajat distensi
- Disuria pasien teratasi dengan bladder
- Bladder terasa penuh kriteria hasil: - Instruksikan pada pasien
DO :  Kandung kemih kosong dan keluarga
- Distensi bladder secarapenuh untuk mencatat output urine
- Terdapat urine residu  Tidak ada residu urine - Sediakan privacy untuk
>100-200 cc eliminasi
- Inkontinensia tipe  Intake cairan dalam - Stimulasi reflek bladder
luapan rentang normal dengan
- Urin output  Bebas dari ISK kompres dingin pada
sedikit/tidak ada  Tidak ada spasme abdomen.
bladder - Kateterisaai jika perlu
 Balance cairan - Monitor tanda dan gejala ISK
seimbang (panas,
hematuria, perubahan bau
dan
konsistensi urine)
Kerusakan integritas NOC: NIC :
jaringan  Tissue integrity : skin Pressure ulcer prevention
berhubungan dengan: and mucous Wound care
Gangguan sirkulasi, iritasi membranes - Anjurkan pasien untuk
kimia (ekskresi dan sekresi  Wound healing : menggunakan
tubuh, medikasi), defisit primary and secondary pakaian yang longgar
cairan, kerusakan mobilitas intention - Jaga kulit agar tetap bersih
fisik, keterbatasan Setelah dilakukan tindakan dan kering
pengetahuan, faktor mekanik keperawatan selama …. - Mobilisasi pasien (ubah
(tekanan, kerusakan integritas posisi pasien)
gesekan),kurangnya jaringan setiap dua jam sekali
nutrisi, radiasi, faktor suhu pasien teratasi dengan - Monitor kulit akan adanya
(suhu yang ekstrim) kriteria hasil: kemerahan
DO :  Perfusi jaringan normal - Oleskan lotion atau
- Kerusakan jaringan  Tidak ada tanda-tanda minyak/baby oil
(membran mukosa, infeksi pada daerah yang tertekan
integumen, subkutan)  Ketebalan dan tekstur - Monitor aktivitas dan
jaringan normal mobilisasi pasien
 Menunjuk - Monitor status nutrisi pasien
kan pemahaman dalam - Memandikan pasien dengan
proses perbaikan kulit dan sabun dan
mencegah terjadinya air hangat
cidera berulang - Kaji lingkungan dan
 Menunjuk peralatan yang
kan terjadinya proses menyebabkan tekanan
penyembuhan luka - Observasi luka : lokasi,
dimensi,
kedalaman luka,
karakteristik,warna
cairan, granulasi, jaringan
nekrotik,
tanda-tanda infeksi lokal,
formasi traktus
- Ajarkan pada keluarga
tentang luka dan
perawatan luka
- Kolaborasi ahli gizi
pemberian diet TKTP,
vitamin
- Cegah kontaminasi feses
dan urin
- Lakukan tehnik perawatan
luka dengan
steril
- Berikan posisi yang
mengurangi tekanan
pada luka
- Hindari kerutan pada tempat
tidur
Gangguan body image NOC: NIC :
berhubungan dengan:  Body image Body image enhancement
Biofisika (penyakit kronis),  Self esteem - Kaji secara verbal dan
kognitif/persepsi (nyeri Setelah dilakukan nonverbal
kronis), tindakan keperawatan respon klien terhadap
kultural/spiritual, penyakit, selama …. gangguan tubuhnya
krisis body image - Monitor frekuensi mengkritik
situasional, trauma/injury, pasien teratasi dengan dirinya
pengobatan (pembedahan, kriteria hasil: - Jelaskan tentang
kemoterapi, radiasi)  Body image positif pengobatan,
DS:  Mampu perawatan, kemajuan dan
- Depersonalisasi bagian mengidentifikasi prognosis
tubuh kekuatan personal penyakit
- Perasaan negatif tentang  Mendiskripsikan - Dorong klien
tubuh secara faktual mengungkapkan
- Secara verbal perubahan fungsi perasaannya
menyatakan perubahan tubuh - Identifikasi arti pengurangan
gaya hidup  Mempertahankan melalui
DO : interaksi sosial pemakaian alat bantu
- Perubahan aktual - Fasilitasi kontak dengan
struktur dan fungsi tubuh individu lain
- Kehilangan bagian tubuh dalam kelompok kecil
- Bagian tubuh tidak
berfungsi
Manejemen regimen NOC: NIC :
terapeutik tidak efektif  Complience Behavior Self Modification assistance
berhubungan dengan:  Knowledge : - Kaji pengetahuan pasien
Konflik dalam memutuskan treatment regimen tentang
terapi, konflik keluarga, Setelah dilakukan penyakit, komplikasi dan
keterbatasan pengetahuan, tindakan keperawatan pengobatan
kehilangan kekuatan, defisit selama …. manejemen - Interview pasien dan
support sosial regimen terapeutik tidak keluarga untuk
DS: efektif pasien teratasi mendeterminasi masalah
- Pilihan tidak efektif dengan kriteria hasil: yang
terhadap tujuan  Mengembangkan dan berhubungan dengan
pengobatan/program mengikuti regimen regimen
pencegahan terapeutik pengobatan tehadap gaya
- Pernyataan keluarga dan  Mampu mencegah hidup
pasien tidak mendukung perilaku yang - Hargai alasan pasien
regimen berisiko - Hargai pengetahuhan pasien
pengobatan/perawatan,  Menyadari dan - Hargai lingkungan fisik dan
- Pernyataan keluarga dan mencatat tandatanda sosial
pasien tidak mendukung/ perubahan pasien
tidak mengurangi faktor status kesehatan - Sediakan informasi tentang
risiko perkembangan penyakit,
penyakit atau skuelle komplikasi dan pengobatan
DO : yang
- Percepatan gejala-gejala direkomendasikan
penyakit - Dukung motivasi pasien
untuk
melanjutkan pengobatan
yang
berkesinambungan
Kelelahan berhubungan NOC: NIC :
dengan  Activity Tollerance Energy Management
- psikologis: kecemasan,  Energy - Monitor respon
gaya hidup yang Conservation kardiorespirasi terhadap
membosankan, depresi,  Nutritional Status: aktivitas (takikardi, disritmia,
stress Energy dispneu,
- Lingkungan: Setelah dilakukan diaphoresis, pucat, tekanan
kelembaban, cahaya, tindakan keperawatan hemodinamik dan jumlah
kebisingan, suhu selama …. kelelahan respirasi)
- Situasi: Kejadian hidup pasien teratasi dengan - Monitor dan catat pola dan
yang negatif, kriteria hasil: jumlah tidur
- Psikologis: Anemia,  Kemampuan aktivitas pasien
status penyakit, adekuat - Monitor lokasi
malnutrisi, kondisi fisik  Mempertahankan ketidaknyamanan atau
yang buruk, gangguan nutrisi adekuat nyeri selama bergerak dan
tidur.  Keseimbangan aktivitas
DS: aktivitas dan istirahat - Monitor intake nutrisi
- Gangguan konsentrasi  Menggunakan tehnik - Monitor pemberian dan efek
- Tidak tertarik pada energi konservasi samping
lingkungan  Mempertahankan obat depresi
- Meningkatnya komplain interaksi sosial - Instruksikan pada pasien
fisik  Mengidentifikasi faktor- untuk mencatat
- Kelelahan faktor fisik dan tanda-tanda dan gejala
- Secara verbal menyatakan psikologis yang kelelahan
kurang energi menyebabkan - Ajarkan tehnik dan
DO: kelelahan manajemen aktivitas
- Penurunan kemampuan  Mempertahankan untuk mencegah kelelahan
- Ketidakmampuan kemampuan untuk - Jelaskan pada pasien
mempertahankan rutinitas konsentrasi hubungan
- Ketidakmampuan kelelahan dengan proses
mendapatkan energi sesudah penyakit
tidur - Kolaborasi dengan ahli gizi
- Kurang energi tentang cara
- Ketidakmampuan untuk meningkatkan intake
mempertahankan aktivitas makanan tinggi
fisik energi
- Dorong pasien dan keluarga
mengekspresikan
perasaannya
- Catat aktivitas yang dapat
meningkatkan
kelelahan
- Anjurkan pasien melakukan
yang
meningkatkan relaksasi
(membaca,
mendengarkan musik)
- Tingkatkan pembatasan
bedrest dan
aktivitas
- Batasi stimulasi lingkungan
untuk
memfasilitasi relaksasi

Created By Sam.Ns

Anda mungkin juga menyukai