Preseptor :
dr. Gibran Tristan Alpharian, Sp.OT
Aqilah NB 130110160039
Bagas Satriyo W 130112180628
Dwika Retnawati 130112180679
Haris Nur M 130110160099
Nama : Tn. Dede Hendrik
Usia : 43 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Kp Cigentur RT 1 RW 17, Cikalong
Identitas Wetan, Kab. Bandung Barat
Pemeriksaa
Toraks : bentuk dan gerak simetris
Paru : VBS kiri=kanan, ronkhi -/-, wheezing -/-
n Fisik Cor : Bunyi jantung S1 S2 regular, murmur (-),
kardiomegali (-)
Abdomen : datar, lembut, bising usus (+), hepar tidak
teraba
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”
C. Status Lokalis (a/r right leg)
Pemeriksaa Tampak sehmental fraktur di 1/3 udara di jaringan lunak genu kanan
proksimal os fibula kanan Tidak jelas tanda fraktur pada tibial
n Penunjang
Tampak pembengkakan di jaringan plateau
lunak cruris kanan Emfisema subkutis jaringan lunak
– CT Scan
Segmental fraktur di 1/3 proksimal daerah genu kanan
dan distal os tibia kanan
Ankle Joint Kanan AP/Lat
Segmental fraktur di 1/3 proksimal
os fibula kanan
Besar, bentuk, dan struktur trabkula
os pembentuk ankle joint dalam batas
Pembengkakan jaringan lunak cruris normal
kanan
Sela sendi dan permukaan sendi
Genu Kanan AP/Lat dalam batas normal
Besar, bentuk, dan struktur trabekula Tidak tampak lesi litik maupun
os pembentuk genu dalam batas sklerotik
normal Tampak osteofit pada inferior os
Sela sendi dan permukaan sendi calcaneus
dalam batas normal Tidak jelas tanda fraktur di ankle
Diagnosis
1. Open fracture at right tibia plateau comminuted displace
2. Open fracture at right tibia distal third comminuted
displace
Tatalaksana
TERIMAKASIH
FRAKTUR TULANG
Definisi
• Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang.
Etiologi
Adanya force fisik atau kekerasan yang timbul secara mendadak.
•Fraktur terbuka: jika kulit di area fraktur mengalami luka terbuka sehingga
terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar.
Derajat fraktur tertutup menurut Tscherne
1. Grade 0 = fraktur sederhana tanpa / disertai dengan sedikit kerusakan jaringan lunak.
2. Grade 1 = fraktur yang disertai dengan abrasi superfisial atau luka memar pada kulit dan
jaringan subkutan.
3. Grade 2 = fraktur yang lebih berat dibanding derajat 1 yang disertai dengan deep soft-
tissue contusion and swelling.
4. Grade 3 = fraktur berat yang disertai dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata dan
terdapat ancaman terjadinya compartment syndrome (5P).
Derajat fraktur terbuka menurut Gustilo and Anderson
Berdasarkan garis fraktur
• Fraktur komplit: bila garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua
korteks tulang. Tulang terbagi menjadi 2 atau lebih fragmen
a. Transverse fracture
b. Oblique fracture
c. Spiral fracture
d. Impacted fracture -> fragmen saling menekan satu sama lain
e. Comminuted fracture - >2 fragmen tulang
• Fraktur inkomplit: bila garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang. Tulang terbagi
secara inkomplit dan periosteum tetap utuh.
a. Compression fracture: kompresi pada cancellous bone. Terjadi pada orang dewasa dan
terutama pada vertebral bodies, calcaneum, dan tibial plateau.
b. Buckle fracture/ Torus fracture : bila terjadi lipatan dari korteks dengan kompresi tulang
spongiosa di bawahnya. Biasanya pada distal radius anak-anak.
c. Greenstick fracture : fraktur tidak sempurna, korteks tulangnya sebagian masih utuh,
demikian juga periosteumnya. Sering terjadi pada anak-anak. Fraktur ini akan segera
sembuh dan segera mengalami remodelling ke bentuk fungsi normal.
Berdasarkan ada atau tidaknya
pergeseran
• Fraktur undisplaced : garis
patah komplit tetapi ke-2
fragmen tidak bergeser.
• Fraktur displaced : terjadi
pergeseran fragmen-fragmen
fraktur yang juga disebut lokasi
fragmen. Terbagi atas:
• Tranlation/shift : berpindah
• Angulasi : Membentuk sudut
• Shortening : pemendekan
• Rotasi : berputar
• Fraktur bisa juga dinamakan sesuai dengan nama
tulang yang dikenainya, misalnya : fraktur femur, fraktur
humerus, fraktur radius-ulna, dan lain sebagainya.
• Kerusakan pada organ-organ lain, misalnya otak, sumsum tulang belakang atau organ-organ dalam rongga
- CT scan
Dapat memberikan informasi yang lebih bernilai mengenai beratnya fraktur.
Pada kasus fraktur dengan garis yang sangat tipis sehingga sulit dilihat pada
pemeriksaan x-ray, maka pemeriksaan CT scan dapat dilakukan untuk melihat
garis fraktur tersebut dengan lebih jelas.
- MRI
Dapat digunakan untuk melihat tulang, sendi, dan jaringan lunak untuk menilai
adanya cedera tendon, ligament, otot, tulang rawan, dan tulang.
TATALAKSANA
CLOSED FRACTURE
Treatment pada fraktur terdiri dari manipulasi, splintage, dan
joint movement. Penyembuhan fraktur dibantu oleh loading
bone objectives : REDUCE, HOLD, EXERCISE
REDUCTION
Open Reduction
Bengkak >12jam sulit reduksi
Indikasi :
Tidak diperlukan pada kondisi :
•Gagal closed reduction
• Tidak ada displacement
•Fragmen articular besar
• Ketika displacement kecil
•Traksi fraktur avulsi
• Ketika reduksi tidak mungkin dilakukan
Closed reduction
a. Traksi in-line
b. Reposisi
c. Adjusted
Efektif ketika periosteum dan otot
masih intak, fraktur displaced
minimal, fraktur pada anak-anak
HOLD REDUCTION
• Continuous traction
• Cast splintage
• Functional bracing
• Internal fixation
• External fixation
Continuous Traction
• Diaplikasikan pada
ekstremitas distal dari
fraktur tarikan
sepanjang sumbu
tulang (harus disertai
counterforce)
• Berguna untuk fraktur
pada shaft tipe oblique
atau spiral
• Jenis :
• Traksi dengan gravitasi
• Skin traction
• Skeletal traction
Cast Splintage
• Digunakan pada fraktur
distal limb, fraktur pada
anak-anak
• Hal yang harus
diperhatikan : cast terlalu
ketat, pressure sore,
abrasi kulit
• Dapat terjadi kekakuan
sendi. Pencegahan :
delayed splintage ,
mengganti dengan
functional brace
Functional Bracing
• Segmen cast diatas shaft, tanpa
menutupi sendi, dihubungkan
dengan kawat besi atau plastik
functional
• Digunakan untuk fraktur femur
atau tibia
• Penggunaan setelah fraktur
unite (3-6 minggu setelah traksi
atau conventional cast)
• Fraktur held (kompresi jaringan
lunakproliferasi vaskuler dan
callus), sendi moved, fraktur
menyatu dengan normal speed,
metode safe.
Internal Fixation
• Fragmen fraktur difiksasi secara aman menggunakan metode screw, metal
plate held by screw, intramedullary rod or nail, circumferential band.
Indikasi :
• Fraktur tidak bisa direposisi kecuali operasi
• Fraktur tidak stabil dan cenderung displace setelah reduksi (co. midshaft
fracture of forearm), dan berlawanan dengan gerak otot (co. transverse
fracture of patella).
• Fraktur yang lama dan sulit menyatu (co. femoral neck fracture)
• Fraktur patologis
• Fraktur multipel
• Penderita dengan asuhan keperawatan sulit (co. geriatric, paraplegia)
a. Screw
b. Plate and screw
c. Intramedullary nail
d. Simple K-wire
External Fixation
• Biasanya untuk fraktur tibia dan pelvis. Bisa juga untuk femur, humerus, radius
distal
• Indikasi :
• Fraktur dengan kerusakan jaringan lunak yang berat (termasuk fraktur
terbuka), internal fiksasi beresiko
• Fraktur pada area persendian yang jaringan lunaknya terlalu bengkak
(stabilisasi dibantu external fixator)
• Fraktur multipel berat (fraktur femur bilateral, fraktur pelvis dengan
pendarahan massif)
• Fraktur yang tidak menyatu
• Fraktur disertai infeksi dimana internal fiksasi beresiko
EXERCISE
• Tujuan :
• Mengurangi edema
• Dapat menyebabkan kulit regang, bula, dan kekakuan sendi
• Elevasi + exercise sesegera mungkin sesuai toleransi pasien
• Mempertahankan gerakan sendi
• Gentle assistance
• Mengembalikan kekuatan otot
• Semakin pasien bisa mobile, semakin tinggi intensitas program aktivitas (berjalan, bangun
dari tempat tidur, mandi, berpakaian, makan)
TATALAKSANA
OPEN FRACTURE
ANTIBIOTIK PROFILAKSIS
DEBRIDEMENT
• Prinsip :
• Wound excision
• Wound extension
• Delivery of the fracture
• Removal of devitalized tissue
• Wound cleansing
• Nerves and tendons
WOUND COVER
• Luka kecil dan tidak terkontaminasi pada fraktur Grade I dan II dapat dijahit
setelah dilakukan debridement.
• Pada grade yang lebih parah, wound cover menggunakan split-skin grafts,
local atau distant flap
STABILISASI
• Penting dalam mengurangi resiko infeksi dan membantu pemulihan jaringan
lunak.
• Metode fiksasi bergantung pada derajat kontaminasi, lama waktu dari muncul
injury hingga operasi, dan seberapa besar kerusakan jaringan lunak. Bila
wound cover terlambat, external fiksasi lebih aman.
KOMPLIKASI
LOCAL COMPLICATIONS OF FRACTURES
TERIMAKASIH